Pipeline
Pipeline Engineer terbagi dua bagian, yaitu:
a) Offshore Pipeline Engineering
b) Onshore Pipeline Engineering
.1 Onshore Design & Analisa Pipeline Engineering.
Didalam melakukan perhitungan Design dari pipeline system, maka hal-hal berikut ini perlu dilakukan
analisa:
Pipeline Sizing.
Pipeline Route Selection.
Pipeline Wall Thickness Design.
Pipeline Internal and External Corrosion Coating Design.
Pipeline Crossing Design.
Pipeline Trenches For Buried Pipeline Section.
Cathodic Protection Design .
Installation and Tie-in Method.
Pipeline Stability Under: Installation, Testing & Operational Conditions (concrete weight coating).
Pipeline Mechanical Design Including Stresses Esxpansion.
Pipeline Spanning.
Upheaval and Lateral Buckling.
Pipeline Shore Approach Design.
Pipeline Expansion Spool Flexibility Analysis
Dalam melakukan design, juga dilakukan assessment terhadap pengaruh dari lingkungan (environtment
analysis) terhadap pipeline system, dengan menggunakan beberapa scenario seperti :
Flooded Scenario,
Hydrostatic test scenarion dan
Operational Scenario.
Ketika melakukan pipeline routing, diperlukan untuk memilih lokasi pipeline yang aman dan terhindar dari
benturan dengan existing structures, platform, drilling rig, daerah anchor kapal laut, dan juga
memperhatikan contur dan feature dari permukaan dasar laut atau seabed.
Dalam menentukan diameter dari pipeline, maka harus dilakukan berdasarkan Hydraulic and Thermal
analysis.
Ketebalan pipa (wall thickness) dipilih berdasarkan Internal Design Pressure, dan kemudian harus dicheck
terhadap collaps, buckling initiation dan buckling propagation akibat tekanan dan gaya luar. Terkahir,
pipeline wall thickness mesti di check juga terhadap stress pada saat installasi.
Colaps and Buckling Analysis harus dilakukan pada kondisi installasi dan operasi dengan mengunakan
“worst case load conditions”, dengan juga memperhatikan dan menggunakan worst case dari kedalaman
laut termasuk ketinggian gelombang pada permukaan.
Setelah itu, perlu dihitung Spanning Analysis untuk mengetahui kondisi aman pipeline terbentang tanpa
support (allowable free span lengths) sekaligus mengetahui keamanan pipeline dalam keadaan diberi
beban kombinasi.
Kriteria yang digunakan:
Static Span Stress Criteria
Vortex Shedding Criteria
Euler Buckling Criteria
Pipeline yang terletak dan terbaring diatas permukaan dasar laut haruslah diperiksa kestabilannya
mengingat kondisi dibawah laut adalah bervariasi, terutama akibat aliran arus bawah laut, baik vertikal
maupun horizontal.
Analysa ini disebut juga dengan On-Bottom Stability Analysis. Mengingat kondisi air laut, maka Pipeline
perlu dilindungi dari perbagai gangguan luar dengan menggunakan kombinasi antara Coatings dan
Cathodic Protection.
Pada saat pipeline mulai mendekati pantai (shore approach), maka perlu juga didisain metode yang akan
digunakan, yang umumnya bisa berbentuk trenching dan backfilling disepanjang pantai.
Terkahir, pada bagian ujung pipeline yang muncul di daratan, maka perlu dilakukan perhitungan
longitudinal expansion of pipeline pada saat operasi dan hydrostatic test. Ini disebut Pipeline End
Expansion Analysis.
.2 Tahap Dalam Konstruksi Onshore Pipeline.
Urutan tahapan dalam konstruksi pipeline pada umumnya adalah sebagai berikut :
1) Clearing (Pembukaan Lahan).
Sebelum pekerjaan dimulai dan alat berat dibawa ke lokasi, right of way (ROW) harus siap dengan
penebangan pohon, semak belukar dan tanaman-tanaman penghalang jika ada. ROW pada umumnya
mempunyai lebar 50 dan 100 ft, tergantung pada ukuran pipeline.
Clearing Area
2) Grading.
Grading adalah proses penyediaan area kerja untuk memfasilitasi tools operation sepanjang ROW.
Tanah lapisan atas akan dihilangkan dan ditimbun di sebelah ROW sehingga dapat meminimalkan
proses pencampuran tanah lapisan atas dengan tanah hasil galian. Untuk proses akhir, Grading
memerlukan perataan, pemotongan, dan pengisian.
3) Ditching (Penggalian Parit).
Ditching adalah proses penggalian menyerupai parit yang cukup lebar sehingga dapat menampung
pipa dan memungkinkan untuk menurunkan pipa dan backfiling. Kedalaman parit bervariasi
tergantung pada jumlah pipeline dan lokasi.
Ditching / penggalian
4) Stringing (Peletakan).
Stringing adalah proses delivery pipa di mana akan diperlukan di bagian ROW. Field operation
termasuk unloading pipa dari truk ke lokasi stockpile, transportasi ke ROW dan pendistribusian
sambungan ujung-ujung pipa di sepanjang area kerja.
Stringing Pipa
5) Bending (Pembengkokan Sesuai Topografi Tanah).
Jalur pipa melewati berbagai fitur topografi mulai dari datar sampai ke bukit-bukit dan pegunungan.
Proses bending memungkinkan pipa agar sesuai dengan kontur daerah yang dilalui.
Bending Pipa
6) Welding (Penyambungan).
Welding adalah tahapan penting dalam konstruksi pipeline. Setiap pipa akan melalui berbagai tahap
proses pengelasan, x-ray dan pengujian. Setiap pengerjaan pengelasan yang dicapai sangat
menentukan kualitas, keselamatan dan operasional.
Welding Pipeline
7) Coating (Pelapisan).
Coating berfungsi untuk melindungi pipa dari korosi. Fungsi utama dari lapisan ini adalah untuk
mencegah air masuk ke dalam dan kontak dengan pipa. Lokasi jalur pipa tertentu mungkin
memerlukan coating lebih tahan lama dan khusus sesuai dengan kondisi daerah tersebut. Pelapisan
beton akan di digunakan di daerah rawa atau tanah dengan kadar korosi yang tinggi.
Coating Pipe
Concrete Coated Pipe
Set on Weight
8) Lowering (Menurunkan).
Menurunkan pipa ke dalam parit akan umumnya dilakukan dengan mengangkat dua ujung pipa
secara bersama-sama. Kadang kala parit mengandung bahan yang dapat merusak lapisan/coating,
sehingga pipa akan diturunkan di tempat yang bebas dari tanah gembur atau pasir.
Lowering Pipe
9) Backfilling (Penimbunan).
Selokan ditimbun dengan cara yang menyediakan dukungan kuat di sekitar pipa dan tidak merusak
coating dan pipa. Pada instalasi pipa pada lokasi parit yang curam, kantong pasir umumnya dikenal
sebagai “soft-plugs” yang bertindak sebagai penghalang yang pada akhirnya akan mencegah tanah
longsor.
Backfilling Area
10) Clean-up dan Restorasi
Restorasi memerlukan pemadatan dan pengurukan parit, mengembalikan kontur tanah asli,
membangun air bank kontrol rendah untuk membatasi kecepatan air di permukaan, respreading
lapisan atas tanah yang sebelumnya ditimbun, reseeding. Penumbuhan kembali flora asli tetapi
pohon dan tanaman berakar tidak diperbolehkan. ROW akan dihijaukan kembali dengan tanaman
penutup yang sudah disetujui dan dipertahankan pada tingkat pertumbuhan tertentu.
Dari standart ASME B31.8 chapter IV clause 841.322 (c) shal be tested to 1,25 of the MOP (Maximum
Operating Pressure), MOP dari Design Pressure pipa yang akan digunakan tersebut.
Contoh:
a) Operating pressure dari pipelines ialah 1485 psi
b) Untuk hydrotest pressure nya dikalikan dengan Test facktor = 1,25 sehingga ketemu lah angka 1856 psi
untuk hydrotest pressure nya.
c) Saat pelaksaan pressurizing nya tidak boleh langsung ditekan hingga ke tingkat maximum nya (1856 psi)
namun secara bertahap kenaikannya. dengan tingginya tekanan pada proses ini, maka diharapkan hanya
orang - orang yang berkompeten saja yang dapat melakukannya dan untuk setiap pekerjaan bertekanan,
pastikan seluruh selang yang menghubungkan dari pompa ke pipa telah terpasang whiplock (alat untuk
penahan selang ketika terjadi out of control pada selang)
Untuk prosedur hydrotest yang kami jalankan proses chart nya sebagai berikut : kemudian dilakukan leak test
sesuai dengan ASME B31.8 dengan persyaratan sesuai dengan API - RP - 1110.
a) Pembacaan tekanan pada pipa yang sedang di Hydrotest ini dilakukan setiap 1/2 jam sekali hingga
dilakukan test off dan release pressure. toleransi untuk pressure lost dari proses ini ialah 20 % dari 1/4
derajat F suhu pengujian dengan sensitivitas 1 psig setelah proses pressurizing selesai
b) Maka selanjutnya ialah Dewatering atau membuang semua air yang bearada pada jalur pipa dengan
membuka flanges yang ada pada outlet. setelah itu dilakukan proses swabing yaitu memasukan pig kembai
ke dalam jalur pipa untuk mengering kan air hingga tidak ada air sama sekali dan pipa siap untuk dilakukan
proses purging.
c) Proses purging ialah proses injeksi Nitrogen ke dalam pipa hingga pipa dalam keadaan vacuum dengan
tingkat oksigen di dalamnya 5% atau kurang dan siap untuk dialiri gas. rsiko yang ada dari proses purging
ini ialah pada operator nya dikarenakan Nitrogen yang disimpan dalma bentuk cair sehingga suhu nya yang
sangat rendah yaitu -196 derajat Celcisu dapat mengakibatkan rusak nya jaringan kulit jika terpapar dan jika
Nitrogen tersebut terhirup dalam jumlah banyak dapat menyebabkan asphyxia atau susah untuk bernafas /
seperti tercekik. oleh karena itu pekerja yang melakukan proses purging ini diharuskan menggunakan
sarung tangan kulit (leather hand gloves) dengan standart yang dapat menahan suhu yang sangat rendah
dan penggunaan masker dengan cartridge untuk menghindari paparan Nitrogen secara berlebiha jika terjadi
kebocoran. setelah proses purging selesai maka selesailah seluruh rangkain dari prosedur pengerjaan dari
hydrotest package ini. mohon koreksi, masukan dan sarannya. CMIIW :)
Typical Third-Party Interfences
Ground Movement
Corrotion