BAB . 1 PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui , tangki timbun merupakan sarana
penimbunan produk yang sangat vital , mengingat baik transaksi
maupun operasi unit produksi sangat memerlukan sarana ini .
Untuk keperluan transaksi , tangki digunakan sebagai sarana
timbun sekaligus alat ukur untuk meyakinkan bahwa jumlah /
volume transasi yang dilaksanakan antara pihak penjual dan
pembeli atau antara pihak produsen dan pengguna , benar sesuai
dengan kontrak jual beli yang telah disetujui .
Untuk keperluan operasi , tangki digunakan untuk penyimpanan
sementara bahan yang akan dicampur ( blending ) , bahan yang
akan dimasak dan bahan bakar yang digunakan untuk proses
pengolahan . Untuk keperluan ini tangki tidak berfungsi ganda
sebagaimana dalam transaksi .
BAB . 2 UMUM
2.a. JENIS JENIS TANGKI TUTUP TETAP
Terdapat beberapa jenis tangki timbun bertekanan rendah yang lazim
digunakan orang dalam industri.
2.a.1.a)
Tangki ini bertipe tutup konis tetap ( fixed cone roof tank ) dengan
penyangga tutup rafter yang mandiri. Tangki ini jenis atmosferis,
dipergunakan untuk menimbun berbagai jenis fluida dengan tekanan
uap amat rendah ( mendekati atmosferis ) , oleh sebab itu disebut tanki
atmosferis . Fluida ini dapat bersifat mudah terbakar atau yang tidak
berbahaya namun bernilai ekonomis cukup mahal atau kedua duanya.
Tangki jenis ini dilengkapi dengan beberapa kelengkapan
( appurtenances ) yang akan dibahas tersendiri.
Tekanan uap didalam tangki tidak boleh melebihi berat tutup.
2.a.1. b)
TIPE UMBRELLA
Kegunaan tangki tipe ini sama dengan tangki tutup konis tetap. Jenis
tipe ini sering digunakan untuk tangki dua dinding , dimana tangki
sebelah dalamnya terbuat dari pelat stainless steel dan digunakan
untuk penimbunan gas alam cair ( suhu cryogenic sekitar -190C ).
Tangki ini jenis yang bertekanan rendah, dimana tekanan uap tidak
melebihi 5 psi. Digunakan untuk penimbunan bahan kimia ,
penyimpan air minum dan lain lain.
6
48 kaki
43 kaki
40 kaki
pengikat
60 kaki
41 kaki 4 inci
9
41 kaki 4 inci
KATUP
VAKUM
12
FLOATING ROOF
PAN TYPE FLOATING ROOF DOUBLE DECK FLOATING ROOF
TANKS PONTOON TYPE FLOATING ROOF
SPHEROID &
HEMISPHEROID NODED HEMISPHEROID
PLAIN HEMISPHEROID PLAIN SPHEROID
BULLET TANK
TIPE LAIN
HOEIZONTAL TANK SPHERICAL TANK
COBRA TANK
DOUBLE WALL TANK
UNDER GROUND TANK
13
ISOLASI DINGIN
TANGKI
SEBELAH
DALAM TIPE
TUTUP DATAR (
STAINLESS
ISOLASI
DINGIN
JANGKAR
MANHOLE
16
BREATHER VALVE
FOAMITE GUN
TANK HEATER
TANK MIXER
DRAIN PIPE
SHELL NOZZLE
DRAIN SUMP
Dengan tutup terpung ( dapat bergerak naik turun sesuai tinggi rendah
permukaan fluida / minyak bumi didalamnya , maka evaporasi dalam
ruang uap ( vapor space ) dapat dihilangkan.
Tutup teraoung mengurangi kemungkinan terjadinya peledakan dari
fluida yang memiliki potensi mengandung listrik static , seperti JP-4
atau kerosine .
Dengan tidak adanya vapor space , maka kemungkinan terbentuknya
kelembaban ( moisture ) , mengurangi kemungkinan serangan karat
sebelah dalam pada tutup tangki jika fluida banyak mengandung
belerang.
Namun demikian terjadinya vapor loss / kehilangan akibat penguapan
tetap terjadi karena adanya celah antara dinding dan tutup tangki ,
serta menguapnya lapisan minyak pada dinding yang baru saja terbuka
karena turunnya tutup.
Namun demikian jika dibanding dengan tangki jenis tutup tetap , maka
tingkat kehilangan ini relatif kecil , hal ini dapat dihitung sebagaimana
dijelaskan kemudian.
Tangki tutup terapung digunakan untuk menyimpan minyak dengan
tekanan uap antara 1,5 hingga 11 psi , atau produk minyak yang
memerlukan perlakuan khusus.
Jenis jenis minyak yang ditimbun pada tangki tipe ini adalah minyak
mentah ringan ( light crude oil ) , komponen gasoline ( gasoline
blending stock ) , naphtha ringan , pentane , dan beberapa bahan kimia
yang mudah menguap ( volatile ).
Untuk tangki timbun bahan didinginkan ( refrigerated ) hingga - 60F ,
digunakan ketentuan dalam API 620 Appendix R.
Sedangkan untuk gas cair dengan suhu cryogenic ( tidak lebih rendah
dari - 270F ) , digunakan ketentuan dalam API 620 Appendix Q.
Tangki terapung digunakan untuk menimbun gas kota ( metan , atau
campuran gas metan dan hidro karbon lainnya ). Gas ini digunakan
untuk industri dan rumah tangga diperkotaan.
19
2.c. 2. c ) Tangki tutup terapung internal tipe nampan dengan seal delta
BATANG PENGGANTUNG
ISOLASI
DINGIN
TANGKI
SEBELAH
DALAM TIPE
TUTUP DATAR
( STAINLESS
STEEL )
ISOLASI
DINGIN
JANGKAR
28
SALURAN
LUBERAN
TANGKI COBRA
BAB 3. D
30
BAB. 3 DESAIN
Inspektor , walaupun serba sedikit harus mengetahui aspek design
tangki untuk memudahkan baginya mereview design tangki tertentu ,
serta membuat verifikasi tentang hasil perhitungan pihak engineering .
4.9 D ( H – 0.3 ) G
t d = + CA (I)
S d
dan
4.9 D ( H – 0.3 )
t t
= ( II )
S t
S d
= stress yang diijinkan untuk kondisi design , dl.
Mpa
S =t = stress yang diijinkan untuk kondisi dalam
tekanan uji hidrostatis.
2.6 D ( H –1 ) G
t d = + CA ( III )
S
d
dan
2.6 D ( H-1 )
t t
= ( IV )
S t
33
t t
= ketebalan dinding dalam kondisi uji hidrostatis.
S t
= stress yang diijinkan untuk kondisi dalam
tekanan uji hidrostatis.
L 1000
H 6
34
0.5
Dimana : L = ( 500 D t ) , dalam mm.
L
2
H
0.5
Dimana : L = (6D t ) , dalam inci.
Ketebalan total dari pelat dinding harus lebih tebal dari daftar
dibawah ini.
35
15 50 5 3/16
15 -- 36 50 -- 120 6 ¼
60 200 10 3/8
Stress yang dihitung dari setiap ring pelat dinding tidak boleh
melebihi stress material pelat yang digunakan .
Unit SI.
3
H 1
= 9.47 t ( t / D ) (V)
Dimana : H 1
= jarak vertikal , antara penopang angin antara
( intermediate wind girder ) dengan top angle
dari dinding tangki , atau antara penopang
angin antara dengan penopang angin puncak
( top wind girder ) dari tangki tanpa tutup
36
ld
37
Tebal ring dinding terbawah t dan tlt untuk kondisi design dan
hydrotest , harus dihitung dengan rumus dibawah ini :
0.463D HG 2.6HDG
t ld = 1.06 - + CA ( VII )
H Sd Sd
0.463 D H 2.6HD
t lt = 1.06 - ( VIII )
H St St
h1
r t1 0.5
Dimana :
t 2 = t 1
t 2 - t 2a
Apabila nilai perbandingan lebih besar dari 1.375 namun lebih kecil
dari 2.625 ,
h1
t2 = t 2a +( t 1 - t 2a ) 2.1 - 0.5
(IX)
1.25 ( r t1 )
dimana :
Dalam unit SI :
0.5
x1 = 0.61 ( r t u ) + 320 C H.
x2 = 1000 C H (X)
0.5
x3 = 1.22 ( r tu )
K = tL tu
x1 = 0.61 ( r tu ) + 3.84 C H
x2 = 12 C H ( XI )
0.5
x3 = 1.22 ( r t u )
0.5 1.5
C = K(K–1) /( 1+K ).
K = t / tu
L
x
2.6 D ( H - ) G
12
t dx = + CA ( XII )
Sd
x
2.6 D ( H - )G
12
t tx = ( XIII )
St
Untuk tangki yang L/H nya > 2 , selelsi tebal dinding didasarkan
atas analisis plastis yang menunjukkan bahwa perhitungan regangan
lingkar dinding ( circumferential shell stresses ) , harus dibawah
harga regangan yang dibolehkan sebagaimana tertera pada tabel
ITT . 0 1. Kondisi batas ( boundary condition ) dari analisis harus
mengasumsikan suatu moment palstik sepenuhnya yang disebabkan
oleh daya yield pelat dibawah dinding dan pertumbuhan radial O
( zero radial growth ).
Jika bukaan pada dinding tangki lebih besar dari yang diperlukan
untuk disesuaikan dengan NPS 2 yang berflensa atau nosel yang
berulir , harus diberi penguat . Semua bukaan pada dinding tangki
yang memerlukan penguat seperti nosel , lubang lalu orang
( man hole ) , dan lubang pembersih ( clean out door ) harus
dipasang dengan las yang menembus dinding tangki tersebut ( full
penetration ) , namun demikian untuk sambungan yang
penetrasinya sebagian ( partial ) untuk pelat penguat yang
didisisipkan , diijinkan . Luas penampang minimum pelat penguat
tersebut harus tidak lebih kecil dari hasil perkalian diameter
vertical dari bukaan pada dinding dengan tebal nomial pelat
dinding , namun jika perhitungan dibuat untuk ketebalan
maksimum , maka kondisi beban desain dan uji hydrostatis harus
diperhitungkan . tebal yang dikehendaki dapat digunakan sebagai
pengganti tebal nominal pelat . Luas penampang pelat penguat
harus dihitung secara vertical dan bertepatan dengan diameter
bukaan
GAMBAR 3 - 1
b. Pelat penguat
c. Bagian leher ( neck ) dari fitting yang dianggap sebagai penguat
Pelat tutup lubang lalu orang dan lingkar lubang baut flensanya
tertera pada table dibawah ini :
44
20 26 ¼ 28 ¾
24 30 ¼ 32 ¾
30 36 ¼ 38 ¾
36 42 ¼ 44 ¾
5”
tt
1
1 tn
tc
L 9”
3”
Ø 3/8” Db
Do
6”
ID
Dc
Do/ 2
¼”
L
SUDUT YANG DIBUNDAR T
KAN , RADIUS 6”.
t
W/2
SEBUAH LUBANG TELTALE
DIAMETER 6 mm ( ¼ INCI ) UNTUK NOZZLE UKURAN 20” & 24” = 30”
PADA PELAT PENGUAT UNTUK NOZZLE UKURAN 30” = 36”
PADA SUMBU HORISONTAL GAMBAR 3- 2 UNTUK NOZZLE UKURAN 36” = 42”
Gambar 3 - 3
JARAK MINIMUM 8
t ATAU ½ r PILIH
YANG TERKECIL
LUASAN DAERAH YANG
DIRADIOGRAFI
TEBAL DINDING
TEBAL PELAT
Pelat penguat nosel atau setiap bagian dari pelat apabila tidak
dibuat dalam satu potongan , harus dilengkapi dengan sebuah
lubang telltale berdiameter ¼” ( 6 mm ) untuk
mendeteksikemungkinan adanya kebocoran melalui bagian dalam
sambungan las . Setiap lubang harus diposisikan pada sumbu
horizontal dan harus terbuka keudara bebas. Guna mencegah
masuknya air hujan maka lubang tersebut ditutup dengan gemuk /
fat .
FLENSANOSEL
FLENSA NOSEL
49
Untuk sambungan las tanpa stress relief , pada pelat dinding lebih
dari ½ in. , jarak minimum antara sambungan penetrasi dengan
sambungan pelat dinding terdekat diatur sebagai berikut :
a. Sisi luar kaki las fillet sekeliling nozzle , sekeliling bagian pelat
dinding yang dipertebal , atau sekeliling pelat penguat , harus
berjarak paling sedikit lebih dari 8 x ukuran las atau 250 mm (
10 in )dari sumbu sambungan las butt pelat dinding.
10” 6”
JARAK PENGELASAN
PENETRASI
PELAT PENGUAT
Apabila bahan pelat terdiri dari Grup I , II , III atau IIIA , semua
bukaan untuk nozzle 12 inci atau lebih atau pelat sisipan yang lebih
tebal dari 25 mm ( 1 in.) harus dipra- fabrikasi kedalam dinding tangki
atau kedalam pelat sisipan yang dipertebal , dan bagian yang dipra-
fabrikasi tersebut harus distress relief pada lingkup suhu tersebut
diatas sebelum dipasang. Persyaratan stress relief disini tidak termasuk
sambungan las flensa keleher , leher nozzle lainnya , atau leher
manhole , asalkan syarat syarat dibawah ini dipenuhi :
2.5 t ATAU 3”
t = TEBAL DINDING
LUBANG BAUT =
DIAMETER BAUT + 1/8”
b/2
1/4" f2
Grup I , II , III , atau IIIA , tinggi atau lebar bukaan tersebut tidak
boleh melebihi 1200 mm ( 48 inci ). Apabila bahan tangki
termasuk dalam Grup IV , IVA , V atau VI , ketinggian bukaan
tidak boleh melebihi 900 mm ( 36 inci ).
K 1 ht
A cs ≥
2
( inci persegi )
tb = h² + b H.G
14.000 310
Ukuran pelat penutup , flensa , baut dan pelat penguat dasar harus
sesuai denga Tabel 3-9 dan 3 -10 API 650
TINGGI DARI
B E N G KOKAN ITG-1
DINDING YANG
B E R V A R IASI
SESUAI RADIUS
DAN TEBAL
PELAT TANGKI
SUDUT
ROTASI
ø
PELAT DASAR
PELAT PENGUAT DASAR PELAT TRANSISI
PELAT PENGUAT
MINIMUM
75 mm
( 3 INCI ) DIAMETER DALAM TANGKI
59
c. Tebal pelat penguat harus sama dengan tebal pelat shell pada
konstruksi hubungan shell tipe rata permukaan .
d. Penguat pelat shell harus dipasang pada ketinggian L dari
dasar bukaan . L tidak boleh melebihi 1,5 x h kecuali pada
bukaan ukuran kecil L – h tidak boleh kurang dari 6 “ .
Pengecualian ini menyebabkan L > 1,5 h . Hanya bagian
penguat pada ketinggian 1,5 h yang dianggap efektik .
h² b
tb = + H.G.
14.000 310
GARIS SUMBU
JALUR LAS HORISONTAL
HUBUNGAN SHELL
YANG TERDEKAT
LUBANG BAUT =
DIAMETER BAUT + 1/8”
b/2
PELAT PENGUAT
DASAR
NOSEL TRANSISI
KEFLENSA BUNDAR
62
POSISI SHELL
SETELAH GERAKAN
ELASTIS
TINGGI
TEKUKAN PADA
SHELL
TERGANTUNG
SUMBU AWAL RADIUS DAN
HUBUNGAN SHELL KETEBALAN
SUMBU HUBUNGAN
SETELAH GERAKAN
ELASTIS
CEKUKAN UNTUK
DUDUKAN PELAT
PENGUAT SEBELAH DALAM SHELL
W + 12 “ bukaan
Besarnya KECUALI atau hubungan tangki tidak boleh lebih besar dari
DIBATASI OLEH
ukuran maksimum
LENGKUNGAN dari yang tertera dalam tabel ITT. 02 dan 03
PONDASI
63
a. Flensa fitting
b. Pelat penguat
NOZZLE
NOZZLE
PENGUAT
PENGUAT
65
CATATAN :
3. Untuk suhu antara , waktu pemanasan harus ditentukan dengan
interpolasi garis lurus.
Apabila suatu pautan dipasang pada shell tangki yang terbuat dari
material Grup IV , IVA , V dan VI , pergerakan shell terutama
gerakan dari cincin terbawah ( bottom course ) dibawah beban
hydrostatis haur diperhitungkan , dan pautannya harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Roof nozzle yang diberi flensa harus sesuai dengan ketentuan pada
Gambar 25 dan Tabel 3 – 14 API 650 . Flensa slip on dan welding
neck harus sesuai dengan persyaratan ASME B 16.5 . untuk baja
carbon tempaan kelas 150 flensa baja carbon raised face .
Flensa cicin lepat ( plate ring flange ) harus sesuai dengan seluruh
ukuran yang dipersyaratkan untuk flensa slip on welding dengan
69
PELAT ATAP
MIRING.
PIPA
STANDARD
Nosel atap yang berulir harus sesuai dengan gambar 26 API 650
( tampak dibawah ini ) dan table 3 – 15 API 650 .
Bukaan atap segi empat pada atap yang disangga harus sesuai
dengan tabel 3 – 14 dan 3 – 15 API 650. Apabila pekerjaan
dilaksakan melalui bukaan pada atap sementara tangki sedang
digunakan . maka struktur atap disekeliling bukaan atap tersebut
harus diperkuat.
Tebal pelat tutup tidak boleh kurang dari 1/2 “ . Tutup tersebut
harus mampu menanggung beban seorang pekerja dengan berat
badan 112 kg ( 250 pon ) yang berdiri ditengah tengah tutup yang
tertutup .
DASAR TANGKI
PIPA INTERNAL
PELAT 1/4 “
PIPA SCHD. 40
PELAT 3/8” DIBENTUK ATAP TANGKI
Geladak , tapak jalan atap , dan tangga lingkar harus sesuai dengan
Tabel 3 – 17 , 3 – 18 , dan 3 – 19 API 650.
3.22 CINCIN PENAHAN ANGIN ATAP ( TOP WIND GIRDER ) DAN
CINCIN PENAHAN ANGIN ANTARA ( INTERMEDIATE WIND
GIRDER )
UMUM
PAGAR ( RAILING )
PENYANGGA
74
Z = 0.0001 D ² H 2
BAB 4 FABRIKASI
4.1 UMUM
HYDROJACK
R
R
≥ 5/8 “ SEMUA
Pelat dan bahan tangki lainnya harus dimuat dengan cara / metoda
yang aman sehingga tidak merusaknya. Baut , mur , nipple dan
barang barang lain yang berukuran kecil dan dalam jumlah banyak
, harus dimasukkan kedalam kotak atau karung / sak / tas agar
aman dalam pengangkutannya.
4.1.6 INSPEKSI PABRIK ( SHOP INSPECTION )
Pihak inspektor secara acak memeriksa kondisi fisik pelat , pipa dan
bahan bahan lain yang akan digunakan untuk membuat komponen
tangki , termasuk memeriksa kesesuaian “ heat number “ nomor
coran bahan pada sertifikat bahan ( material certificate ) dengan
nomor yang tertera pada pelat , termasuk komposisi kimianya .
Namun apabila ternyata baik nomor maupun komposisi kimia tidak
sesuai dengan spesifikasi yang diminta , pihak inspektor berhak
menolak ( mereject ) bahan tersebut.
Namun apa bila pada saat visit , ternyata pekerjaan telah melampaui
target yang telah ditetapkan bersama ( misalnya pengelasan ) , maka
pihak inspektor dapat saja menolak bagian pekerjaan yang
melampaui target tadi , dengan kata lain hasil pengelasan terpaksa
harus dibongkar kembali.
EAGLE CLAW
CARA MENGANGKAT
YANG BAIK PELAT YANG
TELAH DIROL
80
1.5
MAAL
R
R
LAMINASI
CARA MENYUSUN
VALVE UKURAN
SEDANG DAN BESAR
84
BAB . 5 KONSTRUKSI
5.1 UMUM
5.2 PENGELASAN
5.2.1 UMUM
5.2.2. UNDERCUT
Setiap lajur las yang telah selesai dilas harus dibersihkan dulu dari sisa
sisa terak ( slag ) sebelum lajur berikutnya dilaskan diatasnya . Sisi sisi
las harus rata dengan permukaan bahan dasar tanpa sudut tajam .
Untuk jalur las vertical undercut yang diijinkan maksimu 1/64 “ dari
permukaan bahan dasar , dan untuk jalur las horisontal undercut ≤ 1/
32 “ diijinkan .
REINFORCEMENT
91
REINFORCEMENT MAKSIMUM
TEBAL PELAT TINGGI REINFORCEMENT MAKSIMUM , INC
≤ 1/2 “ 3 / 32 “ 1/8 ”
UNDERCUT
92
5.2.4 PENYETELAN
Selama pengelasan las tumpu ( overlap ) harus selalu dirapatkan .
Untuk itu dapat digunakan piranti dibawah ini .
Untuk pelat > 1/4 “ , ketidak tepatan yang diijinkan 25% dari tebal
pelat atau 1/8” , pilih yang terkecil .
93
Untuk pelat tebal > 1/2 “ dari dinding , atap maupun dasar tangki ,
apabila ketebalan pelat didekatnya yang akan dilas kampuh berbeda
> 1/8 “ , maka pelat yang lebih tebal harus diserong paling sedikit
sepanjang jarak 4 x beda ketebalan tersebut, sehingga sisi sisi
kampuhnya sama tebal .
5.2.7 ELEKTRODA
Elektroda tipe low hydrogen harus digunakan untuk pengelasan busur
listrik manual, termasuk pengelasan pelat dinding cicin terbawah
dengan pelat dasar atau pelat annular , sebagai berikut :
a) Untuk semua pengelasan pelat dinding 12.5 mm ( ½ in.) yang
terbuat dari bahan grup I – III.
b) Untuk semua pengelasan pelat dinding yang terbuat dari bahan
grup IV – VI.
5.3 . DINDING
Sisi sebelah jalur las dari pengelasan jalur ganda ( double welded )
harus dibersihkan sebaik mungkin sedemikian rupa sehingga
permukaan yang akan dilas dalam keadaan memuaskan untuk dilas
fusi , sebelum lajur awal dari jalur las sebaliknya dimulai .
Pembersihan ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan pemahatan
( chipping ) , penggerindaan ( grinding ) , pencairan ( melting out )
misalnya menggunakan gouging , atau apabila permukaan kampuh
dibelakang jalur las yang sudah dilas dalam keadaan bersih dan bebas
dari celah yang dapat memperangkap slag , metoda pembersihan lain
dari yang tersebut diatas mungkin dapat disetujui oleh pihak pemesan .
Pada sambungan las horizontal pelat sebelah atas harus tidak menonjol
terhadap pelat dibawahnya pada semua titik lebih dari 20% tebal pelat
yang diatas dengan ukuran maksimum 1/8 “ untuk ketebalan pelat
sebelah atas < 5/16 “ , tonjolan amksimum yang diijinkan = 1/16
“Untuk sambungan melingkar ( circumferential ) dan sambungan
vertical pada badan tangki ( shell ) yang memiliki tebal > 1 1/2 “ (
berdasarkan ketebalan pelat yang lebih tebal ) , prosedur pengelasan
96
Setelah pelat dasar tertata rapi dan dilas kunci , kemudian dilas
menggunakan urut urutan yang benar untuk mencegah jangan sampai
terjadi distorsi akibat pengkerutan dan pemuaian pada pelat bottom
berupa permukaan bergelombang . Jadi harus diupayakan agar pelat
bottom sedapat mungkin datar .
Pelat shell dapat distel menggunakan clip metal yang dilaskan pada
pelat bottom sebagaimana tampak pada gambar dibawah .
visual dan dengan uji butir magnetic ( magnetic particle test ) atau
atas pilihan pihak pemilik menggunakan uji penetrasi ( penetration
test ) .
DIPERIKSA
VISUAL
1 100% 2
BUTIR MAGNETIK
V-BOX
VACUUM
AIR
SABUN VACUUM
UDARA
PUMP
Bersihkan semua sisa sisa bahan pengujian dari permukaan yang akan
dilas selanjutnya dan pada celah antara dinding dan dasar. Buang
bagian las yang bocor / cacat dan perbaiki sesuai persyaratan WPS.
Inspeksi bagian yang diperbaiki dan daerah sejarak 150 mm ( 6 in.)
dikanan kiri lokasi tersebut. Ulangi prosedur diatas jika diperlukan
sehingga seluruh kebocoran dan atau cacat diperbaiki. Selesaikan
pengelasan fillet ganda tersebut keseluruhan baik disebelah luar dan
dalam tangki kemudian diinspeksi secara visual secara menyeluruh
101
a) Inspeksi secara visual seluruh lajur las awal sambungan las fillet
baik sebelah dalam maupun sebelah luar tangki.
b) Inspeksi secara visual seluruh permukaan las fillet ganda setelah
selesai ( sambungan antara dinding dan dasar tangki ).
c) Memeriksa sambungan las dikedua sisi dengan metoda butir
magnetik , cairan penetran , atau vacuum box siku.
102
t t 8 mm
( 5/8 in )
max
1.5 mm
20% t (1/16 in.)
(max.
3 mm)
5.2.4 ATAP
Standard API 650 tidak membahas pembangunan atap tangki, kecuali
mengharuskan bahwa struktur frame seperti rafter dan girder atap
harus tepat terhadap kelurusan dan permukaan ( line & surface ).
6.1.3.1 Material yang rusak karena pengerjaan yang salah atau yang
kedapatan bercacat, akan ditolak. Pihak pemanufaktur akan diberitahu
secara tertulis akan hal ini dan diminta untuk menggantinya
secepatnya atau memperbaiki kerusakan yang terjadi.
6.3 BIAYA
Seluruh biaya radiografi dan perbaikan menjadi tanggung jawab
pihak pemanufaktur, namun jika inspektor pihak pemesan
menghendaki lebih dari ketentuan yang tertera dalam Seksi 6 , atau
meminta pembuangan las fillet sebanyak lebih dari sebuah dalam setiap
30 m ( 100 kaki ) panjang las dan ternyata tidak terdapat cacat , maka
semua biaya atas kerja tambah tersebut menjadi tanggung jawab pihak
pemesan.
UJI VACUUM
Sekitar 750 mm panjang las yang akan diuji vacuum diolesi larutan
yang mudah berbuih (rinso atau linseed oil) . Kotak vacuum diletakkan
memanjang bagin las tersebut diatas. Agar vacuun dapat tercapai lebih
cepat , karet busa dsedikit dibasahi. Selanjutnya piranti vacuum
dijalankan dan terciptalah kondisi vacuum didalam kotak. Jika
terdapat kebocoran melalui retak atau porositas berangkai , akan
tampak buih diatas jalur las tersebut karena udara tersedot dari luar
dan masuk kotak melalui bocoran pada las tersebut.
Sebagai alternatif dari uji kotak vacuum , suatu piranti tracer gas dan
alat pendeteksi yang sesuai dapat digunakan untuk menguji integritas
sambungan las didasar tangki secara keseluruhan , dengan syarat
bahwa metoda ini telah dipelajari dan disetujui oleh pihak pemesan.
Pengujian ini melibatkan proba tracer dibeberapa tempat dan gas
scanner pada permukaan sambungan las harus bersih . Tehnik ini
harus sanggup mendeteksi kebocoran sebesar 1 x 10
-4 -3
Pa m ³ / s ( 1 x 10 std cm ³ / s ) atau lebih kecil .
Parameter sistim uji adalah detector gas dan sistim tekanan , yakni
tekanan dibawah pelat bottom harus dikalibrasi menggunakan piranti
deteksi kebocoran capillary yang terkalibrasi , yang akan bocor sebesar
yang tertera pada 5.3.3.5 melalui firtting sementara atau permanent
yang terpasang pada pelat bottom jauh dari lokasi unit pemberi
tekanan tracer gas . Selama pengujian seluruh parameter uji tetap
digunakan .
AIR
Lubang teltale
108
6. 5. 3 PENGUJIAN ATAP
Setelah selesai dipasang , atap tangki yang didesign untuk rapat (
gastight ) , kecuali untuk atap yang didesign sesuai , F 4.4 , dan F 4.6 ,
harus diuji dengan salah satu metoda dibawah ini :
Semua cacat las dan retak pada dinding tangki dan sambungan las
antara dinding dan dasar tangki harus diperbaiki sesuai ketentuan
pada 6.1.7.
110
Perbaikan atas cacat las yang diketemukan setelah tangki diisi air uji,
harus dilaksanakan dengan menurunkan permukaan air uji paling
sedikit 1 kaki dibawah bagian las yang akan diperbaiki, atau apabila
perbaikan harus dilaksanakan pada atau dekat dengan dasar tangki ,
maka perbaikan baru dapat dilaksanakan setelah tangki dikosongkan.
Pengelasan apapun tidak boleh dilaksanakan pada tangki , sebelum
seluruh pipa yang menghubungkan tangki dengan proses lain , diblind
( ditutup ). Perbaikain dilarang dilaksanakan pada tangki yang berisi
minyak atau yang pernah berisi minyak , kecuali setelah tangki
dikosongkan , dibersihkan , dan dibebas – gas kan ( gas freed ).
Perbaikan pada tangki yang pernah terisi minyak tidak boleh
dilaksanakan oleh pihak pemanufaktur , sebelum prosedur
perbaikannya disetujui secara tertulis oleh pihak pemesan dan
perbaikan dilaksanakan dengan disaksikan oleh inspektor pihak
pemesan.
6 . 6 TOLERANSI UKURAN
UMUM
Maksud diberikannya toleransi yang tertera pada 5.5.2 hingga 5.5.6
adalah untuk menghasilkan tangki yang secara visual dapat diterima
dan memudahkn fungsi / bekerjanya tutup terapung dengan lancar .
Toleransi tersebut dapat ditiadakan atas persetujuan antara pihak
pemanufaktur dengan pihak pemesan .
h
200
111
Ketidak tegak lurusan pada sebuah cincin dinding tangki tidak boleh
melebihi batas variasi kerataan ( flatness ) dan kebergelombangan (
waviness ) yang dibolehkan sesuai ketentuan dalam ASTM A 6M / A 6 ,
ASTM A 20M / A 20, atau ASTM A 480 M / A 480 , manasaja yang
berlaku. Kriteria 1/200 juga berlaku untuk tangki tutup tetap tipe
batang penyangga ( column ) . Untuk tangki tutup terapung tipe
internal ( internal floating roof ) , dipergunakan kriteria seksi ini atau
lampiran H , pilih yang lebih ketat persyaratannya.
6 .6 .2 KEBUNDARAN
Jari jari diukur pada 0.3 m ( 1 kaki ) diatas sudut dasar tangki tidak
boleh melebihi ukuran dibawah ini :
JARI JARI TANGKI
12 ( 40 ) + 13 ( ½ )
12 ( 40 ) ~ 45 ( 150 ) + 19 ( ¾ )
≥ 74 ( 250 ) + 32 ( 1 ¼ )
112
PEAKING
BANDING 36”
c) Titik datar ( flat spot ) diukur pada bidang vertikal tidak boleh
melebihi kedataran dan kebergelombangan pelat yang benar
sebagaimana dipersyaratkan pada 5.5.2.
6 . 7. 2 PONDASI
Untuk mencapai toleransi yang ditetapkan diatas , sangat diperlukan
kedataran pondasi yang rata air yang dipersyaratkan bagi
pembangunan tangki.
Pondasi harus memiliki kekuatan penyangga untuk tetap datar / rata
air ( lihat lampiram B ).
114
3 mm
6 mm ( ¼” )
6 . 7 . 3 PENGUKURAN
Pengukuran harus dilaksanakan sebelum uji hydrostatis.
(c) Dari 1.5 hingga 2.25 terhadap kegagalan dukung tertinggi untuk
kondisi operasi ditambah pengaruh beban maksimum dari kekuatan
angin dan beban seismic ( gempa dan pergeseran tanah ).
7 . 2 . b. LOKASI LAHAN
Dibawah ini dikemukakan beberapa macam keadaan yang memerlukan
pertimbangan engineering khusus :
TANAH
KERIKIL
SCREENINGS
HALUS
BATU
PECAH
TANAH ASLI
12”
LEBAR TANGGUL 6 KAKI
APABILA PERMUKAAN
TANAH SEKELILING TANGKI
RENDAH
(g) Tanah urug didekat dan disebelah dalam ring wall , dan sekeliling
peralatan seperti : kotak bawah tanah ( vault ) , pipa tangki bawah
tanah dan pembuangan sampah ( sump ) harus diperehatikan
secara ketat untuk mempertahankan toleransi penurunan. Tanah
urug harus terdiri dari material berkerikil yang dipadatkan
kedensity dan kepadatan yang ditentukan didalam spesifikasi
konstruksi fondasi. Untuk jenis material urugan yang lain , harus
dilaksanakan pengujian terlebih dulu untuk meyakinkan bahwa
material tersebut memiliki kekuatan dukung yang memadai dan
tingkat penurunan sekecil mungkin.
MIN.2 KAKI
MIN. 3 KAKI
PASIR BERSIH
PADAT MIN. 3 INCI
SERONG
LAPIS 1
HOT MIX 1
TANAH ASLI
1
125
lebih baik , dibawah tatakan beton harus didukung oleh tiang tiang
pancang.
900
SLOPE 1 : 10
SAND BITUMENT MIX
TATAKAN BETON
50
BERTULANG
MIN.350
LANTAI KERJA
200
PASIR URUG
TIANG PANCANG
TANAH LEMBUT
STRATA
PENDUKUNG
PIPA CERAT
KERIKIL
PIPA
CERAT
PECAHAN BATU
SIRTU
GRADE
KERIKIL
129
PIPA CERAT
SECONDARY
RING
WALL
BETON
SIR TU
t
2 t ATAU MIN. 1 “
GRATING
PEYANGGA SARANA CATHODIC MIN. 1 “
BOTTOM PROTECTION
PRIMARY CINCIN
PRIMARY PENYANGGA
TANGKI
SECONDARY ½”COUPLING
U/T DRENASI
RING
WALL
BETON
SIR TU
130
FASILITAS MEMBRAN
PASIR CATHODIC DILEKATKAN
PROTECTION KERING WALL
KERIKIL
PIPA CERAT
TATAKAN BETON
BETON
GRADE
PANCAN
8. Liner membran harus lulus uji kekedapan dengan kotak vakum , jika
bocor harus diperbaiki denga metoda yang benar dan diuji
kebocoran kembali .
Untuk tangki yang duduk pada tatakan beton bertulang tanpa ada
lapisan pasir dibawah bottom tangki , sarana detreksi kebocoran bottom
adalah dibuatnya parit parit kecil ( groove ) dari pusat lingkaran
tatakan secara radial .
Apabila tangki berada pada lingkungan yang berkarat ( corrosive ) ,
atau apabila karat atmosfir kemungkinan besar akan terjadi karena
kelembaban udara lingkungan yang tinggi , maka permukaan pelat
bottom yang bersinggungan dengan fondasi ( bottom underside, grillage
member , dll ) harus dilindungi dengan cat atau menambah corrosion
allowance pada bagian tersebut.
132
PARIT RADIAL
TATAKAN BETON
BERTULANG
BANTALAN PASIR 4”
MEMBRAN
KERIKIL
PIPA DRENASI
BANTALAN PASIR ( 4 “ )
MEMBRAN
KERIKIL
PIPA DRENASI
SUMP ( SUMURAN ) DIAMETER MIN. 12”
SUMUR 134
PENDETEKSI
BOCORAN,
DIAMETER MIN. 4”
BANTALAN PASIR
KERIKIL
PIPA DRENASI
SUMUR PENDETEKSI
BOCORAN DENGAN TUTUP
PELINDUNG CUACA
PIPA
DRENASI
135
Faktor pendukung ini merupakan hasil dari : soil boring , load test ,
sampling , uji laboratorium dan analisa dari pakar geotechnical
engineering yang berpengalaman dengan jenis tanah serupa. Tanah
bawah permukaan harus mampu mendukung beban tangki sekaligus
dengan isinya yang penuh.
Penurunan tangki disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari jenis
jenis penurunan fondasi dibawah ini, yakni :
PENURUNAN DIFERNSI
FLOATING ROOF DAN 150 6 1 : 350 AL KELILING SHELL ME
INTERNAL FLOATING KELILING SHELL NYEBABKAN CELAH PA
ROOF DA ROOF SEAL ATAU
TERGANGGUNYA PER
GERAKAN ROOF .
7 . 6 . 1 PENURUNAN DINDING
R = LEBAR
DINDING TANGKI
DAERAH
R PENURUNAN
PENURUNAN SISI
DINDING B = KEDALAMAN
PENURUNAN
DASAR TANGKI
7. 6. 3 . PENURUNAN DINDING
142
S < ( L x Y x 11 )
2 ( E x H )
R R
R = radius lingkaran yang
meliputi daerah lengkungan
atau penurunan
B
B = ketinggian lengkungan
atau penurunan B
U.10
U .9
U.11
U.12
U 13
U.21
21
PENURUNAN LOKAL
SEBENARNYA
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
KEMIRINGAN
MENYELURUH
16
15
B = KEDALAMAN PELENGKUNGAN ATAU PENURUNAN ,dalam inci
14
PERBAIKAN ATAU
PEMERIKSAAN TELITI
13 HARUS DILAKSANAKAN
APABILA KEDALAMAN
12 PELENGKUNGAN ATAU
PENURUNAN
11 TERKLETAK DIATAS
GARIS INI
10
9
R R R R B
8 B
5
R
4
R R
3
DEPRESI
PELENGKUNGAN
2 R
1
0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
8. ASPEK INSPEKSI
147
Yang dimaksud dengan inspektor pada bab ini adalah inspektor pihak
pemesan. Sedangkan referensi yang diacu dalam bab ini adalah ASME
V dan VIII, serta API 650.
8. INSPEKSI
Ketebalan pelat dianggap sama jika perbedaan tebal design tidak
melebihi 3mm.
min. 50 mm
TAMPAK JELAS
min.75 mm
TAMPAK
JELAS
RADIOGRAFI PADA TITIK
SILANG VERTIKAL /
HORISONTAL
Harus diketahui bahwa juru atau operator las yang sama tidak boleh
mengelas sisi lain disebalik sambungan las yang dilaksanakannya.
Apabila dua juru atau operator las masing masing mengelas dikedua
sisi suatu sambungan butt, maka untuk mengujinya cukup
digunakan satu titik radiografi saja. Apabila hasilnya ditolak ,
sebuah lagi titik radiografi diambil untuk menentukan apakah salah
satu atau kedua dua juru / operator las tersebut membuat las yang
bercacat.
150
Gambar 6.1
PELAT TEBAL < 10mm
= TITIK RADIOGRAFI VERTIKAL SESUAI 8.1.2.1.(a) SATU PADA 3m PERTAMA DAN SELANJUTNYA SATU PADA SETIAP 30m
BERIKUTNYA. 25% DIANTARANYA HARUS PADA TITIK SILANG VERTIKAL / HORISONTAL
= TITIK RADIOGRAFI PADA SAMBUNGAN LAS HORISONTAL SESUAI DENGAN 8.1.2.2 SATU PADA 3 m PERTAMA , SELANJUTNYA
SATU PADA SETIAP 60 m BERIKUTNYA.
= TITIK RADIOGRAFI VERTIKAL PADA SETIAP PERSILANGAN DIRING TERBAWAH ( LIHAT 8.1. 2.1 ( b )
= TITIK RADIOGRAFI PADA SETIAP DASAR SAMBUNGAN LAS VERTIKAL UNTUK DINDING > 10 mm
= RADIOGRAFI PENUH PADA SETIAP SAMBUNGAN VERTIKAL PELAT > 25 mm ( TERMASUK TITIK SILANGNYA JIKA FILM X -
RAYNYA MEMILIKI LEBAR MINIMUM 100 mm. )
151
Setiap film x-ray harus mampu menampilkan imagi las yang jelas
paling sedikit sepanjang 150 mm ( 6” ). Film x-ray harus dipusatkan
pada sambungan las , dan harus terdapat ruang cukup lebar untuk
meletakkan identifikasi juru las / lajur las , dan penetrameter.
(a) Untuk jenis kampuh butt las ganda , satu buah titik radiografi
dilaksanakan pada 10% dari jmlah sambungan las radial.
(c) Untuk jenis kampuh butt las tunggal yang dilengkapi batang
penguat , baik permanen atau sementara , sebuah titik radiografi
diambil pada 50% dari jumlah sambungan las radial.Kadang
kadang diperlukan pengambilan ( shooting ) tambahan dari sudut
tertentu utnuk meyakinkan indikasi yang meragukan pada film x-
ray dari sambungan butt las tunggal dengan batang penguat
permanen.
8.2.1 PELAKSANA
< 13 ( ½ ) 1 ½ ( 1/16 )
> 13 ( ½ ) KE 25 ( 1 ) 2 ½ ( 3 / 32 )
> 25 ( 1 ) 3 ( 1/8 )
MIN. 75 mm
MIN. 75 mm
154
2A 1 2B
3A 2A 1 2B 3B
Semua cacat pada las yang ditolak harus dibuang dengan memahat
Semua perbaikan las harus diinspeksi dengan cara yang serupa pada
paragraf 6.5 setelah mendapat persetujuan pihak pemesan.
Jenis jenis cacat las seperti incomplete fusion , cold lap , dan under bead
crack , sulit dideteksi dengan radiografi . Kalau suatu cacat incomplete
fusion terdeteksi itu semata mata karena adanya indikasi lanjutan
akibat pemuaian udara didalam celah antara kampuh dan bahan las.
Sumber Radiasi
= INDIKASI MAX.
= INDIKASI JELAS
= INDIKASI MIN.
= INDIKASI NOL
C
B
Wide bead atau jalur las lebar patut dicurigai terutama jika tebal
pelat tangki dimana jalur tersebut berada jauh lebih tipis dari lebar
sambungan lasnya.
(2) Ayunan elektroda terlalu lebar dan arus terlalu besar serta
kecepatan pengelasan terlalu lambat.
Biasanya agar tidak mencurigakan , juru las menggerinda samping
kanan kiri jalur las yang lebar tersebut dan menyisakan lebar las
yang memenuhi persyaratan. Namun hendaknya inspektor jangan
159
terkecoh oleh ulah juru las tersebut. Perhatikan , disisi kanan kiri
jalur las tampak warna metalik mengkilat , bentuk serta ukuran
jalur las dibuat buat . Karenanya bagian ini harus diradiografi
untuk meyakinkan bahwa telah terjadi manipulasi mutu
pelaksanaan pengelasan. Tidak jarang juru las mengisi gap yang
terlalu lebar dengan benda benda yang bukan semestinya , serta
membuat bridging untuk mengisi celah dengan serangkaian las tack
yang mentah ( amper rendah ).
LAS TACK YANG MENTAH
LEBAR LAS ASLI
SEBAGAI BRIDGING
LEBAR WELD
GAP
BERMASALAH
Sering kali tukang las membuat las kunci ( tack weld ) dengan amper
yang terlalu tinggi sehingga penetrasinya sangat dalam dan sangat kuat.
Karena ketidak adaan peralatan atau karena kemalasan ,
pembongkarannya menggunakan sledge hammer ( martil besar )
sehingga melukai permukaan bahan asli. Luka permukaan ini tidak
selalu diperbaiki kembali dan dibiarkan terbuka , kalaupun diperbaiki
dengan las isi , mutunya tidak diinspeksi terlebih dulu.
Las isi yang mengandung cacat berupa porositas ( keropos ) atau retak
akan menimbulkan masalah dikemudian hari ketika tangki telah
dioperasikan.
160
1 2
BATU GERINDA
BRANDER POTONG
2
1
cacat porositas atau retak , maka harus dibuang dan dilas ulang sesuai
aturan prosedur yang telah ditentukan ( WPS )
BAB 10 PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tangki meliputi langkah langkah pemantauan kondisi
tangki dan lingkungannya termasuk semua pautan dan perpipaan yang
terkait dengannya , pelaporan terjadinya kelainan atau ketidak
sesuaian tangki pada pihak yang berwenang untuk langkah
163
ROOF ROOF
MANHOLE NOZZLE TANK
LEVEL
GAGE
FOAMITE
GUN TANK HEATER
TANK MIXER
MAN
HOL
E
DRAIN
PIPE SHELL NOZZLE
DRAIN SUMP
Ada beberapa kelengkapan lain yang tidak tergambar pada sketsa ini
seperti misalnya : 1) spiral stair , 2) safety railing , 3) name plate , 4)
grounding , 5) water sprinkler dan 6) cathodic protection .
Ada dua metoda proteksi katodik pada dasar tangki , yakni :Proteksi
katodik sistim arus tanding ( impressed current ) dan
PROTEKSI KATODIK SISTIM ARUS TANDING ( IMPRESSED
CURRENT )
RECTIFIE
e ANODE
165
Dari waktu kewaktu sistim proteksi arus tanding diukur , jika potensi
antara tangki dan tanah kurang dari semestinya , maka perlu diperiksa
sistimnya , dapat arus terputus , arus terganggu atau arus bocor
ketempat lain. Jika hal ini terjadi maka hubungan yang terkendala
tersebut harus segera diperbaiki.
ANODA YANG
DIKORBANKAN
PRESSURE
VACUUM
BREATHER VALVE / VACUUM RELIEF VALVE
TOPENG GAS
BOTOL OKSIGEN
PENYELAM
UKURAN BESAR
MANOMETER
TALI KESELAMATAN
SARUNG TANGAN
KARET , PANJANG
HINGGA KESIKU ,
WARNA PUTIH
DINDING
TANGKI DASAR TANGKI
LUBANG YANG
HYDROJACK DIBUKA
DIPINGGIR
PONDASI
TANGKI
BALOK KAYU
LUBANG YANG
INFLATABLE AIR PILLOW DIBUKA
DIPINGGIR
PONDASI
TANGKI
BALOK KAYU
171
Tangki kempot
BOCOR
173
WINDOW
CUT
FRAME
PENGUAT
TERBUAT
DARI I BEAM
YANG
DITACK
WELD PADA
DINDING
BOCOR
3) Pemasangan pelat dasar baru diatas pelat dasar lama dengan jarak
tertentu ( double bottom technique ).
PELAT DASAR
BOCOR
LUBANG BOR
ARGON
GROUT
177
TANAH TERKONTAMINASI
HIDROKARBON
AIR
GERINDA
POTONG
TANAH TERKONTAMINASI
HIDROKARBON
Metoda ini praktis hanya untuk tangki timbun ukuran kecil dan sedang
( diameter < 40 m ).
179
120
KERANGKA LANDASAN BAJA STRUKTUR
Peaking dan banding yang melebihi batas yang dibolehkan API 650 ,
jangan sekali kali diperbaiki dengan ditarik tarik atau dipanasi
dibeberapa tempat . Hal ini disamping tidak akan berhasil namun
berpotensi menambah parah kondisi pelat dinding.
Perbaikan hanya dapat dengan window cut dan merol ulang pelat yang
bermasalah dan mengelas dengan urutan dan pengaturan arus yang
180
Apabila suatu tangki settle atau miring melebihi batas yang diijinkan ,
misalnya settle secara merata ( even ) atau tidak merata ( uneven ) >
30 cm , atau decline ( miring ) sehingga proyeksi puncak > 1/200 tinggi
keseluruhan , maka tangki terpaksa harus diangkat untuk
memperbaiki fondasi.
Jika hal ini terjadi , maka diperlukan persiapan yang sangat matang ,
lama dan mahal , karena pengangkatan tangki sangat sulit dan
memakan waktu yang lama. Pelaksana pengangkatan harus
berpengalaman dan terampil untuk profesinya , tidak boleh ada
tindakan coba coba ( experimental ).
BALOK
KAYU HYDROJACK
1m
f. ) Perbaikan lainnya
(5) Dukungan penuh dari seluruh jajaran tehnik dan logistik yang erat
hubungannya dengan kecepatan pelaksanaan perbaikan dan
ketersediaan suku cadang pengganti.
(5) Membuka dan menutup keran isi dan tarik sesuai kebutuhan (
loading dan unloading ).
(b) Kerugian pengisian atau kerugian kerja ( filling atau working loss ).
184
Kondisi tangki
Dimana :
K c = 0,58
Rumus empiris :
2,25PV
F = KT
10000
Dimana :
F = kerugian pengisian , dalam barrel.
(b) Kerugian akibat adanya celah antara atap tangki dan dinding
Rumus empiris :
L S = Ks V n P * D M v K c
Dimana :
L s , pon/tahun
Ls = , barel / tahun.
42 ( W v )
Kerugian penarikan
Kerugian penarikan ( withdrawal loss ) dapat dihitung berdasarkan
informasi dibawah ini :
Diameter tangki
Selanjutnya kerugian penarikan dapat dihitung berdasarkan
persamaan ini :
( 0,943 ) Q C W
1
Lw =
D
Dimana :
Lw = kerugian penarikan , pon / tahun
L w , pon/ tahun
Lw = , barel / tahun.
42 W
1
Dimana :
L = kerugian total
t
Ls = kerugian simpan tegak
L w = kerugian penarikan
190
TABEL 10.1 c
FAKTOR SUMBAT ( KS ) DAN EKSPONEN KECEPATAN ANGIN ( n )
TANGKI DILAS
4. TANGKI DIKELING
a. Mechanical shoe primary saja 1,3 1,5
b. Shoe-mounted secondary 1,4 1,2
c. Rim-mounted secondary 0,2 1,6
TABEL 10.1d
SUHU SIMPAN RATA RATA TAHUNAN ( T s ) SEBAGAI FUNGSI WARNA
CAT TANGKI
Aluminium T a + 2,5
T a = suhu lingkungan
Kelabu T a + 3,5 rata rata dalam
setahun , ºF
Hitam T a + 5,0
191
TABEL 10.1 e
2
FAKTOR CLINGAGE RATA RATA ( C ) , Barel /1000 ft
Kondisi Dinding tangki
PRODUK
Karat Ringan Karat Padat Lapis Gunite
TABEL 10.1 f
FAKTOR CAT
Apabila analisa contoh uap tidak ada , nilai berat molekul 64 pon/pon
mol dapat digunakan untuk bensin , untuk minyak mentah dari
Amerika tengah 50 pon /pon mol , sedangkan untuk berbagai minyak
mentah yang lain nilainya sangat bervariasi.
Faktor produk
5,4
1,5 14,7
= 1,2 x ( 10 ) x ( ) x 100 x 64 x 1,0
0,5 2
[ 1 + ( 1- 5,4 ) ]
14,7
28.000
= = 131 barel / tahun.
42 x 5,1
194
Kerugian penarikan
QCW
Lw = ( 0,943 ) 1 pon / tahun
D
129
= = 0,5 barel / tahun
42 x 6,1
Kerugian total
1) Sifat kimia minyak bumi serta produk yang disimpan , antara lain :
sifat penguapan ( volatilias ) , sifat peledakannya ( explosivity ),
sifat kelarutannya ( solubility ) , sifat reaktifnya ( reactivity ) dan
sifat karatnya ( corrosivity ).
195
2) Harga tangki
4) Keselamatan
5) Pencegahan kontaminasi terhadap isinya.
PEMILIHAN TANGKI
MINYAK MENTAH
PEMILIHAN TANGKI
PRODUK
TIDAK YA
APAKAH TEKANAN
UAP > 11 psia
Didalam buku ini hanya akan diuraikan tentang tangki pihak pengirim
( shippers ) .
Biasanya untuk setiap terminal pengiriman disediakan sebuah tangki
untuk masing masing jenis produk , namun jumlah volume yang
dihasilkan dari perhitungan rumus ini dapat ditampung oleh beberapa
tangki , tidak termasuk outage dan bottom tangki.
Untuk menggunakan formula penentuan kapasitas penampungan ,
diperlukan bberapa analisa sebagai berikut :
Rumus tankage
T = Q1 + Q2 + Q3 + Q4
Q1 = Vt - ( Vt x R )
n
Vt Vt
Q2 = ½ n =
2n
Q3 = 1/3 Q1 = ( Vt / 3 ) ( 1 – R )
Q4 = ( Vt / 30 ) x 2 = Vt / 15
Jadi T = ( Vt / n ) [ ( 11 / 6 ) – 4R / 3 ) ] + ( Vt / 15 ).
Contoh perhitungan
KEGAGALAN ATAP
DASAR TANGKI
ANODA
208
PENGECATAN
TESTING
211
212
PENGECATAN