1. SCOPE
Scope storage tank dari manual ini meliputi procedure pekerjaan inspeksi dalam rangka pemeliharaan tanki.
Scope storage tank ini mencakup atmospheric tank dan low pressure tank yang dipergunakan dilingkungan industri Minyak dan
Gas Bumi dalam lingkup Pertamina.
Scope inspection manual ini hanya meliputi procedure pekerjaan inspeksi pada saat tanki dalam keadaan beroperasi (tank in
service) dan pada saat tanki dalam keadaan tidak digunakan/dibersihkan (tank out of service).
Ada beberapa persamaan antara pekerjaan inspeksi pada tank in service dan tank out of service dengan pekerjaan yang dilakukan
pada saat pembangunan tanki baru.
Spherical tank tidak termasuk dalam scope storage tank ini dan dimasukkan dalam scope Pressure Vessel.
3. TANK INSPECTION
Setiap pemakaian storage tank, harus memenuhi persyaratan standard/code yang ditentukan serta sudah mendapatkan izin/akte
penggunaan dari Migas.
Secara urnum storage tank (baru) harus dilengkapi dengan :
Gambar konstruksi (construction drawing).
Design Calculation.
Material Test Certificate.
Welding Procedure Specification dan Welder Qualification.
Non Destructive Testing Report.
Hydrostatic Test Report.
Calibration Report.
1
Pengecekan terhadap stamp pada material tangki, terutama plate dan pipe untuk dibandingkan/dicocokan dengan material
test certificate yang ada. Untuk material yang diragukan kebenaran specifikasinya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, jika
perlu dikirim ke Laboratorium guna penelitian Destructive Test (Chemical Analysis dan Mechanical Properties)
3.1.4. Tank Erection
Pekerjaan prefabrication dilakukan untuk mempercepat/mempermudah erection, terutama untuk accessories tangki.
Tank erection meliputi pekerjaan bottom, shell, roof/ponton.
a. Pengerjaan pemasangan shell plate biasanya bertahap, pertama dilakukan penyetelan shell plate course I ke II dan seterusnya.
Yang perlu diperhatikan selama pemasangan shell antara lain :
- Misalignment pada vertical joint tidak boleh lebih dari 10% dari tebal platenya dengan batasan maximum 1/16 inch (1,6 MM).
- Plate yang diatasnya pada setiap point posisi proyeksi sebelah luar maximum 20% dari tebal plate diatasnya dan minimum 1/8 inch
kecuali untuk plat yang tebalnya kurang dari 5/16 inch minimum dapat 1/16 inch.
b. Roof dari tanki bermacam-macam typenya seperti Cone Roof, Umbrella, Floating Roof, Lifter Roof, Plain Breather Roof, Dome Roof
atau Vapour Dome Roof.
c. Yang dimaksud dengan accessories/perlengkapan tangki ialah semua perlengkapan tangki yang dipasang di dalam maupun di luar
tangki. Pemeriksaan Inspeksi hanya terbatas pada peralatan tertentu saja, untuk itu di bawah dibuat daftar accessories dan
hubungannya dengan scope inspection yang dilakukan pada masing-masing equipment tersebut.
3. Stairways/Ladder Platform, X
Handrail
5. Steam Coil X X X
6. Insulation X
7. Nozzle X X
8. Level gauge X
9. Electrical Grounding X
Secara garis besar dapat dijelaskan visual check hanya melihat secara visual apakah las-lasan maupun konstruksinya masih baik/tidak
baik.
Hydrostest dilakukan pada pipe system, pneumatic test dilakukan untuk Pressure Relieving Device sesuai dengan procedure yang
terdapat pada manual peralatan tersebut.
Untuk nozzle, pneumatic test dilakukan pada reinforcing platenya.
Radiography diperlukan untuk joint pada Suction dan Discharge Pipe.
d. Internal coating pada shell/bottom diperlukan untuk mencegah terjadinya korosi atau kontaminasi antara product dengan shell/bottom.
Inspeksi terhadap Surface Preparation sebelum coating/painting perlu dilaksanakan, apakah telah memenuhi persyaratan dari Coating
Manufacturer. Pengukuran ketebalan dari coating/painting dilakukan secara random.
3.2. Inspection Pada Tank In Service
Onstream inspection dilakukan secara berkala, tergantung pada service tanki. Corrosion Allowance/rate, lokasi tanki, kondisi
pemeriksaan sebelumnya pemeriksaan secara Non Destructive.
Inspection pada in service (on stream inspection) dilakukan untuk mengurangi waktu tanki tidak beroperasi. Pekerjaan-pekerjaan yang
perlu dilakukan antara lain :
Visual Inspection terhadap Ladder, Stairway, Walkway, Anchor bolt Pipe Connection, dsb.
2
Visual dan pengukuran/survey level terhadap pondasi.
Pemeriksaan earth connection (Grounding).
Pemeriksaan visual/pengukuran ketebalan protective coating.
Pemeriksaan secara visual isolasi.
Pemeriksaan secara visual, hammer test dan pengukuran ketebalan shell dan roof.
Pemeriksaan secara visual atas ponton (deck) dan floating roof tank terhadap kebocoran pada sealing, kemacetan ladder, kondisi
pelat ponton dan kebocoran/kebutuhan pipa drain.
Buka/periksa Flame Arresters dan bersihkan Screen dan Grid.
Pressure Vacuum Valve harus diperiksa visual dan ditest max. setiap 3 tahun.
3.3. Inspection Pada Tank Out Of Service
Setelah tanki dioperasikan beberapa tahun, sesuai dengan schedule akan distop dari operasinya urnumnya untuk cleaning.
Pada kesempatan ini tanki dibersihkan sehingga inspection dapat dilakukan secara menyeluruh. Secara garis besar pemeriksaan
meliputi :
BAGIAN TANKI PEKERJAAN INSPEKSI KETERANGAN
Bottom - Pemeriksaan Plate dan Joint
- Pengukuran Thickness
Level Fondasi
- Pengetesan Hydrostatic
Pneumatic
- Pengukuran Plumbness
Peaking
Banding
Thickness
- Pengetesan Hydrosttaic
Pneumatic
- Pengetesan Hydrostatic
Pneumatic
3
Disamping pengukuran level/survey pondasi, pengukuran level bottom plate juga diperlukan, batasan-batasan dapat dilihat
sesuai API 650 atau dengari batasan Critical Uneven Settlement dari Safety Committe Conference of Petroleum Association
of Japan.
Untuk hasil pengukuran diluar batasan tersebut diperlukan perbaikan fondasi tanki/bottom. Setiap repair pada bottom plate
perlu dilakukan pemeriksaan, urnumnya testing dilakukan seperti pada pembangunan tanki barn.
Sebelum tanki dihydrostatic test, perlu dilakukan leak test terhadap bottom plate dengan pneumatic test (vacuum box testing
atau under side pressure) sesuai dengan code yang digunakan.
Demikian juga seluruh accessories pada bagian luar tanki seperti Springkier box. Stairway, Platform, dan sebagiannya perlu di
periksa secara visual.
Seluruh pressure releaving device/PV Valve perlu diperiksa terutama bagian-bagiannya secara visual, apakah terserang korosi
atau tidak dan perlu di test kembali sesuai dengan design (Peraturan Pemerintah mengharuskan test ulang PV Valves max
setiap 3 tahun).
Seluruh Valves di bawa ke Workshop untuk pemeriksaan detail/parts dan perlu dilakukan pneumatic sesuai guide/procedure
yangberlaku.
4
Seluruh lining harus di periksa secara visual dan/atau dengan scraping yang halus/lunak, dimana scraping akan membuang
bagian tipis dark lead oxide, dan sebagiannya. Untuk lead lining dapat.digunakan dye parietrant test dalam mengetahui
terjadinya pinholes.
Pada Rubber Organic/Inorganic, Class coating sering terjadi kerusakan akibat mechanical/benturan, holes, bulging atau
cracks.
Disamping secara visual inspection dapat juga dilakukan dengan holiday test.
Ketebalan painting dan lining perlu di check/direcord apakah masih memenuhi persyaratan sesuai spec atau ketebalan yang
direkomendasikan oleh Manufacturer (lining/painting tersebut).
External painting di lakukan untuk pencegahan korosi karena udara/hujan di samping untuk dekorasi.
Pemilihan warna paint di sesuaikan dengan media tanki.
3.3.6. Schedule Inspection.
Schedule Inspection untuk Storage Tank di siapkan oleh Bagian Inspeksi bersama Bagian Operasi dan tergantung pada hasil
inspeksi sebelumnya dan media yang ditampung.
4. DIMENSIONAL INSPECTION.
Dimensi tangki harus di ukur pada saat konstruksi dan harus memenuhi toleransi yang diperbolehkanoleh standard/code atau spesifikasi
yang sudah di sepakati.
Disamping memenuhi batasan-batasan yang di izinkan untuk perbedaan level fondasi tanki, juga saat penyetelan shell plate dan
beberapa pengukuran yang harus di lakukan sebelum hydrostatic test antara lain:
4.1. Plumbness
Plumbness adalah kemiringan vertical dari tangki, maximum out of plumbness di ukur dari tepi shell teratas dengan tepi dari shell
terbawah adalah tidak boleh melebihi dari 1/200 total tinggi shell keseluruhan.
4.2. Roundness
Roundness adalah kebulatan dari dinding tanki. Toleransi yang di izinkan ialah :
Diameter Range Radius Toleransi
0 - 40 feet (0 -12,2 M) ± ½ inch (12,25 MM)
40 - 150 feet (12,2 - 45,75 M) ± ¾ inch (18,38 MM)
150 - 250 feet (45,75 - 76,25 M) ± 1 inch (25,4 MM)
250 lebih feet (>76,25 M) ± 1¼ inch (31.75MM)
4.3. Peaking
Peaking adalah untuk lekukan yang terjadi pada sambungan las-lasan horizontal. Batasan yang dibolehkan adalah pada jarak panjang
36 inches (915 mn) peaking maximum dibolehkan sampai ½ inch (12,7 mm).
4.4. Banding
Banding adalah lekukan yang terjadi pada sambungan las-lasan vertical batasan yang di bolehkan adalah pada panjang 36 inches
(915mm) banding maximum adalah ½ inch (12,7 mm).
4.5. Tank Calibration
Semua tangki baru setelah seluruh pekerjaan Mechanical selesai dan sebelurn di operasikan harus dikalibrasi oleh instansi Pemerintah.
Kalibrasi tanki dilakukan oleh Petugas Metrologi disaksikan oleh DirektoratTeknik Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, dan Pertamina.
Dari hasil kalibrasi tersebut akan dikeluarkan daftar isi tangki yang :
- Disahkan berdasarkan Undang-Undang R.I. No. 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal oleh Direktur Metrologi.
- Diketahui dan disetujui oleh Direktur Jendral Bea dan Cukai.
- Disetujui untuk digunakan oleh Direktur Direktorat Teknik Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
Kalibrasi ulang harus di lakukan setiap 5 tahun, hanya untuk tangki keperluan komersial (perdagangan).
5. WELD INSPECTION
5.1. Umum
Pengelasan harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan standard/code yang di setujui dan persyaratan lainnya misalnya :
a. Welding Procedure Specification meliputi,
- Base Metal Specification (Type dan Grade)
- Filter Metal
- Preheat dan PWHT (post weld heat treatment)
- Process Weld.
b. Procedure Qualification Record.
c. Welder Performance Qualification test yang meliputi,
5
- Test position
- Type, Purpose of test dan Examination.
Seluruh keperluan pengelasan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan, dan seluruh production weld harus dilakukan Non
Destructive Test.
5.2. Tahap Erection
Seluruh pengelasan harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan.
5.2.1. Bottom
Visual Inspection pada seluruh production weld, yang kurang sempurna perlu perbaikan/repair. Radiography Inspection
terhadap Annular plate radial joint perlu dilakukan antara lain:
o Untuk double butt welded joint, spot terhadap 10% radial joint.
o Untuk single welded dengan backing strip, spot terhadap 50% radial joint.
o Lokasi pada sebelah luar (outer edge) dengan minimum 6 inch (147 mm).
5.2.2. Shell
Radiography Inspection terhadap vertical dan horizontal joint perlu dilakukan antara lain :
- Horizontal joint.
Satu spot pada 10 feet pertama dan seterusnya setiap 200 feet untuk type dan tebal las-lasan yang sama.
- Vertical joint.
Butt weld dengan ketebalan shell plate 3/8 inch atau kurang satu spot radiography diperlukan setelah penyelesaian 10 feet
weld untuk satu type dan ketebalan pengelasan yang sama dari seorang welder atau welding operator.
Kemudian tambahkan satu spot radiography lagi setiap 100 feet las-lasan sedikitnya 25% dipilih untuk radiography pada
sambungari antara vertical dan horizontal (T.joint) dan minimum 2 spot untuk masing-masing inter section dari
tanki tersebut.
Selanjutnya paling sedikit 1 spot pada setiap vertical joint pada course terbawah.
Untuk ketebalan shell plate antara 3/8" - 1" radiography spot sama dengan scope untuk plate yang lebih tipis dari 3/8"
diatas, tetapi tambahannya untuk T.joint harus semua di radiography dengan syarat harus terlihat jelas pada film sepanjang
2 inch pada las-lasan verticalnya.
Pada course terbawah 2 spot radiography diperlukan untuk setiap vertical joint dimana satu diantaranya adalah
dekat/menempel pada sambungan ke bottom plate.
Untuk ketebalan lebih dari 1 inch harus di lakukan full radiography dan pada sambungan vertical dan horizontal joint (T.joint)
dalam film harus terlihat minimum 2" pada las-lasan verticalnya.
5.2.3. Roof
Konstruksi roof umumnya dilakukan dengan welding joint, termasuk structurenya kecuali untuk floating roof ada bagian yang
merupakan seal dari bahan yang elastic (karet pcv).
Pemeriksaan secara visual dilakukan untuk meyakinkan bahwa hasil las-lasan yang baik, bila ada kekurangan di
rekomendasikan untuk di repair.
6
Sesuai ASME Section V article 5, secara umum :
- Jika indikasi tergolong crack, incomplete penetration, lack of Fusion adalah unacceptable.
- Juga unacceptable jika amplitudes reference level untuk panjang melebihi 6mm (19mm thickness), 1/3 tebal (19 - 57 mm
thickness) dan 19 mm (over 57 mm thickness).
6.3. Magnetic Particle Testing
Sesuai ASME Section V article 7.
6.4. Liquid Penetrant Testing
Sesuai ASME Section V article 6 dan sub article SE-165
7. PRESSURE TEST
Setiap tanki baru harus dilakukan pressure test setelah selesai erection, demikian juga pressure test di perlukan setiap selesai
perbaikan/cleaning tanki.
Dengan adanya internal pressure tersebut, maka dengan melapisi las-lasan soap film solution dari sebelah luar, akan
kelihatan gelembung-gelembung udara bila terdapat bocor.
7.3. Roof Plate
7.3.1. Fixed Roof Tank, leak dilakukan dengan :
- Vacuum box testing seperti 7.1.1, atau
- Pneumatic testing (Shell Standard).
Untuk non pressure tank dengan tekanan 3 inch W.G, untuk Low Pressure/ Atmospheric dengan tekanan 1,25 x setting
pressure/vacuum Relief Valve.
Under pressure di lakukan pada saat tanki terisi air penuh lebih kurang 10 cm di bawah Top Curb Angle, las-lasan yang akan diperiksa
dilapisi soap film solution dari sebelah luar.
7
- Sebelum pengisian air seluruh Reinforcement pads pada nozzles dan manhole harus di pneumatic test sebesar psi, sesuai API 650
Section 5.3.5. dan test hole harus di tutup/ di isi greese setelah testing.
- Drain pipe dan hose system di hydrostatic test 50 psi, demikian juga selama floating test harus diperiksa, kemungkinan terjadi
kebocoran pada drain line.
- Selama floating test ini roof drain valves harus tetap terbuka.
- Foam chamber dan water springkler harus di hydrostatic test sesuai Manufacturer procedure.
- Piping system, steam coil, swing pipe harus di hydrostatic test sesuai procedure.
8. REPAIR PROCEDURE.
Biasanya Maintenance dan Repair bukan problem Inspeksi, tetapi sebelum pelaksanaan repair perlu disiapkan Repair Procedure.
Mengingat bahwa pekerjaan repair tanki hampir selalu disertai dengan pekerjaan pengelasan, dimana mutu/kwalitas pengelasan perlu
diperiksa oleh Welding Inspector, biasanya Welding Repair Procedure disiapkan oleh bagian Inspection.
Repair dapat dilaksanakan setelah dipastikan bahwa Repair Procedure, Welding Procedure, Welder dan Material memenuhi seluruh
persyaratan.
Biasanya Repair Procedure di buat sesuai dengan apa yang telah dilakukan pada saat tanki dibangun, demikian juga pekerjaan
inspeksinya harus sesuai dengan standard code yang di gunakan.
Perbaikan yang umum/serius terjadi pada;
8.1. Defect Pada Welding Joint
Untuk crack perlu dihilangkan/eliminir seluruh crack dengan membuat grove, kemudian di las isi sesuai Welding repair
procedure.
Jika minor defect atau erosi, cukup dengan membuat grove kemudian dilas isi sesuai Welding Repair Procedure.
8.2. Pitting
Perbaikannya dengan las isi, terkadang sebelumnya perlu dibuat grove pada pitting area agar di dapat weld preparation yang
baik untuk kemudian di las isi.
Apakah cukup ditambal dengan plat seperti point b) atau perlu penggantian.
8.4. Leak Shell Dan Roof Plate
Kebocoran pada shell dan roof plate umumnya karena korosi dari pengalaman untuk Heavy oil biasanya korosi terjadi di
daerah bottom dan shell course bagian bawah, sedangkan untuk light oil yang sering terserang korosi adalah roof plate dan
shell course teratas.
Procedure perbaikan biasanya dengan menambal atau penggantian plate.
9. DOKUMENTASI
Dokumentasi dan History/Record Card setiap tanki mutlak diperlukan agar dapat diketahui dengan segera kondisi physik,
penganalisaan, perbaikan/maintenance tanki tersebut.
Oleh karena itu Dokumentasi harus selengkap mungkin, mencakup seluruh data dan informasi seperti :
9.1. History/Record Card.
Suatu record yang lengkap berisi seluruh informasi yang dapat dengan segera terlihat, terdiri dari :
- Nomor registrasi.
- General Informasi.
- Location and Duty.
- Design Operation Condition.
- Engineering (Dimention, Type Roof, dsb)
- Material dan Drawing Reference.
- Fundation Record.
- Instrumentation/Accessories.
- Hystory/Recording.
- Seluruh hasil inspeksi termasuk hasil pengukuran/survey
- Perbaikan-perbaikan yang telah di lakukan.
8
9.2. Lain Lain
- Fabrication Report, dokumen mengenai pembangunan tanki yang meliputi material test certificate, inspection report dsb.
- Tank Calibration.
- Tank cleaning schedule. .
INSPECTION TOOLS
NAMA ALAT / TESTER PENGGUNAAN
X – Ray Unit - Radiography
Y – Ray Unit
Pengukuran ketebalan dan deteksi cacat lasa-lasan.
Ultrasonic Flaw Detection Type USK – 6
Wall Thickness Meter Type DM-1, DM-2, UM –100. Pengukuran ketebalan Plate.
Storage Tank
Tangki timbun (Storage Tank) adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan produk minyak sebelum didistribusikan
kepada konsumen. Tengki timbun ini biasanya berukuran sangat besar dan digunakan untuk tekanan rendah. Didalam suatu
refinery memiliki desain yang beraneka ragam berdasarkan fungsinya atau jenis fluida yang ditampungnya. untuk jenis
tangki berdasarkan atapnya diantaranya adalah Fix Roof, Flouting Roof. Tangki fix roof digunakan untuk menampung
minyak jenis liquid dan mempunyai tekanan yang rendah. Tengki ini menggunakan alat bantu pompa untuk mengisi dan
mendistribusikannya.
Jenis-jenis Storage Tank (Tengki Timbun);
Fixed Roof Tank
9
Fixed Roof Tank
Tengki jenis fixed roof adalah tengki silinder dengan konfigurasi atapnya bersatu dengan dinding shellnya. dari bentuk
roofnya dapat berbentuk cone (kerucut) atau dome (kubah). Tengki ini biasanya digunakan untuk fuida bertekanan rendah.
Spherical Tank
Spherical Tank
Spherical tank ini juga disebut juga tengki bola karena kontruksinya yang menyerupai bola. Tangki ini biasanya digunakan
untuk menampung gas seperti butane, Propane, Gas Alam, Asam Sulfat dan lain sebagainya. Dilihat dari kontruksinya yang
seperti bola maka bisa disimpulkan bahwa tanki ini digunakan untuk fluida gas yang bertekanan tinggi.
Refinery Equipment
Crude oil untuk menjadi produk yang dapat dipakai masih memerlukan proses yang sangat panjang dan membutuhkan banyak equipmen untuk
mendukung mengolahnya. Equipment ini yang akan mempengaruhi kualitas suatu produk, jika performa equipmen ini baik maka akan baik juga produk
yang dihasilkan sebaliknya jika performa equipment buruk maka akan berkurang juga kualitasnya, bisa jadi produk tidak dapat dipakai maka dari itu kita
harus mengetahui mendalam dengan equipment yang ada untuk mempermudah dalam maintenance suatu equipment. mari kita pelajari equipment apa
saja yang ada dalam suatu Refinery.
Refinery Equipmen;
Storage Tank (Tangki Timbun)
Distillations Column
Heat Exchanger
Reaktor
Piping System
Pump
Compressor
10