Anda di halaman 1dari 10

Bejana Bertekanan (Pressure Vessel)

Tinggalkan komentar

Pada kesempatan kali ini, saya ingin mencoba sharing perihal Bejana Tekan atau
Pressure Vessel, baik dari definisinya, klasifikasinya, dan kegunaan dari bejana tekan itu
sendiri.
Adapun definisi dari bejana tekan merupakan wadah tertutup yang dirancang untuk
menampung cairan atau gas pada temperatur yang berbeda dari temperatur
lingkungan. Bejana tekan digunakan untuk bermacam-macam aplikasi di berbagai
sektor industri seperti industri kimia (petrochemical plant), energi (power plant),
minyak dan gas (oil & gas), nuklir, makanan, bahkan sampai pada peralatan rumah
tangga seperti boiler pemanas air atau pressure cooker.
Klasifikasi bejana tekan dibedakan atas:
1. Fungsi

Storage PV. = Drum

Heat Exchanger

Cooker

Reactor

Saparator

Absorber

Stripper

Converter

Destilator

2. Posisi

Horizontal

Vertical

Elevated/Tilt

3. Material

Metalic

Non Metalic : Semen, fiber glass

Berikut contoh gambar bejana tekan:

Komponen dari Bejana tekan, diantaranya:


1. Common PV/Drum

Shell

Head : Flat, conical, hemispherical, dan ellipsoidal.

Nozzle

Manhole

Reinforce pad

Saddle
Lifting Lug

2. Heat Exchanger, terdiri dari : tube sheet dan tube.


3. Tall Pressure Vessel : destillation column, reaktor, dan stripper.
Pressure Vessel Manufacturing
Basic design -> Detail design -> Procurement -> Fabrication -> Instalation -> Testing
1. Basic design
Pada tahapan ini diperlukan data sheet berupa: lokasi pemanfaatan, jenis bejana tekan
yang akan dibuat, kapasitas, ukuran, kondisi operasi, bahan material, dan data lain
yang sekiranya dibutuhkan. Kemudian masuk pada tahapan pembuatan gambar teknik.
2. Detail design
Menggunakan data sheet yang tersedia, kemudian dilakukan engineering calculation
dengan mengacu pada Welding procedure specification ASME section VII Div 1 or 2.
Shell Thickness Calculation

Circumferential Stress (Longitudinal Joints).

When the thickness does not exceed one-half of the inside radius, or P does not
exceed 0.385SE, the following formulas shall apply:

Longitudinal Stress (Circumferential Joints).

When the thickness does not exceed one-half of the inside radius, or P does not exceed
1.25SE,the following formulas shall apply:

Spherical Shells.

When the thickness of the shell of a wholly spherical vessel does not exceed 0.356R,
or P does not exceed 0.665SE, the following formulasshall apply:
3. Procurement
Bill of material -> purchasing material -> incoming material (mill certificate and or
testing
4. Fabrication
Ref. Detail Design
Quality control plan

-> Shop drawing


Welder qualification

Welding procedure qualification


Inspection and testing procedure
5. Installation
Installation procedure -> installation PV

Sebagai realisasi dari pre inspection meeting dan persetujuan atas panduan
inspeksi (inspection manual) dan perencanaan (plan) dari pihak fabricator, di bawah
ini adalah kegiatan inspeksi dan tes yang dilaksanakan oleh pihak fabricator , pihak
pemesan/pemilik dan pihak pemerintah dari Negara pemesan serta pihak ASME

sebagai pemegang otorisasi sertifikasi atas desain dan fabrikasi bejana tekan yang
dianut oleh pihak fabricator.

Inspeksi pihak Fabrikator

Panduan Inspeksi

Panduan inspeksi pihak fabricator adalah buku panduan tentang pengendalian


(quality control QC) dan pemastian mutu (quality assurance QA) yang baku dan
standar bagi fabricator yang merupakan kebijakan pokok dalam pengendalian dan
pemastian mutu . Panduan inspeksi disusun berdasarkan ketentuan dari ASME , yakni
Asosiasi Mechanical Engineer Amerika yang mengeluarkan kode standar untuk
desain , fabrikasi dan pengujian bejana tekan internasional dan standar ISO 9000

Inspection Manual mengemukakan :


1.

Organisasi pengendalian dan pemastian mutu

2.

Sistem mutu yang dianut (ISO 9001)

3.

Segala ketentuan pokok tentang QA dan QC (Quality procedure)

Perencanaan Inspeksi

Perencanaan inspeksi (inspection plan) merupakan rencana menyeluruh tentang


langkah-langkah manajerial , operasional (QA dan QC) dan pengujian terhadap suatu
proyek fabrikasi bejana tekan berdasarkan PO (Purchase order) pemesan tertentu . Jadi
quality plan sifatnya individual (unique) untuk jenis pressure vessel tertentu

Perencanaan Inspeksi mengandung langkah-langkah inspeksi yang berurut dan


sistematis sesuai dengan perkembangan / kemajuan tahap fabrikasi , misalnya:

1. Vendor visit pada subsupplier/sub fabricator, untuk mengetahui kualitas pengerjaan ,


mutu material, kepemimpinan, system kualitas (quality system), pengiriman (delivery)
dan beban kerja (work load) yang ada.
2. Receiving inspection untuk material, cosumbale dan component, yang masuk dari
pemasok (subsuplier dan subfabricator) meliputi dimension check, material check,
workmanship check termasuk radiography welding. Inspektor fabricator menuntut
adanya sertifikat material (material certificate) dari pemasok mereka.
3. Setiap nonconfirmasi yang terjadi, ditindaklanjuti oleh mereka atas biaya sub
supplier/subvendor
4. Memeriksa mutu dan dimension check atas plotting (penerapan/maal), cutting,edging
(pembentukan kampuh las pada sisi pelat) dan rolling

5. Tahap ini biasanya diperlakukan sebagai hold point (tahap dimana pekerjaan
dihentikan sambil menunggu kedatangan inspector pemesan/ pemilik , setelah disetujui
inspector pemesan, pekerjaan dilanjutkan lagi)
6. Jika terdapat nonconfirmasi seperti laminasi , maka hal tersebut dapat
mengakibatkan penolakan (rejection) atas material yang menderita NC tersebut
7. Inspektor fabricator bertanggung jawab atas WPS ( Welding Procedure Spesification)
dan PQR (Procedure Qualification Record) yang digunakan walaupun sudah mendapat
persetujuan dari pihak pemesan. Demikian juga dengan kualifikasi welder yang ditugasi
melaksanakan pengelasan pada proyek tersebut
8. Inspektor memantau penyiapan kampuh las (mengatur weld gap, mengukur sudut
bukaan, mengukur ketebalan plat, memeriksa ring penguat jika digunakan , memeriksa
consumable dan peralatan las)
9. Inspektor mengukur lengkungan (curvature) pelat yang dirol dan menentukan
diterima atau dirol selanjutnya atau ditolak, apalagi jika shell ditempa bukan dirol,
seperti tampak pada gambar berikut ini. Toleransi tidak boleh dilanggar, sebab dapat
ditolak oleh inspector pihak pemesan
10. Sewaktu pelaksanaan pengelasan, inspector memperhatikan nyala api, mengukur
arus listrik dan meyakinkan jenis arus dan polaritas, serta memeriksa kondisi gas
pelindung (komposisi maupun tekanannya) dan mengukur konfigurasi las, serta
menginspeksi secara visual kondisi las secara keseluruhan dan rinci
11. Melaksanakan NDT sesuai ketentuan spesifikasi (radriografi , ultrasonic, magnetic
particle atau penetrant test)
12. Semua nonconformas ditindaklanjuti sesuai ketentuan spesifikasi untuk repair dan
retest
o Dibawah ini digambarkan cara menempa badan bejana yang seamless ( tidak
bersambung las longitudinal), heavy wall (tebal 450mm, OD 6 meter) untuk bejana
Hydro Desulfurization reactor

o Penempaan menggunakan hydrolic forging press berkapasitas 10000 Ton. Suhu tempa
sekitar 700 C
13. Setelah NDT selesai , maka inspector mengadakan pengukuran secara professional
pada dimensi pokok bejana maupun orientasi nozzle dan manhole , serta bagian-bagian
vessel. Pada titik progress ini biasanya juga dijadikan Hold Point
14. Sebaiknya Hold Point dilaksanakan pada tingkat kemajuan fabrikasi sekarang
daripada dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan mekanikal selesai , karena jika ada
perbaikan pada bagian bertekanan , terpaksa stress reliefing diulang lagi (jika ada)
15. Jika diperlukan stress relief, inspector juga memantau suhu kenaikan (increment)
dan penurunan (decrement) , suhu stress reliefing dan soaking time yang diperlukan
16. Setelah seluruh proses PWHT (post weld heat treatment = pembuangan regangan)
selesai , diadakan pengujian kekerasan bahan las. Jika ternyata kekerasan bahan pada
daerah yang berimbas panas (heat affected zone) masih di atas 225 BHN (Brinell
Hardness Number), PWHT masih harus diulang, sehingga maksimum kekerasan bahan
baja tidak melebihi 225 BHN
17. Setelah seluruh pelaksanaan pekerjaan mekanikal selesai, bejana tekan diuji
hidrostatis pada 1 x tekanan kerja maksimum (MAWP) atau pada 1 x tekanan
desain. Diharapkan pada kondisi paska hidrotes tidak ada deformasi permanent , sebab
jika ada , hal tersebut dianggap fatal. Seluruh bejana tekan akan ditolak
18. Pada saat ini seluruh inspector baik dari pihak fabricator , pemesan / pemilik , pihak
III serta inspector pemerintah hadir menyaksikan pengujian tersebut. Tekanan dicatat
dalam pressure time recoding chart dan ditandatangani oleh para inspector yang hadir
untuk pengesahan ( terlampir)
19. Setelah lulus uji, bejana dikosongkan dan dikeringkan dari sisa-sisa air hidrotes , dan
bagian luarnya di-sand blast untuk dicat
20. Bejana kemudian dicat dengan zinc rich primer atau red lead atau cat aluminium ,
maksudnya untuk melindungi permukaan sebelah luar shell dari karat atmosferis

selama pengangkutan (shipment) dan perletakan (lay down) di lapangan simpan


(storage yard)
21. Bagian dalam bejana diisi dengan silica gel untuk mencegah pengembunan

Inspeksi pihak pemilik / pemesan / pemerintah

Ketiga pihak inspeksi ini tidak melaksanakan inspeksi secara operasional , namun
lebih bersifat manajerial (quality assurance) , yakni mengadakan verifikasi hasil
pelaksanaan inspeksi oleh pihak fabrikator. Namun jika timbul keragu-raguan ,
mereka dapat meminta pengulangan inspeksi atau pengujian sehingga hasilnya
benar-benar dapat meyakinkan mereka

Walaupun mereka telah meluluskan suatu hasil pengujian , bukan berarti pihak
fabricator lepas tanggung jawab jika terjadi sesuatu sehubungan dengan pengujian
tersebut

Pada persiapan fabrikasi, inspector pemilik secara acak akan memeriksa kondisi
pelat yang akan digunakan untuk pembuatan bejana tekan

Dibawah ini adalah jenis-jenis kelainan / cacat permukaan pelat bejana yang sering
didapati

Inspeksi / penyaksian dilaksanakan pada hold points dan pada final hidrotes

Kecuali apabila pressure vessel tersebut sangat critical, maka inspeksi pihak
pemesan/ pemilik bersifat resident (selalu berada di shop vendor untuk setiap saat
memantau pelaksanaan fabrikasi)

Inspeksi pihak pemilik/ pemesan akan memantau persiapan pengapalan


(shipment) untuk meyakinkan semua berjalan semestinya.

Prosedur hidrotest

Agar hidrotest berhasil baik, perlu prosedur yang benar dengan urut-urutan
sebagai berikut :

a. Tentukan air hidrotest ber Ph di atas 7 chlorine < 50 ppm


b. Terlebih dahulu tutup semua opening dengan flensa buta dan semua kerangka
dengan sorokan (insert plate)
c. Buka ventilasi bejana tekan.

d. Isi bejana tekan perlahan lahan dengan air tersebut diatas hingga keluar dari
ventilasi. Hal ini berarti udara telah keluar dari dalam bejana. Suhu air antara 20 o C
hingga 40o C
e. Setelah bejana tekan diyakini penuh dengan air uji dan tidak ada udara lagi yang
tertinggal, ventilasi ditutup dan pompa tekan dijalankan. Tekanan naik perlahan lahan
hingga 680% dari tekanan uji, kemudian pengempaan dihentikan sementara untuk
menguji seluruh sambungan flensa. Semua kebocoran diikat ulang, jika semua
rembesan hilang, tekanan dilanjutkan hingga mencapai tekanan uji (3/2 tekanan kerja
maksimum atau 3/2 tekanan design). Dari awal, charta pressure time telah dipasang
untuk mencatat tekanan. Setelah tekanan uji tercapai, ditunggu biasanya sekitar 2 jam
sambil memeriksa bocoran sambungan flensa dan kemungkinan adanya deformasi.
Setelah waktu tungu selesai, tekanan kembali ke atmosferis, saluran pengering (drain)
dibuka sedikit untuk mengosongkan bejana. Sisa air uji sebaiknya dikeringkan agar
tidak memprakarsai serangan karat.

Pengujian hidrostatis selalu disaksikan oleh para inspektor yang terkait termasuk
inspektor pemerintah untuk mensahkannya.

Prosedur pengujian reinforcing pad

semua reinforcing pad harus diuji peneunatis dengan menggunakan gas n2 atau
helium. Tekanan yang diperlukan cukup 10 psi. Adapun prosedur nya adalah sebagai
berikut :

pada re-pad diberi lubang yang berulir diameter inch. Kemudian dimasukkan
nipple dan cooper tubing yang dihubungkan kebotol N2 . selanjutnya tekanan
dimasukkan kedalam re-pad sebesar 610 psi. Kemudian sewaktu tekanan sudah
dicapai, seluruh sambungan las re-pad dilumuri air sabun. Jika terdapat bocoran,
maka akan tampak buih pada sambungan las tersebut.

Lubang pada re-pad tersebut disebut web hole, yang setelah pengujian berhasil,
dilarang ditutup dengan plug, hanya boleh diisi dengan gemuk (grease) untuk
menyumbat masuknya air hujan. Web hole harus selalu terbuka agar jika ada
kebocoran dari dalam dinding yang masuk kecelah dibawah re-pad, fluidanya akan
merembes keluar dari web hole. Webhole harus selalu diposisikan paling bawah,
sehingga rembesan akan cepat diketahui.

PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP


Tender PreQualification
Nomor : PJ. 0019A/LL-CO/II/2016
Kategori

: Penyedia Barang dan Jasa

Commodity

: Others

Pekerjaan

: Penggantian Column 91C403 beserta Accesoriesnya di Unit SRU

Pendaftaran

: 01-02-2016 s/d 10-02-2016

Keterangan

: PERTAMINA
PENGUMUMAN PENGADAAN JASA
NO. PJ. 0019A/LL-CO/II/2016
Dengan ini diberitahukan bahwa PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV Cilacap akan melaksanakan
pengadaan jasa pekerjaan sebagai berikut :
Penggantian Column 91C403 beserta Accesoriesnya di Unit SRU
PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV Cilacap
Syarat-syarat kualifikasi Perusahaan
a. Kualifikasi SKT Pertamina : B (Besar)
b. Sub. bidang SKT Pertamina :
Q.13.06 (Pertambangan dan manufaktur, termasuk perawatannya) atau
Q.13.07 (Instalasi thermal, bertekanan, minyak, gas, geothermal, termasuk perawatannya) atau
Q.13.10 (Fasilitas produksi, penyimpanan minyak dan gas, termasuk perawatannya)
c. Sertifikat Badan Usaha (SBU) dari LPJK minimal Gred 5 atau M2 : sub bidang 23006/ 23007/ 23010 atau
MK006/ MK007/ MK010 yang masih berlaku
d. Perusahaan harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
I. Persyaratan dokumen prakualifikasi Menyerahkan dokumen sebagai berikut:
a. Formulir pendaftaran. Formulir dapat diambil di loket Contract Office RU IV atau diunduh pada website
https://eproc.pertamina.com
b. Copy SKT (Surat Keterangan Terdaftar) sebagai rekanan di Pertamina kualifikasi B dengan sub bidang
Q.13.06/ Q.13.07/ Q.13.10.
c. Copy Sertifikat Badan Usaha (SBU) dari LPJK minimal Gred 5 atau M2 untuk sub bidang 23006/ 23007/
23010 atau MK006/ MK007/ MK010 yang masih berlaku
d. Copy Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi yang masih berlaku
e. Copy sertifikat/ surat keterangan lulus Contractor Safety Management System (CSMS) dari Pertamina/
anak perusahaan Pertamina kategori : High Risk. Untuk sertifikat yang dikeluarkan bukan dad Refinery dapat
dilakukan review apabila diperlukan. Bagi vendor yang belum memiliki CSMS akan dilakukan audit.
f. Copy kontrak dan berita acara serah terima pekerjaan yang membuktikan Perusahaan memiliki
pengalaman kerja sesuai Pekerjaan tersebut di atas (sejenis) dengan nilai proyek minimal 25 Milyar dalam 10
tahun terakhir yang lingkupnya meliputi :
i. Engineering, Procurement, Construction bidang sipil, mekanikal, elektrikal dan instrumentasi
ii. Bongkar pasang peralatan dengan slat angkat minimum 450 ton
g. Copy sertifikat ASME U Stamp dari fabrikator yang masih berlaku. Bagi perusahaan yang bukan fabrikator
harus melampirkan surat dukungan dari fabrikator yang memiliki sertifikat ASME U Stamp.
h. Surat keterangan kepemilikan workshop bagi Perusahaan yang memiliki fasilitas workshop, sedangkan
bagi perusahaan yang tidak memiliki workshop agar melampirkan surat dukungan dad workshop yang akan
digunakan. Workshop yang akan digunakan harus memiliki kemampuan untuk melakukan fabrikasi Column
dengan ukuran panjang (tinggi) minimal 35 meter (agar melampirkan profil fasilitas workshop tersebut).
i. Copy rekening Koran dan/ atau deposito dalam 3 bulan terakhir (Oktober, November dan Desember 2015)
dengan saldo rata-rata minimum perhari Rp. 3 Milyar
j. Tidak sedang bermasalah dengan Pertamina dalam hal keterlambatan pekerjaan yang terkena denda
(dibuat dalam surat pemyataan).
k. Foto copy Neraca Perusahaan Audited Akuntan Publik tahun 2015 dan ada opini dad Auditor atau bagi
perusahaan yang Neraca Audited Akuntan Publik tahun 2015 nya belum terbit maka melampirkan surat
keterangan yang dikeluarkan oleh KAP yang menerangkan bahwa neraca tahun 2015 sedang dalam proses
audit serta melampirkan neraca audited tahun 2014 dan neraca tahun 2015 yang ditandatangani Direktur.
I. Apabila bukan vendor pertamina menyerahkan dokumen tambahan yaitu akta pendirian dan perubahan
terakhir, NPWP, SIUP, Copy Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP), Susunan pengurus
perusahaan, susunan kepemilikan modal, dan referensi bank dan akte pendirian dan perubahan terakhir.
m. Bagi yang berbentuk kemitraan (consortium), wajib menyertakan Perjanjian consortium (preliminary
consortium) yang memuat antara lain tanggung jawab para pihak, presentase kemitraan dan pihak yang
mewakili kemitraan (lead firm). Prakualifikasi akan dilakukan kepada semua perusahaan yang tergabung
dalam kemitraan tersebut.
II. Cara, Waktu dan Tempat pendaftaran
a. Pendaftaran dapat melalui web e-Procurement (https://eproc.pertamina.com) atau melalui loket Contract
Office dilakukan oleh Direktur / yang diberi kuasa direktur (membawa surat kuasa) mengambil, mengisi
formulir pendaftaran dan menyerahkan kembali kepada Panitia di Contract Office Gedung Head Office JI.
MT.Haryono No.77 Cilacap.
b. Waktu pendaftaran dan penyerahan dokumen prakualifikasi : Tanggal 01 s/d 10 Februarl 2016 Pukul 08.00

s/d 15.00 WIB.


Penjelasan lain yang berkaitan dengan pelelangan tersebut dapat menghubungi Sekretariat Pengadaan Jasa
PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV Cilacap, Telp. (0282) 508694, 508690 Fax. (0282) 508698.
Pengadaan Jasa ini berpedoman pada Surat Keputusan Direksi PT Pertamina (Persero) No.Kpts.43/C00000/
2015-SO tanggal 08 Oktober 2015.
Bagi peserta yang lulus prakualifikasi terhadap persyaratan administrasi dan pengalaman kerja yang dimiliki
akan diundang sebagai peserta tender Pengadaan Jasa.
Panitia Pengadaan Jasa

Anda mungkin juga menyukai