1. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup storage tank dari manual ini meliputi procedure pekerjaan inspeksi pada tanki.
Ruang Lingkup inspection manual ini hanya meliputi procedure pekerjaan inspeksi pada
saat tanki dalam keadaan beroperasi (tank in service) dan pada saat tanki dalam keadaan
tidak digunakan/dibersihkan (tank out of service).
Ada beberapa persamaan antara pekerjaan inspeksi pada tank in service dan tank out of
service dengan pekerjaan yang dilakukan pada saat pembangunan tanki baru.
API Standard 650 Welded Steel tank for Oil Storage. 2010 Edition
API Standard 620 Design and Construction of Large, Welded, Low-Pressure Storage
tanks.
API Standard 1104 tentang Standard for Welding Pipe Lines and Related Fasilities.
API Standard 2000 : tentang Venting Atmospheric and Low Pressure Storage Tanks.
ASME Boiler and Pressure Vessels Code Section II, tentang Material
ASME Boiler and Pressure Vessels Code Section V, tentang Non Destructive
Examination.
ASME Boiler and pressure Vessels Code Section IX, tentang Qualification Standard
for Welding and Brazing Procedure.
ANSI/ASME B.31.3. : tentang Chemical Plant and Petroleum Refinery Piping.
ANSI Standard B16.5 : Steel Pipe Flanges and Flanged Fitting
ANSI Standard B16.11 : Forged Steel Fitting, Socket Welded and Threaded
3. STORAGE TANK INSPECTION
Setiap pemakaian storage tank, harus memenuhi persyaratan standard/code yang ditentukan serta
sudah mendapatkan izin/akte penggunaan dari Migas.
Secara umum storage tank (baru) harus dilengkapi dengan :
a. Gambar konstruksi (construction drawing).
b. Design Calculation.
c. Material Test Certificate.
d. Welding Procedure Specification dan Welder Procedure Qualification. (WPS & WPQ)
e. Non Destructive Testing Report. (NDT)
f. Hydrostatic Test Report.
g. Calibration Report/ DIMET
3.1.4. Inspeksi Pabrikasi. API Standard 650 Section 6.2 Shop Inspection 2013 edition
Pekerjaan pre-fabrication dilakukan untuk mempercepat/mempermudah erection,
terutama untuk accessories tangki.
Tank erection meliputi pekerjaan bottom, shell, dan roof/ponton.
Pelat Dasar (Bottom Plates)
API Standard 650, Paragraph 5.4, Bottom Plates, 2012 Edition
Panjang dan lebar dari plate dasar di las tumpang (Lap welded joint) sesuai API
Standard 650, paragraph 5.1.5.4, Lap – Welded Bottom Joints, 2012 Edition, harus
diukur untuk memastikan dimensi yang merujuk pada drawing konstruksi minimum
tumpang tindih (overlap) 50 mm. Toleransi dimensi mengacu pada API Standard 650,
Section 5, Paragraph 5.4.2. Bottom Plates 2013 Edition.
Accessories (Kelengkapan)
Yang dimaksud dengan accessories/perlengkapan tangki ialah semua perlengkapan tangki
yang dipasang di dalam maupun di luar tangki. Pemeriksaan Inspeksi hanya terbatas pada
peralatan tertentu saja, untuk itu di bawah dibuat daftar accessories dan hubungannya
dengan scope inspection yang dilakukan pada masing-masing equipment tersebut.
3. Stairways/Ladder X
Platform,
Handrail
4. Mixing Equipment X
Explotion Watch.
5. Steam Coil X X X
6. Insulation X
7. Nozzle X X
8. Level gauge X
9. Electrical Grounding X
10. Piping Systems, Swing X X X
Pipe, dll.
11. Drain Sump X
Secara garis besar dapat dijelaskan visual check hanya melihat secara visual apakah las-
lasan maupun konstruksinya masih baik/tidak baik.
Hydrostest dilakukan pada pipe system, pneumatic test dilakukan untuk Pressure
Relieving Device sesuai dengan procedure yang terdapat pada manual peralatan tersebut.
Untuk nozzle, pneumatic test dilakukan pada reinforcing platenya. sesuai API Standard
650. Section 5.7, Shell Openings, 2013 Edition.
Radiography diperlukan untuk joint pada Suction dan Discharge Pipe.
Angka – angka di atas rendah atau sama dengan toleransi sesuai API Standard 650,
Section 7, Paragraph 7.5.3. 2013 Edition.
Internal coating pada shell/bottom diperlukan untuk mencegah terjadinya korosi atau
kontaminasi antara product dengan shell/bottom. API Standard 650, Section 7,
paragraph 7.2.1.10. 2013 Edition
c. Las ikat/ tack weld yang digunakan harus sesuai prosedur las yang disetujui dan
dilakukan oleh juru las serta menggunakan jenis kawat las yang sama, semua las ikat/
tack weld harus dibuang dengan grinding atau gouging. API Standard 650, Sect 5 –
Design, paragraph 5.1.1.8, 2012 Edition
Proses Pengelasan
a. Semua prosedur pengelasan harus dikualifikasi mengikuti persyaratan dalam
specifikasi ASME Boiler & Pressure Vessel, Section IX, Welding and Brazing
procedure.
b. Proses pengelasan yang digunakan dalam konstruksi pada tangki harus mengikuti
prosedur kualifikasi las (WPS) yang sesuai dengan ASME Section. IX, AWS D1.1.
SMAW (Sheilded Welding Arc Welding)
GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
SAW (Automatic Submerged Arc Welding)
MIG (Automatic Mixer Iner Gas)
Kombinasi proses las tersebut diatas.
Jenis Sambungan / Joints sesuai dengan API Standard 650, Sect 5, Design Joints,
paragraph 5.1, 2012 Edition.
a. Tack Weld : API Standard 650 paragraph. 5.1.1.8
b. Vertical Shell Joints : API Standard 650 paragraph. 5.1.5.2
c. Horizontal Shell Joints : API Standard 650 paragraph. 5.1.5.3
d. Lap Welded Bottom Joint s : API Standard 650 Paragraph. 5.1.5.4
e. Butt Welded Bottom Joints : API Standard 650 Paragraph. 5.1.5.5
f. Bottom Annular – Plate Joints : API Standard 650 Paragraph. 5.1.5.6
g. Shell to Bottom Fillet Welds : API Standard 650 Paragraph. 5.1.5.7
h. Wind Girder Joints : API Standard 650 Paragraph. 5.1.5.8
i. Roof and Top-Angel Joints : API Standard 650 Paragraph. 5.1.5.9
Ciri :
Tampak dalam radiography bayangan bulat hitam dengan pinggiran rata / jelas.
Penyebab :
- Lingkungan Basah atau lembab
- Electroda lembab
- Amper capping terlalu tinggi
- Timbul gas sewaktu pengelasan
- Lapisan Galvanized belum digerinda
- Udara merasuk kedalam kampuh/kolam las
- Kampuh Kotor
Akibat :
- Hasil lasan tampak jelek
- Melemahkan sambungan
- Mengawali karat permukaan
Penanggulangan :
- Gerinda atau gouging hingga cacat hilang, dan las ulang sesuai WPS repair
Standard:
1. ANSI/ASME B31.1, Chapter VI, Inspection, Examination and Testing, para
136.4.2, Visual Examination - 2016 Edition,
Diameter max 1/3 T atau 1/8 in. (Setiap diameternya) porosity yangdiizinkan
adalah 3 x besar max. pada luas 1 in. / 25,4 mm dari las.
2. ASME IX & I
Diameter max. 0.06 T untuk setiap panjang 6 in. atau 20% T atau 1/8 in.
Porosity yang ada pada tebal material 1 in. besarnya tidak lebih dari 30% T
atau ¼ in. atau 5/32 in. Untuk T > 2 in. besar porosity tidak lebih besar dari
3/8 in.
4. API 850
Sama dengan standard ASME Sect. IX
SLAG INCLUSIONS
Cacat Las yang terbentuk karena adanya terak, oksidasi atau sisa elektroda yang masuk
kedalam logam las.
Ciri:
Tampak dalam radiography bayangan hitam dengan garis pinggir yang tidak beraturan
Penyebab :
- Pembersihan slag kurang memadai/ maksimal
- Amper lajur lajur cenderung rendah
Akibat :
- Mengurangi kekuatan sambungan las
- Jika melebihi batas yang diizinkan ditolak
Penanggulangan:
- Untuk service normal atau severe cyclic jika melebihi batas yang diizinkan,
di gouging hingga cacat hilang, baru dikampuh disetel ulang kemudian dilas
sesuai WPS repair.
Standard:
1. ANSI/ASME B31.1
Besar/panjang max. ® 1/3 T
Lebar max. ® 1/3 T (2.4mm)
Panjang las 12 in./ 305 mm
panjang tidak lebih 1 in./ 25,4 mm
2. ASME IX & I
T mat. £ 19.05 mm ® 6.3 mm
T mat. 19.05 – 57.15 mm ® 1/3 T
T mat. ³ 57.15 mm ® 19 mm
Standard:
1. ANSI B31.1 : Tidak diizinkan
2. ASME IX & I : Tidak diizinkan
3. API 1104 : Tidak diizinkan
4. API 850 : Tidak diizinkan
Akibat :
- Melemahkan sambungan dilokasi cacat
- Mengawali erosi abrasi
- Menimbulkan tegangan geser yang berpotensi retak
Penanggulangan :
- Gouging hingga akar, kampuh diulang, stel/ fit up lalu dilas ulang sesuai
WPS repair.
Standard:
1. ANSI B31.1 : Kedalaman concavity tidak lebih dari 1.6 mm atau 0.2 T.
Bila pada film negatif warna concavity sama dengan base metal diijinkan.
2. ASME I & IX : Tidak diijinkan.
3. API 1104 – paragraph 9.3.11 Undercutting – 2010 edition : Maksimum
6.35 mm dengan dia luar. lebih kecil sama 69.85 mm dan dia. luar lebih
besar sama dengan 60.32 mm.
4. API 850 : Tidak diijinkan.
2. ASME I & IX
Pada pengelasan sepanjang 12 in. panjangnya tidak lebih dari 2 in. dan
kedalamannya 0.8 mm atau 10% dari tebal metal.
3. API 1104 – paragraph 9.3.11, Undercutting – 2010 edition
Pada pengelasan sepanjang 12 in. panjangnya tidak lebih dari 2 in. atau
1/6T dan kedalamannya 0.8 mm atau 12.5% dari tebal metal.
4. ANSI B.31.1 :
Pada pengelasan sepanjang 12 in. panjangnya tidak lebih dari 2 in. dan
kedalamannya 0.8 mm atau 12.5% dari tebal metal.
Penanggulangan :
- Diadakan pengujian NDT baik RT maupun UT (straight atau angle probe)
jika hasilnya membuktikan bahwa kecurigaan benar maka seluruh jalur
yang bermasalah dibongkar dan dikampuh, distel dan dilas sesuai WPS asli,
juru las diganti dengan qualified
- Jika hasil uji NDT menunjukan kondisi internal jalur las baik, maka jalur
menonjol cukup digerinda hingga uniform/ sama dan sesuai standard.
Standard:
1. ANSI B31.1
T mat. £ 6.35 mm ® 1.6 mm
T mat. 6.35 mm – 12.7 mm ® 3.2 mm
T mat. 12.7 mm – 25.4 mm ® 4.0 mm
T mat. ³ 25.4 mm ® 4.8 mm
2. ASME IX & I
T mat. 1.6 mm – 2.4 mm ® 0.8 mm
T mat. 2.4 mm – 4.8 mm ® 1.6 mm
T mat. 4.8 mm – 25.4 mm ® 2.4 mm
T mat. 25.4 mm – 50.8 mm ® 3.2 mm
T mat. 50.8 mm – 76.2 mm ® 4.0 mm
T mat. 76.2 mm – 101.6 mm ® 5.5 mm
T mat. 101.6 mm – 127 mm ® 6.3 mm
T mat. ³ 127 mm ® 7.9 mm
3. API 1104
Sama dengan ASME Sect. IX
4. API 850
T mat. £ 12.7 mm ®Ep. Ver.2.4 mm ® Ep.Hor.3.2 mm
T mat. 12.7 – 25.4 mm ®Ep. Ver.3.2 mm ® Ep.Hor.4.8 mm
T mat. ³ 25.4 mm ® Ep. Ver.4.8 mm ® Ep.Hor.6.3 mm
CRACKS/ Retak
Cacat retak pada bagian logam las yang hanya bisa terlihat oleh Radiografi
Ciri:
Tampak dalam radiography seperti rambut memanjang lancip, berwarna hitam.
Penyebab :
- Takik / Notch
- Tegangan / stress
- Carbon ekivalen > 0,41 %
- Penghilangan tegangan (stress relief)
- Terbentuk structure martensite di HAZ
- Terjadi pertumbuhan Kristal baru (crystal growth)
- Kandungan ferritr < dari 5 % dan lebih > 12 % untuk stainless steel
- Ketidaksesuaian material / reheat crack
- Stress corrosion cracking (scc), martensite, CL 2, S, H2, Caustic
- Shrinkage (pengkerutan).
Standard:
1. ANSI B31.1 : Tidak diijinkan
2. ASME IX & I : Tidak diijinkan
3. API 1104 paragraph 9.3.10 – Cracks – 2010 edition : Tidak diijinkan
4. API 850 : Tidak diijinkan
e. Ujung semua pengelasan harus menyatu dengan permukaan plat dan ketajaman sudut.
Untruk sambungan tumpul vertical maksimum penerimaan undercutting 0,4 mm
(1/16 inchi) pada material dasar. Untuk sambungan tumpul horizontal maksimum 0,8
mm (1/32 inch).
Pengujian Radiography
Sambungan Las yang diuji Radiography
a. Pengujian Radiography yang dilakukan mengikuti standard API Standard 650
section 8.1. Radiographyc Method, 2013 Edition atau ASME Standard Sect. V,
Article 2. dan gambar fabrikasi. RT dilakukan sebelum proses perlakuan panas (jika
diminta)
b. Pengambilan pengujian secara acak dilakukan kecuali untuk sambungan harus diuji
semua.
c. Sambungan memanjang pada nozzle Neck terbuat dari plate
d. Sambungan tumpul jika ada bantalan plat penutup
e. Sambungan tumpul jika jadi opening atau bertepatan dengan sambungan tumpul
longitudinal dan atau vertical.
Prosedur Radiography
a. Kecuali dimodifikasi dalam API Standard 650, section 8.3.2.3. Ultrasonic
Examination NOT in Lieu of Radiography, 2013 Edition praktek pengujian
radiography harus mengacu ASME Boiler & Pressure Vessel, Section V, Article 2.
b. Kualifikasi dan tanggungjawab Personel
Penguji NDT Level III harus bertanggungjawab dalam memulai prosedur ini.
Pemeriksaan Radiography harus minimum berkualifikasi Level I
Semua Assisten Radiography harus minimum berkualifikasi Level I
Hanya Interpreter Radiography Level II yang bersertifikat atau ekuivalen yang
diterima oleh pemilik tangki dapat menginterpretasikan film radiography.
c. Peralatan
Single Source dari Ir-192 akan digunakan sebagai sumber gamma-ray
Gamma-Ray Source unit harus tipe jarak jauh (wind-out) Misalnya, Tech Ops’s
model Gamma- camera dan The Industrial Nuclear’s IR-100 Gamma –
Camera). Kamera harus diuji dan disertifikasi oleh pemanufaktur – anti bocor
(Leak Proof), tahan banting (drop test), tahan api (fire test) dll.
Kekuatan source Iredium-192 harus maksimum 100 currie. Batas lebih rendah
dari kekuatan source ir-92 akan ditentukan dengan waktu exposure (exposure
time) dan ketersediaan Ir-192.
Semua peralatan keselamatan kerja radiasi dari personil harus dikalibrasi dan
berada dalam kondisi yang baik. Catatan dari dosis dan kalibrasi peralatan
harus dujaga dan tersedia bila diinspeksi setiap saat. Site supervisor dan
Radiography level II harus bertanggungjawab terhadap tidak terjaganya
catatan-catatan ini.
Thickness range (testing limit) untuk Ir-192 pada baja adalah 12 mm ke atas.
Ukuran Film
Ukuran film yang akan dipakai adalah 4’ x 10” atau 4” x 15” Ukuran yang
lebih kecil dapat digunakan supaya sesuai dengan panjang lasan pelat atau
konfigurasi pipa yang tersedia adalah 100% dari sambungan (joint) pipa
dengan jumlah bukaan. Lasan lebih panjang dari panjang film dapat
diradiography dengan film yang tumpang tindih untuk paling sedikit ¾” dan
membuat sebuah bukaan tunggal.
Pemrosessan (Processing)
Berikut ini menjelaskan tahapan pemrosessan manual dari radiograf.
- Developing /Pengembangan
- Stop Bath
Setelah development selesai, film harus dicelup didalam stop bath untuk
menghentikan aktivitas pengembang (developer).
- Fixing/ pembetulan
Fixing/ pembetulan harus dilakukan sekurang-kurangnya dua kali clearing
time tetapi tidak lebih dari 15 menit dalam fresh fixer. Agitasi yang sering
akan memperpendek waktu fixation (Fiksasi).
- Washing/ Pencucian
Pencucian harus dilakukan dengan air segar pembersih yang memiliki
aliran yang konstan. Kecepatan dari aliran air rata-rata 5 sampai 6 kali
terhadap volume tangki air perjam.
- Drying /Pengeringan
Film harus dibiarkan kering pada rak pengering pada temperature tidak
lebih dari 50°C
Persiapan Permukaan
Lasan yang akan di Radiography harus disiapkan sebagai berikut:
- Permukaan akan memenuhi persyaratan dari spesifikasi material yang
aplikabel dengan pengkondisian tambahan, bila diperlukan, dengan proses
yang tepat sampai pada tingkat dimana irregularities permukaan tidak dapat
menutupi atau dibingungkan dengan omage dari berbagai discontinuities.
- Weld Ripples atau weld surface irregularities pada kedua sisi bagian dalam
(dimana dapat akases) dan bagian luar harus dipendahkan dengan proses
yang tepat sampai pada tingkat yang menghasilkan radiographyc image
karena irregularities dapat menutupi dan dibungungkan dengan image dari
discontinuities.
- Sinar (Beam) radiasi utama terhadap subject dan film harus setegaklurus
mungkin untuk meminimalisasi distorsi giometris dari image radiography.
- Parameter harus ditempatkan supaya dapat dilihat pada tiap radiograp. Bila
kerapatan dari radigrap yang melewati panjang area yang dimaksud bervariasi
lebih besar dari 25% maka parameter tambahan harus ditempatkan pada area
tersebut.
- Berdasarkan table 1 dan 2 yang dicantumkan pada diameter dan seleksi IQI
wire.
pendukung (becking ring atau stripe) tidak dipertimbangkan pada komputasi
IQI sensitivity. Pengukuran actual dari penguat lasan dapat dipertimbangkan
sebagai berikut:
Sensitivitas IQI = Diameter dari tebal wire yang dapat dilihat x 100 % tebal
dari bawah IQI termasuk penguat.
- Ruang pembacaan radiography harus disediakan dengan pencahayaan latar
belakang dari intensitas yang dikurangi tidak akan menyebabkan feflrksi
yang kacau, bayangan atau cahaya pada radiograf. Viewer harus
mempunyai kapasitas yang cukup dari sampai dengan 4.0 dan penyetelan
dari intensitas akan digabung.
- Semua radiograp harus bebas dari cacat mekanikal, senyawa kimia
(chemical) atau cacat lain pada kadar yang tidak dapat dihancurkan atau
mengacaukan image diskontinuitas pada daerah yang diradiography. Cacat
– cacat tersebut meliputi tapi tidak terbatas pada:
a. Kabut (Fogging)
b. Cacat hasil pemrosesan seperti coretan (streak), bekas-bekas air
atau noda senyawa kimia (chemical stains).
c. Indikasi yang salah karena screen yang rusak atau kesalahan
internal.
h. Kerapatan Radiography
- Kerapatan Film yang ditransmisi melalui penetrameter dan area yang
diperiksa harus berada dalam range 2.0 – 4.0 untuk pembacaan film
tunggal, Range kerapatan 2.0 – 3.0 lebih baik.
- Ketika area tebal transisi lasan diradiography dan rasio dari tebal daqri
section yang lebih tebal adalah 3 atau lebih besar, harus diekspos untuk
menghasilkan kerapatan single film 3.0 – 4.0 pada section yang lebih tipis,
ketika ini sudah dilakukan, persyaratan kerapatan minimum dari 10.1 harus
dilepaskan.
- Kerapatan film harus ditentukan dengan densitometer atau step wedge film
comparator/ film density strip.
i. Back Scetter
Kalau radiography dilaksanakan dengan arah yang membuat back scattering
(misalnya film yang diletakkan antara source dan lantai beton) maka lembaran
timah hitam (lead) diletakan dibelakang kaset film untuk mengurangi atau
memotong scatter tersebut.
Sebuah symbol “B” Timah hitam dengan tinggi 0.315” dan tebal 0.60” harus
dilekatkan pada bagian belakan dari setiap kaset film. Kalau image “B” muncul
pada radiograp dianggap tidak diterima.
j. Sistem Identifikasi
Kontrak identifikasi komponen, nomor weld seam, nomo juru las, client, tanggal
dan tanda lokasi, harus ada pada radiograf dengan menggunakan alphabet dan
pengurufan timah hitam (lead). Image dari data ini tidak boleh merintangi atau
menutupi image dari area yang diperiksa. Untuk komponen atau weldment flat
dengan reinforcement flush pada parent metal, lead arrow atau tanda yang lain
akan digunakan untuk mengindikasi area yang diperiksa. Sesuai API Standard
650, Section 6
k. Geometric Unsharpness
- Geometric Unsharpness dari radiography ditentukan menurut formula
dibawah ini:
Ug = Fd/ D
l. Tehnik Radiography
Tehnik pengetesan harus dibuat dengan lembaran format standard/ tehnik – lihat
lampiran. Setiap tehnik pengetesan harus disetujui secara individu dan dikualifikasi
oleh client dan parameter – parameternya dicatat. Lembar Catatan Radiograp dan
kualifikasi prosedur pengujian harus dijaga dan disimpan dalam file, semua
pengetesan production harus sesuai dengan lembar tehnik spesifik yang disetujui.
API Standard 650 section 8 Paragraph 8.1.3, Technique, 2013 Edition
m. Methode Radiography
Penerapan, nomor dan lokasi radiography (spot Radiography) termasuk tambahan
pengambilan radiography bila ada repair harus sesuai dengan API Standard 650
section 8 Paragraph 8.1. Radiographyc Method, 2013 Edition
n. Kriteria Penerimaan
Menurut paragraph UW-51 (b) dibagian ASME Section VIII Appendiks 4-3
o. Pelaporan
- Interpretasi radiography harus dilaporkan dalam format standard laporan
radiography
- Bersama dengan laporan, radiograp dari tiap komponen harus dipresentasikan
kepada pemilik tangki dalam film folder dengan semua informasi yang
dibutuhkan termasuk hasil dari interpretasi dan tandatangan, catatan pada luar
untuk referensi yang mudah. Penyimpanan dan retansi dari laporan dan
radiograp merupakan tanggungjawab dari client.
- Salinan dari laporan radiography harus dijaga dan dirawat oleh kontraktor
untuk dokumentasi dan pencatatan.
- Setiap Laporan akan diidentifikasi untuk filling dan record.
Laporan yang terdiri atas rincian lengkap setiap uji pembatasan atau deviasi dari
teknik prosedur spesifik. API Standard 650 section 8 Paragraph 8.1.8 Record of
Radiography Examination, 2013 Edition
Untuk Non Pressure Tank (memakai Vent tubes) adalah 75 mmWG untuk Low Pressure
Tank (memakai PV valves) adalah 1,25 x setting pressure PV Valve.
4. DIMENSIONAL INSPECTION.
Dimensi tangki harus di ukur pada saat konstruksi dan harus memenuhi toleransi yang
diperbolehkanoleh standard/code atau spesifikasi yang sudah di sepakati.
Disamping memenuhi batasan-batasan yang di izinkan untuk perbedaan level fondasi tanki, juga
saat penyetelan shell plate dan beberapa pengukuran yang harus di lakukan sebelum hydrostatic
test antara lain:
4.1. Plumbness
Plumbness adalah kemiringan vertical dari tangki, maximum out of plumbness di ukur dari
tepi shell teratas dengan tepi dari shell terbawah adalah tidak boleh melebihi dari 1/200 total
tinggi shell keseluruhan.
4.2. Roundness
Roundness adalah kebulatan dari dinding tanki. Toleransi yang di izinkan ialah :
Diameter Range Radius Toleransi
0 - 40 feet (0 -12,2 M) Ø ½ inch (12,25 MM)
40 - 150 feet (12,2 - 45,75 M) Ø ¾ inch (18,38 MM)
150 - 250 feet (45,75 - 76,25 M) Ø 1 inch (25,4 MM)
250 lebih feet (>76,25 M) Ø 1¼ inch (31.75MM)
4.3. Peaking
Peaking adalah untuk lekukan yang terjadi pada sambungan las-lasan horizontal. Batasan
yang dibolehkan adalah pada jarak panjang 36 inches (915 mn) peaking maximum
dibolehkan sampai ½ inch (12,7 mm).
4.4. Banding
Banding adalah lekukan yang terjadi pada sambungan las-lasan vertical batasan yang di
bolehkan adalah pada panjang 36 inches (915mm) banding maximum adalah ½ inch (12,7
mm).
5. WELD INSPECTION
5.1. Umum
Pengelasan harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan standard/code yang di setujui dan
persyaratan lainnya misalnya :
a. Welding Procedure Specification meliputi,
- Base Metal Specification (Type dan Grade)
- Filter Metal
- Preheat dan PWHT (post weld heat treatment)
- Process Weld.
b. Procedure Qualification Record.
c. Welder Performance Qualification test yang meliputi,
- Test position
- Type, Purpose of test dan Examination.
Seluruh keperluan pengelasan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan, dan seluruh
production weld harus dilakukan Non Destructive Test.
- Vertical joint.
Butt weld dengan ketebalan shell plate 3/8 inch atau kurang satu spot radiography
diperlukan setelah penyelesaian 10 feet weld untuk satu type dan ketebalan
pengelasan yang sama dari seorang welder atau welding operator.
tambahkan satu spot radiography lagi setiap 100 feet las-lasan sedikitnya 25%
dipilih untuk radiography pada sambungari antara vertical dan horizontal (T.joint)
dan minimum 2 spot untuk masing-masing inter section dari tanki tersebut.
Selanjutnya paling sedikit 1 spot pada setiap vertical joint pada course terbawah.
Untuk ketebalan shell plate antara 3/8" - 1" radiography spot sama dengan scope
untuk plate yang lebih tipis dari 3/8" diatas, tetapi tambahannya untuk T.joint harus
semua di radiography dengan syarat harus terlihat jelas pada film sepanjang 2 inch
pada las-lasan verticalnya.
Pada course terbawah 2 spot radiography diperlukan untuk setiap vertical joint dimana
satu diantaranya adalah dekat/menempel pada sambungan ke bottom plate.
Untuk ketebalan lebih dari 1 inch harus di lakukan full radiography dan pada
sambungan vertical dan horizontal joint (T.joint) dalam film harus terlihat minimum 2"
pada las-lasan verticalnya.
5.2.3. Roof
Konstruksi roof umumnya dilakukan dengan welding joint, termasuk structurenya
kecuali untuk floating roof ada bagian yang merupakan seal dari bahan yang elastic
(karet pcv).
Pemeriksaan secara visual dilakukan untuk meyakinkan bahwa hasil las-lasan yang
baik, bila ada kekurangan di rekomendasikan untuk di repair.
7. PRESSURE TEST
Setiap tanki baru harus dilakukan pressure test setelah selesai erection, demikian juga pressure
test di perlukan setiap selesai perbaikan/cleaning tanki.
Untuk non pressure tank dengan tekanan 3 inch W.G, untuk Low Pressure/
Atmospheric dengan tekanan 1,25 x setting pressure/vacuum Relief Valve.
Under pressure di lakukan pada saat tanki terisi air penuh lebih kurang 10 cm di
bawah Top Curb Angle, las-lasan yang akan diperiksa dilapisi soap film solution
dari sebelah luar.
7.3.2. Floating Roof Tank, leak test di lakukan dengan :
- Vacuum box testing seperti 7.3.1. terhadap roof deck/ponton.
- Penetrant test/kerosine test terhadap ponton.
- Floating test selama pengisian/pengosongan air, bagian atas deck sebelah
bawah harus di lihat kemungkinan adanya kebocoran.
8. REPAIR PROCEDURE.
Biasanya Maintenance dan Repair bukan problem Inspeksi, tetapi sebelum pelaksanaan repair
perlu disiapkan Repair Procedure.
Mengingat bahwa pekerjaan repair tanki hampir selalu disertai dengan pekerjaan pengelasan,
dimana mutu/kwalitas pengelasan perlu diperiksa oleh Welding Inspector, biasanya Welding
Repair Procedure disiapkan oleh bagian Inspection.
Repair dapat dilaksanakan setelah dipastikan bahwa Repair Procedure, Welding Procedure,
Welder dan Material memenuhi seluruh persyaratan.
Biasanya Repair Procedure di buat sesuai dengan apa yang telah dilakukan pada saat tanki
dibangun, demikian juga pekerjaan inspeksinya harus sesuai dengan standard code yang di
gunakan.
Perbaikan yang umum/serius terjadi pada;
8.1. Defect Pada Welding Joint
Untuk crack perlu dihilangkan/eliminir seluruh crack dengan membuat grove, kemudian di
las isi sesuai Welding repair procedure.
Jika minor defect atau erosi, cukup dengan membuat grove kemudian dilas isi sesuai
Welding Repair Procedure.
8.2. Pitting
Perbaikannya dengan las isi, terkadang sebelumnya perlu dibuat grove pada pitting area agar
di dapat weld preparation yang baik untuk kemudian di las isi.
8.3. Leaks Pada Bottom Plate
Bila terjadi kebocoran pada bottom plate, perlu penelitian lebih lanjut sejauh mana
kerusakan plate tersebut sehingga perbaikannya dapat dilakukan dengan tuntas :
- Periksa kebocoran apakah akibat corrosion dari dalam tanki atau dari luar/bawah
tanki.
- Bila korosi dari dalam tanki segera bisa ditentukan perbaikannya apakah dengan las
isi atau penambalan/overlap dengan plate yang sama tebal dengan tebal asli.
- Bila terjadi korosi dari bawah tanki maka perlu di periksa lebih teliti dengan hammer
test untuk mengetahui berapa besarnya kerusakan yang terjadi. Bila masih diragukan
bottom plate tersebut di minta untuk di potong dengan ukuran sesuai kebutuhan untuk
kemudian dievaluasi.
- Apakah cukup ditambal dengan plat seperti point b) atau perlu penggantian.
9. DOKUMENTASI
Dokumentasi dan History/Record Card setiap tanki mutlak diperlukan agar dapat diketahui
dengan segera kondisi physik, penganalisaan, perbaikan/maintenance tanki tersebut.
Oleh karena itu Dokumentasi harus selengkap mungkin, mencakup seluruh data dan informasi
seperti :
9.1. History/Record Card.
Suatu record yang lengkap berisi seluruh informasi yang dapat dengan segera terlihat, terdiri
dari :
- Nomor registrasi.
- General Informasi.
- Location and Duty.
- Design Operation Condition.
- Engineering (Dimention, Type Roof, dsb)
- Material dan Drawing Reference.
- Fundation Record.
- Instrumentation/Accessories.
- Hystory/Recording.
- Seluruh hasil inspeksi termasuk hasil pengukuran/survey
- Perbaikan-perbaikan yang telah di lakukan.
INSPECTION TOOLS
Machinit Ball Peen Hammer ½ lb dan 1 lb. Visual Test / Hammer Test.