PENDAHULUAN
PT. PGN (Persero) operasi wilayah Medan pada prinsipnya bertugas menyalurkan gas alam
atau gas bumi dari perusahaan yang menambangnya ke pemakai melalui sistem jaringan
perpipaan. Pada saat ini semua gas yang didistribusikan berasal dari Pertamina yang
mempunyai sumber gas alam di Pangkalan Brandan dan disalurkan ke stasiun gas
Pertamina di Wampu.
Kapasitas penyaluran oleh PT. PGN maksimal 65 MMSCDF, kemudian dibagi menjadi
beberapa aliran. Gas alam yang disalurkan terdiri dari metana (CH4) dan unsur-unsur
lainnya berupa molekul-molekul hidrokarbon seperti etana (C2 H6 ), propana (C3H8) dan
butana (C4H10).
Jaringan pipa gas PT. PGN operasi wilayah Medan dimulai dari Stasiun Gas di Wampu
(Kabupaten Langkat), kemudian digelar ke arah Kota Medan melalui daerah perkebunan di
Utara Kota Binjai. Masing-masing pipa tergelar sejajar sampai melewati daerah
perkebunan. Pipa yang berdiameter 16” langsung melewati connecting Hamparan Perak
dan berakhir di PLN Sicanang. Total panjang pipa transmisi yang berdiameter 16” adalah
43.700 m. Disamping itu Pipa berdiameter 10” dipasang juga dari Stasiun Gas di Wampu
menuju ke MR/S Pasar IX di daerah Marelan dengan panjang pipa 17.200 m. MR/S Pasar IX
membagi aliran ke beberapa jalur yaitu ke MR/S Paya Pasir, ke MR/S Pasar VI, ke MR/S KIM
dan sebagian langsung ke pelanggan rumah tangga dan industri.
Berdasarkan kajian ilmiah oleh konsultan teknis perpipaan menyebutkan bahwa pipa
diameter 12” yang berumur 30 tahun dari Paya Pasir ke PLN Sicanang sepanjang 10,5 Km
telah mengalami penurunan kualitas akibat faktor usia pakai. Untuk itu, direncanakan
memasang pipa diameter 12” sejajar jalur pipa lama diameter 12” tersebut.
Adapun tujuan pemasangan pipa 12” tersebut adalah untuk mengantisipasi terganggunya
penyaluran gas pada pipa diameter 12” yang lama bila mengalami gangguan akibat faktor
usia, dan selanjutnya direncanakan pipa lama diameter 12” dipakai untuk penyaluran gas
tekanan rendah yaitu dibawah 14 bar dan pipa baru 12” dipergunakan untuk menyalurkan
gas tekanan tinggi yaitu sama atau lebih besar dari 14 bar.
Kegiatan pemasangan pipa gas ini diperkirakan akan berpotensi menimbulkan dampak,
baik berupa dampak positif maupun dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Untuk
mencegah dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari proses pemasangan
pipa gas nantinya maka perlu dilakukan langkah pengelolaannya. Pengelolaan dampak
terhadap lingkungan ini merupakan cara yang sangat efektif dalam rangka melaksanakan
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup menyatakan bagi rencana kegiatan usaha dan/atau kegiatan yang tidak
wajib memiliki AMDAL wajib melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL).
Selain itu, penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) kegiatan menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk :
a. Membantu dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup kegiatan pemasangan pipa gas.
b. Melakukan perkiraan dampak dari kegiatan pemasangan pipa gas yang akan
dilaksanakan, mengurangi dampak negatif, mengembangkan dampak positif dalam
rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan.
D. Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup
1. MENLH No. 48 Tahun 1996 Baku Tingkat Kebisingan Acuan tingkat kebisingan
2. MENLH No. 50 Tahun 1996 Baku Tingkat Kebauan Sebagai pedoman penilaian
pencemaran kebauan.
1. Tenaga Kerja No. Per.05 Sistem Manajemen Sebagai acuan untuk manajemen
Tahun 1996 Keselamatan dan Kesehatan keselamatan tenaga kerja.
Kerja.
F. Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi
G. Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum
1. Pekerjaan Umum No. Pedoman Pemanfaatan dan Sebagai pedoman dalam
20/PRT/M/2010 Penggunaan Bagian-Bagian melaksanakan kegiatan
Jalan pembangunan yang menggunakan
bagian-bagian jalan
I Peraturan Daerah
1. Pemerintah Kota Medan No. Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai arahan dalam
13 Tahun 2011 Kota Medan Tahun 2011-2031 pemanfaatan ruang bagi semua
kepentingan secara terpadu yang
dilaksanakan secara bersamaan
oleh Pemerintah, masyarakat dan
dunia usaha.