Anda di halaman 1dari 26

BAB II

DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

2.1 Nama Kegiatan


Nama kegiatan ini adalah pemasangan pipa gas 12” sepanjang 10,5 km dari stasiun
pengatur tekanan gas Paya Pasir yang berada di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan
Marelan sampai stasiun Perusahaan Listrik Negara yang berada di Kelurahan Sicanang
Belawan Kecamatan Medan Belawan.

2.2 Lokasi Kegiatan


Secara administratif lokasi kegiatan terletak di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan
Marelan dan Kelurahan Belawan Pulau Sicanang Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.
Jalur pipa direncanakan melewati Jalan Titi Pahlawan, Jalan Yos Sudarso dan Jalan Simpang
Sicanang yang lebar jalannya kurang lebih 6-12 m dengan sirkulasi arus lalu lintas ramai
dan lancar, serta menyeberangi Sungai Deli yang memiliki lebar 30-40 m dengan sirkulasi
lalu lintas perairannya sangat sepi karena sangat jarang dilalui transportasi air.
Peta lokasi pemasangan pipa gas, peta layout dan peta lokasi pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup dapat dilihat pada lampiran.

Jalur pemasangan pipa gas Paya Pasir-Sicanang ini menggunakan pipa gas yang panjangnya
adalah 12 meter per batang dengan diameter 12”, sehingga untuk jalur pipa sepanjang
10,5 km PT. PGN menyediakan sekitar 875 batang pipa gas.

Adapun titik awal rencana pemasangan pipa gas dimulai dari stasiun pengatur tekanan gas
Paya Pasir dengan titik koordinat 030 42’ 60,1” LU - 980 39’ 85,3” BT dan berakhir pada
stasiun Perusahaan Listrik Negara dengan titik koordinat 030 46’ 22,3” LU - 980 40’ 17,8” BT.
Jarak dengan permukiman penduduk di lokasi kegiatan pemasangan pipa gas sejauh lebih
kurang 5 m.

Beberapa titik koordinat yang dilalui untuk pemasangan pipa gas dapat dilihat pada tabel
2.1.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 1


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
Komplek Perumahan
PT . PLN

Gambar 2.1.
Skematik Jalur Pemasangan Pipa Gas Paya Pasir – Sicanang

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 2


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
Dari gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa jalur pipa gas yang akan dipasang melewati komplek
perumahan PLN yang ada di Jalan M. Basir, kemudian akan menyeberangi (crossing) Jalan Titi
Pahlawan, secara garis besar pipa gas ditanam di sebelah kiri Jalan Titi Pahlawan ke Jalan Yos
Sudarso, menyeberangi (crossing) Sungai Deli sampai pertengahan Jalan Simpang Sicanang, dari
pertengahan Jalan Simpang Sicanang ini, pipa gas yang ditanam berada di sebelah kanan jalan
(crossing), secara otomatis bagian sebelah kiri pipa gas merupakan jalan raya. Dalam hal ini
pemasangan pipa gas secara umum melewati pemukiman penduduk yang berada di kiri Jalan
Titi Pahlawan dan Jalan Yos Sudarso serta melewati pemukiman penduduk yang ada disebelah
kanan Jalan Simpang Sicanang. Jalur pemasangan pipa gas berakhir di PT. Perusahan Listrik
Negara yang berada di Jalan Simpang Sicanang Kecamatan Medan Belawan. Secara umum jalur
yang dilalui pipa gas dapat dilihat pada tabel di bawah ini dan pada lampiran foto kegiatan.

Tabel 2.1 Titik koordinat yang dilalui untuk pemasangan pipa gas Paya Pasir - Sicanang

Titik Koordinat Keterangan Gambar

Titik awal
030 42’ 60,1” LU - 980 39’ 85,3” BT pemasangan pipa
gas

Crossing di Jl. Titi


030 43’ 03,7” LU - 980 39’ 15,6” BT
Pahlawan

Crossing Sungai Deli


030 43’ 23,1” LU - 980 40’ 33,9” BT (Jembatan Paya
Pasir

Crossing Sungai Deli


030 45’ 15,1” LU - 980 40’ 33,9” BT (Jembatan
Labuhan)

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 3


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
Titik Koordinat Keterangan Gambar

Crossing di Jl.
030 45’ 40,5” LU - 980 40’ 37,0” BT
Simpang Sicanang

Titik akhir (Stasiun


030 46’ 22,3” LU - 980 40’ 17,8” BT Perusahaan Listrik
Negara)

2.3 Skala Usaha dan Kegiatan


2.3.1 Bahan dan Material
Pemasangan pipa gas ini merupakan pemasangan pipa gas dengan dasar desain standar
API (American Petroleum Institute) yang telah dituangkan dalam Standar Pertambangan
Migas (SPM) 50.54.2-1992. Dalam standar tersebut telah dipertimbangkan:
 Kekuatan pipa terhadap tekanan
 Umur pipa yang dikehendaki
 Perhitungan proses korosi
 Gangguan atau beban dari lingkungan di sekitar jaringan pipa
 Kapasitas gas yang akan dialirkan dengan proyeksi sampai beberapa tahun ke depan.

Pipa gas segmen Paya Pasir – PLN Sicanang terbuat dari baja API-5L-Gr B (SMYS = 35,000
psi) dengan diameter 12”. Pipa gas ini beroperasi dengan tekanan 10-16 Bar. Pipa gas
diperoleh dari PT. Krakatau Steel (Persero).
Pipa ditanam di bawah tanah dengan kedalaman 1,5-2 m. Data desain serta parameter
operasi dari pipa gas 12” dapat dilihat pada gambar dan tabel 2.2.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 4


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
Gambar 2.2
Pipa gas standar API (American Petroleum Institute) yang digunakan di lapangan

Secara umum factor design pipa gas adalah sebagai berikut :


1. Kedalaman pipa minimum (di onshore tentu saja) adalah 1 m
2. Untuk pipa dari sumur minyak/gas jarak minimum dengan fasilitas
proses/bangunan lain adalah 4 m.
3. Untuk pipa penyalur minyak yang bertekanan lebih dari 16 bar(g) jarak minimum
adalah 9 m dan perancangannya harus memenuhi minimum location classification
class 2.
4. Untuk pipa pengalir (trunklines) gas/minyak, jarak minimum adalah 9 m dan
harus memenuhi minimum kelas 1 location classsification.
5. Jika jarak minimum pada no 3 dan no. 4 di atas tidak terpenuhi maka class
pipa harus dinaikkan satu tingkat di atasnya.
6. Jika jarak minimum pada no.3 dan no.4 di atas tidak terpenuhi, jaraknya bisa
diperpendek menjadi MINIMUM 3 meter dengan jalan design factor tidak lebih dari
0.3 (untuk diameter pipa < 12 inch), untuk pipa berdiameter > 12 inch design
factor 0,3 dan minimum wall thickness 0,468 inch.
7. Jika wall thickness pada No. 4 diatas tidak terpenuhi, jarak minimum adalah 3
m, dan design factor sama seperti tertera di No.4 di atas atau perlu penetapan
fasilitas penyelamat yang dipasang oleh Kepala Inspeksi Pertambangan.
8. Untuk pipa penyalur gas (transmission pipeline) pada tekanan 4 - 16 bar(g),
harus memenuhi class 4 location classification dan dipasang dengan jarak minimum
2m

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 5


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
9. Jika jarak 2 m tidak terpenuhi, maka pipa harus dirancang dengan class 4
location classification, dengan factor design tidak lebih dari 0.3 atau perlu
penetapan fasilitas penyelamat yang dipasang pada Kepala Inspeksi Pertambangan.

Kesimpulannya Design factor < 0.3 dan memiliki Class 4, Location Classification,
maka jaringan pipa PGN tersebut tidak bermasalah dipasang di bahu jalan.

Tabel 2.2. Desain serta Parameter Operasi Pipa


Parameter Besaran Nilai dan Unit
Kualitas Material API-5L-Gr B
SMYS 35,000 psi
Diameter Pipa 12 inch
Tekanan Desain 40 Bar (580 psi)
Tekanan Operasi 10 - 16 Bar (145-232 psi)
Suhu Desain 30 0 C
Katup ANSI 300
Pelapis 47 mm Pengikat (Tape)
Ketebalan Nominal Pipa 0,358 inch
Ketebalan Minimum Pipa 7,52 mm
Umur pipa 30 tahun
Proteksi Katoda Arus terpasang
Fluida Produk dalam Pipa Metana dan Etana (C1) sebelum kebocoran (dalam
keadaan operasi maupun standby/no flow) dan
nitrogen
Panjang pipa dari Paya pasir ke Stasiun PLN Sicanang 10,5 km
CP Value (pipe to soil potential) 1326 mV (in average)
Injeksi Penghambat Korosi Tersedia pada Wampu Station
Pembersihan Tidak dilakukan kecuali dalam pipa ada flow
Gas untuk pemeliharaan pipa Nitrogen (N2 )
Sumber Da ta : PGN SBU III

2.3.2 Alat Kerja dan Tenaga Kerja


Peralatan yang digunakan dalam pengerjaan pemasangan pipa gas berbagai jenis dari
alat ringan sampai berat dan jumlah tenaga kerja yang terlibat sebanyak 150 orang,
secara rinci tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.3. Alat Kerja dan Tenaga Kerja

No. Uraian Kegiatan Alat Kerja Tenaga Kerja


Crane : 1 unit
a. Pengangkatan Pipa 10 orang
Truck : 1 unit
b. Penjajaran Pipa Di Jalur Pipa Crane : 3 unit 5 orang
c. Penggalian Tanah Cangkul, Dandang, Sekop, dll 20 orang
d. Pengelasan Mesin Las : 10 unit 20 orang
Treepot : 3 unit
e. Penurunan Dan Penimbunan Pipa 15 orang
Chain Blok : 3 unit
Pengecekan Hasil Sambungan
f. Alat Test : 10 unit 15 orang
(non desctructive test)
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 6
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
No. Uraian Kegiatan Alat Kerja Tenaga Kerja
Treepot : 1 unit
g. Hydrotest Chain Blok : 1 unit 5 orang
Pompa : 2 unit
Treepot : 4 unit
Pengeboran Chain Blok : 4 unit
h. 20 orang
(crossing jalan raya) Auger Boring : 1 unit
Crane : 1 unit
Treepot : 4 unit
Pengeboran Horizontal Langsung/HDD Chain Blok : 4 unit
i. 20 orang
(sungai besar) HDD Machine : 1 unit
Crane : 1 unit
Treepot : 3 unit
Chain Blok : 3 unit
j. Pembuatan Jembatan Crane : 1 unit 20 orang
Excavator : 1 unit
Piling Mesin : 1 unit
Jumlah Tenaga Kerja yang terlibat dalam pekerjaan pemasangan pipa gas 150 orang
Sumber Da ta : PGN SBU III

Tenaga kerja yang bekerja pada pemasangan pipa gas dibagi dalam 3 shift yaitu pukul
08.00-16.00 WIB, 16.00-24.00 WIB dan 24.00-08.00 WIB, dimana setiap shift terdiri dari
8 jam.

Faktor keselamatan kerja menjadi prioritas utama dalam pekerjaan ini, maka PT. PGN
menyediakan peralatan pelindung diri (APD) maupun pelindung peralatan. Hal-hal yang
berkaitan dengan tenaga kerja dan keselamatan kerja, PT. PGN akan melaksanakan
antara lain :
 Untuk menjaga keselamatan kerja personil, PT. PGN menyediakan peralatan K3PL
untuk setiap orang yang bekerja dalam lingkup pekerjaan ini.
 Masing-masing pekerja diharuskan menggunakan minimal peralatan pelindung diri
K3 pada pekerjaan ini diantaranya helm safety, kacamata dan sepatu safety.
 Seluruh pekerja yang berada di lokasi pekerjaan dilarang merokok.
 Menempatkan peralatan dan material saat bekerja atau saat penyimpanannya tidak
membahayakan pekerja dan orang lain.
 Mempunyai organisasi keselamatan yang jelas serta tanggung jawab untuk setiap
personel selama keproyekan berlangsung.
 Program keselamatan pekerja dibuat secara tertulis dan memadai serta jelas dan
kapan terakhir dipakai.
 Menyediakan personil yang berpengalaman di bidangnya serta bersertifikat sesuai
dengan keahliannya.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 7


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
 Memakai Safety Officer yang berpengalaman dan bersertifikat dalam menangani
pekerjaan K3.
 Memiliki peralatan kerja yang terkalibrasi dan bersertifikat yang berasal dari badan
sertifikasi yang diakui.
 Membuat peraturan dan sanksi untuk pekerja yang tidak mentaati prosedur.
 Setiap pekerja mempunyai asuransi kecelakaan.

Gambar Struktur Organisasi yang dimiliki PT. Perusahaan Gas Negara dapat dilihat berikut ini:

DIREKTUR Tenaga Ahli

Humas Personalia Pengawasan Tata Usaha

Administrasi
Hub. Sosial Rekrutmen Pergudangan
Keuangan

Hub. Teknik &


Perencanaan Perlengkapan Security & K3
Pemerintah

Gambar 2.3. Struktur Organisasi PT. Perusahaan Gas Negara

2.3.3 Penggunaan Energi Listrik


Penggunaan energi listrik diperlukan dalam pengerjaan pengelasan pipa besi
bersumber dari genset dengan kapasitas 100 KVA sebanyak 10 unit dengan bahan
bakar solar.

2.3.4 Penggunaan Bahan Bakar


Pekerjaan kontruksi diperkirakan selama 3 bulan. Perkiraan pemakaian bahan bakar
khusus peralatan memakai solar sebesar 117.788 liter dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.4. Penggunaan Bahan Bakar


No. Nama Peralatan Pemakaian Solar
a. Truk/ Crane/ Chain Blok 20.250
b. Mesin bor 3.038
c. Mesin Las/Genset 94.500
Total Pemakaian 117.788
Sumber Da ta : PGN SBU III, 2011

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 8


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
2.3.5 Penggunaan Oli
Pemakaian oli untuk semua alat kerja selama kegiatan berlangsung diperkirakan
sebesar 70 liter/bulan, pelaksanaan konstruksi diperkirakan selama 3 bulan, sehingga
total pemakaian oli sekitar 210 liter. Secara rinci penggunaan oli dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 2.5. Penggunaan oli


No. Nama Peralatan Jumlah (unit) dan kapasitas Pemakaian Oli
a. Mesin Las 10 unit x 3 liter 30 liter
b. Genset 10 unit x 2 liter 20 liter
c. Mesin bor 1 unit x 4 liter 4 liter
d. Crane 5 unit x 2 liter 10 liter
e. Truk 1 unit x 6 liter 6 liter
Total Pemakaian 70 liter
Sumber Da ta : PGN SBU III, 2012

Penanganan oli bekas yang dihasilkan dari mesin genset dan lainnya sementara di
kumpulkan di dalam drum, lama penyimpanan oli bekas ini tidak melebihi 90 hari,
selanjutnya akan diserahkan kepada pengelola limbah B3 yang memiliki izin dari
Kementerian Lingkungan Hidup.

2.3.6 Penggunaan Air


Sumber air untuk kebutuhan minum pekerja disuplai bagian logistik. Selanjutnya dalam
kegiatan hydrotest akan menggunakan air PDAM sebanyak 1.200 m3 berdasarkan
perhitungan volume pipa keseluruhan. Kegiatan hydrotest diperkirakan memerlukan
waktu kurang lebih satu minggu, setelah itu air uji hydrotest dibuang ke drainase
umum.

2.3.7 Tahapan Rencana Kegiatan


Secara garis besar, proses kegiatan pemasangan pipa gas pada tahap konstuksi
direncanakan akan dimulai pada bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.
Sedangkan jadwal kegiatan operasional dilakukan setelah selesainya tahap konstruksi.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 9


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
Tabel 2.6. Tahapan Rencana Kegiatan pemasangan pipa gas diameter 12” sepanjang 10,5 km
dari stasiun pengatur tekanan gas Paya Pasir sampai stasiun PLN Sicanang.

Tahun
No Kegiatan 2012 2013 2014 s/d 2024 dst
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
a Tahap Prakonstruksi
1 Studi Kelayakan
2 Penyediaan lahan

b Tahap Konstruksi
1 Pemasangan pipa

c Tahap Operasional
1 Pengoperasian
2 Pemeliharaan

Sumber Da ta : PGN SBU III, 2012

2.4 Komponen Pelaksanaan Rencana Kegiatan


Untuk lebih memudahkan dalam mengidentifikasi dampak yang akan terjadi pada
kegiatan ini, maka rencana kegiatan pemasangan pipa gas dia. 12” ini akan diuraikan pada
tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasional dan pasca operasional.

2.4.1. Tahap Pra Konstruksi


Berikut ini uraian kegiatan-kegiatan pada tahap pra konstruksi yang meliputi :
1. Studi Kelayakan
Studi kelayakan yang dilakukan bertujuan untuk menentukan bagaimana kelayakan
secara ekonomi, teknologi dan ketersediaan lahan yang menjadi pertimbangan
dalam menentukan rencana kegiatan. Studi kelayakan terkait rencana pemasangan
pipa gas mempertimbangkan :
 Kebutuhan pelanggan
 Ketersediaan tata struktur
 Rencana pengembangan sesuai kondisi
 Proyek lanjut kedepan

2. Penyediaan Lahan
Adapun luas lahan yang diperlukan untuk pemasangan pipa gas dia 12” dari stasiun
pengatur tekanan gas Paya Pasir sampai Stasiun PLN Sicanang adalah 525.000 m2
dari perhitungan lebar 50 cm dikali panjang 10.500 m. Jalur pipa melewati daerah
milik jalan (DMJ) yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada skematik dibawah ini.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 10


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
Gambar 2.4. Skematik Jaringan Pipa Gas Wilayah Medan

Gambar 2.4. Skematik Jaringan Pipa Gas Wilayah Medan

2.4.2. Tahap Konstruksi


Pada umumnya kegiatan konstruksi pemasangan pipa gas diuraikan sebagai berikut :
1. Penyiapan Lahan
Dalam tahap ini seluruh lahan yang telah direncanakan sebagai jalur pipa
diperlakukan secara khusus sehingga pipa siap digelar. Kegiatan ini terdiri dari :
- Pengukuran dan pematokan.
Sebelum pelaksanaan konstruksi, harus dilakukan survei mengenai kelayakan
dan kejelasan rute jalur pipa serta pengumpulan data yang relevan tentang
jalur pipa yang akan dibangun pada saat survei awal.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 11


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
Data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a) Rintangan (obstacle) yang dihadapi dalam pelaksanaan konstruksi:
- Utilitas existing : utilitas PAM, Pertamina, PLN, Telpon dan instalasi
bawah tanah lainnya.
- Bangunan semi permanen: warung, kios, taman, tempat parkir dll.
b) Periksa kondisi dan keadaan jalan disekitar jalur sebelum penggalian, catat
dan potret hasilnya.
c) Periksa dan catat keadaaan lalu lintas di sekitar rencana jalur pipa yang
dekat dengan perumahan, pasar dll.
d) Periksa dan catat jalur rencana pipa yang berhubungan langsung dengan
jalan dan juga disesuaikan dengan desain penampang sungai, agar tidak
mengganggu typical sungai. Setelah survei, harus diberi tanda untuk
memudahkan dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.

- Pembersihan jalur pipa


Pelaksanaan persiapan jalur pipa harus berada pada jalur yang telah ditetapkan
pada survei konstruksi. Jenis peralatan untuk pembersihan dan persiapan lahan
harus memperhatikan kondisi lapangan dan jenis pipa yang akan dipasang,
pekerjaan persiapan/pembersihan jalur pipa yang akan melewati jalan-jalan
rumah, pintu masuk ke tanah milik pribadi atau jalur-jalur jalan akses lainnya,
harus memberikan pemberitahuan sebelumnya setidaknya selama 24 jam dan
tidak lebih dari 48 jam tentang penyelesaian proses. Penebangan pohon hanya
dilakukan jika benar-benar diperlukan, dan diusahakan seminimal mungkin
terutama daerah jalur hijau, pohon-pohon tanaman pelindung dan semak-
semak juga tidak boleh ditebang tanpa seizin dari pemiliknya. Jika diperlukan
pembersihan dan pengerukan pada daerah luas dan terbuka dapat dilakukan
dengan memakai excavator, dozer dan dump truck.

- Pembuatan tanda pengaman dan pemasangan rambu


Pengamanan di jalur pemasangan pipa gas sangat wajib dilakukan. Rambu-
rambu dipasang sebelum dan pada jalur pemasangan pipa gas dan dipastikan
rambu-rambu dapat terlihat jelas, hal ini bertujuan untuk mencegah dampak
kecelakaan kerja bagi pekerja konstruksi, masyarakat sekitar, pengguna jalan
dan juga untuk kenyamanan serta kelancaran lalu lintas. Selain itu juga
ditugaskan 2 (dua) orang pengatur jalan untuk mencegah kemacetan lalu lintas

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 12


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
di sepanjang pemasangan pipa gas, yang mana mereka be kerja secara shift
(bergantian) dari pukul 08.00-16.00 wib dan 16.00-24.00 wib.

- Pembuatan base camp serta bangunan pengawas lapangan.


Base camp (pangkalan) merupakan titik kumpul bagi para pekerja maupun
pengawas lapangan untuk melakukan review selama melakukan kegiatan
pemasangan pipa gas di lapangan.

- Pembuatan papan nama proyek.


Pemasangan papan proyek merupakan salah satu keharusan sebagai suatu
identitas pelaksanaan kerja di lapangan.

2. Mobilisasi Peralatan dan Material


Penempatan peralatan pada saat pelaksanaan konstruksi di upayakan agar tidak
mengganggu arus lalu lintas. Alat berat akan digunakan seperlunya sesuai kondisi
lapangan.
Bahan yang digunakan adalah pipa baja, beton siap pakai, besi beton, semen, baut,
mur dan pelapis. Untuk meminimasi peningkatan debu akibat mobilitas peralatan
dan material akan dilakukan upaya pembatasan kecepatan dan optimasi
pengangkutan. Jika peralatan yang dibutuhkan tersedia di Kota Medan, maka
dilakukan mobilisasi melalui jalan-jalan dalam kota yang cukup baik kondisinya.
Peralatan dari luar medan didatangkan melalui pelabuhan Belawan.

3. Pemasangan Pipa Gas


Langkah-langkah pekerjaan pemasangan pipa adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan Stock Pile
Pipa yang akan dipasang didatangkan dari pabrik ke lokasi, dilakukan penimbunan
pada jalur pipa dan pipa tidak boleh diletakkan langsung di permukaan tanah,
tetapi harus diberi penyangga dari kayu.
Pada setiap penimbunan pipa, kayu penyangga yang berada di bawah berukuran
paling sedikit 150 mm x 100 mm, bila penimbunan tersebut dilakukan di tanah yang
keras, dan kayu dengan ukuran yang lebih besar bila penimbunan pipa dilakukan di
tanah yang lunak. Selanjutnya kayu penyangga tersebut dibuat cukup tinggi untuk
menahan timbunan pipa pada jarak paling sedikit 100 mm dari permukaan tanah
dan dibuat cukup lebar untuk menghindari amblasnya pipa ke dalam tanah lunak.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 13


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
b. Penjajaran (stringing)
Penjajaran pipa dilakukan sebelum pekerjaan pengelasan dan penurunan.
Penjajaran pipa dilakukan sangat hati-hati untuk menghindari kemungkinan
terjadinya kerusakan. Pipa yang telah dijajarkan di dekat rencana jalur diamankan
dari kemungkinan tertabrak kendaraan. Sebagai alat pengaman digunakan drum-
drum yang diisi tanah sampai penuh dan dilas tutupnya kemudian di cat zebra
warna kuning. Bila penjajaran dilakukan sepanjang jalan raya, jalan masuk/keluar
rumah atau kantor diusahakan tetap terbuka.

Gambar 2.5
Ilustrasi penjajaran pipa gas di lapangan

c. Pengelasan (welding)
Pengelasan dilakukan sesuai prosedur pengelasan, yaitu pipa diletakkan diatas
balok kayu setebal 100 mm. Untuk mendapatkan kelurusan yang baik antara kedua
pipa yang akan disambung, digunakan line up clamp. Jarak antara kedua ujung pipa
yang akan dilas minimal 1 mm dan maksimal 2,5 mm untuk menjamin agar terjadi
penetrasi lengkap, tanpa terjadinya burn trough. Setelah pipa dilas kedua ujungnya
dilakukan pemeriksaan hasil pengelasan dan sambungan dengan sinar x.
Sambungan yang telah lulus uji selanjutnya diberi coating joint untuk perlindungan
terhadap korosi.

Setiap hari apabila pekerjaan pengelasan dihentikan, maka sebelum ditinggalkan


kedua ujung pipa ditutup.

Metode pengelasan yang digunakan adalah las oksi asetilen yang merupakan
proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan
dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilen melalui pembakaran
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 14
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Pembakaran gas C2 H2 oleh
oksigen (O2) dapat menghasilkan suhu yang sangat sangat tinggi sehingga dapat
mencairkan logam. Logam dalam hal ini merupakan pipa gas yang terbuat dari baja
yang panjang satu batangnya adalah 12 m dan merupakan baja tahan karat
austenitik yang mengandung nikel dan berkadar krom tinggi.

Gambar 2.6
Ilustrasi pengelasan pipa gas di lapangan

Selama proses pengelasan akan timbul cahaya dan sinar serta debu asap las yang
dapat membahayakan juru las dan pekerja lain di sekitar pengelasan. Komposisi
kimia dari debu asap las terdapat fluor (F) dan oksida kalium (K 2O). Gas-gas yang
terjadi pada waktu pengelasan adalah gas karbon monoksida (CO), karbon dioksida
(CO2), ozon (CO3) dan gas nitrogen dioksida (NO 2). Oleh karena itu, untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan maka semua pekerja diwajibkan menggunakan
peralatan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) diantaranya helm, sarung tangan,
sepatu, pelindung mata, masker dan lain sebagainya.

d. Penggalian Parit
Sebelum melaksanakan penggalian parit maka harus diketahui keberadaan
instalasi-instalasi di bawah tanah, seperti pipa-pipa gas atau air, kabel listrik, kabel
telepon, dan gorong-gorong di sepanjang jalur pipa yang telah ditentukan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penggalian parit peletakan pipa adalah :

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 15


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
 Lebar Parit Galian
Lubang galian dibuat cukup lebar, sehingga pada waktu menurunkan pipa
dinding lubang galian tersebut tidak rusak dan memungkinkan pengurugan
kembali. Lebar lubang penggalian yang diperkenankan adalah selebar diameter
pipa yang telah dicoating, ditambah 30 cm. Pada daerah tertentu dimana
keadaan tanahnya labil, akan dibuat penguat/pengaman pada dinding lubang
galian untuk menghindari longsoran. Untuk keperluan tie ins, lebar lubang
galian harus dibuat sedemikian rupa sehingga pengelasan tie ins dan
pemeriksaan radiography dapat dilaksanakan dengan sempurna.

 Dasar Parit Galian


Dasar parit galian dibentuk rata dan bebas dari batu-batu, kayu-kayu, akar-akar
dan sampah. Dasar lubang akan diberi pasir setebal kurang lebih 15 cm,
sehingga dasar parit galian rata. Hal ini ditujukan untuk mencegah genangan
dan rembesan air, dan tidak merusak coating pipa. Pada galian tanah yang
berbatu, penyeberangan jalan atau di tempat-tempat yang ditentukan oleh
proyek, kedalaman lubang ditambah 15 cm dan diurug pasir setebal 15 cm
sebagai penempatan pipa, sedangkan bagian di atas pipa ditimbun pula dengan
pasir setebal 25 cm.

 Panjang Galian yang Terbuka


Batas maksimum panjang galian yang terbuka berkisar 200 m dengan Lebar 50
cm x Tinggi 120 cm, sesuai petunjuk Dinas Bina Marga. Galian baru akan
dilaksanakan setelah batas panjang maksimum diselesaikan.

 Catatan penting dalam proses penggalian


Dari proses penggalian tersebut, maka dapat diambil catatan penting yang harus
dilaksanakan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan kedepannya,
yakni:
 Bekerjasama, berkoordinasi serta memliki izin dari dinas maupun instansi
terkait termasuk izin dari Dinas Bina Marga.
 Tidak merusak bangunan masyarakat seperti tempat jualan, jalan/jembatan
masuk ke rumah penduduk ataupun gang dan sebagainya.
 Tidak merusak utilitas yang ada pada jalur lintasan pipa seperti jaringan
Telkom, listrik maupun jaringan air PDAM yang berada di dalam tanah.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 16


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
 Bilamana jaringan pipa melewati vegetasi, maka vegetasi yang di tebang
akan diganti, dengan memperoleh izin dari Dinas Pertamanan.
 Jika melewati areal kegiatan padat penduduk seperti perumahan, maka
akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu dan membuat pengumuman
rencana kegiatan di areal tersebut.
 Penggalian jaringan pipa akan dilakukan dengan cara pengeboran (boring),
jika situasi penyeberangan (crossing) pipa melalui ruang galian yang
sempit/sulit, menyeberangi jalan raya dan sungai.
 Pembelokaan jaringan pipa akan dilakukan jika ada perubahan arah jalur
pipa yang disebabkan adanya utilitas, misalnya : tiang listrik.
 Pengelolaan tanah galian/lumpur diselesaikan dalam waktu 24 jam pada
tahap penggalian sampai tahap penimbunan sepanjang 200 m.
Pada tahap penimbunan dilakukan pemadatan tiap 30 cm, sehingga
meminimalisir limbah tanah galian pada saat penimbunan pipa. Jika
diperlukan pembersihan hasil galian dapat dilakukan dengan menggunakan
dump truct.

Gambar 2.7
Ilustrasi penggalian tanah dengan menggunakan alat secara manual
untuk mengantisipasi jaringan kabel atau pipa lain yang ada di dalam tanah

e. Pengujian Coating Pipa


Pengujian dilakukan sebelum pipa ditanam dalam parit galian. Untuk mengetahui
kerusakan coating pada pipa digunakan alat spark tester (holiday detector). Alat ini
diset pada tegangan 10.000 sampai 12.000 volt. Bila terjadi kerusakan, maka
coating tersebut diperbaiki sampai dinyatakan baik dan pipa siap ditanam.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 17


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
f. Penurunan dan Penimbunan Pipa
Peletakkan pipa dilakukan menggunakan kaki tiga dan derek manual, setelah pipa
diletakkan di dasar lubang, tanah galian dikembalikan untuk menutup lubang galian
yang telah berisi pipa. Lahan timbunan ini selanjutnya dipadatkan menggunakan
compactor. Rambu dan tanda berupa patok berwarna kuning akan dipasang
sebagai tanda keberadaan pipa gas. Interval peletakan rambu tersebut adalah
setiap 100 meter.

Ujung-ujung pipa yang telah tersambung dan akan diletakkan didalam lubang galian
harus ditutup dengan cat dari plat besi. Penggunaan cap ini dimaksudkan untuk
menghindari masuknya kotoran-kotoran dan hal-hal lain (batu, kayu, sampah, air
dan binatang-binatang). Pipa-pipa yang sudah disambung, kedua ujungnya juga
harus ditutup. Tutup dibuka apabila pekerjaan akan dilanjutkan. Cap tersebut tidak
boleh dilas ke badan pipa. Apabila terjadi perubahan arah jalur pemasangan pipa,
maka pembelokan pipa dilakukan menggunakan natural bends dari pipa yang
dipakai.

Gambar 2.8
Ilustrasi penurunan pipa gas di lapangan

g. Pengecekan Hasil Sambungan (non desctructive test)


Aktivitas pekerjaannya melakukan pengecekan hasil penyambungan pipa dengan
alat Radiography (Gamma Ray). Kebutuhannya untuk melihat hasil penyambungan
pipa apakah tidak ada cacat, bila ada dilakukan perbaikan (repair) dan di test
kembali sampai tidak ada cacatnya.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 18


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
h. Pemasangan Pipa Melewati Jalan Raya
Sistem paling umum yang akan digunakan adalah auger boring. Dalam sistem ini,
kedua sisi jalan digali sampai kedalaman yang diperlukan untuk pipa. Dari lubang
galian di salah satu sisi jalan, dimasukkan bor datar sampai menembus lubang di
sisi jalan seberangnya.

Jalur Perlintasan (Crossing)

Gambar 2.9 Ilustrasi pipa gas yang sudah ditanam dalam tanah

Dari gambar 2.9 diatas dapat dilihat bahwa jalur pemasangan pipa gas juga akan
melintasi (crossing) jalan raya. Crossing jalan raya dilakukan pada Jalan Titi Pahlawan
yang berada pada koordinat 030 43’ 03,7” LU - 980 39’ 15,6” BT dan pada Jalan Simpang
Sicanang yang berada pada koordinat 030 45’ 40,5” LU - 980 40’ 36,7” BT.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 19


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
Gambar 2.10. Ilustrasi alat pengeboran yang akan digunakan di lapangan

i. Pemasangan Pipa Melewati Sungai


Aktivitas pekerjaan dilakukan dengan pengeboran horisontal langsung (HDD)
dengan posisi melengkung dibawah permukaan dasar sungai. Pengeboran akan
dilakukan pada Sungai Deli yang berada di Jalan Titi Pahlawan yakni pada titik
koordinat 030 43’ 23,1” LU - 980 40’ 33,9” BT dan Sungai Deli yang berada di
Jalan Yos Sudarso yakni pada titik koordinat 030 45’ 15,1” LU - 980 40’ 33,9” BT
serta sungai kecil yang berada pada Jalan Simpang Sicanang dengan titik
koordinat 030 45’ 40,5” LU - 980 40’ 37,0” BT.

Pemasangan pipa gas melalui pengeboran dibawah dasar Sungai Deli akan
dilakukan dengan kedalaman 7 m. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu
aktifitas masyarakat maupun kegiatan transportasi air yang ada pada sungai
tersebut. Dalam hal ini hanya sebagian kecil masyarakat yang menggunakan air
sungai untuk keperluan MCK.

Detail pengeboran sungai dapat dilihat pada lampiran.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 20


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
L = 30-40 m

D’ = 7 m

Gambar 2.11. Ilustrasi pipa gas yang ada di bawah dasar sungai

Gambar 2.12
Ilustrasi alat pengeboran langsung (HDD) untuk mengebor dibawah permukaan dasar sungai

4. Pembersihan Pipa dari Kotoran


Pembersihan dilakukan dengan cara peluncuran pig. Pig berupa bahan padat yang
dimasukkan kedalam pipa dan ditekan dengan kompresor. Pig akan keluar di ujung
pipa. Dilakukan dua kali pembersihan, yaitu setelah seluruh pipa terpasang dan
setelah uji hidrostatik. Pigging pertama menggunakan brush pig dan poly pig,
ditujukan untuk membersihkan kotoran padat di dalam pipa.

5. Uji Hidrostatik
Uji hidrostatik dilakukan terhadap pipa transmisi. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui kelaikan pipa dari kemungkinan kebocoran dan ketahanan tekanan.
Prinsip uji ini adalah pengamatan perbedaan tekanan pipa di sepanjang ruas pipa
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 21
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
yang diuji. Jika terdapat perbedaan tekanan pipa, maka dalam ruas tersebut
terdapat kebocoran.

Uji ini dilakukan dengan mengalirkan air kedalam pipa. Air yang dialirkan ditekan
dengan kompresor sampai pada tekanan tertentu. Pada titik-titik tertentu, tekanan
pipa diamati selama beberapa saat.
Volume air yang dimasukkan sesuai dengan volume ruas pipa yang diuji. Air yang
digunakan adalah air bersih yang tidak korosif. Dalam pengujian ini juga tidak
digunakan bahan kimia atau bahan tambahan yang lain.

6. Pengisian dengan Nitrogen


Pengisian akan dilakukan bila uji hidrostatik dan pigging telah selesai dilakukan.
Pengisian nitrogen bertujuan untuk menghilangkan oksigen yang dapat
menyebabkan terjadinya pengapian pada saat masuknya gas. Pengisian ini
dianggap selesai bila pada ujung pipa kandungan oksigen kurang dari 2%.
Konsentrasi oksigen diperiksa dengan oxygen detector.

7. Pengelolaan Limbah Konstruksi


Limbah yang dihasilkan pada tahap ini terdiri dari limbah padat dan limbah cair.
Masing-masing jenis limbah dikelola sebaik mungkin, sehingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap lingkungan disekitar tempat penggelaran pipa.
- Limbah Padat
Sumber penghasil limbah padat adalah kegiatan pekerja (limbah domestik),
limbah hasil uji hidrostatik dan limbah kegiatan pengelasan. Pada kegiatan
pekerja potensi limbah berupa: botol bekas minuman, sisa makanan, kertas,
bungkus makanan dan kayu. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke
lokasi pembuangan sampah terdekat.

- Limbah cair
Limbah cair yang terbanyak pada tahap ini bersumber dari kegiatan uji
hidrostatik. Limbah ini tergolong tidak toksik, karena air yang digunakan
adalah air bersih dan tidak menggunakan bahan kimia.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 22


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
2.4.3. Tahap Operasional
Setelah selesai tahap konstruksi, segera dilaksanakan tahap operasi. Peralihan antara
tahap konstruksi dengan tahap operasi terjadi saat aliran gas dimasukkan ke dalam
jaringan sistem perpipaan. Langkah ini disebut gas in, dilakukan dengan mengalirkan gas
dibawah tekanan operasinya, sampai nitrogen yang telah diisikan ke dalam jaringan pipa
terdorong keluar semua. Jika konsentrasi gas alam ini telah mencapai lebih dari 95%,
maka operasi penuh siap dilaksanakan. Beberapa tahapan kegiatan pada tahap
operasional diantaranya:

1. Pengoperasian
Pengoperasian adalah menjalankan sistem jaringan dan fasilitas transmisi gas
sesuai dengan yang direncanakan yaitu untuk menyalurkan gas mulai titik serah
terima (awal) sampai stasiun pengatur tekanan (akhir).

2. Pencegahan dan Penanganan Keadaan Darurat Saat Gas Dioperasikan


Penanggulangan bahaya jika terjadi kebocoran, tanggap darurat saat gas
dioperasikan, penanganan gas liar dan pedoman pengoperasian pipanisasi dalam
perubahan tekanan, inspeksi berkala dalam keadaan normal, pemeriksaan
ketebalan pipa secara periodik sudah mencakup pedoman dan merupakan suatu
kesatuan SOP operasi distribusi gas.
a. Pencegahan kerusakan jaringan
Bila konstruksi dan prosedur pemliharaan selalu dipatuhi, maka yang paling
mungkin menjadi penyebab kemacetan pasokan gas adalah kerusakan karena
sebab-sebab luar. Oleh karena itu tindakan pencegahan perlu diupayakan dari
kemungkingan kerusakan, diantaranya:
- Inspeksi saluran pipa secara teratur
- Pemberitahuan resmi dan prosedur komunikasi dengan instansi -instansi
lain mengenai tempat dan gardu pipa gas.
- Pemasangan papan nama atau keterangan-keterangan lain yang perlu
diketahui masyarakat umum ditempat-tempat strategis.
- Letak susunan kran dan block valve sebagai katup pengaman selalu dalam
keadaan aman saat patroli keliling.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 23


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
b. Survei Kebocoran Gas
Urutan kegiatan yang wajib dilakukan untuk menanggulangi kebocoran gas
antara lain
- Mengamankan jiwa manusia di sekitar lokasi kebocoran
- Mencari penyebab kebocoran dan memperbaikinya.
- Mengamankan harta benda dari kerusakan.
- Memeriksa perbaikan tersebut.
- Pengaturan dan pemeriksaan MRS secara berkala
- Penutupan valve.
Pengaturan, pemeriksaan MR/S dan pengaturan valve dilakukan dalam sistem
zona.

c. Kesiagaan Waktu untuk Menangani Gas Liar/Bocor


Gas yang bocor dari pipa yang tertanam biasanya mencari alur yang mudah
untuk lepas ke udara bebas. Bila pipa gas tertutup oleh permukaan keras dan
padat (jalan atau trotoar), maka gas bocor dapat terlepas ke udara melalui
parit/got, pipa dan jalur kabel tanam. Bila memungkinkan, buangan gas liar ini
diperkecil selama pekerjaan berlangsung. Beberapa tindakan yang dilakukan:
- Menutup dan mematikan semua kemungkinan sumber api, agar tidak
menimbulkan kebakaran.
- Jika terpaksa harus memotong pipa logam, maka pipa yang dipotong harus
dibalut atau mengisolasi CP impressed current system untuk mencegah
penjalaran.
- Pemasangan papan peringatan di sekitar lokasi kebocoran
- Memperkecil timbulan listrik statis dan percikan api dari alat kerja
penanggulangan.

d. Pencegahan Kebakaran
Untuk mengantisipasi, mencegah dan meminimalisir bahaya kebakaran yang
mungkin bisa timbul di areal pipa gas maupun stasiun pengatur tekanan gas,
PT. PGN menyiagakan diri dan memiliki fasilitas untuk penanggulangan
terjadinya kebakaran tersebut dengan peralatan yang meliputi racun api,
hidrant, dan selang air serta rambu-rambu anti kebakaran di areal stasiun
pengatur tekanan gas, sedangkan pada jalur pipa akan dipasang rambu-rambu
peringatan pada tiap-tiap 100-500 m untuk memberitaukan kepada

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 24


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
masyarakat sekitar bahwa di areal tersebut terdapat pipa gas bertekanan
tinggi.

3. Pemeliharaan
Pemeliharaan pipa ditujukan agar bahan konstruksi pipa tetap aman dipakai
sampai dengan batas umur pakainya. Perawatan khusus akan dilakukan secara
intensif jika terjadi keadaan yang luar biasa seperti gempa bumi.
Kegiatan pemeliharaan meliputi :
a. Kontrol Korosi
- Pemeliharaan kontrol korosi internal dapat dilakukan dengan inhibitor
dan/atau intelligent pig untuk pendeteksian korosi dalam pipa.
- Pemeriksaan Korosi Atmosferik (eksternal pipa) yakni memeriksa dan
memastikan permukaan luar semua jaringan dan fasilitas pipa gas yang
berada diatas permukaan tanah yang dilakukan secara visual untuk
mengetahui kondisi cat apakah ada kerusakan, retak, pengelupasan dan
korosi.

b. Inspeksi Jaringan Pipa


- Pemeriksaan dan pemantauan terhadap kondisi di atas jalur pipa dan
fasilitas pendukungnya meliputi: Kondisi jalur pipa, perubahan lingkungan
di sekitas jalur pipa, tingkat kepadatan bangunan di sekitarnya, tingkat
kepadatan lalu lintas di jalur perlintasan pipa, aktifitas pihak ketiga di
sepanjang jalur pipa.
- Pemeriksaan dan pengetesan terhadap jaringan pipa dan fasilitas
pendukung yang berada di atas tanah (jembatan) meliputi : kondisi coating
(cat) pipa, kondisi support pipa, kondisi pagar pengaman jembatan pipa,
kondisi fisik dan coating (cat) jembatan pipa, dan ketebalan pipa.
- Pengukuran terhadap sistem proteksi pipa secara sampling.
- Pemeriksaan kondisi dan fungsi kerangan meliputi : kondisi fisik bak
kerangan, kondisi fisik kerangan, kondisi coating ke rangan, fungsi kerja
kerangan.

c. Patroli Jaringan
Patroli jaringan dilakukan pada area sepanjang jalur pipa untuk mengamati
adanya aktifitas konstruksi, erosi, pipa yang terekspos, kebocoran serta faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi keselamatan pengoperasian pipa. Patroli
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 25
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang lain yang berkaitan seperti
pemberian tanda pada jalur pipa, survey kebocoran, monitoring (pencatatan)
dan kegiatan lainnya.

UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 26


SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT

Anda mungkin juga menyukai