Anda di halaman 1dari 10

Standart Pengelasan Dunia

Dalam dunia keteknikan suatu institusi tidak akan mampu bertahan lama beroperasi tanpa ada
sokongan atau dukungan dari institusi lain. Kalaupun ada institusi yang mampu beroperasi
dengan sistem single work, dapat dikatakan institusi tersebut mempunyai keprosional yang
tinggi. Idealnya suatu institusi malakukan kerja sama denga institusi lain untuk mendapatkan
hasil maksimal.
Suatu industri akan lebih efisian bila memiliki kerjasaama dengan institusi nasional maupun
internasional. Disamping menurunkan biaya yang dikeluarkan karena workman(pekerja) dan
materi yang dibutuhakan, waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi menjadi lebih
singkat. Denga adanya institusi yang mendedikasikan terhadap kemajuan teknologi, maka
semakin memudahkan industry di suatu Negara untuk memepercepat memperoleh kuntungan.
Institusi-institusi tersebut dapat mengeluarkan kode standart yang dibutuhkan dalam indutri.
Salah satu kode standart yang dibutuhkan dalam industry adalah kode standart pengelasan.
Hal ini dikarekanakan tidak ada indrustri yang tidak membutuhkan material kontruksi
meliputi besi, baja dan paduannya. Untuk menghasilakan suatu konstruksi, sangat
dimudahkan dengan adanya penyambungan besi, baja dan paduannya. Dalam
panyambungannya dibutuhakan teknologi pengelasan.Institusi atau organisasi yang
mengeluarkan standart pengelasan di seluruh dunia:
1. AWS (American Welding Society)
AWS (American Welding Society) adalah lembaga nonprofit Amerika Serikat yang
ededikasikan demi kemajuan pengetahuan dan teknologi pengelasan.

2. JWES (The Japan Welding Engineering Society)


JWES (The Japan Welding Engineering Society) adalah lembaga dari pemerintah Jepang
yang menangani masalah ilmu keteknikan meliputi pada bidang welding consumable
division, electric welding, gas welding and cutting, ship-offshore and steel structures, dan
mechanical engineering and automobiles.

3. PWS (Philipine Welding Society)


PWS (Philipine Welding Society) adalah badan standat yang memulai visi pada berbagai
macam professional insutri yang meliputi pada pengembangan pengetahuan dan praktek
pengelasan di Negara Filipina. PWS (Philipine Welding Society) juga membuat kerjasama
demi kemajuan pada bidang yang sudah terarah dengan badan standrt tingkat dunia yang
meliputi AWS (American Welding Society), ANSI dan JWES (The Japan Welding
Engineering Society).
4. OSHA (Occuptional Safety and Health Administration)
OSHA (Occuptional Safety and Health Administration) adalah badan standart dari Negara
Spanyol yang menangani pada bidang : material berbahaya, perlindungan peralatan pribadi,
pelayanan kesehatan, welding-cutting and brazing, material penghubung dan penyimpanan.

5. BV (Bureau Veritas)
BV (Bureau Veritas) didirikan pada tahun 1828, sampai sekarang masih beroperasi. BV
(Bureau Veritas) adalah badan standart milik Perancis pada bidang testing, inspection, da
certification (TIC), demi diterimanya pelayanan terbaik untuk memuaskan konsumen yang
mengutamakan kualitas, kesehatan, aman, terhadap lingkunga atau ramah lingkungan dan
bertanggung jawab kepada social.

6. TWI (The Welding Institute)


TWI (The Welding Institute) adalah salah satu lembaga independen yang terkait pada
penelitian dan teknologi, khususnya pada pengelasan. Didirikan oleh pemerintah Inggris
sejak 1946. TWI (The Welding Institute) berbaur pada semua aspek indutri.

7. DIN (Deutche Industrie Normen)


DIN (Deutche Industrie Normen) adalah badan standart Jerman yang melayani segala
masalah indutri di Jerman, bahkan diakui di seluruh dunia.

8. ASME (American Society of Mechanical Engineers)


ASME (American Society of Mechanical Engineers) adalah badan standart milik Amerika
Serikat yang menangani masalah berbagai aspek industry. Untuk ASME Section IX khusus
pada bidang welding and brazing qualifications. Pada Section IX engatur peralatan dengan
prosedur welding procedure specification (WPS), pengujian WPS melalui procedure
qualification record dan pengujian yaitu welder performance.

9. API (American Petrolium Institute)


API (American Petrolium Institute) adalah badan satandart milik Amerika Serikat. Semua
masalah equipment pada suatu industry, sudah diatur oleh API (American Petrolium
Institute). Untuk API Standard 1104 hanya menangani pada bidang welding pipeline and
related facilities.

10. CSA Codes (Canadian Standards Association)


CSA Codes (Canadian Standards Association) dimulai dari Cannadian Engineering Standards
Association (CESA) pada tahun 1919. Pada awalnya lembaga ini menangani masalah aircraft
parts, bridges, building construction, electrical work and wire rope. Namun setelah
berjalannya waktu, kini mempunyai standart pengelasan meliputi CSA W47.1 (Certification
of companies for fusion welding of steel), CSA W59, dan CSA W59.2.

11. EN (Europen Standard)


EN (Europen Standard) dimulai dari pengabdian 3 standart yang sudah diakui di European
Standization Organization (ESOs) yang meliputi : CEN, CENELEC, dan ETSI. Salah satu
standart code yang digawangi dari EN adalah EN ISO 5817 (welding-fusion-welding join in
steel, nickel, titanium and their alloys (beam welded excluded)-quality level for
imperfections).

12. Chinese Welding Standars (GB Standards or Recommendations)


Chinese Welding Standars (GB Standards or Recommendations) adalah badan standart milik
Cina yang menangani berbagai macam pengelasan pada suatu industry. Salah satu standart
kodenya meliputi : GB/T 12467 yang berisi masalah fusion welding of metallic materials dan
GB/T 15169.

13. GOST (Gosudartstvennyj Obscesojuznyj Standard-Russian)


GOST (Gosudartstvennyj Obscesojuznyj Standard-Russian) adalah institusi milik Rusia yang
mengarah pada pengaturan standart teknik dari Euro-Asian Concil for Standardization,
Metrlogy and Certification (EASC). Ada 16 system sertifikat yang diberikan oleh GOST
(Gosudartstvennyj Obscesojuznyj Standard-Russian) kepada indutri. Namun dari semuanya,
kebanyakan mengarah pada industry logam dan pengelasan.

14. DNV (Det Norske Veritas)


DNV (Det Norske Veritas) adalah organisasi yang didirikan mulai 1864 oleh pemerintah
Norway. Ikon yang dibawa oleh DNV (Det Norske Veritas) adalah “Safeguarding life,
property, and the environment”. Lembaga ini bertugas mengevaluasi pada bidang industry di
darat dan kemaritiman.

15. KOSA (Korea Iron and Steel Association)


KOSA (Korea Iron and Steel Association) adalah lembaga yang didirikan oleh pemerintah
Kore yang bertujuan demi kemajuan ekonomi melalui industry Iron and steel termasuk
welding procedurs. KOSA (Korea Iron and Steel Association) juga bekerjasama dengan
berbagai asosiasi indudtri baja di berbagai Negara meliputi Cina, Japan, dan South Eas Asia.
Welding Procedure Specification

WPS adalah standar pengelasan tertulis berisikan guideline/ pedoman bagi welder. Dokumen Persyaratan
Code lain dpt pula disediakan untuk menyediakan arahan dalam pekerjaan pengelasan. Standar & Code per
disiplin:

1. Structural (US : AWS D1.1, Europe : EEMUA 158)

2. Piping (ASME/ANSI Section IX)

3. Pipeline (API 1104)

4. client requirement

WPS yg baik selalu didukung pula dgn PQR (Procedure Qualification Record). PQR adl dokumen data
pengelasan pada sample pengujian dimana tdp hasil tes. Pada umumnya parameter2 aktual yg digunakan
akan lbh sedikit saat dilakukannya proses pengelasan lapangan. PQR yg baik akan memberikan parameter
penting termasuk parameter tambahan yg dipersyaratkan pada proses pengelasan. Sedangkan
variable/parameter lainnya dapat pula digunakan sbg pilihan. Salah satu contoh variabel penting adl kuat
tarik dari kawat las sedang yg variabel lain spt pembersihan metal dgn sikat/brush.

Faktor2 penting yg ada dlm prosedur pengelasan (Welding procedure):

1. Jenis Join/sambungan

2. Jenis logam dasar

3. Logam pengisi

4. Elektroda/fluks

5. Panas

6. Posisi
Contoh suatu kawat las dgn kelas E 7016; berarti 70 ksi, angka 1 berarti untuk semua posisi pengelasan,
angka 6 berarti kadar hidrogen rendah. Perlu diingat bahwa setiap WPS yg tlh dibuat akan mengacu pada
standar klien dmn diterapkan di lapangan sebagaimana pada tes las yg tlh dilakukan. Pada kasus tertentu,
prosedur ini dpt digunakan pd tmpt lain selama kontraktor dpt menunjukkan sistem akan sama. Berikut
adalah jenis2 pengelasan:

1. SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

2. SAW (Submerged Arc Welding)

3. GMAW (Gas Metal Arc Welding)

4. FCAW (Flux Cored Arc Welding)

5. GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)


Welding Inspector : Welding Prosedur Standar (WPS)

Welding Prosedur Standar (WPS) merupakan spesifikasi prosedur las yang digunakan oleh juru las
dalam melakukan pekerjaannya sebagai pedoman yang telah terstandarkan oleh kontraktor dan
telah teruji.

Standar yang dipakai dalam WPS antara lain :

1. ASME (american society of mechanical engineers)

2. API ( american petroleum engineers)

3. AWS (american welding society)

4. ISO

Tujuan dari WPS sendiri merupakan : menentukan rakitan las yang di usulkan untuk suatu konstruksi
yang memenuhi persyaratan dalam suatu pemakaian yang sudah ditetapkan (QW-100.1)
WPS yang dibuat oleh kontraktor harus diuji terlebih dahulu untuk membuktikan kebenarannya
yaitu dikenal dengan prosedur las. pengujian atau kualifikasi meliputi

1. pembuatan spesiemen uji oleh welder

2. pengetesan benda uji yang dibuat dari spesiemen uji yang bersangkutan

3. hasil uji didumentasikan dalam bentuk rekaman kualifikasi prosedur (PQR)

4. PQR harus diperiksa oleh welding inspektor (QW-483) WPS

Adapun komponen informasi dalam WPS antara lain :

- proses las

-Desain sambungan las

-logas dasar

-posisi las

-pemanasan awal

-perlakuan panas pasca las

-gas pelindung

-karakterstik listrik

-teknik pengelasan

LOGAM DASAR PADA WPS : pengelompokan logam dasar berdasarkan pada standar yang dipakai.
misalnya ASME berdasarkan P number, API berdarkan kekuatan luluh dan AWS berdasarkan
kelompok grup. logam yang tidak dikelompokan harus diidentifikasi WPS dan sesuai spesifikasi.
Pengelompokan harus berdarkan uji klasifikasi.

POSISI PENGELASAN :

POSISI LAS GALUR PELAT

1. POSISI DATAR : 1 G

2. POSISI HORIZONTAL : 2G

3. POSISI VERTICAL : 3G

5. OVERHEAD :(4G)

POSISI LAS PIPA


1. POSISI DATAR : 1 G

2. POSISI HORIZONTAL : 2G

3. POSISI MULTI : 5G

UP AND DOWN

5. MULTI :(6G)

VARIABEL DALAM PENGELASAN : (QW 250)

Terdiri atas :

1. variabel esensial

2. variabel nonesensial

3. variabel esensial suplementer

variabel esensial : variabel yang apabila diubah akan perlu dilakukan pengujian ulang, yaitu yang
mempengaruhi sifat mekanis. proses las, logam pengisi,, electroda, preheat.

variabel esensial suplementer : variabel yang berpengaruh terhadap sifat ketangguhan (taughness)
dari lasan, seperti perubahan proses las, las vertical naik turun, dan pasca las.

Setelah semua memenuhi prosedur, maka diperlukan uji spesiemen (coupont test) untuk
mendapatkan spesiemen uji yang diperlukan.

Variabel Non-esensial : variabel yang tidak berpengaruh sifat mekanik dan tiak perlu dilakukan
penujian ulang jika terjadi pengantian, diantaranya desain sambungan, pembersihan dll.
PQR WPS DAN PQR merupakan pedoman dan andalan bagi welding inspector dalam bekerja. dunia
pengelasan merupakan hal yang tidak bisa dipikahkan dalam bidang konstruksi fabrikasi engineering.

Anda mungkin juga menyukai