Anda di halaman 1dari 105

PEMERIKSAAN TEKNIS TANGKI TIMBUN

BBM EGB202 KD001 DI PT. PLN PLTMG


LANGGUR

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh:
Rendi Afrian Boin
NIM: 181430023

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN KILANG


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

CEPU

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PLTMG LANGGUR 20MW

Periode: 8 Maret 2021 s.d. 8 Juni 2021

Oleh:
Rendi Afrian Boin
NIM 181430023

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui:

Menyetujui, Pembimbing

i
ii
Judul : Pemeriksaan Teknis Tangki Timbun BBM EGB202
KD001 di PT. PLN PLTMG Langgur
Nama Mahasiswa : Rendi Afrian Boin
NIM : 181430023
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Konsentrasi : Non Rotating Equipment
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : III (Tiga)

Menyetujui,
Pembimbing Kertas Kerja Wajib

Dr.Ayende., S.T.. M.K.K.K


19750118 200212 1 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Teknik Mesin Kilang

Ir.Suiono., M.T.
19661229 199403 1 003

iii
Judul : Pemeriksaan Teknis Tangki Timbun BBM EGB202
KD001 di PT. PLN PLTMG Langgur
Nama Mahasiswa : Rendi Afrian Boin
NIM : 181430023
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Konsentrasi : Non Rotating Equipment
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : III (Tiga)

Menyetujui,
Pembimbing Kertas Kerja Wajib

Dr.Ayende, S.T.. M.K.K.K


19750118 200212 1 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Teknik Mesin Kilang

Ir.Suiono., M.T.
19661229 199403 1 003

iv
PEMERIKSAAN TEKNIS TANGKI
TIMBUN BBM EGB202 KD001 DI PT. PLN
PLTMG LANGGUR

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh:

Nama : Rendi Afrian Boin


NIM : 181430023
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Konsentrasi : Non Rotating Equipment
Tingkat : III ( Tiga )

Disetujui oleh penguji:

1. Dr.Ayende,.S.T.,M.K.K.K (……………………………....…)

2. Ir.Toegas S. Soegiarto, M.T. (…………………………………)

3. Hafid Suharyadi, M.Sc. (…………………………………)

v
PEMERIKSAAN TEKNIS TANGKI
TIMBUN BBM EGB202 KD001 DI PT. PLN
PLTMG LANGGUR

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh:

Nama : Rendi Afrian Boin


NIM : 181430023
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Konsentrasi : Non Rotating Equipment
Tingkat : III ( Tiga )

Disetujui oleh penguji:

1. Dr. Ayende., S.T., M.K.K.K (……………………………....…)

2. Ir. Toegas S. Soegiarto, M.T. (…………………………………)

3. Hafid Suharyadi, M.Sc. (…………………………………)

vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rendi Afrian Boin

NIM : 181430023

Tingkat : Tiga (III)

Program Studi : Teknik Mesin Kilang

Nama Perguruan Tinggi : Politeknik Energi dan Mineral Akamigas

Dengan ini menyatakan bahwa Kertas Kerja Jawib (KKW) dengan judul
PEMERIKSAAN TEKNIS TANGKI TIMBUN BBM EGB202 KD001 DI
PT. PLN PLTMG LANGGUR adalah benar-benar karya saya sendiri dan
bukan plagiat dari karya yang lain. Apabila dikemudian hari terbukti
terdapat plagiat pada Kertas Kerja Jawib (KKW) ini, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab.

Cepu,27 Oktober 2021


Rendi Afrian Boin

NIM. 181430023

vii
i
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Rendi Afrian Boin
NIM : 181430023
Tingkat : III (Tiga)
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Alamat : Politeknik Energi dan Mineral Akamigas

Dengan ini menyatakan bahwa tanda tangan pada lembar pengesahan PKL, lembar
pengesahan pembimbing internal, logbook bimbingan, dan lembar pengesahan
penguji pada KKW tingkat III saya, merupakan hasil tanda tangan oleh masing -
masing yang bersangkutan dilakukan secara digital/scan dan telah mendapatkan
izin dari yang bersangkutan. Apabila ditemukan tindak pemalsuan tanda tangan ini,
maka saya bersedia menerima segala resiko sesuai aturan yang berlaku di kampus
PEM Akamigas.

Demikian surat pernyataan ini, saya buat dan disetujui oleh ketua program ketua
Program Studi Teknik Mesin Kilang untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui
Cepu, 27 Oktober 2021 Ketua Program Studi
Yang Membuat Pernyataan Teknik Mesin Kilang

Rendi Afrian Boin Ir.Sujono, M.T.


NIM 181430023 19661229 199403 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Kertas Kerja Wajib (KKW)
“PEMERIKSAAN TEKNIS TANGKI TIMBUN BBM EGB202 KD001 DI PT.
PLN PLTMG LANGGUR” ini dengan baik.

Proposal Kertas Kerja Wajib ini dapat terselesaikan juga berkat dorongan, saran,
serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ucapkan terima kasih dan penghormatan yang mendalam penulis sampaikan
kepada:

1. Bapak Prof. Dr. R.Y.Perry Burhan ,M.Sc. Selaku Direktur PEM Akamigas
2. Bapak Ir.Sujono, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Kilang PEM
Akamigas
3. Bapak Dr.Ayende., S.T., M.K.K.K. Selaku pembimbing penulisan KKW yang
telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen
5. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) UPPM yang telah memberi kami
kesempatan untuk PKL di PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara
6. Semua pekerja yang telah memberikan kami banyak sekali pembelajaran di
lapangan
7. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan, memberikan
semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan KKW ini.

Dalam penyusunan KKW ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan KKW ini dimasa yang akan datang. Atas perhatiannya, penulis
sampaikan terima kasih.

Cepu, 27 Oktober 2021


Penulis

Rendi Afrian Boin

i
ABSTRAK

Tangki sangat berperan penting dalam industri dimana fungsinya untuk


menampung dan menyimpan bahan dan produk bahan bakar minyak sebelum di
gunakan. Di PLTMG LANGGUR 20 MW memiliki dua tangki, salah satunya Fuel
Oil Daily Tank EGB202 KD001 dengan tipe cone Roof tank, fungsinya untuk
menampung B30 dari Storage Tank. Untuk tetap menjaga agar proses operasi pada
tangki timbun berjalan dengan baik dilakukan pemeliharaan dan inspeksi secara
berkala. Pengukuran ketebalan plat yang dilakukan menggunakan metode
ultrasonic test. Untuk dapat menggetahui kehandalan tangki maka dilakukan
inspeksi. Dari hasil perhitungan yang dilakukan penulis maka didapatkan korosi
terbesar di course 3 = 0.1 mm/years, sedangkan remaining life terkecil terdapat
pada course 4 = 16.60 years. Dan untuk stress terbesar terdapat pada course 5
dengan tegangan nominal 8,640.77 psi masih cukup dibawah maximum allowable
stress 36.000 psi dengan demikian masih dapat di terima.

Kata Kunci: Kehandalan, Inspeksi, Corrosion Rate, Remaining Life.

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ...................................................................................... i
ABSRAK ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR NOTASI ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat .....................................................................2
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................2

II. ORIENTASI UMUM


2.1 Sejarah Singkat PLTMG Langgur 20MW ...................................4
2.2 Lokasi PLTMG Langgur 20MW .................................................4
2.3 Visi dan Misi PLTMG Langgur 20MW ......................................5
2.4 Tujuan dan Fungsi PLTMG Langgur 20MW ..............................6
2.5 Struktur Organisasi PLTMG Langgur 20MW .............................6
2.6 Sarana dan Prasarana....................................................................7

III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Pengertian tangki ........................................................................11
3.2 Klasifikasi Tangki Menurut NFPA ............................................11
3.3 Klasifikasi Menurut Shell and Royal dutch Standar Tank.........12
3.4 Tangki Timbun Tekanan Rendah .................................................. 13
3.5 Kelengkapan Tangki ..................................................................18
3.6 Kelayakan Operasi .....................................................................21
3.7 Pemeriksaan Teknis Tangki Timbun .........................................24
3.8 Perbaikan dan Perubahan Tangki ...............................................25
3.9 Shell course Thicknes .................................................................29
3.10 Korosi ........................................................................................31

IV. PEMBAHASAN
4.1 Fungsi Tangki Daily EGB202 KD001 .......................................37
4.2 Pemeriksaan tangki timbun EGB202 KD001. ...........................38
4.3 Spesifikasi Tangki Daily EGB202 KD001 ..............................59
4.4 Perhitungan Tebal Pelat Minimum ...........................................61
4.5 Korosi pada Tangki Daily EGB202 KD001 ..............................68
4.6 Check List pada Tangki Daily EGB202 KD001 ........................69

V. PENUTUP

iii
5.1 Kesimpulan ................................................................................78
5.2 Saran ...........................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...79

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi PLTMG Langgur 20MW ..................................................... 5


Gambar 2.2 Struktur Organisasi PLTMG Langgur 20MW ................................. 6
Gambar 3.1 Cone Roof Tank. .............................................................................. 13
Gambar 3.2 Dome Roof Tank. ............................................................................. 15
Gambar 3.3 Single Deck. ..................................................................................... 16
Gambar 3.4 Double Deck Ponton Type. .............................................................. 16
Gambar 3.5 Tangki di atas Tanah (Above Ground Tank). ................................... 17
Gambar 3.6 Sperical Tank................................................................................... 18
Gambar 4.1 Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001 ............................................ 37
Gambar 4,2 ASBUILT DRAWING...................................................................... 46

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Maximum Allowble Stres………………………………………………30


Tabel 3.2 Joint Efficiensi for Welded Joint………………………………………31
Tabel 4.1 Procedure for Inspection & Recertikation of Storage…………………38
Tabel 4.2 Work Instruction for Service Daily Tank EGB202 KD001…………....51
Tabel 4.3 Ketebalan tangki sekarang……………………………………………..61
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan tebal minimum shell course………………………..63
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Corrosion Rate ……………………………………65
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Remaining Life Tangki Daily……………………....66
Tabel 4.7 Check List pada Tangki Daily EGB202 KD001..……………………...73

vi
DAFTAR NOTASI

No Notasi Keterangan Satuan


1 Cr Corrosion allowance mm / tahun
2 t Tebal pelat inch
3 G Specific gravity -
4 D Nominal diameter mm
5 H Ketinggian nominal mm
6 E Joint Efficiency -
7 S Allowable stress Material lbf / in2
8 RL Remaining life mm / tahun

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Pengukuran Thickness di Lapangan


Lampiran 2. Kondisi Shell course pada Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001
Lampiran 3. Tabel Maximum Allowabe Shell course Stress

viii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam sistem perusahaan pembangkit listrik, khususnya PLTMG Langgur

20 MW Maluku untuk menunjang kelancaran operasi di perlukan alat untuk

menampung fluida ( B.30 ), tangki di perlukan untuk menampung bahan bakar

yang siap di pakai oleh engine atau alat-alat lainnya yang ada di PLTMG Langgur

20 MW Maluku. Pada industri ini juga terdapat sarana fasilitas pendukung pada

sistem bahan bakar di PT. PLN PLTMG Langgur 20MW adalah Tangki Timbun.

Tangki Timbun merupakan peralatan yang berjenis non rotating yang berfungsi

sebagai wadah atau tempat penyimpanan suatu fluida atau produk baik sebelum

diolah ataupun produk siap pakai. Disamping fungsi utama tangki timbun, terdapat

juga fungsi lain yaitu sebagai sarana blending atau proses pencampuran suatu

produk dengan fluida lainnya apabila diperlukan.

Salah satu equipment stationary yang berada di PLTMG Langgur 20 MW

Maluku yaitu Tangki bahan bakar. Tangki bahan bakar adalah suatu bejana yang di

buat untuk menampung bahan bakar B-30 (Biodiesel). Setelah beberapa tahun

beroperasi, tentu suatu peralatan tidak bisa bertahan pada kondisi terbaiknya seperti

saat baru, berlatar belakang hal tersebut penulis melakukan pembahasan mengenai

pemeriksaan teknis dengan menggunakan 3 dokumen prosedur Tangki Timbun

dalam melayani kebutuhan penyimpanan produk bahan bakar di PT. PLN PLTMG

Langgur 20MW.

1
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulis melakukan pemeriksaan teknis tangki berdasarkan 3 dokumen

prosedure adalah:

1. Mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang di peroleh

selama kuliah maupun dari praktik lapangan yang terkait dengan pemeriksaan

teknis tangki timbun;

2. Dapat menganalisa dan mengetahui tebal minimum, sisa umur tangki timbun

dan perbandingan stress yang terjadi pada tangki di lokasi kerja;

3. Bisa memahami dan mengatasi persoalan yang di temui di tempat kerja;

4. Mengetahui kondisi tangki bahan bakar berdasarkan hasil pemeriksaan teknis

sesuai procedure for inspection & recertication of storage tank, work

instruction for service, dan storage tank in service inspection check list.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam penulisan Kerja Kertas Wajib (KKW), penulis merumuskan masalah

pada data-data yang telah dikumpulkan selama praktek kerja lapangan.

1. Apakah kondisi tangi timbun telah memenuhi persyaratan sesuai prosedure

pemeriksaan teknis tangki;

2. Apakah ketebalan tangki masih memenuhi batas keaman;

3. Apakah sisia umur tangki timbun masih dalam batas yang wajar.

1.4 Sistematika Penulisan


Berikut adalah sistematika penulisan dalam kertas kerja wajib, agar

memudahkan pemahaman pembaca. Sistematika penulisan dibagi menjadi 5

bagian, yaitu:

I. PENDAHULUAN

2
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, batasan

masalah dan sistematika penulisan.

II. ORIENTASI UMUM

Bab ini menjelaskan berisi sejarah singkat perusahaan, visi dan misi

perusahaan, kondisi lapangan, struktur organisasi perusahaan.

III. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini Berisikan tentang pengertian tangki timbun, klasifikasi tangki

menurut NFPA, klasifikasi tangki menurut Shell course and Royal Dutch

Standard Tank, tangki bertekanan rendah, kelengkapan tangki timbun,

suitability for service, inspeksi, tank repair and alteration, shell course

thickness dan laju korosi.

IV. PEMBAHASAN

Pada Bab ini Berisikan tentang tangki timbun di oil movement, data

sheet dari tangki, perhitungan hasil pemeriksaan teknis pada tangki timbun,

inspeksi, corrosion rate, remaining life tangki timbun.

V. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

3
II. ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat PLTMG Langgur 20 MW Maluku

PT. PLN PLTMG Langgur merupakan aset PT. PLN (Persero) di bawah

kelola PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW

MWU) yang merupakan unit wilayah Provinsi Maluku dan Maluku Utara dan unit

pelaksana pembangkit listrik di Tual dan Langgur yang semuanya ini merupakan

tanggung jawab PT. PLN (Persero) Unit Pelaksanaan Pembangkitan Maluku.

Pembangunan PT. PLN PLTMG Langgur 20 MW Maluku di mulai pada

tahun 2017 dan dioperasikan pada tahun 2019 bertujuan untuk melistriki daerah 3

T (Terdepan,Terluar,Terpencil) atas perintah Presiden. Pembangunannya dilakukan

oleh perusahan KSO PT.Wijaya Karya (Persero) / WRK (Wijaya Karya Konstruksi)

dan pada saat beroperasi pihak PT.Wijaya Karya (Persero) berfungsi sebagai

pengawas dan pada tanggal 31 Desember 2019 diserahkan kepada PT. PLN

PLTMG Langgur sampai pada tahun 2024. PT. PLN PLTMG Langgur memiliki 2

unit engine diesel yang masing-masing berkapasitas 11 MW dan sudah memiliki

sistem yang otomatis.

2.2 Lokasi PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara

PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara terletak di Pulau Dullah Selatan,

Kota Tual. Sebelah utara PLTMG Langgur 20 MW berbatasan langsung dengan

laut, sebelah barat, timur, dan selatan merupakan area hutan. Dipilihnya lokasi ini

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

4
1. Letaknya berjauhan dengan pemukiman warga, sehingga tidak mengganggu

kehidupan masyarakat dengan kebisingan engine;

2. Lokasi proyek PLTMG Langgur 20 MW merupakan daerah hutan bebatuan

yang stabil, sehingga aman untuk pendirian dan memperluas pabrik di

kemudian hari bila diperlukan.

Gambar 2.1. Lokasi PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara

2.3 Visi dan Misi PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara

Setiap perusahan memiliki visi dan misi yang digunakan sebagai panduan,

tanpa terkecuali yaitu PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara. Pada bagian ini

Akan dijabarkan visi dan misi perusahaan. Adapun pun visi dan misi PLTMG

Langgur 20 MW Maluku Tenggara yaitu: Menjadikan PLTMG Langgur 20 MW

Maluku Tenggara sebagai pembangkit listrik yang handal dan berkelanjutan.

Adapun 2 misi utama yang diusung oleh PLTMG Langgur 20 MW Maluku

Tenggara:

a. Menjadikan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkompeten.

b. Tetap kokoh menjaga Kota Tual dan Langgur agar tetap terang.

5
Selain visi dan misi yang telah disebutkan, PLTMG Langgur 20 MW Maluku

Tenggara memiliki nilai - nilai dalam pekerjaan yaitu 5 R atau 5 S dalam bahasa

jepang nya. 5 R atau 5 S sendiri yaitu:

a. Ringkas (Seiri)

Singkirkan barang yang tidak perlu.

b. Rapi (Seiton)

Penyimpanan barang sesuai dengan tempatnya.

c. Resik (Seiso)

Membersihkan berarti memeriksa.

d. Rawat (Sheiketsu)

Menghindari ketidakpastian / ketidaksesuaian.

e. Rajin (Shitsuke)

Norma kerja produktif selalu dipatuhi.

2.4 Tugas dan Fungsi PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara

Adapun tugas dan fungsi dari PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara

yaitu:

a. Fokus pada pengoperasian dan maintenance pada pembangkit listrik PLTMG

Langur 20 MW Maluku Tenggara.

b. Menerangi Kota Tual dan Langgur yang Berkelanjutan.

2.5 Struktur Organisasi PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara

Pada struktur organisasi PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara

berbentuk staff-line yang dipimpin oleh plant manager yang bertanggung jawab

langsung kepada PT.PLN (Persero) Unit Pelaksanaan Pembangkitan Maluku

6
(UPK). Plant Manager PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara membawahi

tiga bidang yaitu: Finance & Administrasi SPV, Operation SPV, dan Maintenace

SPV.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPPM dan PLTMG

Langgur 20 MW Maluku Tenggara

2.6 Sarana dan Prasarana PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara

Untuk mendukung kelancaran operasi PLTMG Langgur 20 MW Maluku

Tenggara diperlukan sarana dan fasilitas, diantaranya yaitu:

1. Power House

Power House merupakan tempat engine dibangun dan berfungsi sebagai

penyedia energi listrik. Engine dapat beroperasi melalui pembakaran bahan

bakar solar atau gas di ruang bakar, sehingga engine dapat bergerak memutar

generator sehingga generator dapat memproduksi listrik.

2. Sistem Kelistrikan

Sistem kelistrikan PLTMG Langgur 20MW Maluku Tenggara meliputi tiga

tingkat tegangan AC yaitu 11kV, 20kV, dan LV 400V / 220V.

7
Tegangan output generator pada PLTMG Langgur 20MW Maluku Tenggara

adalah 11kV disalurkan ke generator transformer, tegangan generator

dinaikkan menjadi 20kV dan didistribusikan pada saluran distribusi PLN.

Untuk beban auxiliary equipment disuplay dari unit auxiliary transformer

yang mendapat tegangan 11kV dari generator kemudian diturunkan menjadi

LV 400V.

3. MV 20kV Switchgear

Sistem 20 kV pada PLTMG Langgur 20 MW Maluku Tenggara

menggunakan sistem pengkabelan dengan dua line. Dua line ini dioperasikan

secara paralel melalui bus-tie coupler. Line 20kV bagian engine 1

dihubungkan dengan generator engine 1 melalui generator transformer

engine 1. Sedangkan line 20kV bagian engine 2 dihubungkan dengan

generator engine 2 melalui generator transformer engine 2. Sebagai saluran

penghubung sistem, loop 20kV bagian 1 beroperasi dengan busbar 20kV

bagian 1, sedangkan loop 20kV bagian 2 beroperasi dengan busbar 20kV

bagian 2. Masing-masing line 20kV tersebut dihubungkan dengan satu set

trafo tegangan dan trafo arus. Sistem 20kV ini merupakan sistem pentanahan

titik netral secara langsung menggunakan NGR-GT (Neutral Grounding

Resistor).

4. MV 11 kV Switchgear

Sistem 11 kV dari unit 1 dan 2 PLTMG Langgur 20MW Maluku Tenggara

menggunakan sistem pengkabelan tertutup dengan satu line. Masing-masing

busbar tersebut terhubung dengan satu trafo daya auxiliary sebagai sumber

8
tenaga listrik utama beban auxiliary. Sistem auxiliary11 kV pada

PLTMG Langgur 20MW Maluku Tenggara menggunakan mode pentanahan

titik netral dengan resistor (NFR, Engine).

5. Sistem Low Voltage 400V

Sistem tenaga listrik auxiliary tegangan rendah 400V menggunakan mode

Main Control Centre (MCC). Pada sistem tegangan rendah 400V terdapat

MCC cubicle yang terhubung dengan dua buah trafo auciliary tegangan

rendah, antara cubicle tersebut dihubungkan dengan bus-tie coupler. Masing-

masing busbar tersebut dapat menjadi cadangan jika salah satu bagian dari

sistem tegangan rendah mengalami gangguan / maintenance. MCC diset pada

pusat beban untuk mensuplai daya listrik ke engine, suplai daya listrik ini

dibagi menjadi dua jalur berdasarkan bagian MCC: satu jalur untuk engine 1

sedangkan yang lainnya untuk engine 2.

6. Distributed Control System

Distributed Control System berguna sebagai pengatur pola operasi produksi

dari aspek suhu, tekanan, level, laju aliran, dan kelistrikan di PLTMG

Langgur 20MW Maluku Tenggara.

7. Radiator

Radiator digunakan sebagai media pendingin cooling water dengan

memanfaatkan putaran fan untuk menurunkan suhu cooling water yang telah

melakukan pendinginan pada engine. Kegunaan pendinginan cooling water

diantaranya adalah:

a. Mencegah engine dari panas berlebih

9
b. Mencegah keausan pada engine

c. Mencegah terjadinya trip pada engine

8. Warehouse

Warehouse merupakan tempat penyimpanan barang-barang untuk

kebutuhan operation dan Maintenance.

9. Hydrant Pump

Hydrant Pump digunakan sebagai penyedia air untuk kebutuhan

keselamatan apabila terjadi kebakaran di PLTMG Langgur 20 MW

Maluku Tenggara.

10. Water Treatment Plant

Water Treatment Plant merupakan unit yang bertugas sebagai penyedia air

industri dan menyediakan kebutuhan air pada cooling water system.

11. Laboratorium

Laboratorium PLTMG Langgur 20 MW berfungsi sebagai berikut:

a. Memeriksa kualitas bahan bakar engine

b. Memeriksa kualitas pelumasan engine

c. Memeriksa kualitas air industri dan cooling water

d. Memeriksa kualitas limbah

12. Waste Water Treatment Plan

Pada Waste Water Treatment Plan, difungsikan sebagai pengolah limbah

proses produksi di PLTMG Langgur 20 MW.

13. Pump House

Pump House digunakan sebagai unit penerimaan bahan bakar engine

10
III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Tangki dan Spesifikasi

Tangki merupakan salah satu bagian di luar rangkaian proses, diperlukan

untuk Menimbun produk jadi atau belum jadi baik yang berupa bahan bakar minyak

(BBM) atau bukan bahan bakar minyak (non BBM). Jumlah dan kapasitas tangki

yang ada dibutuhkan dan didasarkan pada jenis transportasi hasil minyak dan

jumlah konsumsi minyak dan faktor – faktor lain.

Bentuk konstruksi tangki di industri minyak dipengaruhi oleh jenis produk

yang ditampung, tekanan dan suhu operasional. Secara umum tangki berbentuk:

silinder tegak, dengan dasar rata, silinder horisontal, dan bentuk bola (spherical).

3.2 Klasifikasi Tangki Menurut NFPA (National Fire Protection Association)

Pada Tangki bertekanan ini ada beberapa yang diklasifikasi menurut NFPA

yaitu: Tangki Atmosferis, Tangki bertekanan rendah dan tangki bertekanan tinggi.

1. Tangki Atmosferis

Tangki timbun disebut atmosferis apabila tangki tersebut mempunyai tekanan

sampai dengan 0,5 psig. Tangki atmosferis biasanya dipakai untuk menyimpan

minyak bumi dan hasil - hasilnya dan biasanya berbentuk silinder. Untuk tangki

atmosferis ini dirancang menurut standard code API 650.

2. Tangki Bertekanan Rendah

Tangki timbun tekanan rendah yaitu jika tangki tersebut mempunyai tekanan

antara 0,5 psig sampai dengan 15 psig, tekanan tersebut diukur pada puncak

tangki. Tangki tekanan rendah ini dipakai untuk menyimpan LPG, LNG dan

11
lainnya dirancang menurut standard code API 620.

3. Tangki Bertekanan Tinggi

Tangki tekanan tinggi adalah jika tangki tersebut mempunyai tekanan 15 psig

ke atas. Tangki ini termasuk golongan Pressure Vessel dan dirancang

berdasarkan standard code ASME VIII.

3.3 Klasifikasi Tangki Menurut Sheel and Royal Dutch Standard Tank

Tangki menurut Sheel and Dutch Standard Tank (1986) diklasifikasikan

menjadi dua yaitu: tangki tanpa atap (Open Top Tank) dan tangki atap tetap (Fixed

Roof Tank).

1. Tangki Tanpa Atap (Open Top Tank)

Biasanya digunakan untuk tangki-tangki air. Dengan ukuran diameter 3 meter

sampai 78 meter, dengan code BOT.

2. Tangki Atap Tetap (Fixed Roof Tank)

Tangki atap tetap ini menurut bentuk atapnya dapat digolongkan menjadi dua

yaitu:

a) Berbentuk Kerucut (Cone Roof Tank);

Digunakan untuk menimbun atau menyimpan berbagai jenis fluida

dengan tekanan uap rendah atau amat rendah ( mendekati atmosferik )

atau dengan kata lain fluida yang tidak gampang menguap namun pada

literatur lainnya menyatakan bahwa fixed roof (cone atau dome ) dapat

digunakan untuk menyimpan semua jenis produk ( crude oil, gas line,

benzene, fuel dan lain – lain termasuk produk atau bahan baku yang

12
bersifat korosif, mudah terbakar, ekonomis bila digunakan hingga volume

2000m3, diameter dapat mencapai 300 ft ( 91.4) dan tinggi 64 ft ( 19.5m)

Gambar 3.1 Cone Roof Tank (1:..)

b) Berbentuk Lengkungan Bola (Dome Roof Tank).

Untuk menyimpan bahan – bahan yang mudah terbakar, meledak,

dan mudah menguap seperti seperti gasoline, bahan disimpan dengan

tekanan rendah 0,5 – 15 psig.

Gambar 3.2 Dome Roof Tank (1:..)

3.4 Tangki Timbun Tekanan Rendah

Tangki timbun tekanan rendah adalah tangki dengan tekanan kerja dalam

tangki Sama dengan tekanan atmosfir atau sedikit diatas atmosfir, sampai dengan

0,5psig. Berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) jenis yaitu: tangki silinder tegak

13
dengan dasar rata dan silinder horizontal.

3.4.1 Tangki Silinder Tegak

Tangki Silinder Tegak ditinjau dari jenis atapnya ada 2 (dua) jenis

yaitu: fixed roof tank dan floating roof tank.

1. Fixed Roof Tank

Tangki dengan atap tetap yang tersambung mati dengan dinding

(Shell course) dapat berbentuk dome roof dan cone roof. Atap ini

dapat berupa self supported dan column supported. Fixed Roof Tank

menurut API 650, ada 4 (empat) jenis yaitu:

a) Self Supported Cone Roof Tank

• Khusus untuk tangki dengan diameter <30 feet;

• Konstruksi dengan atap kerucut yang di tumpu oleh dinding

tangki;

Sudut kemiringan atap dengan ketentuan sebagai berikut:

• Minimum Sinus = 0,165 atau = 9".49;

• Maximum Tangen = 9/12 atau < 37"

• Tebal plate atap minimum (tmm);

• t= D/(400 x 𝑠𝑖𝑛𝜃)

Inch dan maximum inch

D = Garis tengah nominal tangki (feet) Tidak termasuk tambahan

tebal karena korosi;

14
b) Column Supported Cone Roof Tank

• Khusus untuk tangki dengan diameter > 30 feet;

• Konstruksi dengan conis yang disingga oleh beberapa column;

• Sudut kemiringan atap dengan ketentuan sebagai berikut :

Minimum 𝜃= 3,5"

Maximum 𝜃= 9,5"

c) Self Fupported Dome Roof Tank

• Konstruksi dengan atap melengkung seperti bola dan ditumpu

hanya pada bagian tepinya oleh dinding tangki.

Radius lengkungan dari atap (R)

Rmax = 1,2 D (feet)

Rmin = 0,8 D ( feet)

d) Colomn Supported Dome Roof Tank

Pada prinsipnya jenis tangki ini sama dengan self supported

hanya dikonstruksi dengan coloum penyangga.

2. Floating Roof Tank

Floating Roof Tank ada 2 (dua) jenis yaitu:

a. Single Deck (Ponton Type) Floating Roof ;

Atap tipe dek tunggal mengambang memiliki ponton annular di

sekitar tepi dan setumpuk ketebalan tunggal di tengah seperti yang terlihat

pada diagram. Ponton annular dibagi menjadi beberapa ruang oleh

bulkhead radial. Permukaan atas ponton miring ke bawah ke arah tengah

untuk tujuan drainase dan permukaan bawah ponton condong ke atas ke

15
tengah atap untuk mengakumulasi uap di bagian dek tunggal. Rasio area

ponton dengan total area bervariasi sesuai dengan ukuran tangki,

menyimpan produk dan aksesori.

Gambar 3.3 Single Deck (4:..)

b. Double Deck (Double Ponton Type) Floating Roof

Atap mengambang tipe double-deck memiliki dua deck lengkap yang

menutupi seluruh permukaan cairan. Atap terdiri dari bagian yang dibagi

oleh cincin dan sekat radial menjadi beberapa kompartemen dan bagian

yang disebut teluk fleksibel. Teluk fleksibel dapat meningkat sesuai dengan

operasi pengisian atau sebagai air hujan menumpuk di dek atas atap miring

ke bawah. Dek bawah miring ke atas menuju pusat sehingga uap yang

terkumpul terperangkap di tengah atap.

Gambar 3.4 Double Ponton Type (4:..)

16
3.4.2 Tangki Silinder Horizontal

Salah satu Tangki silinder horizontal adalah jenis tangki di atas tanah

(above ground tank);

Tangki ini biasanya diletakkan di atas permukaan tanah dan bisa

digunakan untuk menyimpan cairan yang mengandung chemical dan

minyak (fuel oil). Tangki satu ini bisa diposisikan secara vertikal maupun

horizontal sehingga mudah ketika mengoperasikan nya

Gambar 3.5 Tangki di atas tanah (above ground tank) (5:..)

Selain tangki tersebut di atas, ada juga tangki yang berbentuk bola

(spherical tank).

Tangki ini di desain untuk menahan tekanan maksimum yang

ditimbulkan oleh uap zat cair tanpa menggunakan ventilasi. Tangki ini

dipakai untuk menyimpan produk LPG dan dapat menahan tekanan 30 Psig

sampai 300 Psig, tergantung pada kekuatan dinding tangki.

17
Gambar 3.6 Spherical Tank (5:..)

3.5 Kelengkapan Tangki Timbun

Perlengkapan tangki timbun berfungsi untuk:

1. Melindungi cairan atau minyak di dalam tangki agar aman;

2. Memudahkan dalam pengoperasian maupun pemeliharaan atau

Perawatan;

Berikut perlengkapan tangki timbun sebagai berikut:

1. Shell course Manhole

Shell course manhole adalah lubang yang terdapat pada dinding tangki

bagian bawah, untuk memungkinkan orang masuk ke dalam tangki terutama

pada saat pembersihan, perbaikan dan kalibrasi.

2. Roof Manhole

Roof manhole adalah lubang lalu orang terletak di bagian atap tangki, dapat

dibuka dan ditutup, berfungsi sebagai lubang sirkulasi udara pada saat

pembebasan gas dan sebagai tempat penerangan masuknya sinar matahari

pada saat pembersihan tangki.

18
3. Roof Nozzle

Roof nozzle adalah lubang-lubang tempat kedudukan dari Gauge Hatch,

Pressure Vacuum Valve dan Free Vent yang terletak pada atap tangki.

4. Gauge Hatch

Gauge hatch adalah fasilitas untuk mengukur tinggi minyak dalam tangki,

suhu minyak dan tempat pengambilan contoh minyak dari dalam tangki.

5. Pressure Vacum Valve

Pressure vacuum valve sering disebut juga Breather Valve, ditempatkan di

atap tangki dan berfungsi sebagai pengatur tekanan di dalam tangki agar tetap

stabil sesuai dengan tekanan udara luar.

6. Free Vent

Free vent adalah peralatan yang ditempatkan pada roof nozzle di atap

tangki, berfungsi untuk mengamankan tekanan di dalam tangki dan sebagai

saluran penguapan minyak dalam tangki

7. Water Sprinkler Piping

Water sprinkler piping adalah jalur pipa galanis dengan garis tengah 2 inch,

3 inch atau 4 inch yang dipasang dari puncak bagian tengah tangki sampai ke

permukaan (diatas) pondasi, diklem pada dinding tangki dan roof serta

dilengkapi dengan diffuser pada bagian ujung atas. Fungsi water sprinkler

untuk menyiram tangki dengan air agar suhu pada tangki tetap normal dan

sebagai pelindung atau sarana pemadam kebakaran.

8. Splash Plate

Splash plate adalah plat setebal 3 mm dengan lebar 20 cm – 30 cm yang

19
dipasang miring 45⁰, berfungsi untuk menahan air yang mengalir dari water

sprinkler dari atap tangki dan mengarahkan secara merata ke dinding tangki;

9. Foam Connection and Foam Chamber

Foam connection adalah lubang tempat kedudukan Foam Chamber yang

terletak di dinding tangki bagian atas sebelum Top Crub Angle (dibawah

Splash Plate). Foam Chamber adalah suatu plat yang di pasang pada Foam

Connection dan berfungsi untuk menyemprotkan foam ke dinding tangki

bagian dalam, sehingga tidak menyembur di dalam tangki. Foam Chamber

ini dihubungkan dengan rangkaian pipa ke fire screen.

10. Shell course Nozzle

Shell course nozzle adalah lubang-lubang (connection) untuk memasukkan

dan mengeluarkan isi (minyak) tangki yang terletak di bagian bawah dinding

tangki.

11. Drain Nozzle

Drain nozzle adalah lubang saluran pembuangan yang berfungsi untuk

mengeluarkan kotoran, endapan, air yang terdapat di dalam tangki.

12. Level Indicator

Level indicator adalah peralatan yang digunakan untuk mengetahui

permukaan minyak di dalam tangki.

13. Earthing Tank

Earthing tank adalah peralatan yang berfungsi untuk mengeluarkan arus

listrik ke dalam tanah yang diakibatkan oleh sambaran petir ataupun listrik

statis yang timbul pada saat pengaliran fluida cairan minyak dalam tangki.

20
14. Hand Rail (Pagar Pengaman)

Pagar pengaman yang di pasang sekeliling pinggiran atap tangki, berfungsi

sebagai pegangan dan pengaman operator yang bekerja di atas tangki.

15. Ladder and Spiral Stair Ways

Ladder and Spril stair ways adalah tangga sebagai fasilitas untuk

melakukan pengukuran dari gauge hatch atau pemeriksaan.

1. Ladder = Tangga tegak untuk tangki-tangki kecil dengan tinggi nominal

3 m;

2. Spiral stair ways = Tangga miring untuk tinggi dengan ketinggian

nominal > 3 mm;

16. Bund Wall (Tanggul Pengaman)

Tanggul pengaman dibangun disekeliling lokasi tangki timbun gunanya

untuk menampung minyak dari dalam tangki akibat over flow, kebocoran dan

mencegah agar minyak tidak tercecer keluar area.

17. Foundation (pondasi tangki)

Konstruksi pondasi tangki pada umumnya disesuaikan dengan kondisi

tanah setempat dimana tangki akan di bangun dan mampu untuk menopang

beban tangki beserta produknya.

3.6 Kelayakan Operasi

Ketika hasil inspeksi tangki menunjukan bahwa terjadi perubahan dari

kondisi fisik asli, maka tangki tersebut harus dilakukan evaluasi untuk menentukan

kesesuaian penggunaan berkelanjutan. Pada bagian ini dapat memberikan evaluasi

tangki untuk layanan lanjut atau perubahan. Ketika membuat keputusan yang

21
melibatkan perbaikan, perubahan, pembongkaran, pemindahan, atau rekonstruksi

tangki yang ada. Berikut daftar faktor yang perlu dilakukan evaluasi sebagai

pengganti untuk Analisa teknik dan penilaian yang di perlukan untuk setiap situasi:

1. Korosi internal karena produk yang disimpan atau dasar air;

2. Korosi eksternal akibat paparan lingkungan;

3. Tingkat stres dan tingkat stres yang diijinkan;

4. Sifat-sifat produk yang disimpan seperti gravitasi spesifik, suhu, dan

korosifitas;

5. Suhu desain logam di lokasi servis tangki;

6. Beban hidup atap, angin, dan beban seismik eksternal;

7. Kondisi pondasi tangki, tanah, dan pemukiman;

8. Analisis kimia dan sifat mekanik bahan konstruksi;

9. Distorsi tangki yang ada;

10. Kondisi operasi seperti tingkat pengisian atau pengosongan dan frekuensi.

Beberapa hal berikut harus di perhatikan dalam mengoperasikan tangki

timbun di lapangan agar memenuhi kaidah keselamatan;

1. Tekanan Internal

Semua persyaratan standar yang berlaku saat ini (API 650) harus

dipertimbangkan dalam evaluasi dan perubahan selanjutnya pada atap tangki

dan persimpangan atap ke shell course.

2. Tekanan Eksternal

Sebagaimana berlaku, struktur penyangga atap (jika ada), dan sambungan

atap ke shell course harus dievaluasi untuk efek vakum parsial desain. Kriteria

22
yang diuraikan dalam API 650, harus digunakan.

3. Operasi pada Temperatur Tinggi

Semua persyaratan API 650, harus dipertimbangkan sebelum mengubah

layanan tangki untuk beroperasi pada suhu di atas 200 ° F.

Cacat, kerusakan atau kondisi lain yang mungkin mempengaruhi kinerja atau

integritas struktural shell course dari tangki yang ada harus dievaluasi dengan

penentuan yang dibuat mengenai kesesuaian pada layanan. Analisis harus

mempertimbangkan semua kondisi dan kombinasi pembebanan yang diantisipasi,

termasuk tekanan akibat head statis fluida, tekanan internal dan eksternal, beban

angin, beban seismik, beban atap, beban nozzle, dan beban attachment. Korosi shell

course terjadi dalam berbagai bentuk dan tingkat keparahan yang bervariasi dan

dapat menyebabkan hilangnya logam yang umumnya seragam pada area

permukaan yang luas atau area terlokalisasi. Lubang juga dapat terjadi. Setiap kasus

harus diperlakukan sebagai situasi unik dan inspeksi menyeluruh dilakukan untuk

menentukan sifat dan tingkat korosi sebelum mengembangkan prosedur perbaikan.

Pitting biasanya tidak mewakili ancaman signifikan terhadap integritas struktural

shell course secara keseluruhan kecuali ada dalam bentuk yang parah dengan

lubang di dekat satu sama lain. Kriteria untuk mengevaluasi korosi umum dan

pitting didefinisikan di bawah ini.

Jika persyaratan (dilas) atau (terpaku) tidak dapat dipenuhi, area yang

terkorosi atau rusak harus diperbaiki, atau tingkat cairan tangki yang diijinkan

berkurang, tangki dihentikan. Level cairan yang diijinkan untuk penggunaan tangki

yang berkelanjutan dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan untuk

23
ketebalan minimum yang dapat diterima dan penyelesaian untuk ketinggian (H).

Ketebalan aktual, sebagaimana ditentukan dengan inspeksi, dikurangi kelonggaran

korosi harus digunakan untuk menetapkan batas level cairan. Level cairan desain

maksimum tidak boleh dilampaui.

3.7 Pemeliharaan Tangki Timbun.

Pemeriksaan teknis tangki timbun bertujuan untuk memastikan apakah tangki

tersebut masih layak digunakan untuk jangka waktu yang sudah ditentukan atau

tidak. Pemeriksaan teknis tangki timbun menurut standar API 653 meliputi 3

dokumen yaitu:

1. Procedure for Inspection & Recertification of Storage Tank.

Dokumen ini bertujuan untuk memastikan tangki timbun berada dalam kondisi

yang aman selama digunakan, dan juga memberikan pedoman bagi inspektur

untuk melakukan tinjauan, inspeksi, verifikasi dan pengujian tangki timbun agar

memenuhi persyaratan, seperti yang ditunjukan pada tabel 4.1;

2. Work Instruction for In Service Storage Tank,

Dokumen ini bertujuan untuk menjelaskan prosedur yang lebih rinci untuk

melakukan peninjauan dokumen, inspeksi, dan pelaporan tangki timbun atau

sertifikasi sejenis lainnya, seperti di tunjukan pada tabel 4.2;

3. In Service Storage Tank Inspection and Verification Checklist

Dokumen ini berisi prosedur checklist untuk memeriksa Tangki Timbun

meliputi Dasar tangki, dinding tangki, dan alat pengaman atau alat safety pada

tangki timbun.seperti yang di tunjukan pada tabel 4.7;

24
3.8 Perbaikan dan Perubahan Tangki

Semua pekerjaan perbaikan harus disahkan oleh inspektur resmi atau

inspektur yang berpengalaman dalam desain tangki penyimpanan, sebelum

dimulainya organisasi perbaikan, otorisasi untuk perubahan tangki penyimpanan

yang mematuhi API 650 tidak dapat diberikan tanpa konsultasi sebelum disetujui

oleh seorang insyinur yang berpengalaman dalam desain tangki penyimpanan.

Inspektur yang berwenang akan menunjukan titik – titik penahanan inspeksi yang

di perlukan selama perbaikan atau perubahan agar dapat di dokumentasi untuk

diserahkan setelah penyelesaian pekerjaan. Inspektur yang berwenang dapat

memberikan otorisasi umum sebelumnya untuk perbaikan secara rutin sampai

inspektur resmi yakin bawah perbaikan tidak akan memerlukan pengujian

hidrostatik atau tidak memerlukan evaluasi teknik.

3.8.1 Ketebalan Minimum dari Pelat Shell course Pengganti

Ketebalan minimum bahan pelat cangkang pengganti harus

dihitung sesuai dengan standard as-built. Ketebalan pelat cangkang harus

tidak kurang dari ketebalan nominal terbesar dari setiap lempeng dalam

lintasan yang sama dan berdampingan dengan pelat pengganti, kecuali jika

pelat yang berdampingan adalah pelat insert yang tebal. Setiap perubahan

dari kondisi desain asli, seperti berat jenis, tekanan desain, ketinggian

cairan, dan tinggi cangkang, harus di pertimbangkan.

3.8.2 Dimensi Minimum Pelat Shell course Pengganti

Dimensi pelat pengganti adalah 12 inch atau 12 kali ketebalan pelat

pengganti yang lebih besar. Pelat pengganti bisa berbentuk lingkaran bujur,

25
persegi dengan sudut bulat, atau persegi Panjang dengan sudut bulat,

kecuali jika seluruh pelat shell course di ganti.

3.8.3 Perbaikan Shell course Menggunakan Pelat Patch Lap-dilas

Semua bahan perbaikan harus memenuhi persyaratan standard

API 653 yang berlaku saat ini. Perbaikan cangkang patch berlubang tidak

boleh digunakan pada setiap ketebalan cangkang shell course (konstruksi

asli) yang melebihi ½ inch, kecuali diizinkan, tetapi bahan pelat perbaikan

harus lebih kecil dari1/2 inch, atau ketebalan pelat shell course yang

berdekatan dengan perbaikan, tetapi tidak kurang dari 3/16 inch. Bentuk

pelat perbaikan dapat berbentuk lingkaran, lonjong, persegi, atau persegi

panjang, kecuali pada sambungan shell course to-bottom harus dibulatkan

ke radius minimum 2 in. Pelat perbaikan dapat melintasi lapisan kulit

vertikal atau horizontal yang telah dilas dengan butt flush, tetapi harus

tumpang tindih minimal 6 inci.

Pelat perbaikan dapat meluas ke dan berpotongan dengan

sambungan shell course to bottom eksternal jika sisi vertikal memotong

tangki di sudut 90 ° dan las shell course ke bawah sesuai. Pelat perbaikan

yang diposisikan pada bagian dalam cangkang harus ditempatkan

sedemikian rupa sehingga jarak pengelasan ujung jari kaki ke kaki

minimum adalah 6 inch. Dimensi vertikal dan horisontal maksimum pelat

perbaikan adalah 48 in dan 72 in masing-masing. Dimensi pelat perbaikan

minimum adalah 4 inch. Plat perbaikan harus dibentuk dengan jari-jari

shell course. Sebelum penerapan perbaikan cangkang patch yang bertali,

26
area yang akan dilas harus diperiksa secara ultrasonik untuk mengetahui

cacat pelat dan ketebalan yang tersisa.

3.8.4 Perbaikan Cacat dalam Bahan Pelat Shell course

Kebutuhan untuk memperbaiki indikasi seperti retakan, gouges,

atau robekan (seperti yang sering tersisa setelah pelepasan attachment

sementara), lubang yang tersebar luas, dan area yang ter korosi yang

ditemukan selama inspeksi shell course tangki harus ditentukan

berdasarkan kasus individual di sesuai dengan Bagian 4. Di area di mana

ketebalan pelat shell course melebihi yang disyaratkan oleh kondisi desain,

diperbolehkan untuk menggiling penyimpangan permukaan ke kontur yang

halus asalkan ketebalan yang tersisa memadai untuk kondisi desain.

Dimana penggilingan ke permukaan berkontur yang halus akan

menghasilkan ketebalan pelat logam shell course yang tidak dapat diterima,

pelat shell course dapat diperbaiki dengan pengendapan logam las, diikuti

dengan pemeriksaan dan pengujian sesuai. Jika area yang lebih luas dari

pelat shell course perlu diperbaiki, penggunaan pelat pengganti shell

course yang dilas butt atau plat patch yang dilas lap harus

dipertimbangkan.

3.8.5 Alteration of Tank Shell courses to Change Shell course Height

Kerang tangki dapat diubah dengan menambahkan bahan pelat baru

untuk menambah ketinggian kerang tangki. Tinggi cangkang yang

dimodifikasi harus sesuai dengan persyaratan standard yang berlaku saat

ini dan harus mempertimbangkan semua muatan yang diantisipasi seperti

27
angin dan seismik.

3.8.6 Perbaikan Las yang Cacat

Celah, kurangnya fusi, terak dan porositas yang dapat ditolak, yang

perlu diperbaiki harus dihilangkan sepenuhnya dengan mencungkil atau

menggiling dan rongga yang dihasilkan disiapkan dengan benar untuk

pengelasan.

1. Secara umum, tidak perlu melepaskan tulangan lasan yang ada melebihi

yang diizinkan oleh API 650 ketika ditemukan pada tangki yang ada

dengan riwayat servis yang memuaskan. Namun, jika kondisi operasi

sedemikian sehingga tulangan lasan yang berlebihan dapat merusak

(seperti untuk atap terapung dengan segel fleksibel), pertimbangan

harus diberikan untuk memperbaiki lasan dengan menggiling;

2. Undercut las yang ada dianggap tidak dapat diterima berdasarkan

kesesuaian untuk pertimbangan servis harus diperbaiki oleh logam las

tambahan, atau grinding, sebagaimana mestinya;

3. Sambungan las yang mengalami kehilangan logam karena korosi dapat

diperbaiki dengan pengelasan;

4. Pemogokan busur yang ditemukan di atau berdekatan dengan

sambungan las harus diperbaiki dengan menggiling atau mengelas.

Pemogokan busur yang diperbaiki dengan pengelasan harus tanah

dengan pelat;

28
5. Setelah memperbaiki cacat las yang tercantum dalam API Bagian 9.6,

area yang diperbaiki harus diperiksa sesuai dengan persyaratan API

653.

3.8.7 Perbaikan Penetrasi Shell course

Perbaikan untuk penetrasi shell course yang ada harus sesuai dengan

API 650. Pelat penguat dapat ditambahkan ke nozzle yang tidak diperkuat.

Pelat penguat harus memenuhi semua persyaratan ruang dimensi dan

pengelasan API 650. Sebagai alternatif, pelat penguat dapat ditambahkan ke

bagian dalam tangki asalkan ada proyeksi nozzle yang cukup.

3.9 Shell course Thickness

Persamaan yang digunakan adalah berasal dari API Std. 653. Perhitungan ini

dilakukan untuk memperoleh data minimum tebal pelat yang diizinkan. Ketika

menentukan ketebalan minimum yang dapat diterima untuk seluruh course shell

course pada tangki A-15 tmin dihitung dengan menggunakan metode one foot

sebagai berikut:

2,6 (𝐻−1)𝐷.𝐺
tmin :
𝑆𝐸

Keterangan:

tmin = Tebal minimum pelat, di setiap course (inch);

D = Diameter nominal tangki, (ft);

HL = Tinggi dari bagian bawah (ft);

G = Highest Specific Gravity;

29
E = Joint Efficiency;

S = Nilai stress maksimum yang diizinkan dari material (lbf/in2).

Nilai S nantinya akan didapat berdasarkan tabel S dan E, berikut adalah tabel yang

digunakan untuk mencari nilai S dan E:

Tabel 3.1 Maximum Allowabe Shell course Stress (2:4)

30
Tabel 3.2 Joint Efficiencies for Welded Joint (2:4)

3.10 Korosi

Korosi adalah Peristiwa rusak suatu material yang disebabkan oleh reaksi

kimia atau elektrokimia yang terjadi secara seragam pada permukaan logam.

Sehingga terjadi penipisan pada permukaan dan akhirnya menyebabkan kegagalan

karena ketidak mampuan untuk menahan beban.

3.10.1 Macam – macam Bentuk Korosi

Ada beberapa macam bentuk korosi material:

1. Korosi Menyeluruh (General corrosion)

Korosi jenis korosi menyeluruh, seluruh permukaan logam yang

31
terekspose dengan lingkungan, ter korosi secara merata. Jenis korosi ini

mengakibatkan rusaknya konstruksi secara total;

2. Korosi Galvanik (Galvanik Corrosion)

Korosi yang terjadi ketika 2 logam bersentuhan dimana salah satu

logamnya memiliki potensial rendah akan cepat mengalami

pengkaratan jika bersentuhan dengan logam yang memiliki potensial

tinggi;

3. Korosi Celah (Crevice Corrosion)

Korosi celah adalah salah satu jenis korosi lokal yang menyerang

celah – celah yang umum terjadi karena adanya jebakan air atau

elektrolit diantara sambungan atau retakan;

4. Korosi Batas Butir (Intergranular Corrosion)

Korosi yang menyerang pada batas butir. Karena pada dasarnya,

batas butir adalah bagian dari butiran yang paling tidak stabil dan

memiliki energi yang besar. Korosi batas butir dapat terjadi karena

adanya impuritas pada batas butir, terlalu banyaknya satu unsur atau

penipisan salah satu elemen pada area batas butir;

5. Korosi Erosi (Erosion Corrosion)

Erosion Corrosion adalah korosi yang terjadi pada permukaan

logam yang disebabkan aliran fluida yang sangat cepat sehingga

merusak permukaan logam dan lapisan film pelindung. Korosi erosi

juga dapat terjadi karena efek-efek mekanik yang terjadi pada

permukaan logam misalnya, pengausan, abrasi dan gesekan.

32
3.10.2 Faktor Penyebab Korosi.

Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi:

1. Temperatur tinggi dan Suhu Panas;

Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana

laju reaksi kimia meningkat seiring bertambahnya suhu;

2. Kecepatan Alir Fluida;

Kecepatan korosi yang tinggi terjadi pada kecepatan aliran yang tinggi.

Keadaan ini disebabkan oleh kondisi campuran antara minyak dan air

yang membentuk emulsi. Model emulsi menentukan seberapa banyak

jumlah air yang terpisah dengan minyak dan membasahi permukaan

pipa. Semakin banyak jumlah air kontak dengan permukaan pipa, korosi

akan meningkat;

3. Elektrolit;

Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk

terjadinya transfer muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah

untuk diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam,

sedangkan air laut banyak mengandung garam. Oleh karena itu air hujan

dan air laut merupakan penyebab korosi yang utama;

4. Terjadi Kontak 2 logam (galvanic); terjadi bila dua logam yang berbeda

berada dalam satu elektrolit;

5. Air dan Kelembapan Udara

Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah

satu faktor penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang

33
banyak mengandung uap air akan mempercepat berlangsungnya proses

korosi.

3.10.3 Pencegahan Korosi

Pada prinsipnya, proses korosi akan terjadi apabila terjadi reaksi

antara anodic dan katodik. Kombinasi antara anoda, katoda, dan elektrolit

disebut sebgai sel korosi. Hal ini dapat terjadi pada tangki dikarenakan

dinding tangka sendiri terbuat dari material berupa carbon stell yang

memiliki kandungan Fe. Biasanya korosi dapat terjadi karena daya

pengaruh dari air, sulfur, dan fluida lainnya. Ada 4 tipe korosi yang sering

dialami tangki. Tipe korosi tersebut adalah tipe pitting (localized), general,

crevice, dan galvanic corrosion. Proses pencegahan atau penghambatan

laju korosi pada tangki dapat di lakukan dengan dua metode.

Adapun dua metode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Catodic protection;

Ialah teknik yang digunakan untuk mengendalikan korosi pada

permukaan logam dengan menjadikan permukaan logam tersebut

sebagai katode dari sel Volta. Proteksi katodik ini merupakan metode

yang umum digunakan untuk melindungi struktur logam dari korosi;

2. Coating.

Tujuan dari coating sendiri adalah untuk dapat meningkatkan sifat

permukaan dari benda yang dilapisi.

3.10.4 Corrosion Rate Determination

Laju korosi untuk kerusakan mekanis ditentukan oleh perbedaan

34
antara dua pembacaan ketebalan yang dibagi dengan interval waktu antara

pembacaan. Penentuan laju korosi dapat mencakup data ketebalan yang

dikumpulkan pada lebih dari dua waktu yang berbeda, penggunaan yang

sesuai dari laju korosi jangka pendek versus jangka panjang harus

ditentukan oleh inspektur. Laju korosi jangka pendek biasanya ditentukan

oleh dua pembacaan ketebalan terbaru sedangkan laju jangka panjang

menggunakan pembacaan terbaru dan satu diambil sebelumnya dalam

kehidupan peralatan. Tingkat yang berbeda ini membantu mengidentifikasi

mekanisme korosi terbaru dari yang bekerja dalam jangka panjang. Laju

korosi short terem (ST) harus dihitung Perkiraan ketebalan dari shell

course plate dapat dilakukan dengan menghitung laju korosi nya dari

persamaan dibawah ini yaitu:

1. Corrosion Rate Short Time

Laju korosi yang digunakan untuk menghitung tingkat pengurangan

ketebalan secara periodic atau bertahap, bukan berdasarkan ketebalan

awal pelat pembangunan tetapi merupakan keadaan tebal dari suatu

periode tahap pemeriksaan dengan tahap pemeriksaan 1 periode

sebelumnya. Misalnya periode pemeriksaan dilakukan selam 3 kali,

yaitu 2000, 2005, dan 2010. Dengan demikian, laju korosi dihitung

dengan menggunakan data 2000 dan2005 atau data 2005 dan 2010.

Berikut adalah persamaan yang dipakai adalah:

35
t initial−t actual
CR = 𝑇𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙−𝑇 𝑖𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙

Keterangan;

CR = Corrosion Rate

t initial = Tebal pelat saat awal pembangunan;

t actual = Tebal pelat saat pemeriksaan terakhir;

Tinitial = Tahun saat pembangunan tangki;

Tactual = Tahun saat pemeriksaan terakhir.

3.10.5 Remaining Life Calculations

Pada bagian ini adalah rumus untuk menentukan berapkah sisa

umur dari fuel oil daily tank EGB202 KD001 dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus:

𝑡 (𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙) − 𝑡(𝑚𝑖𝑛)
𝑅𝐿 =
𝐶𝑅

Keterangan:

RL = Remaining Life / sisa umur pakai;

tintial = tebal awal pelat (mm);

taktual = tebal pelat sekarang (mm)

CR = Corrosion Rate

36
IV. PEMBAHASAN

4.1 Fungsi Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001

Fungsi utama dari Fuel Oil Tank Daily EGB202 KD001 adalah untuk

menampung bahan bakar berjenis B30 yang di dapat dari Fuel Oil Storage Tank

EGB201 KD001. Selanjutnya B30 akan ditransfer ke engine dan alat lainnya.

Gambar 4.1 Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001


(Sumber: PLTMG langgur 20MW)

Standar yang digunakan pada tangki di PLTMG Langgur 20MW adalah

API (Amerika Petroleum Istitutie), yaitu standar yang digunakan untuk

maintenance Tangki adalah API Standar 36.

37
4.2 Pemeriksaan Tangki Timbun EGB202 KD001

Pemeriksaan teknis tangki timbun ini bertujuan agar dapat mengetahui

apakah tangki yang di periksa ini masih aman atau tidak untuk menampung bahan

bakar dalam jangka waktu yang ditentukan atau tidak pemeriksaan teknis tangki

timbun meliputi 3 dokumen

1. procedure for inspection & recertikation of storage tank

Pada dokumen di bawah ini untuk memastikan tangki timbun berada dalam

kondisi baik atau tidak baik dalam pengunaan tangki timbun ini, dokumen ini

juga memberikan pedoman bagi ispektur untuk melakukan ispeksi, verifikasi

dan pengujian tangki timbun agar bisa memenuhi persyaratan. Berikut ini

adalah sebuah dokumen yang membahas procedure for inspection &

recertikation of storage tank;

Tabel 4.1 procedure for inspection & recertication of storage tank

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan

1.0 Tujuan tangki timbun berada dalam kondisi yang aman selama
digunakan.
1) Prosedur ini harus diaplikasikan pada verifikasi
kualitas selama peninjauan dokumentasi, inspeksi
pabrikan, pengujian dan pelaporan tangki timbun.
2) Prosedur meliputi persyaratan minimum aturan
Internasional, standard, spesifikasi klien dan
2.0 Ruang
lingkup REGULASI MIGAS.
3) Dokumen ini adalah prosedur yang disetujui
Perusahaan yang harus dipatuhi setiap saat, kecuali
jika Klien atau Kontrak menetapkan persyaratan
lainnya.

38
1) Perusahaan: PT.PLN PLTMG Langgur 20 MW
2) Klien :
Perusahaan, organisasi atau individu yang
Perusahaannya dikontrak untuk menyediakan
pelayanan.
3) Dokumen Kontrak:
Bentuk perjanjian untuk penyediaan Layanan kepada
Klien oleh perusahaan
4) Pelayanan :
Semua hal yang disediakan berdasarkan Dokumen
Kontrak termasuk semua kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Perusahaan untuk Klien.
5) Jajaran Direksi :
Direktur Utama, Direktur.
6) Jajaran Manajemen :
3.0 Definisi
Kepala Departemen, Manajer, Asisten Manajer.
7) Inspektur :
Personil yang melakukan aktifitas inspeksi yang
dipekerjakan oleh Perusahaan.
8) Pemeriksaan :
Suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung
meliputi pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik,
dan pengujian peralatan dan / atau instalasi untuk
memastikan dipenuhi nya ketentuan peraturan
perundang-undangan, standar dan kaidah keteknikan
yang baik.
9) Pemeriksaan Keselamatan :
Pemeriksaan teknis dalam rangka pengawasan
pelaksanaan inspeksi untuk memastikan
keselamatan instalasi dan peralatan pada kegiatan

39
usaha minyak dan gas bumi.

Referensi minimum berikut ini adalah untuk konstruksi


tangki timbun, tetapi tidak terbatas pada :

4.0 Referensi • API RP 575, Inspection of Atmospheric and Low


Pressure Storage Tanks.
• API Std 650, Welded Steel Tank for Oil Storage.
1) Jajaran Direksi harus bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan
telah tersedia sebagai persyaratan untuk
dijalankannya prosedur ini dengan cara yang benar.
2) Jajaran Manajemen bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa persyaratan dari prosedur ini
sepenuhnya dilaksanakan setiap saat.
3) Semua karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan
prosedur ini bertanggung jawab atas kepatuhan
Tanggung terhadap persyaratan di dalamnya.
5.0
jawab
4) Penilaian dilakukan dengan cara melakukan
penelahan dokumen, menyaksikan pengetesan dan
pengambilan data (verifikasi) oleh inspektur yang
berkompetensi bersifat independent tanpa adanya
tekanan dan keberpihakan dari pihak internal
(perusahaan) maupun external (klien), sesuai dengan
code, standar, peraturan perundang- undangan dan
spesifikasi klien telah memenuhi persyaratan
minimum.

6.0 Prosedur

Aturan pemeriksaan pelayanan pada prosedur ini

6.1 pendahuluan merupakan pedoman umum yang harus dilaksanakan


oleh inspektur, detail pemeriksaan dan kriteria

40
penerimaan harus merujuk pada kode dan standar
yang dapat diterapkan yang digunakan, yang tertera
pada dokumen kontrak atau spesifikasi klien.
Inspektur yang melakukan inspeksi harus memiliki
kualifikasi melalui pelatihan dan pengalaman, inspektur
tersebut harus mampu melakukan jasa inspeksi yang
disebutkan secara rinci di bawah ini.

Sebelum melakukan pemeriksaan, pertemuan pra -


inspeksi harus diadakan, guna mengatur inspeksi dan
rencana pengujian, mendapatkan informasi mengenai
jadwal fabrikasi, banyaknya unit yang akan diinspeksi dan
hal-hal lain yang yang diperlukan dalam melakukan
inspeksi. Pertemuan pra - inspeksi harus diadakan antara
Perusahaan, klien dan produsen. Jika pertemuan tersebut
tidak diadakan maka persyaratan harus ditetapkan.
Pertemuan
6.2
Pra-inspeksi Pemeriksaan dan rencana uji harus berisikan hal yang
akan diperiksa dan diverifikasi, dimana lebih rinci dalam
bagian 6.4 Inspeksi di bawah ini, kriteria penerimaan,
verifikasi dokumen, verifikasi material, dll.
Inspeksi dan rencana pengujian yang telah disepakati
harus menjadi acuan dalam melakukan inspeksi bagi
semua pihak yang terlibat selama pembuatan tangki
timbun.
Sebelum dan selama pemeriksaan dilakukan, inspektur
harus meninjau dokumen antara lain :
a. Instruksi Kerja Perusahaan
Tinjauan
6.3
dokumen b. Formulir Standar Perusahaan
Dokumen tersebut harus ditinjau, namun tidak terbatas
pada :

41
• Verifikasi hasil pemeriksaan dan visual
(pengukuran, perhitungan dan rekomendasi)
harus dilakukan oleh lembaga inspeksi yang
berwenang.
Pemeriksaan • Pemeriksaan visual harus menggunakan
6.4
fisik
pedoman 611-F-005 dan 611-F-006.
• Ada 2 bentuk dari pemeriksaan fisik, yakni:
Pemeriksaan In- Service & Pemeriksaan
out-service

• Sertifikasi harus dilakukan bilamana ada


Kriteria
6.5 laporan ketidaksesuaian yang ditemukan
penerimaan
atau telah ditangani dengan benar.

• Selama pemeriksaan tangki penyimpanan,


inspektur harus membuat catatan yang
dijelaskan di bawah ini, namun tidak terbatas
pada:
Sistem 1. Buku catatan pemeriksaan
Pelaporan, Selama melaksanakan pemeriksaan,
6.6 Rekaman
Dan inspektur harus membuat buku catatan
Dokumentasi pemeriksaan yang berisi kegiatan
pemeriksaan termasuk hasil verifikasi,
catatan ketidaksesuaian dan masalah yang
muncul selama pemeriksaan. .

2. Laporan pemeriksaan

42
Selama melaksanakan pemeriksaan,
inspektur harus membuat buku catatan
pemeriksaan yang berisi kegiatan
pemeriksaan termasuk hasil verifikasi,
catatan ketidaksesuaian dan masalah yang
muncul selama pemeriksaan.

3. Laporan pengawasan
Atas permintaan Klien untuk laporan parsial/
sementara selama kunjungan lapangan
inspektur, beliau harus menyiapkan laporan
menggunakan formulir 600-F-002 Formulir
untuk Laporan Pengawasan dan ditinjau /
ditandatangani oleh Manajer Operasi teknis
atau delegasinya.

4. Catatan lapanagan
Setelah kegiatan pemeriksaan telah dipenuhi
atau selesai, inspektur harus membuat
catatan lapangan yang berisikan tentang
daftar temuan/ daftar pengecekan (Laporan
Ketidaksesuaian), hasil dan masalah tentang
pemeriksaan yang dokumen ini harus
ditandatangani oleh inspektur dan juga
klien.

5. Dokumen ekternal
Pengendali dokumen harus mencatat tanggal
penerimaan pengiriman sebelum dibagikan
kepada Otoritas Departemen Operasi Teknis

43
6. Lembaran waktu kerja
Setelah kegiatan pemeriksaan telah dipenuhi
atau selesai, inspektur harus membuat
lembaran waktu kerja yang berisi kegiatan
harian inspeksi dan harus ditandatangani
oleh Klien/ Pemilik.

• Pada tahap ini PT. PLN PLTMG Langgur 20


MW tidak mempunyai dokumen Sistem
Pelaporan, Rekaman dan Dokumentasi yang
artinya Tangki Timbun EGB202 KD001
belum pernah dilakukan Inspeksi Berkala
setelah tangki di bangun
• 600-F-002 Formulir untuk Laporan

7.0 Surveilans.
Lampiran
• 600-F-004 Formulir untuk Buku Catatan
Pemeriksaan.

Pembahasan mengenai tinjau dokumen di atas yaitu:

1. Sertifikasi sebelumnya sistem pengendalian mutu dari pemilik

pemeriksaan/operator. Sistem pengendalian mutu mencakup ,namun tidak

terbatas

• Rencana perawatan tangki: Dokumen tidak ditemukan

• Procedure kerja : Dokumen tidak ditemukan

• Garis tanggung jawab : Dokumen tidak ditemukan

• Procedure pelaporan : Dokumen tidak ditemukan

• Kompetensi personil : Dokumen tidak ditemukan

• Skema kalibrasi : Dokumen tidak ditemukan

44
Dari data dokumen sertifikasi sebelumnya pada PT. PLN PLTMG Langgur 20 MW

yang tidak di sini disimpulkan bahwa PT. PLN PLTMG Langgur 20 MW tidak

mengikuti prosedur yang telah ditentukan dan di sahkan dirjen migas dengan dasar

tidak mempunyai dokumen sertifikasi pada tangki timbun EGB202 KD001 untuk

melakukan procedure inspection

2. Data Tangki

Data lengkap terkait pemeliharaan sesuai standar dibagi menjadi 3 (tiga)

catatan oleh pemilik/operator tangki, yakni:

• Catatan data pabrikasi : Dokumen ditemukan

• Sejarah pemeliharaan : Dokumen tidak ditemukan

• Sejarah perbaikan : Dokumen tidak ditemukan

3. Catatan Data Pabrikan

• Pengendalian mutu dari catatan data record

• Standar plat yang digunakan : API 650 12th

• Name plate : A36

• Spesifikasi bahan : Dokumen tidak ditemukan

• Gambar : Dokumen ditemukan

45
Gambar 4.2 ASBUILT DRAWING

(Sumber: PLTMG langgur 20MW)

• Spesifikasi tangki : Dokumen ditemukan

• Spesifikasi prosedur pengelasan : Dokumen tidak ditemukan

• Prosedur catatan kualifikasi : Dokumen tidak ditemukan

• Kualifikasi pengelas : Dokumen tidak ditemukan

• Uji tidak merusak : Dokumen tidak ditemukan

• Uji hidrostatik dengan penyelesaian survei : Dokumen tidak ditemukan

• Laporan konstruksi akhir : Dokumen ditemukan

• Semua hasil analisa dan uji bahan

Dari berbagai dokumen pabrik yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur

inspection dapat dilihat bahwa pada PT. PLN PLTMG Langgur 20MW terdapat

beberapa dokumen yaitu: standar yang digunakan pada tangki, name plate, gambar

tangki, spesifikasi tangki.

4. Sejarah Penggunaan Dan Perawatan

46
• Level tingkatan korosi dari data perhitungan yang paling kecil adalah 0,1

terdapat pada shell course 3 untuk perhitungan bisa dilihat pada 4.4.1

tentang perhitungan corrosion rate.

• Sisa hidup dari tangki timbun ini terdapat 16.60 tahun pada shell course 4

Untuk perhitungan bisa dilihat pada 4.4.2 tentang perhitungan remaining

life.

Tingkat korosi dan sisa hidup dapat dihitung menggunakan formula sebagai

berikut:

𝑡 𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙−𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
Remaining life 𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒

Keterangan:

Sisa hidup : Sisa komponen tangki selama bertahun-tahun, dalam setahun;

t actual : Ketebalan terukur selama pemeriksaan di lokasi atau komponen

yang digunakan untuk menentukan ketebalan minimum yang

diijinkan, in atau mm;

t minimum : ketebalan minimum yang diijinkan di lokasi atau komponen

tertentu, in atau mm.

𝑡 𝑝𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 − 𝑡 𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒 =
𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 𝑏𝑒𝑡𝑤𝑒𝑒𝑛 𝑡 𝑝𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑎𝑛𝑑 𝑡 𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙

Tingkat korosi dinyatakan dalam in per tahun atau mm per tahun.

Keterangan:

t previous : Ketebalan pada lokasi yang sama dengan t actual diukur pada

pemeriksaan sebelumnya, dengan in atau mm.

47
1. Pemeriksaan In-service

Pemeriksaan ini dilakukan selama tangki penyimpanan digunakan

pemeriksaan ini terdiri dari:

a. Atap tangki

• Pemeriksaan visual pada seluruh bagian atap. : Data tidak ditemukan

• Verifikasi hasil pengukuran ketebalan dinding. : Data tidak ditemukan

• Verifikasi hasil dari Uji Tidak Merusak (NDT). : Data tidak ditemukan

Pada atap ini disimpulkan bahwa PT.PLN PLTMG Langgur 20 MW tidak

mempunyai dokumen riwayat pemeriksaan visual pada atap tangki dan hasil

pengukuran ketebalan dinding dan uji tidak merusak (NDT) pada tangki.

b. Kerangka Tangki

• Pemeriksaan visual pada seluruh kerangka tangki :Data tidak ditemukan

• Verifikasi hasil pengukuran ketebalan dinding :Data tidak ditemukan

• Verifikasi hasil dari Uji Tidak Merusak (NDT). :Data tidak ditemukan

• Verifikasi hasil perhitungan ketebalan minimal. :Data tidak ditemukan

Pada bagian kerangka ini disimpulkan bahwa PT. PLN PLTMG Langgur 20

MW tidak mempunyai dokumen riwayat pemeriksaan visual pada kerangka

tangki dan hasil pengukuran ketebalan dinding, hasil uji tidak merusak (NDT)

pada tangki dan hasil perhitungan ketebalan minimal.

c. Pondasi tangki

• Pemeriksaan visual seluruh bagian pondasi. : Data tidak ditemukan

48
• Verifikasi hasil penyelesaian pengukuran. : Data tidak ditemukan

• Verifikasi area bund (mengelilingi pondasi). : Data tidak ditemukan

Pada bagian pondasi tangki disimpulkan bahwa PT. PLN PLTMG Langgur 20

MW tidak mempunyai dokumen riwayat pemeriksaan visual pada kerangka

tangki dan hasil pengukuran dan verifikas area bund.

d. Perlindungan bahaya kebakaran dan korosi

• Verifikasi peralatan perlindungan kebakaran. : Water sprayer

• Verifikasi hasil pengukuran peralatan pengendalian korosi, seperti lapisan

dan perlindungan katoda. Voltase maksimal antara tangki dan tanah adalah

-0,85 Volt. Pemeriksaan harus sesuai dengan API RP 651. : Pada tahap ini

Tangki Timbun EGB202 KD001 sudah dilengkapi dengan peralatan

perlindungan kebakaran yaitu water sprayer berfungsi untuk mendinginkan

tangki dan menahan radiasi panas pada saat tangki mengalami kebakaran.

Tapi di satu sisi Tangki Timbun EGB202 KD001 tidak memiliki Riwayat

verifikasi hasil pengukuran pengendalian korosi.

e. Peralatan keselamatan tangki

Tekanan vakum ventilasi dan katup nafas harus diperiksa secara visual,

pastikan, apakah ada uji fungsional berkala dari catatan pemeriksaan

pemilik.

f. Pelapor

Minimum dokumen yang harus dikumpulkan antara lain:

• Sertifikat inspeksi. : Tidak ditemukan

• Sertifikat sebelumnya yang diterbitkan Migas. : Tidak ditemukan

49
• Laporan pemeriksaan visual. : Tidak ditemukan

• Lembar perhitungan. : Tidak ditemukan

• Laporan data konstruksi. : Ada pada gambar 4.2

• Salinan dari name plate rubbing. : Tidak ditemukan

• Catatan pemeriksaan/ pemeliharaan. : Tidak ditemukan

• Gambar yang dibuat : Tidak ditemukan

Dari sekian tahap pelaporan ini hanya ada 1 dokumen yang didapatkan oleh

PT. PLN PLTMG Langgur 20 MW yaitu laporan data konstruksi.

2. Pemeriksaan out- service

Pemeriksaan ini dilakukan kapanpun tangki sudah tidak digunakan sehingga

pemeriksaan dapat mencakup bagian dalam tangki. Dan dapat disimpulkan

bahwasaanya PT. PLN PLTMG Langgur 20 MW tidak melakukan pemeriksaan

tangki out-service karena Tangki Timbun EGB202 KD001 masih dalam kondisi

Kerja atau dalam kondisi digunakan.

1. Tinjauan dokumen

Kriteria penerimaan dari tinjauan dokumen adalah kelengkapan, validitas,

kebenaran dokumen, sejalan dengan bukti yang memadai.

Pertama-tama, laporan pemeriksaan dari lembaga pemeriksaan yang

berwenang harus sesuai dengan data kelengkapan kriteria dan harus

memenuhi kriteria teknis sesuai dengan kode/ standar yang dijelaskan di sub

bab berikut.

2. Pemeriksaan Komponen tangki

50
Pemeriksaan fisik harus menunjukkan konsisten terkait dengan hasil tinjauan

dokumen:

• Atap : Dokumen Tidak Ditemukan

• Kerangka : Dokumen Tidak Ditemukan

• Dasar : Dokumen Tidak Ditemukan

• Pondasi : Dokumen Tidak Ditemukan

• Penyelesaian diferensial : Dokumen Tidak Ditemukan

• Distorsi internal dasar : Dokumen Tidak Ditemukan

2. Instruksi Kerja Untuk Resertifikasi Tangki Penyimpanan in Service

Instruksi kerja ini menjelaskan prosedur rinci untuk melakukan peninjauan

dokumen, inspeksi, dan pelaporan tangki penyimpanan atau sertifikasi sejenis

lainnya.

Tabel 4.2 Work Instruction for Service Daily Tank EGB202 KD001

TINDAKAN YANG HARUS


No. KETERANGAN
DILAKUKAN

1.0 TINJAUAN DOKUMEN

1) Periksa apakah nomor tag dan


deskripsi cocok.
1.1 SKPP sebelumnya
2) Periksa tanggal yang valid.

3) Catat nomor SKPP sebelumnya.

1) Periksa informasi mengenai desain dan

1.2 Kartu Sejarah konstruksi seperti:

 Nomor tanda;(00-EGB202-KD001)

51
 Nomor seri; ( Tidak ditemukan )
 Sertifikat kepatuhan; (Tidak
diketahui)
 Rekaman Data Manufaktur (MDR);
(tidak diketahui)
 Spesifikasi desain; (ada pada 4.3.3)
 Perhitungan desain (jika formulir U-
1 tidak tersedia); (Tidak ditemukan)
 Gambar konstruksi. (ada pada
gambar 4.2)

2) Periksa catatan laporan inspeksi dan


riwayat perawatan sebelumnya. (Tidak
ada)

3) Periksa data apakah ada perbaikan,


perubahan atau pembongkaran dan
rekonstruksi. Jika “ya”, mintalah data
dukungan untuk perubahan tersebut:
(Tidak ditemukan)

1) Perhatikan ketebalan nominal shell,


roof, annular plate (jika ada) dan
nozzle. (tidak ada)
Gambar Seperti
1.3 2) Catat penyisihan korosi.(tidak ada)
yang Dibangun
3) Periksa apakah ada pengukuran
ketebalan yang tersedia di MDR. Jika
“ya”, catat.( tidak ada)

Catat ketebalan minimum untuk pelat pelat

1.4 Perhitungan Desain cangkang, pelat atap dan pelat annular (jika
ada): (bisa di lihat pada 4.3);

52
1) Tinjau prosedur apakah sesuai dengan
persyaratan ASME bagian V.(pada
pengukuran ini belum di lakukan
NDT (Uji Tidak
secara resmi dari perusahan)
1.5
Merusak)
2) Lokasi pengukuran ketebalan harus
memenuhi persyaratan standar. ( tidak
ada)

Kualifikasi Personil Tinjau apakah personel NDT memenuhi


1.6
NDT syarat (ASNT level II).(tidak diketahui)

1) Peralatan keselamatan harus digunakan


yaitu: helem safety, waerpack/coverall,
spatu safety, kacamata safety earplug,
Prosedur Kerja
dan sarung tangan.
1.7
Aman Safe
2) Rapat keselamatan dan izin kerja (agar
dalam pengoperasian berjalana sesui
rencana)

1) Siapkan daftar periksa berdasarkan


panduan pengguna.(tidak ada)

Melakukan studi 2) Tinjau kualifikasi inspektur pengguna.

1.8 kasus tentang SMM (tidak ada)


Pemilik 3) Tinjau QMS pengguna apakah
mematuhi persyaratan API 653 atau
setara.(tidak diketahui)

1) Periksa apakah ITP mematuhi


1.9 Tinjau ITP
MIGAS.(tidak ditemukan)

53
2) Pilih tingkat pemeriksaan berdasarkan
ITP (pegangan saksi, peninjauan, dll).
(tidak ada)

INSPEKSI FISIK
2.0
(Pastikan APD yang diperlukan digunakan)
1) Periksa apakah SMM diterapkan dan
sesuai dengan prosedur.(Tidak ada)
2) Gunakan daftar periksa.(Tidak ada)
Audit implementasi
2.1 Naikkan NCR jika ditemukan
SMM 3)
ketidaksesuaian dan Corrective Action
Request (CAR) jika diperlukan.:
(Tidak ada)

1) Periksa nomor tag dan nomor seri. : ada


pada gambar 4.2
Apakah identifikasi
2.2 tangki penyimpanan 2) Periksa dimensi. : ada pada gambar 4.2
sudah benar? 3) Lokasi tangki. : PT.PLN PLTMG
Langgur 20MW

2.3 Hasil inspeksi visual


1) Tidak adanya korosi berbahaya pada
eksternal atap tangki
2) Tidak ada lubang pada plat atap tangki
pemeriksaan dilakukan pada atas
Apakah atap tangki
2.3.1 tangki berjenis FIXED ROOF TANK
dalam kondisi baik?
• Pada tangki timbun ini tidak
terdapat kerusakan pada bagian atap
yang menyebabkan kerugian dari
pihak perusahaan.

1) Periksa apakah ada korosi eksternal


Apakah cangkang
2.3.2 tangki dalam kondisi yang terjadi. Jika "ditemukan"
baik? bersihkan dan lakukan pengukuran

54
ketebalan pada area yang paling
berkarat.(pada bagian pelat masih
bagus dan tidak terdapat karat atau
lainnya)
2) Periksa kebocoran, retakan, gesper,
tonjolan dan pita atau puncak jahitan
las.(pada jahitan las masih dalam kondi
aman)
3) Periksa kondisi nozzle, man way, wind
girder dan perlengkapan lainnya yang
terpasang pada shell.(masih dalam
keadaan aman)
4) Periksa tanda apa pun karena
kebocoran dan keringat sebelumnya di
dinding cangkang (belum ada tanda
apapun tentang kerusakan tangki ini)
5) Tinjau kembali kondisi penetrasi shell
yang ada (nozzle, man way, bukaan
pembersihan, dll) serta jenis dan luas
tulangan, jarak las, dan ketebalan pelat
tulangan, leher nozzle, flens baut dan
pelat penutup.( kondisi pada setiap
komponen ini masih dalam keadaan
baik)
6) Evaluasi ketebalan nozzle untuk
tekanan dan semua beban
lainnya.(tidak ada evalwasi
dikarenakan semua komponen yang
berkaitan dengan tangki ini masih
bagus dam aman)

55
7) Periksa kondisi lapisan. (Masih dalam
keadaan baik)
8) Catat dan petakan untuk setiap
anomali.(tidak ada)

1) Periksa kerusakan pondasi seperti


penurunan, erosi, retak dan kerusakan
beton yang disebabkan oleh alkali dan
asam.(untuk bagian ini terliat ada
sedikit retakan pada bagian pondasi
Apakah pondasi tapi tidak terlalu bahaya)
tangki dan area 2) Pondasi harus diperiksa untuk
2.3.3 pematang dalam penurunan dan dibandingkan dengan
kondisi baik? API 653 appendix B.( untuk dokumen
tidak ditemukan)
3) Periksa dinding pematang untuk
memastikan tidak terkikis atau rusak
dan memenuhi persyaratan tinggi dan
lebar (API 575 7.2.11).( dokumen tidak
ditemukan)

1) Pastikan setiap sistem pentanahan


harus terhubung dengan baik.(untuk
Apakah sistem bagian ini masih dalam keadaan aman)
proteksi bahaya 2) Tahanan total dari tangki ke tanah tidak
2.3.4 kebakaran dalam boleh melebihi 25 ohm (API RP 575
kondisi baik? Para 7.2.5).(dokumen tidak ditemukan)
3) Peralatan pemadam kebakaran seperti
penangkal petir, grounding, arester api
bekerja dengan baik tanpa ada

56
kebocoran atau korosi. (masih
berfungsi dan aman)

Ukur potensi tangki-ke-tanah untuk


menentukan efektivitas proteksi katodik.
Apakah sistem
Potensi terpolarisasi negatif minimal 850
2.3.5 proteksi korosi
mV relatif terhadap CSE (API RP 651 Para
dalam kondisi baik?
8.2.2.2). (pada bagian ini dokumen tidak
ditemukan)

Periksa apakah kapasitas peralatan ventilasi


(misalnya alat pelepas tekanan, alat
ventilasi vakum, ventilasi darurat)
Peralatan keamanan
2.3.6
tangki memenuhi spesifikasi tangki seperti yang
dipersyaratkan dalam API Std 2000. (tidak
ada)

1) Jika ada bagian yang lebih tipis dari


ketebalan minimum yang
dipersyaratkan, evaluasi sesegera
mungkin dan gunakan API 653 sebagai
referensi.(tidak ada)
Hasil pengukuran
2) Periksa apakah ketebalannya sesuai
2.4 ketebalan memenuhi
dengan ketebalan nominal bahan dasar
persyaratan
yang digunakan.(dokumen tidak ada)

3) Bandingkan hasil ketebalan pelat


Annular (jika Ada) apakah sesuai
dengan API Std 653 Para.
4.4.8.(dokumen tidak ada)

57
4) Bandingkan hasil tebal atap apakah
memenuhi API 653 Para.
4.2.(dokumen tidak ada)

1) Periksa apakah laporan ditandatangani


oleh orang yang berwenang.(tidak ada)
2.5 Hasil NDT Lainnya
2) Cek apakah NDT sudah dilakukan
sesuai kebutuhan/rencana.(tidak ada)

3.0 PERHITUNGAN SISA HIDUP

1) Periksa apakah ada hasil pengukuran


ketebalan yang lebih tipis dari
ketebalan minimum yang
dipersyaratkan? Pada perhitungan yang
ada terdapat penurunan ketebalan
minimum yaitu 0.2921 mm. (bisa di
liahat pada 4.4.2)

2) Periksa apakah perhitungan sisa umur


dilakukan oleh pengguna dan
menggunakan data dan formula yang
benar. (Tidak ada, jadi dalam
perhitungan pada 4.4.2 mengunakan
rumus yang suda ditentukan.)

4.0 PELAPORAN

1) Periksa apakah laporan inspeksi


menggunakan NDT tambahan (jika
diminta) tersedia.( tidak ada)

58
2) Membuat ringkasan eksekutif
mengenai pemeriksaan dan review
yang telah dilakukan termasuk
rekomendasi.(tidak ada)

3) Pastikan bahwa audit implementasi


audit QMS pengguna terlampir,
termasuk penutupan dari NCR (jika
ada).(tidak ada)

4.3 Spesifikasi Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001

Ada beberapa data spesifikasi dari tangki daily EGB202 KD001, data teknis,

data material.

4.3.1 Data Tangki Daily

1. Tag Number : A-36;

2. Location : PT.PLTMG 20MW langgur

3. Type Tank : SUPPORTED

4. Roof Type : Cone Roof

5. Years Build : 2019

6. Manufacture : WIKA;

7. Pressure Design :-

8. Temperature Design : Atm;

9. High Liquid Level (HLL) : 6,880mm

10. Capacity : 431,64m3

59
4.3.2 Data Material

1. Roof : ASTM A-36;

2. Battom : ASTM A-36;

3. Shell Course 1 – 7 : ASTM A-36.

4.3.3 Data Teknis

1. Years Build : 2019;

2. Years Used : 2019;

3. Diameter : 9,000 mm;

4. High : 8,490 mm;

5. Manufacture :

6. Service : HSD;

7. Design Pressure : ATM+ FULL WATER;

8. Desing Temp :-

9. HLL (high liquid level) : 6,880mm;

10. LLL (low liquid level) : 0,250mm;

11. Temp Fluida : 31,4 0C;

12. Temp Material : 38,8 0C

60
Tabel 4.3 Tebal Tangki Sekarang

Shell course Titik 1 Titik 2 Titik 3

1 7.9 8.0 7.4

2 5.7 5.7 5.5

3 5.8 5.9 6.0

4 6.0 5.6 5.5

5 5.6 8.0 5.7

4.4 Perhitungan Tebal Pelat Minimum

Pada tangki timbun EGB 202 KD001 di PLTMG langggur baru dilakukan

inspeksi dengan menggunakan metode Ultrasonictest. Supaya dapat mengetahui

tebal minimum dari shell course tangki dapat menggunakan metode one footc dari

API 36.

t min = 2.6 (𝐻−1)𝐷𝐺

𝑆𝐸

Keterangan:

H = 8,490 mm = 27.85 ft

D = 9000 mm = 29.59 ft

G = 0,83

S = Maksimum allowable stress, dalam lbf/in2

Course 1 - 2 A-36 = 24,900 lbf/in2

Course 3 - 5 A-36 = 27,400 lbf/in2

61
E = Joint Efficiency = 1.00.

Ketinggian

Shell course 1 =1,815 m = 5.95 ft

Shell course 2 =3,630 m = 11.9 ft

Shell course 3 =5,445 m = 17.86 ft

Shell course 4 =7,260 m = 23.81 ft

Shell course 5 =8,490m = 27.85 ft

Berikut adalah hasil perhitungan tebal minimum pelat pada Fuel Oil Daily Tank

EGB202 KD001.

Shell course 1

t:
2.6 x (5.95ft−1)x29.59ft x 0.83
=0,0126 inch = 0.3200mm
24,900𝑙𝑏𝑓/𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖×1

Shell course 2

2.6 x (11.9ft−1)x29.59ft x 0.83


t: =0,0279 inch = 0.7086 mm
24,900𝑙𝑏𝑓/𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖×1

Shell course 3

t:
2.6 x (17.86ft−1)x29.59ft x 0.83
=0,0392 inch = 0,9956 mm
27,400𝑙𝑏𝑓/𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖×1

62
Shell course 4

t:
2.6 x (23.81ft−1)x29.59ft x 0.83
=0,0531 inch = 1.3487 mm
27,400 𝑙𝑏𝑓/𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖×1

Shell course 5

2.6 x (27,85ft−1)x29.59ft x 0.83


t: =0,0625 inch = 1.5875 mm
27,400𝑙𝑏𝑓/𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖×1

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Tebal Minimum Shell course

Shell course Inch Mm

1 0,0126 0.3200

2 0,0279 0.7086

3 0,0392 0,9956

4 0,0531 1,3487

5 0,0625 1,5875

Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.4 ketebalan yang paling terkecil berada pada

course 1 yaitu 0.3200 mm.

4.4.1 Laju Korosi

Laju Perkiraan ketebalan dari shell course plate dapat dilakukan dengan

menghitung laju korosi nya. Perhitungan laju korosi dapat dilakukan dengan

persamaan dibawah ini:

𝑡(𝑖𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙)−𝑡(𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙)
𝐶𝑅: 𝑇𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙−𝑇𝑖𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙

63
Berikut adalah hasil perhitungan corrosion rate pada tangki A– 36.

Shell course 1

8 mm – 7.4 mm

𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = = 0,3 𝑚𝑚/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

2 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

Shell course 2

6 mm – 5.5mm

𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = = 0,25 𝑚𝑚/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

2 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

Shell course 3

6 mm – 5.8 mm

𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = = 0,1 𝑚𝑚/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

2 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

Shell course 4

6 mm – 5.5 mm

𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = = 0,25 𝑚𝑚/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

2 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

Shell course 5

6 mm – 5.6 mm

𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = = 0,3 𝑚𝑚/𝑦𝑒𝑎𝑟

2 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

64
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Corrosion Rate
Shell course 2019 (mm) 2021 (mm) delta T (years) CR

(mm/years)

1 8 7.4 2 0,3

2 6 5.5 2 0,25

3 6 5.8 2 0,1

4 6 5.5 2 0,25

5 6 5.6 2 0,2

Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.5 dipilih corrosion rate yang paling terkecil

berada pada course 3 yaitu 0,1mm/years.

4.4.2 Remaining Life

𝑡(𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙) − 𝑡(min)
𝑅𝐿 =
𝐶𝑅

Berikut adalah hasil perhitungan remaining life pada tangki A–36

Shell course 1

7.4 mm – 0.3200mm

𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = = 23.6 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

0,3mm/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

Shell course 2

5.5 mm – 0.7086mm

𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = = 19.16 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

0,25mm/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

65
Shell course 3

5,8mm – 0,9956mm

𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓e = = 48.04 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

0,1mm/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

Shell course 4

5.5 mm – 1,3487mm

𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = = 16.60 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

0,25mm/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

Shell course 5

5,6 mm – 1,5875mm

𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = = 20.06 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

0,2mm/years

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Remaining Life

shell course T ackt (mm) T min (mm) Remaining Life (years)

1 7.4 0.3200 23.6 years

2 5.5 0.7086 19.16 years

3 5.8 0,9956 48.04 years

4 5.5 1,3487 16.60 years

5 5.6 1,5875 20.06 years

66
4.4.3 Perhitungan Stress yang Dialami Pada Shell course

2,6 𝑥 𝐻 𝑥 𝐷 𝑥𝐺
𝑆=
𝑡

Shell course 1

2.6 x5.95x29.59ft x 0.83


S= = 1,287.92 lbf/inch
0.295inch

Shell course 2

2.6 x11.9x29.59ft x 0.83


S= = 3,469.75 lbf/inch
0.219inch

Shell course 3

2.6 x17.86x29.59ft x 0.83


S= = 5,001.99 lbf/inch
0.228inch

Shell course 4

2.6 x23.81x29.59ft x 0.83


S= = 7,038.85 lbf/inch
0.216inch

Shell course 5

2.6 x29.77x29.59ft x 0.83


S= = 8,640.77 lbf/inch
0.220inch

Untuk bisa mengetahui alloble stress yang dapat digunakan harus memenuhi

beberapa factor berikut:

67
• Sd = 0,83 x Y

• Y = specified minimum yield strength (lbf/in2)

• Sd = Maximum allowable stress in pound force per square inch (lbf/in2)

Diketahui Y dari material API 36 adalah 36,000 lbf/inch2

• Maka ; Sd = 0,83 x 36,000 lbf/inch2 = 29,880 lbf/inch2

Membandingkan stress yang dialami oleh shell course saat ini dengan maximum

allowable stress in shell course.

Shell course 1

1,287.92 psi < 29.880 psi (acceptable)

Shell course 2

3,469.75 psi < 29.880 psi (acceptable)

Shell course 3

5,001.99 psi < 29.880 psi (acceptable)

Shell course 4

7,038.85 psi < 29.880 psi (acceptable)

Shell course 5

8,640.77 psi < 29.880 psi (acceptable)

4.5 Korosi Pada Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001

Korosi yang seragam, juga dikenal sebagai korosi umum, adalah kehilan

Suatu bentuk korosi yang dapat terjadi pada persimpangan logam yang berbeda

ketika mereka bergabung bersama dalam elektrolit yang sesuai, seperti lingkungan

yang lembab atau berair, atau tanah yang mengandung uap air.

gan logam yang seragam pada seluruh permukaan. Namun, ini tidak dianggap

68
sebagai bentuk korosi stainless steel yang paling serius karena relatif mudah

diprediksi. Jenis korosi ini mungkin jenis korosi yang paling terkenal yang ada.

Korosi yang seragam ditandai dan dinyatakan sebagai kehilangan Massa per satuan

luas dan satuan waktu, misalnya mili meter atau tahun. Jika laju korosi kurang dari

0,1mm per tahun stainless steel biasanya dianggap tahan. Masalah dengan korosi

seragam pada stainless steel kemungkinan besar terjadi dengan paparan asam kuat

dan lingkungan alkali panas. Secara umum, asam anorganik lebih agresif daripada

organik, dengan asam klorida menjadi yang terburuk.

Laju korosi yang terjadi pada Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001

PLTMG LANGGUR 20MW iyalah. Dimana jenis korosi ini menyeluruh, sehingga

seluruh permukaan logam yang terekspose dengan lingkungan, dapat terkorosi

secara merata, akibatnya dapat merusak konstruksi secara merata. Untuk dapat

mengetahui korosi yang terjadi mereka dapat melakukan inspeksi visual dan

pengukuran ketebalan ultrasonic test karena merupakan metode yang sangat efektif

untuk mendeteksi korosi yang terjadi.

4.6 Check List Pada Tangki Daily EGB202 KD001

Dengan melakukan pengecekan visual terhadap Tangki Timbun EGB202

KD001 dan semua komponen dengan acuan dokumen Fuel Oil Daily Tank In

Service Inspection Check List di dapatkan hasil sebagai berikut:

1. Foundation :

Pada bagian ini dianjurkan untuk mengukur kerataan pondasi dan ketinggian

dasar tangki dengan melihat API 653, dan di lapangan pihak PT. PLN

PLTMG Langgur 20 MW tidak mengikuti pedoman yang ditentukan.

69
1.1 Concrete Ring :

a. Terdapat beton yang pecah, dan retakan tapi kondisi ini masih dapat

diterima karena tidak menimbulkan dampak yang begitu buruk

untuk tangki ini.

b. Tidak terdapat indikasi kebocoran pada bagian bawah concrete ring

c. Kondisi rongga di bawah pondasi dan vegetasi di dasar tangki masih

dalam keadaan baik dan aman.

d. Limpasan air hujan dari dinding tangki mengalir jauh dari tangki

e. Tidak ada penurunan pada sekeliling tangki

1.2 Asphalt :

a. Pengaturan tangki yang menjadi dasar aspal yang akan

mengarahkan air hujan dibawah tangki sudah benar

b. Tidak terjadi kebocoran hidrokarbon maupun yang lain

1.3 Oiled Dirt or Sand

Tidak ada indikasi kotoran atau pasir yang diminyaki

1.5 Housekeeping:

Kondisi area pada Fuel oil Daiy Tank EGB202 KD001 sangat bersih

terhindar dari sampah, tumbuh-tumbuhan, dan penumpukan bahan yang

mudah terbakar

2. Shells:

Disini akan diperiksa secara visual mengenai keadaan pada dinding tangki:

70
2.1 External Visual Inspection

Dengan melakukan pemeriksaan visual pada dinding luar tangki dapat

disimpulkan bahwa kondisi dinding pada Tangki Timbun EGB202

KD001 masih sangat bagus karena tidak adanya kerusakan pada cat, dan

pada dinding tangki ini masih dalam keadaan baik

3. Shells Appurtenances

3.1 Manways and Nozzles

Kondisi Manways dan Nozzles pada Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001

adalah sangat baik karena tidak ada keretakan ataupun kebocoran pada

sambungan las nozzles

3.2 Tank Piping Manifolds

a. Tidak ada indikasi kebocoran pada pipa manifold, flanges, dan valve

b. Komponen sistem pemadam kebakaran dalam kondisi baik

c. Anchored piping pada dinding tangki dalam kondisi yang optimal dan

tidak akan terjadi kerusakan jika timbulnya gempa bumi

f. Tidak ada indikasi kebocoran pada sambungan valve pada saat tangki

beroperasi

g. Keakuratan indicator suhu masih baik

4. Roofs

Pada tahap ini akan diperiksa secara visual mengenai atap Fuel Oil Daily Tank

EGB202 KD001:

71
4.1 Deck Plate External Corrosion

Dengan melakukan pemeriksaan secara visual dapat disimpulkan bahwa

Atap Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001 masih dalam kondisi baik.

Karena tidak ada kerusakan pada cat, tidak terdapat indikasi kebocoran

maupun korosi berbahaya pada atap tangki.

4.3 Roof Deck Drainage

Tidak ada penurunan signifikan pada atap Fuel Oil Daily Tank EGB202

KD001

5. Roofs Appurtenances

Pada tahap ini akan diperiksa beberapa komponen dan support untuk Fuel oil

Daiy Tank EGB202 KD001:

5.3. Fixed Roof Scaffold Support

Skafollding pada Fuel oil Daiy Tank EGB202 KD001 dalam kondisi yang

baik karena tidak ada korosi yang berlebihan.

5.4 Autogauge: inspection Hatch and Guids (Fixed Roof)

Kondisi dalam kondisi yang baik dan aman karena tidak ada korosi

berlebihan maupun baut yang hilang.

72
4.7 Tabel Check List Pada Tangki Daily EGB202 KD001

73
74
75
76
77
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dan pengambilan data di lapangan dapat penulis

simpulkan bahwa:

1. Corrosion terbesar untuk keseluruhan shell course tangki di course 3 = 0.1

mm per years, sedangkan untuk remaining life terkecil pada course

4 = 16.60years;

2. Dari hasil perhitungan stress pada keseluruhan shell course untuk Fuel Oil Daily

Tank EGB202 KD001 stress terbesar yang terjadi ada pada course satu yaitu

8,640.77 psi dan cukup dibawah maximum allowable stress 29,880 psi dan

masih dapat diterima.

3. Pada Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001 mengalami korosi, jenis korosi

tersebut iyalah general corrosion, dimana pada jenis korosi ini menyeluruh

sehingga dapat menyerang seluruh pelat.

5.2 Saran

Adapun saran yaitu:

1. Menggunakan selalu perlengkapan safety;

2. Dilakukan pemeliharaan secara rutin pada Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001

78
DAFTAR PUSTAKA

1. Alvito Ivan, 2012, “Storage Tank”

http://paidixxx.blogspot.co.id/2012/01/storage-tank.html (diakses 23 April

2021).

2. American Petroleum Institute. 653 November 2014. “Tank Inspection, Repair,

Alteration, and Reconstruction”

3. American Petroleum Institute. 510 May 2014. “Pressure Vessel inspection

Code: In – service Inspection, Rating, Repair, and Alteration”

4. Listantya, 2012, “Tipe - Tipe Tangki

Timbun”https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2012/06/06/tipe tipe tangki

penyimpanan/ (di akses pada 1 Mei 2021)

5. Muhammad Furhan. 2013, “corrotion Enggineering”

http://m10mechanicalengineering.blogspot.com/2013/11/macam - macam

bentuk korosi.html (di akses pada 3 Mei 2020).

79
Lampiran 1: hasil pengukuran ketebalan pada Fuel Oil Daily Tank EGB202 KD001

80
Lampiran 2: Kondisi tangki Fuel Oil Daily tank EGB202 KD001

81
Lampiran 3: Tabel Maimum Allowabe shell course stress

82
83
84
85
86
LEMBAR PENCATATAN KEGIATAN PEMBIMBINGAN KKW

Nama Mahasiswa : Rendi Afrian Boin


NIM : 181430023
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : III (Tiga)
Dosen Pembimbing / NIP : Dr.Ayende, S.T., M.K.K.K, / 19750118 200212 1 001
Judul KKW : PEMERIKSAAN TEKNIS TANGKI TIMBUN BBM
EGB202 KD001 DI PT. PLN PLTMG LANGGUR

Ringkasan Materi Paraf Selesai Perbaikan


No Tanggal Bimbingan KKW Pembimbing
Tanggal Paraf
1. 11/03/21 Bekal Melaksanakan PKL 12/03/21
2. 14/05/21 Bimbingan BAB I,II,III 15/05/21
3. 01/06/21 Revisi BAB I,II,III 02/06/21
Bimbingan BAB
4. 17/06/21 I,II,III,IV,V 18/06/21
5. 20/06/21 Revisi BAB I,II,III,IV,V 21/06/21
6. 25/06/21 Revisi BAB I,II,III,IV,V 26/06/21
7. 30/06/21 Revisi BAB 1,II,II,IV,V 30/06/21
8.

Cepu, Juni 2020


Ketua Jurusan / Program Studi

Ir. Sujono, M.T.


NIP. 19661229 199403 1 003

87

Anda mungkin juga menyukai