Anda di halaman 1dari 5

Hal Penting Cara Inspeksi Peralatan Mesin Pompa dan Kompresor

Ada beberapa hal yang harus di ketahui ketika seorang akan melakukan inspeksi dan pengujian pada
peralatan berputar atau rotating equipment.

Pemeriksaan atau inspeksi peralatan berputar pada umumnya untuk melakukan verifikasi mutu
terhadap peralatan tersebut, agar pihak vendor atau pabrik pembuatnya bertanggung jawab terhadap
produk yang mereka pasarkan

Pihak pembeli melakukan pemeriksaan dan uji coba untuk meyakinkan bawah produk mereka beli
sesuai dengan spesifikasi yang di pesan dan dapat berfungsi dengan baik

Untuk memastikan design atau rancangannya sesuai dengan pesanan untuk memenuhi persyaratan
teknis dan operasional yang di butuhkan pihak pembeli

Pemeriksaan dan Pengujian Peralatan

Terdapat beberapa cara pemeriksaan dan pengujian untuk peralatan berputar yaitu dengan melakukan
pengawasan proses pemasangan, menyaksikan ketika peralatan tersebut di lakukan uji coba solo run,
atau mechanical running test dan beberapa uji coba lainnya.

Termasuk juga melakukan review dokumen seperti manufaktur report, mempelajari dokumen
inspection dan test report dari pabrik pembuatnya serta specification sheet

Ada beberapa jenis pemeriksaan peralatan berputar seperti mesin pompa air resiprokasi, bagian pompa
sentrifugal, kompresor angin resiprokasi dan sentrifugal, generator, turbin gas, turbin uap, turbo
expander, pemeriksaan untuk motor dan mesin serta pompa jenis lainnya

Beberapa hal untuk diperhatikan Ketika Melakukan Inspeksi;

Tujuannya memeriksa dan pengujian yaitu untuk memastikan peralatan yang di terima dan akan
dipasang dalam kategori layak untuk di fungsikan

Beberapa hal yang harus di perhatikan dan dipahami ketika melakukan pemeriksaan, pengawasan dan
pengujian peralatan adalah sebagai berikut;

Melakukan review dokumen yang di serahkan oleh pihak vendor atau pabrik pembuat tentang material
serta semua kelengkapan lainnya dari peralatan tersebut sesuai dengan yang terlampir pada dokumen
yang diterima

Mengawasi proses pemasangan sesuai dengan yang di sarankan oleh pihak penjual yang terlampir pada
dokumen, seperti pondasi, pengelasan, pengecoran, pengukuran dimensi, melakukan pengujian NDT
dan sebagainya

Melakukan function test, pengujian over speed dan trip, serta memeriksa fungsi dari alat emergency dan
komoditasnya
Melakukan inspeksi pada putaran, tekanan (head), Suction head, (tekan isap), discharge, NPSH yaitu
melakukan pemeriksaan tenaga yang diperlukan pada bagian hisap dan discharge pompa selama
beroperasi

Menguji kapasitas maksimum peralatan, kavitalasi, surging, serta mengukur suhu pada bagian-bagian
yang berotasi dengan alat sensor panas, mengukur getaran (axial dan radial)

Memastikan tersedianya kondisi pelumas serta melakukan pra commissioning yaitu; flushing, chemical
cleaning, blowing, hydrotest, cold running, alignment, grouting, drain, tingkat getaran dan kebisingan,
lube oil console, vent test serta pemeriksaan filter
Melakukan Pemeriksaan dan pengujian kebocoran pada sambungan jalur pipa ke peralatan yang
terhubung

Beberapa Ketentuan Standard melakukan Inspeksi dan Pengujian

Beberapa ketentuan standard yang bisa dijadikan acuan untuk melakukan inspeksi dan pengujian, sesuai
dengan kesepakatan dari pihak client atau pemilik peralatan tersebut;

API (American Petroleum Institute)

Standard 601 Metallic Gasket for piping (Double jacket corrugated and spiral

wound, 1982)

Standard 610 Centrifugal Pumps for General Refinery services, 1981

Standard 614 Lubrication, Shaft Seating and Control Oil system for special

Purpose Applications, 1973

Standard 617 Centrifugal Compressor for General Refinery services

AGMA (American Gear Manufacturer Association)

ANSI ( American National Standard Institue)

ANSI AFBMA 4, Gaging practises for Ball and Roller Bearing

ASTM (American Society for Testing and Material)

ASME (American Society of Mechanical Engineer)

NEMA (National Electrical Manufacturers Association)


Inspection for Rotating Inspection Sequence
Sebelum sampai ke fase konstruksi ada beberapa tahapan proses yang harus dilalui hingga dinyatakan
sebuah project siap untuk dieksekusi. Secara umum tahapan tersebut yaitu studi kelayakan (feasibility),
FEED (Front End Engineering Design), proposal (contractor bidding) dan EPC (Engineering, Procurement
& Construction). Setelah diketahui kontraktor mana yang memenangkan tender, maka kontraktor
tersebut mulai melakukan pengadaan (procurement) barang atau equipment sesuai requirement yang
disebutkan dokumen FEED. Kemudian ketika equipment tersebut telah on site, maka akan dilakukan
erection/installation terhadap equipment tersebut (fase konstruksi). Ada banyak jenis equipment di sini
tapi pembahasan kali ini hanya tentang Rotating Equipment saja. Sesuai namanya rotating equipment
meliputi pompa, turbin, compressor, dll.

Dokumen yang dijadikan acuan untuk melakukan inspeksi yaitu sebagai berikut, diurutkan mulai dari
yang paling stringent (diutamakan):

– Project/client’s specification;

– Vendor requirement;

– Approval drawing.

Untuk rotating equipment standard yang umum digunakan yaitu API RP 686: Machinery Installation and
Installation Design.

Berikut adalah sequence inspeksi untuk instalasai rotating equipment, bisa berbeda untuk project yang
berbeda, tergantung dokumen yag menjadi referensi.

Inspeksi Padding

Padding Elevation

Elevasi Padding Plate. Baik di gambar sipil maupun mechanical mempunyai elevasi sama, yaitu Elv.
+100300.

Pondasi yang sudah handover dari tim sipil ke tim mechanical, pada pondasi tersebut dilakukan aktivitas
chipping lalu dipasang padding di atasnya. Padding berupa plat (straight liner) yang nantinya menjadi
dudukan utama dari equipment yang akan diintal di atasnya. Bagian equipment yang bersentuhan
langsung dengan padding plate yaitu baseplate. Dimensi dan jumlah padding tergantung dari tonase dan
dimensi baseplate equipment tersebut. Inspeksi yang dilakukan adalah pengecekan elevasi padding
berdasarkan drawing sipil dan mechanical.

Erection, Centering & Elevation of Equipment

Setelah inspeksi padding accepted kemudian dilakukan erection equipment di atas padding tersebut dan
dilakukan pengecekan centering & elevation of equipment. Centering/centerline maksudnya yaitu
memposisikan kedudukan equipment di atas pondasi sesuai dengan marking yang terdapat pada
pondasi tersebut. Cara melakukannya cukup dengan digeser searah horizontal. Sedangkan pengecekan
elevasi disetel (adjust) searah vertikal dengan penambahan/pengurangan plate tambahan antara
padding dan equipment.

Anchor Grouting

Pada pondasi sipil terdapat sebuah anchor box (lubang tambatan baut) yang berfungsi mengikat
equipment dengan pondasi. Nah di anchor box tersebut dilakukan grouting (pengecoran) agar
equipment tidak bergeser nantinya.

Levelling

Fungsi dari levelling adalah menyejajarkan equipment agar tidak miring. Caranya dengan
mengencangkan/mengendurkan baut yang sudah tertanam di anchor box tadi, pengukurannya
menggunakan precision levels.

Full Grouting

Jika semua sequence di atas sudah terpenuhi dan tidak akan dilakukan perubahan lagi maka sudah bisa
dilakukan Full Grouting. Jika anchor grouting hanya pada lubang untuk menanam baut, maka full
grouting adalah pengecoran secara keseluruhan. Ada dua bagian dalam full grouting ini yaitu base
grouting, pengecoran dari pondasi sampai bagian atas baseplate equipment. Kemudian dilanjutkan
dengan full grouting dari bagian paling atas baseplate hingga memenuhi rongga equipment atau bisa
saja setengahnya, tergantung spesifikasi. Untuk pompa secara umum pada base grouting menggunakan
Sika-214 dan full grouting menggunakan Sika-215. Di mana dalam beberapa kasus air untuk pengecoran
ditambahkan es untuk mendapatkan sifat material (hasil coran) yang diinginkan.

Prealignment

Alignment merupakan aktivitas menyejajarkan dua buah shaft yang nantinya akan dihubungkan dengan
kopling.

Anchor Bolt Tightening

Bisa dilakukan setelah/sebelum prealignment dengan catatan minimal 28 hari setelah dilakukan full
grouting. Besarnya nilai torsi untuk pengencangan baut tersebut mengacu pada spesifikasi dari vendor.

Solorun

Solorun bisa berupa motor, turbin atau jenis driver lainnya. Tujuannya untuk mengetahui performa
equipment apakah sudah sesuai dengan yang tertera di dokumen atau belum. Sesuai namanya aktivitas
solorun hanya sebatas pada motor/turbin saja belum terkoneksi dengan equipment lain semisal pompa
atau kompresor.

Piping Alignment
Piping alignment yaitu proses menyejajarkan satu pipa dengan pipa lain yang terhubung dengan
equipment. Misalnya pada pompa terdapat saluran suction (masuk) dan discharge (keluar), pada
masing-masing saluran tersebut di ujungnya terdapat sebuah flange yang nantinya akan terkoneksi
dengan pipa yang juga terdapat flange.

Final Alignment

Final Alignment merupakan inti dari inspeksi rotating di lapangan karena bisa mempengaruhi beberapa
hal yang terkait dengannya. Jika prealignment dilakukan untuk pendekatan nilai alignment sebelum
solorun, maka final alignment adalah tahap akhir alignment sebelum equipment tersebut running
(sudah join kopling dan running test).

Installation & Tightening of Coupling

Setelah final alignment tahapan selanjutnya yaitu pemasangan kopling yang menghubungkan driver &
driven. Sama seperti anchor bolt tightening, besarnya nilai torsi mengacu pada spesifikasi dari vendor.
Fungsi kopling yaitu untuk mentransmisi daya dari driver ke driven.

Mechanical Running Test (MRT)

Sebenarnya sequence ini sudah masuk dalam area Precommissioning/Commissioning. Tujuan MRT
adalah untuk mengetahui performa equipment secara keseluruhan. Beberapa hal yang diamati adalah
vibrasi, temperatur bearing, tekanan pada suction & discharge, flow rate dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai