Jalur pemasangan pipa gas Paya Pasir-Sicanang ini menggunakan pipa gas yang panjangnya
adalah 12 meter per batang dengan diameter 12”, sehingga untuk jalur pipa sepanjang
10,5 km PT. PGN menyediakan sekitar 875 batang pipa gas.
Adapun titik awal rencana pemasangan pipa gas dimulai dari stasiun pengatur tekanan gas
Paya Pasir dengan titik koordinat 030 42’ 60,1” LU - 980 39’ 85,3” BT dan berakhir pada
stasiun Perusahaan Listrik Negara dengan titik koordinat 030 46’ 22,3” LU - 980 40’ 17,8” BT.
Jarak dengan permukiman penduduk di lokasi kegiatan pemasangan pipa gas sejauh lebih
kurang 5 m.
Beberapa titik koordinat yang dilalui untuk pemasangan pipa gas dapat dilihat pada tabel
2.1.
Gambar 2.1.
Skematik Jalur Pemasangan Pipa Gas Paya Pasir – Sicanang
Tabel 2.1 Titik koordinat yang dilalui untuk pemasangan pipa gas Paya Pasir - Sicanang
Titik awal
030 42’ 60,1” LU - 980 39’ 85,3” BT pemasangan pipa
gas
Crossing di Jl.
030 45’ 40,5” LU - 980 40’ 37,0” BT
Simpang Sicanang
Pipa gas segmen Paya Pasir – PLN Sicanang terbuat dari baja API-5L-Gr B (SMYS = 35,000
psi) dengan diameter 12”. Pipa gas ini beroperasi dengan tekanan 10-16 Bar. Pipa gas
diperoleh dari PT. Krakatau Steel (Persero).
Pipa ditanam di bawah tanah dengan kedalaman 1,5-2 m. Data desain serta parameter
operasi dari pipa gas 12” dapat dilihat pada gambar dan tabel 2.2.
Kesimpulannya Design factor < 0.3 dan memiliki Class 4, Location Classification,
maka jaringan pipa PGN tersebut tidak bermasalah dipasang di bahu jalan.
Tenaga kerja yang bekerja pada pemasangan pipa gas dibagi dalam 3 shift yaitu pukul
08.00-16.00 WIB, 16.00-24.00 WIB dan 24.00-08.00 WIB, dimana setiap shift terdiri dari
8 jam.
Faktor keselamatan kerja menjadi prioritas utama dalam pekerjaan ini, maka PT. PGN
menyediakan peralatan pelindung diri (APD) maupun pelindung peralatan. Hal-hal yang
berkaitan dengan tenaga kerja dan keselamatan kerja, PT. PGN akan melaksanakan
antara lain :
Untuk menjaga keselamatan kerja personil, PT. PGN menyediakan peralatan K3PL
untuk setiap orang yang bekerja dalam lingkup pekerjaan ini.
Masing-masing pekerja diharuskan menggunakan minimal peralatan pelindung diri
K3 pada pekerjaan ini diantaranya helm safety, kacamata dan sepatu safety.
Seluruh pekerja yang berada di lokasi pekerjaan dilarang merokok.
Menempatkan peralatan dan material saat bekerja atau saat penyimpanannya tidak
membahayakan pekerja dan orang lain.
Mempunyai organisasi keselamatan yang jelas serta tanggung jawab untuk setiap
personel selama keproyekan berlangsung.
Program keselamatan pekerja dibuat secara tertulis dan memadai serta jelas dan
kapan terakhir dipakai.
Menyediakan personil yang berpengalaman di bidangnya serta bersertifikat sesuai
dengan keahliannya.
Gambar Struktur Organisasi yang dimiliki PT. Perusahaan Gas Negara dapat dilihat berikut ini:
Administrasi
Hub. Sosial Rekrutmen Pergudangan
Keuangan
Penanganan oli bekas yang dihasilkan dari mesin genset dan lainnya sementara di
kumpulkan di dalam drum, lama penyimpanan oli bekas ini tidak melebihi 90 hari,
selanjutnya akan diserahkan kepada pengelola limbah B3 yang memiliki izin dari
Kementerian Lingkungan Hidup.
Tahun
No Kegiatan 2012 2013 2014 s/d 2024 dst
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
a Tahap Prakonstruksi
1 Studi Kelayakan
2 Penyediaan lahan
b Tahap Konstruksi
1 Pemasangan pipa
c Tahap Operasional
1 Pengoperasian
2 Pemeliharaan
2. Penyediaan Lahan
Adapun luas lahan yang diperlukan untuk pemasangan pipa gas dia 12” dari stasiun
pengatur tekanan gas Paya Pasir sampai Stasiun PLN Sicanang adalah 525.000 m2
dari perhitungan lebar 50 cm dikali panjang 10.500 m. Jalur pipa melewati daerah
milik jalan (DMJ) yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada skematik dibawah ini.
Gambar 2.5
Ilustrasi penjajaran pipa gas di lapangan
c. Pengelasan (welding)
Pengelasan dilakukan sesuai prosedur pengelasan, yaitu pipa diletakkan diatas
balok kayu setebal 100 mm. Untuk mendapatkan kelurusan yang baik antara kedua
pipa yang akan disambung, digunakan line up clamp. Jarak antara kedua ujung pipa
yang akan dilas minimal 1 mm dan maksimal 2,5 mm untuk menjamin agar terjadi
penetrasi lengkap, tanpa terjadinya burn trough. Setelah pipa dilas kedua ujungnya
dilakukan pemeriksaan hasil pengelasan dan sambungan dengan sinar x.
Sambungan yang telah lulus uji selanjutnya diberi coating joint untuk perlindungan
terhadap korosi.
Metode pengelasan yang digunakan adalah las oksi asetilen yang merupakan
proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan
dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilen melalui pembakaran
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 14
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Pembakaran gas C2 H2 oleh
oksigen (O2) dapat menghasilkan suhu yang sangat sangat tinggi sehingga dapat
mencairkan logam. Logam dalam hal ini merupakan pipa gas yang terbuat dari baja
yang panjang satu batangnya adalah 12 m dan merupakan baja tahan karat
austenitik yang mengandung nikel dan berkadar krom tinggi.
Gambar 2.6
Ilustrasi pengelasan pipa gas di lapangan
Selama proses pengelasan akan timbul cahaya dan sinar serta debu asap las yang
dapat membahayakan juru las dan pekerja lain di sekitar pengelasan. Komposisi
kimia dari debu asap las terdapat fluor (F) dan oksida kalium (K 2O). Gas-gas yang
terjadi pada waktu pengelasan adalah gas karbon monoksida (CO), karbon dioksida
(CO2), ozon (CO3) dan gas nitrogen dioksida (NO 2). Oleh karena itu, untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan maka semua pekerja diwajibkan menggunakan
peralatan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) diantaranya helm, sarung tangan,
sepatu, pelindung mata, masker dan lain sebagainya.
d. Penggalian Parit
Sebelum melaksanakan penggalian parit maka harus diketahui keberadaan
instalasi-instalasi di bawah tanah, seperti pipa-pipa gas atau air, kabel listrik, kabel
telepon, dan gorong-gorong di sepanjang jalur pipa yang telah ditentukan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penggalian parit peletakan pipa adalah :
Gambar 2.7
Ilustrasi penggalian tanah dengan menggunakan alat secara manual
untuk mengantisipasi jaringan kabel atau pipa lain yang ada di dalam tanah
Ujung-ujung pipa yang telah tersambung dan akan diletakkan didalam lubang galian
harus ditutup dengan cat dari plat besi. Penggunaan cap ini dimaksudkan untuk
menghindari masuknya kotoran-kotoran dan hal-hal lain (batu, kayu, sampah, air
dan binatang-binatang). Pipa-pipa yang sudah disambung, kedua ujungnya juga
harus ditutup. Tutup dibuka apabila pekerjaan akan dilanjutkan. Cap tersebut tidak
boleh dilas ke badan pipa. Apabila terjadi perubahan arah jalur pemasangan pipa,
maka pembelokan pipa dilakukan menggunakan natural bends dari pipa yang
dipakai.
Gambar 2.8
Ilustrasi penurunan pipa gas di lapangan
Gambar 2.9 Ilustrasi pipa gas yang sudah ditanam dalam tanah
Dari gambar 2.9 diatas dapat dilihat bahwa jalur pemasangan pipa gas juga akan
melintasi (crossing) jalan raya. Crossing jalan raya dilakukan pada Jalan Titi Pahlawan
yang berada pada koordinat 030 43’ 03,7” LU - 980 39’ 15,6” BT dan pada Jalan Simpang
Sicanang yang berada pada koordinat 030 45’ 40,5” LU - 980 40’ 36,7” BT.
Pemasangan pipa gas melalui pengeboran dibawah dasar Sungai Deli akan
dilakukan dengan kedalaman 7 m. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu
aktifitas masyarakat maupun kegiatan transportasi air yang ada pada sungai
tersebut. Dalam hal ini hanya sebagian kecil masyarakat yang menggunakan air
sungai untuk keperluan MCK.
D’ = 7 m
Gambar 2.11. Ilustrasi pipa gas yang ada di bawah dasar sungai
Gambar 2.12
Ilustrasi alat pengeboran langsung (HDD) untuk mengebor dibawah permukaan dasar sungai
5. Uji Hidrostatik
Uji hidrostatik dilakukan terhadap pipa transmisi. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui kelaikan pipa dari kemungkinan kebocoran dan ketahanan tekanan.
Prinsip uji ini adalah pengamatan perbedaan tekanan pipa di sepanjang ruas pipa
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 21
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
yang diuji. Jika terdapat perbedaan tekanan pipa, maka dalam ruas tersebut
terdapat kebocoran.
Uji ini dilakukan dengan mengalirkan air kedalam pipa. Air yang dialirkan ditekan
dengan kompresor sampai pada tekanan tertentu. Pada titik-titik tertentu, tekanan
pipa diamati selama beberapa saat.
Volume air yang dimasukkan sesuai dengan volume ruas pipa yang diuji. Air yang
digunakan adalah air bersih yang tidak korosif. Dalam pengujian ini juga tidak
digunakan bahan kimia atau bahan tambahan yang lain.
- Limbah cair
Limbah cair yang terbanyak pada tahap ini bersumber dari kegiatan uji
hidrostatik. Limbah ini tergolong tidak toksik, karena air yang digunakan
adalah air bersih dan tidak menggunakan bahan kimia.
1. Pengoperasian
Pengoperasian adalah menjalankan sistem jaringan dan fasilitas transmisi gas
sesuai dengan yang direncanakan yaitu untuk menyalurkan gas mulai titik serah
terima (awal) sampai stasiun pengatur tekanan (akhir).
d. Pencegahan Kebakaran
Untuk mengantisipasi, mencegah dan meminimalisir bahaya kebakaran yang
mungkin bisa timbul di areal pipa gas maupun stasiun pengatur tekanan gas,
PT. PGN menyiagakan diri dan memiliki fasilitas untuk penanggulangan
terjadinya kebakaran tersebut dengan peralatan yang meliputi racun api,
hidrant, dan selang air serta rambu-rambu anti kebakaran di areal stasiun
pengatur tekanan gas, sedangkan pada jalur pipa akan dipasang rambu-rambu
peringatan pada tiap-tiap 100-500 m untuk memberitaukan kepada
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan pipa ditujukan agar bahan konstruksi pipa tetap aman dipakai
sampai dengan batas umur pakainya. Perawatan khusus akan dilakukan secara
intensif jika terjadi keadaan yang luar biasa seperti gempa bumi.
Kegiatan pemeliharaan meliputi :
a. Kontrol Korosi
- Pemeliharaan kontrol korosi internal dapat dilakukan dengan inhibitor
dan/atau intelligent pig untuk pendeteksian korosi dalam pipa.
- Pemeriksaan Korosi Atmosferik (eksternal pipa) yakni memeriksa dan
memastikan permukaan luar semua jaringan dan fasilitas pipa gas yang
berada diatas permukaan tanah yang dilakukan secara visual untuk
mengetahui kondisi cat apakah ada kerusakan, retak, pengelupasan dan
korosi.
c. Patroli Jaringan
Patroli jaringan dilakukan pada area sepanjang jalur pipa untuk mengamati
adanya aktifitas konstruksi, erosi, pipa yang terekspos, kebocoran serta faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi keselamatan pengoperasian pipa. Patroli
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK II - 25
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang lain yang berkaitan seperti
pemberian tanda pada jalur pipa, survey kebocoran, monitoring (pencatatan)
dan kegiatan lainnya.