Disusun oleh :
UNIVERSITAS JAYABAYA
2016
KOROSI Page 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA
KOROSI Page i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KOROSI
PADA PIPA CARBON STEEL BAGIAN DALAM SEBELUM DI INSTALASI”. Tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah BKTK & Korosi.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini di antaranya:
1. Ibu Ir. Lubena, M.T, selaku dosen mata kuliah BKTK & Korosi.
2. Teman-teman Teknik Kimia PLS-1 Universitas Jayabaya.
3. Keluarga yang selalu memberikan dukungan.
Kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan dalam penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun
KOROSI Page ii
BAB I
PENDAHULUAN
KOROSI Page 1
1.2 TUJUAN
1.2.1 Mengetahui pengertian dari korosi.
1.2.2 Mengetahui apa saja faktor penyebab korosi.
1.2.3 Mengetahui jenis-jenis korosi.
1.2.4 Mengetahui proses terjadinya korosi pada besi.
1.2.5 Mengetahui cara pencegahan terjadinya korosi.
1.2.6 Mengetahui jenis korosi yang terjadi pipa carbon steel bagian dalam.
KOROSI Page 2
BAB II
DASAR TEORI
KOROSI Page 3
f. Melakukan inhibitas dan proteksi katodik (cathodik protection)
2.2.2 Pitting Corrosion (Korosi Sumur)
Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi pada satu
titik atau area kecil, dan membentukn bentuk rongga. Korosi sumuran adalah salah satu
bentuk yang paling merusak dari korosi, karena sulit terlihat kerusakaanya jika tanpa alat
bantu.
Mekanisme Korosi Sumur : Untuk material bebas cacat, korosi sumuran
disebabkan oleh lingkungan kimia yang mungkin berisi spesies unsur kimia agresif seperti
klorida. Klorida sangat merusak lapisan pasif (oksida) sehingga pitting dapat terjadi pada
dudukan oksida. Lingkungan juga dapat mengatur perbedaan sel aerasi (tetesan air pada
permukaan baja, misalnya) dan pitting dapat dimulai di lokasi anodik (pusat tetesan air).
Adalah korosi yang disebabkan karena komposisi logam yang tidak homogen yang dimana
pada daerah batas timbul korosi yang berbentuk sumur. Korosi jenis ini dapat dicegah
dengan cara :
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberikan inhibitor
c. Diberikan coating dari zat agresif
d. Hindari permukaan logam dari goresan.
e. Perhalus permukaan logam
f. Menghindari komposisi material dari berbagai jenis logam.
KOROSI Page 4
Gambar 2.3 Mekanisme pitting corrosion
2.2.3 Errosion Corrosion (Korosi Erosi)
Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian – bagian yang tajam
dan kasar, bagian – bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga diakibatkan karena
fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung pada logam. Korosi ini
biasanya terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberi coating dari zat agresif
c. Diberikan inhibotor
d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras
e. Menghindari partikel abrasive pada fluida.
KOROSI Page 5
Gambar 2.5 Mekanisme korosi erosi
KOROSI Page 6
2.2.4 Galvanis Corrosion (Korosi Galvanis)
Korosi yang terjadi karena adanya 2 logam yang berbeda dalam satu elektrolit
sehingga logam yang lebih anodic akan terkorosi. Korosi ini dapat dicegah dengan cara:
a. Beri isolator yang cukup tebal hingga tidak ada aliran elektolit
b. Pasang proteksi katodik
c. Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan
Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua macam
logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam media korosif.
Mekanisme korosi galvanik : korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua
macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama.
Dimana electron mengalir dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih
mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion – ion positif
karena kehilangan electron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada
di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda
kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur - sumur karat (Surface Attack) atau
serangan karat permukaan.
KOROSI Page 7
h. Mengadakan proteksi katodik,dengan menempelkan anoda umpan.
i. Pasang proteksi katodik
j. Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan
KOROSI Page 8
Korosi retak tegangan (SCC) adalah proses retak yang memerlukan aksi secara
bersamaan dari bahan perusak (karat) dan berkelanjutan dengan tegangan tarik. Ini tidak
termasuk pengurangan bagian yang terkorosi akibat gagal oleh patahan cepat. Hal ini juga
termasuk intercrystalline atau transkristalin korosi, yang dapat menghancurkan paduan
tanpa tegangan yang diberkan atau tegangan sisa. Retak korosi tegangan dapat terjadi
dalam kombinasi dengan penggetasan hidrogen.
Mekanisme SCC : terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor komponen, yaitu
(1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan elektrolit (lingkungan) dan (3) adanya
tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan paduan rentan terhadap senyawa amonia, baja
ringan rentan terhadap larutan alkali dan baja tahan karat rentan terhadap klorida.
KOROSI Page 9
Gambar 2.13 Korosi SCC pada sebuah logam
2.2.6 Crevice Corrosion (Korosi Celah)
Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain diantaranya
ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga kosentrasi O2 pada mulut kaya
disbanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut jadi
katodik Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Isolator
b. Dikeringkan bagian yang basah
c. Dibersihkan kotoran yang ada
Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan
konsentrasi zat asam . Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam
lain diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga kosentrasi O2
pada mulut kaya dibanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan
bagian mulut jadi katodik
Mekanisme Crevice Corrosion : dimulai oleh perbedaan konsentrasi beberapa
kandungan kimia, biasanya oksigen, yang membentuk konsentrasi sel elektrokimia
(perbedaan sel aerasi dalam kasus oksigen). Di luar dari celah (katoda), kandungan oksigen
dan pH lebih tinggi - tetapi klorida lebih rendah. Cara pengendalian korosi celah adalah
sebagai berikut:
a. Hindari pemakaian sambungan paku keeling atau baut, gunakan sambungan las.
b. Gunakan gasket non absorbing.
c. Usahakan menghindari daerah dengan aliran udara.
d. Dikeringkan bagian yang basah
e. Dibersihkan kotoran yang ada
KOROSI Page 10
Gambar 2.14 Mekanisme korosi celah Gambar 2.15 korosi celah pada sambungan
pipa
KOROSI Page 11
Gambar 2.17 Korosi Mikrobiologi
2.2.8 Fatigue Corrosion (Korosi Lelah)
Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus berulang
sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi kelelahan logam.
Korosi ini biasanya terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak dan propeller kapal.
Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Menggunakan inhibitor
b. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.
c. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.
KOROSI Page 12
selektif. Contoh dealloying umum adalah dekarburisasi, decobaltification,
denickelification, dezincification, dan korosi graphitic.
Mekanisme selective leaching : logam yang berbeda dan paduan memiliki
potensial yang berbeda (atau potensial korosi) pada elektrolit yang sama. Paduan modern
mengandung sejumlah unsur paduan berbeda yang menunjukkan potensial korosi yang
berbeda. Beda potensial antara elemen paduan menjadi kekuatan pendorong untuk
serangan preferensial yang lebih "aktif" pada elemen dalam paduan tersebut.
Dalam kasus dezincification dari kuningan, seng istimewa terlarut dari paduan tembaga-
seng, meninggalkan lapisan permukaan tembaga yang keropos dan rapuh.
KOROSI Page 13
Intergranular corrosion kadang-kadang juga disebut "intercrystalline korosi" atau
"korosi interdendritik". Dengan adanya tegangan tarik, retak dapat terjadi sepanjang batas
butir dan jenis korosi ini sering disebut "intergranular retak korosi tegangan (IGSCC)" atau
hanya "intergranular stress corrosion cracking".
Mekanisme intergranular corrosion : jenis serangan ini diawali dari beda potensial
dalam komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa ditemui dalam paduan casting.
Pengendapan pada batas butir, terutama kromium karbida dalam baja tahan karat,
merupakan mekanisme yang diakui dan diterima dalam korosi intergranular.
KOROSI Page 14
Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar
H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter
menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan
CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.
2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida
Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit
atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan
nilai pH menjadi 1. Bakteri Thiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan
menyebabkan drainase tambang menjadi asam.
3. Bakteri besi mangan oksida
Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan
dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan
Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi
ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang.
KOROSI Page 15
Ada beberapa prinsip pencegahan korosi yang penggunaannya disesuaikan dengan jenis
peralatan, tempat, serta jenis lingkungan yang korosif. Adapun prinsip-prinsip pencegahan korosi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Prinsip perbaikan lingkungan yang korosif
2. Prinsip netralisasi zat koroden sedemikian rupa sehingga tidak berbahaya lagi
3. Prinsip penggunaan bahan yang sama dengan yang tahan terhadap jenis korosi tertentu
4. Penggunaan zat pelambat korosi (corrosion inhibitor)
5. Perlindungan katodik dan perlindungan anodik
6. Prinsip perlindungan permukaan dengan cara :
a. Pelapisan dengan cat (organic coating)
b. Pelapisan metal coating, lining, overlay, dan clodding
c. Pelapisan anorganik
d. pembalutan (wrapping)
Proses pelapisan secara umum bertujuan untuk perlindungan (protektif), hiasan(dekoratif)
atau memperbaiki sifat permukaan lainnya, misalnya sifat tahan panas, tahan cuaca, tahan korosi,
tahan goresan (abrasi), penghantar panas dan sebagainya. Pelapisan terdiri dari bermacam-macam,
seperti pelapisan dengan cat (coating), pelapisan dengan logam, pelapisan anorganik dan lain-lain.
Jenis-jenis proses pelapisan logam sering digunakan antara lain :
1. Elektroplating
Elektroplating atau yang lebih dikenal dengan pelapisan listrik adalah suatu pelapisan
logam dengan mengendapkan suatu logam pelapis terhadap logam lain yang akan di lapisi
melalui elektrolisis. Dengan kata lain elektroplating adalah proses mengendapkan bahan logam
pelapis terhadap bahan yang akan dilapisi melalui pertukaran elektron secara konduktif melalui
proses oksidasi-reduksi.
Proses pelapisan listrik ini telah memberikan dampak yang cukup besar pada
penghematan pemakaian logam, serta dapat memberikan alternatif pemakaian bahan yang
lebih murah.
2. Galvanisasi
Proses galvanisasi sebenarnya hampir sama dengan proses elektroplating, hanya saja
pada proses galvanisasi tidak terjadi perpindahan elektron tapi terjadi penempelan atau
pembekuan logam pelapis terhadap logam yang dilapisi. Mekanismenya berlangsung pada
suhu tinggi sehingga mengakibatkan difusi yang akan menyebabkan transisi karena banyak
fasa, sehingga adhesinya lebih kuat dibanding elektroplating. Proses galvanisasi relatif singkat.
Cara ini disebut galvanisasi karena pelindungnya adalah seng (zinc) dan berfungsi sebagai
KOROSI Page 16
logam yang bersifat anodik terhadap baja yang dilindungi, biasa disebut juga proses
pencelupan panas (hot dipping).
3. Semprotan Logam (Metal spray)
Menurut Ir. Wahyudin dalam “Metal Spray “ (metallizing proces, Puslitbang
Metalurgi-LIPI:1) dikatakan bahwa semprotan logam adalah proses metalisasi (metallizing
proces),di mana logam leleh atau cair disemprotkan pada suatu permukaan dan membentuk
lapisan. Logam yang disemprotkan baik murni ataupun paduan dicairkan oleh sumber arus dan
diatomisasikan oleh udara membentuk butir-butir yang sangat halus dan disemprotkan pada
permukaan benda kerja membentuk lapisan logam padat.
Prinsip dari proses ini adalah bahwa semprotan gas tekan tinggi dapat membuat logam
menjadi butiran-butiran halus, kecepatan gas tersebut kira-kira 200-270 m/s. Butiran-butiran
leleh tersebut kemudian melekat pada permukaan logam yang akan dilindungi melalui proses
pendingin cepat seperti pada casting. Bahannya berasal dari bentuk kawat atau serbuk yang
kemudian meleleh karena semprotan gas panas yang terbakar (misalnyaOxy- acetylene) atau
dengan busur listrik (electric arc).
4. Sementasi (cementation)
Caranya adalah dengan mengguling-gulingkan peralatan yang akan dilindungi ke
dalam campuran serbuk logam pelindung atau fluks yang tepat pada suhu tinggi, sehingga
menyebabkan logam pelindung tadi terdifusi pada permukaan logam yang dilindungi. Selain
dengan serbuk logam dapat juga dilakukan dengan mencelupkan bahan yang akan dilindungi
ke dalam kalsium yang mencair dan mengandung salah satu bahan yang dipergunakan sebagai
pelindung dengan regangan yang inert.
5. Penggunaan Zat Pelambat Pengkorosian (Inhibitor)
Inhibitor adalah suatu zat kimia yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit ke
dalam suatu zat koroden (lingkungan yang korosif), dapat secara efektif memperlambat atau
mengurangi laju pengkorosian yang ada. Ada beberapa jenis inhibitor, yaitu:
a. Inhibitor pemasif (passivating inhibitor)
b. Inhibitor katodik (catodic inhibitor)
c. Inhibitor organis (organic inhibitor)
d. Inhibitor penyebab pengendapan (preccipitate inducing inhibitor)
e. Inhibitor berbentuk uap (Vapor phase inhibitor).
KOROSI Page 17
b. Pemasokan secara setakar-setakar (batch)
c. Cara pengecatan (squeeze treatment)
d. Valetilasi (dengan ketel uap dan kontainer tertutup)
e. Pelapisan (coating).
Penggunaan inhibitor selain untuk mencegah terjadinya pengkaratan juga dapat
menimbulkan beberapa masalah, seperti di bawah ini :
a. Pembuihan (foaming) akibat pengaruh organic inhibitor
b. Terjadinya emulsi karena fase-fase gas dan cair bercampur disertai gerakan agitasi
c. Penyumbatan (plugging) karena adanya lapisan oksidasi dan kerak terkelupas, sehingga
ikut aliran dan menyumbat pada filter, turbin dan lain-lain.
d. Terciptanya karat baru, karena ada beberapa inhibitor dapat bereaksi dan menghasilkan
produk yang dapat merusak
e. Masalah heat transfer, karena adanya endapan fosfat, silikat atau sulfat yang berlebihan
f. Pengaruh beracun
g. Kehilangan inhibitor karena pengendapan (presipitation), proses adsorpsi atau terlalu
mudah atau lambat larut.
Penggunaan inhibitor bertujuan untuk melindungi permukaan logam dari serangan
korosi, diantaranya yaitu:
a. Memperpanjang usia pakai peralatan
b. Mencegah penghentian pabrik (shut down)
c. Mencegah kecelakaan karena rusaknya peralatan
d. Mencegah kehilangan pertukaran panas (heat transfer)
e. Mempertahankan rupa permukaan yang menarik (attractive appearance)
KOROSI Page 18
BAB III
PEMBAHASAN
KOROSI Page 19
Reaksi Elektrokimia :
Besi yang terkorosi dalam lingkungan yang mengandung air dan oksigen :
4Fe + 6H+ + (OH)- + 3O2 4Fe3+ + 12(OH)-
Reaksi di Anoda :
4Fe 4Fe3+ + 12e-
Reaksi di Katoda :
3O2 + 6H2O + 12e- 12(OH)-
Adanya oksigen dalam reaksi ini menghasilkan ion-ion hidroksil (OH)- yang bereaksi
dengan Fe3+ sehingga menaikkan laju korosi.
KOROSI Page 20
d Water
Boiling Feed
X X X(9) X
Water
Cooling water
X X(4) X(7)
– Sea Water
Potable Water X X X(5)
Hot Water X X
Steam
X X
Condensate
Steam X
Chemical X X X(1)
Instrument
X
Air
Nitrogen X
Fuel Gas X
Hydrocarbon X(2) X(1) X
Refrigerant X X
Flare X X
Blow Down /
Waste Water / X X
Closed Drain
Slop Oil X X(1)
Sewer X
Compressor
X X (13) X X
Suction
Seal Oil /
X (10) X (12) X
Lube Oil
Seal Gas X X (11) X
Boiler X (10) X (6)
Hydraulic Oil X
Combustion
X (3) X
Air Duct
Fuel Gas
X
Duct
Large Bore
X (3) X
(>24”)
Cold Service X X
Amine Unit X X
Rundown line
X X X
/
KOROSI Page 21
Interconnecti
ng
Banyak cara sudah ditemukan untuk pencegahan terjadinya korosi diantaranya adalah :
3.2.1 Blowing
Blowing dilakukan dengan menggunakan udara dengan tekanan max 7 bar, untuk
mengecheck kebersihan pipa tersebut dilakukan visual check akan ada asap putih di end
point dari blowing atau dengan menggunakan solatip kertas yang di tempel pada ujung dan
kotoran akan menempel.
Blowing membutuhkan compressor untuk mensupply air tersebut biasanya
kapasitas 1600 scfm dan dilakukan secara continous flow, sehingga membutuhkan buffer
untuk menyimpan tekanan yang dilengkapi dengan valve, biasanya tipe butterfly yang
quick open atau bisa juga disimpan di pipa yang diameternya lebih besar daripada pipa
yang akan di blowing.
Tahapan untuk melakukan steam blowing pada pipa, yaitu :
A. Heating Up
Dilakukan untuk menghindari hammering dan thermal shock pada pipa.
B. Steam Blowing
Di injeksikan steam sebanyak 10 ton/hour, biasanya temperaturnya sama dengan
temperatur operasi.
C. Cooling Down
Dilakukan untuk menghindari thermal shock pada saat proses.
Pada Blowing, biasanya end point pada pipe yang di cleaning di beri peredam untuk
menurunkan velocity dan juga untuk merubah fase steam.
3.2.2 Flushing
Sebelum melakukan flushing kita harus mengetahui panjang pipa, rating piapa,
bautnya ada berapa, kunci untuk buka bautnya nomer berapa, flushingnya menggunakan
air apa, darimana supply airnya dan waste waternya dibuang kemana. Air yang keluar dari
pipa diusahakan harus fullbore (air yang keluar full memenuhi diameter pipa). Untuk
diamter pipa lebih dari 24 inch dilakukan water flushing secara manual. Untuk mengecek
kebersihan pipa dilakukan visual check dari colour waste water nya.
3.2.3 Chemical Cleaning
KOROSI Page 22
Chemical cleaning bertujuan untuk menghilangkan material, diantaranya debris
(gemuk/lemak) yang biasanya masih tersisa pada saat fabrikasi, sisa welding, krikil halus,
bekas pengelasan dan juga korosi yang timbul pada perpipaan.
KOROSI Page 23
Jenis Chemical Dosis
Citric acid and pH buffer 0.01 – 0.02 %
Acid Inhibitor 0.02 – 0.03 %
C. Passivation
Pasivasi adalah proses melapisi atau melindungi pipa bagian dalam setelah
dibersihkan agar tahan lama dan tidak mudah terkorosi atau tidak timbul reaksi jika
digunakan untuk proses dengan dibuat lapisan film oleh chemical tertentu
rekomendasi dari vendor untuk komposisi chemical secara mendetailnya. Pasivasi
generalnya dilakukan selama 16 – 24 jam, tapi kadang dilakukan maksimal selama 7
jam, jika lebih maka akan merusak material pipa. Disarankan untuk pelapisan yang
bagus dilakukan selama 5 jam. Untuk mengetahui kotoran dalam pipa tersebut hilang
dengan 3 parameter, yaitu :
1. Konsentrasi chemical yang mengalami penurunan kemudian pada 3 titik terakhir
cenderung stabil.
2. Corrosion coupon yang diselimuti grease/oil, grease tersebut kemudian hilang,
maka dapat di indikasikan bahwa kotoran juga hilang, berikut contoh corrosion
coupon :
KOROSI Page 24
Pada chemical cleaning digunakan temporary tank untuk menampung chemical dan waste
cleaning dan temporary pump, pada temporary tank di inject steam untuk boiling demin
water sampai 60oC, setelah itu baru di masukkan chemical dan mulai di sirlulasi.
KOROSI Page 25
BAB IV
KESIMPULAN
KOROSI Page 26
DAFTAR PUSTAKA
Jones, Denny A., (1992), “Principle and Prevention of Corrosion”, Macmillan Publishing
Company, New York.
Marcus P., and Oudar J., 1995. Corrosion Mechanisms in Theory and Practice, Marcel Dekker
Inc.
Purwadaria, Sunara, Ir.,Dr.,(1996), “Mekanisme Proteksi Katodik dan Kriteria Proteksi”, Diklat
Proteksi Katodik, Kelompok Studi Korosi, Lembaga Penelitian ITB, Bandung.
Rozenfeld, I.L., (1981), “Corrosion Inhibitors”, McGraw-Hill Inc., New York.
Toyo Engineering. 2015. Procedure Chemical Cleaning. Toyo Engineering : Jakarta Selatan.
West J.M., 1986. Basic Corrosion and Oxidation, Second Ed., Ellis Horwood Publishers Limited,
England.
http://gadang-e-bookformaterialscience.blogspot.com/2007/10/makalah-ilmiah-ku-korosi-
material-logam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
http://kimia123sma.wordpress.com/2010/04/20/korosi-dan-cara-pencegahannya/
http://m10mechanicalengineering.blogspot.com/2013/11/macam-macam-bentuk-korosi.html
http://rhien-article.blogspot.com/2007/07/korosi-atmosferik.html
http://sgu2008.wordpress.com/2008/02/12/korosi/
https://wbsakti.wordpress.com/2012/11/12/deskripsi-material-pipa-yang-sering-digunakan-dalam-
dunia-industri/
https://www.academia.edu/4685891/Korosi_pada_Logam
http://www.corrosion doctor.org
http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi24/korosi.htm
http://www.scribd.com/doc/17226684/Korosi-
KOROSI Page 27