(KOROSI SUMURAN)
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayang-Nya saya dapat menyelesaikan makalah mengenai
Pitting Corrosion ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun
hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Mekanisme Kororsi Pitting....................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang kita pasti sering melihat besi atau baja digunakan
dalam berbagai macam hal seperti sebagai bahan material bangunan ataupun
bermacam – macam benda yang sering kita pakai sehari – hari. Besi dan baja tidak
dapat selamanya terhindar dari berbagai masalah yang dapat merugikan bagi
penggunanya. Dalam berbagai macam masalah tersebut, korosi merupakan
masalah yang paling utama karena dapat merusak struktur atom yang ada pada
besi atau baja tersebut.
Korosi merupakan proses degradasi suatu logam akibat reaksi elektrokimia
logam dengan lingkungannya. Korosi mengakibatkan kerusakan dan membawa
konsekuensi biaya pada setiap industri yang menggunakan struktur logam.
Permasalahan korosi menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya yang
cukup signifikan dalam perbaikan dan penggantian infrastruktur. Proses
kerusakan logam akibat korosi apabila tidak dikendalikan secara tepat dapat
menyebabkan bencana yang mengakibatkan korban jiwa dan kontaminasi
lingkungan.
Korosi memiliki banyak macam dan jenis salah satunya adalah korosi
sumuran atau dalam bahasa lain disebut dengan korosi pitting. Korosi pitting
dianggap jauh lebih berbahaya daripada korosi seragam sejak tingkat adalah 10-
100 kali lebih tinggi. Korosi pitting sangat dipercepat jika klorida, sulfat atau
bromida ion yang hadir dalam larutan elektrolit. Baja stainless dan logam lain
membentuk lapisan oksida pasif pada permukaan mereka ( Aluminium paduan ,
paduan tembaga , kromium) dalam elektrolit dan suasana sensitif terhadap korosi
pitting.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Pitting Corrosion atau korosi sumuran adalah bentuk korosi lokal di mana
terjadi kerugian logam dalam bentuk lubang dengan penampang relatif kecil untuk
permukaan terbuka secara keseluruhan. Sebagian besar permukaan sering
menderita kerugian logam sedikit atau tidak ada. Korosi pitting merupakan jenis
korosi yang cukup berbahaya karena dapat berpotensi menyebabkan kasus
kebocoran pada perpipaan. Korosi pitting diawali karena rusaknya lapisan
pelindung pasif yang disebabkan oleh erosi atau proses abrasif. Setelah lapisan
pelindung pasif telah terlepas di dalam media elektrolit, maka proses elektrokimia
untuk pitting korosi dapat terjadi. Inisiasi terbentuknya lubang terjadi pada suatu
tempat kecil pada permukaan logam yang rusak akibat adanya ion agresif seperti
misalnya ion klorida.
4
5
M+Cl- + 2H2O(l) => MOH(s) + H+ + Cl-. Adanya ion H+ dan Cl- yang terbentuk
akan mencegah terjadinya repasifasi pada logam. Laju pelarutan logam yang
semakin meningkat pada daerah anodik akan mempercepat migrasi dari ion
klorida, sehingga akan memperbanyak terbentuknya M+ dan Cl-.
Terdapat tujuh bentuk rongga hasil dari korosi sumuran yaitu sebagai
berikut :
Adanya Ion Klorida yang Tinggi dan Reaksi Anodik pada Bagian Pit
FeCl2 yang terbentuk akan terhidrolis oleh air membentuk larutan basa
lemah Fe(OH)2 dan ion H+. Ion H+ memiliki sifat asam lebih kuat dibandingkan
larutan Fe(OH)2, maka daerah di dalam pitting bersifat asam sehingga korosi
yang terjadi lebih hebat.
8
Diberikan Inhibitor
Contoh salah satu inhibitor yang dapat digunakan adalah kandungan ion
sulfat yang terlarut dapat menghambat proses terbentuknya korosi pitting dengan
membentuk lapisan pelindung garam sulfat seperti FeSO4 dan Cr2(SO4)3.
Kehadiran ion sulfat di dalam larutan yang mengandung ion klorida menurunkan
kelarutan penutup lapisan pelindung (lapisan pasif) yang terbentuk pada
permukaan logam sehingga pembentukan pitting dapat dihambat.
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Kahyarian, A., Singer, M., and Nesic, S. 2016. Modeling of Uniform CO2
Corrosion of Mild Steel in Gas Transportation Systems: a Review. J. of
Natural Gas Science and Engineering. 29(1) : 530-549.
Li, H., Wan, H., Liu, Z., Du, C., Liu, Y., and Li, X. 2017. Corrosion Behavior of
L415 Natural Gas Pipeline in High pressure Oxygen-Enrichedand High
Salt Environment. International Journal of Electrochemical Science.
12(5) : 6940-6951.
Niu, L.B. and Nakada, K. 2015. Effect of Chloride and Sulfate Ions in Simulated
Boiler Water on Pitting Corrosion Behavior of 13Cr Steel. Corrosion
Science. 96(3) : 171-177.
Niu, L.B., Okano, K., Izumi, S., Shiokawa, K., Yamashita, M., and Sakai, Y.
2018. Effect of Chloride and Sulfate Ions on Crevice Corrosion Behavior
of Low-Pressure Steam Turbine Materials. Corrosion Science. 132(1) :
284-292.
Setiawan, A., Fajrin, A., Munir, M. M., & Ari, M. 2018. Korosi Baja Karbon Api
5l Grade B Sebagai Flowline Produksi Gas Alam. Journal of Research
and Technology, 4(1) : 28-40.
11
12