I//z
vtN
KEMENTEBIAN PERDAGANGAN
DIREKTORAT JENDERAL
STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
Jl. M.l. Ridwan Rais No. 5 Gedung I Lt. 6 Jakarta 101 10
Telp. (021) 3840986
REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSI(AN:
Menetapkan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal L4 Desember z}tl
DIREKTUR JENDERAL STANDARDISASI
DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN,
YL,^,[-L
NUS NUZULIA ISHAK
I,AMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTURJENDERAL STANDARDISASI DAN PERUNDUNGAN KONSUMEN
NOMOR : 906/sPr/rnP/12/2otl
TANGGAL : L4 Desember z}tl
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Pengertian
BAB II Persyaratan Administrasi
2.L Lingkup
2.2 Penerapan
2.3 Identitas
2.4 Persyaratan Meter Gas Orifice Sebelum Peneraan
BAB III Persyaratan Teknis dan Persyaratan Kemetrologian
3.1 Persyaratan Teknis
3.2 Persyaratan Kemetrologian
BAB IV Pemeriksaan dan Pengujian
4.7 Pemeriksaan
4.2 Pengujian Tera dan Tera Ulang
ll,._1, L
NUS NUZULIA ISHAK
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.3 Pengertian
Dalam syarat teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Meter Gas Orifice (Meter Gas Orifis) adalah alat pengukur aliran gas
bumi dan fluida hidrokarbon terkait lainnya yang menghasilkan
perbedaan tekanan untuk menentukan laju alir.
2. Fluida adalah gas bumi dan fluida hidrokarbon terkait lainnya
3. Elemen Primer adalah elemen dari Meter Gas Orifis yang berhubungan
langsung dengan aliran fluida.
4. Elemen Sekunder adalah elemen dari Meter Gas Orifis yang
menterjemahkan interaksi antara aliran dengan elemen primer dalam
bentuk sinyal yang dikonversikan dalam volume, berat atau kecepatan
alir melalui penunjukan atau hasil pencatatan.
5. Pelat Orifis adalah bagian dari elemen primer berupa pelat tipis yang
dilubangi berbentuk bulat konsentris yang dikerjakan dengan mesin.
6. Diameter lubang pelat orifis kalkulasi (d) adalah diameter internal dari
lubang pengukur pelat orifis yang dihitung pada temperatur mengalir
(Tf) dan digunakan dalam persamaan alir untuk penentuan laju alir.
7. Diameter lubang pelat orifis terukur (d m ) adalah diameter internal dari
lubang pengukur pelat orifis pada temperatur pelat orifis (T m ) yang
diukur pada waktu pengukuran diameter lubang.
8. Diameter lubang pelat orifis referensi (d r ) adalah diameter internal dari
lubang pengukur pelat orifis pada temperatur referensi (T r ) yang
disertifikasi.
9. Pemegang pelat orifis (orifice fitting) adalah suatu elemen perpipaan yang
bertekanan, digunakan untuk memuat dan mendudukkan pelat orifis
dalam sistem perpipaan.
10. Tube meter adalah instalasi dari Meter Gas Orifis yang terdiri dari pipa
lurus di bagian hulu dan hilir, termasuk semua peralatan yang menyatu
dengan pemegang pelat orifis dan pelurus aliran (straightening vanes)
jika digunakan.
11. Diameter internal tube meter kalkulasi (D) adalah diameter internal dari
bagian hulu tube meter yang dihitung pada temperatur mengalir (Tf ).
12. Diameter internal tube meter terukur (D m ) adalah diameter internal dari
bagian hulu tube meter pada temperatur dari tube meter (T m ) pada waktu
pengukuran diameter internal.
13. Diameter internal tube meter referensi (D r ) adalah diameter internal dari
bagian hulu tube meter yang dikalkulasi pada temperatur referensi (T r )
yang disertifikasi.
14. Rasio diameter (β) adalah rasio dari diameter lubang pelat orifis terhadap
diameter internal tube meter dikalkulasi pada kondisi mengalir.
15. Lubang tap adalah sebuah lubang untuk menentukan perbedaan
tekanan sebelum dan sesudah melewati pelat orifis.
16. Tap flensa (flange taps) adalah sepasang lubang tap untuk menentukan
perbedaan tekanan dengan jarak masing – masing 25,4 mm sebelum
dan sesudah melewati pelat orifis (perbedaan tekanan di posisi tap hulu
dan tap hilir).
6
17. Pipe taps adalah sepasang lubang tap untuk menentukan perbedaan
tekanan dengan jarak masing – masing 2,5 kali besar diameter pipa
aliran yang digunakan dari sisi hulu dan 8 kali besar diameter pipa
aliran yang digunakan dari sisi hilir.
18. Tekanan statis absolut (Pf) adalah tekanan absolut dari fluida mengalir
yang diukur pada salah satu lubang tap flensa secara langsung atau
melalui penambahan tekanan barometris lokal dan tekanan terukur.
19. Tekanan diferensial (∆P) adalah perbedaan tekanan statis yang diukur
antara bagian hulu dan hilir.
20. Temperatur mengalir (Tf) adalah temperatur fluida mengalir yang diukur
pada lokasi hulu dan hilir.
21. Laju alir orifis adalah aliran massa atau volume fluida melalui meter
orifis per satuan waktu.
22. Koefisien discharge pelat orifis (C d ) adalah rasio dari aliran yang
sesungguhnya terhadap aliran teoritis dan diaplikasikan ke dalam
persamaan alir teoritis untuk mendapatkan aliran aktual
(sesungguhnya/nyata).
23. Faktor pendekatan velositas (Ev) adalah suatu persamaan matematis
yang menghubungkan velositas fluida yang mengalir di dalam tube meter
hulu dengan velositas fluida dalam lubang pelat orifis.
24. Faktor ekspansi (Y) adalah suatu persamaan empiris yang digunakan
untuk mengkoreksi laju alir guna mereduksi densitas fluida
sebagaimana pada fluida kompresibel bila melalui lubang pelat orifis.
25. Bilangan Reynold pipa (R ED ) adalah rasio tanpa dimensi dari daya yang
digunakan untuk korelasi variasi dalam koefisien discharge pelat orifis
(C d ) dengan perubahan sifat fluida, laju alir dan geometri meter orifis.
26. Peralatan sekunder adalah transduser elektro mekanik yang merespon
input dari tekanan, temperatur, beda tekanan, frekuensi densitas relatif
(specific gravity) atau variabel lainnya.
27. Static Pressure Transmitter adalah perlengkapan yang merupakan sensor
tekanan statis yang mengubah tekanan yang terjadi di dalam pipa meter
menjadi bentuk sinyal.
28. Temperatur Transmitter adalah perlengkapan yang merupakan sensor
temperatur yang mengubah temperatur yang terjadi di dalam pipa meter
menjadi bentuk sinyal.
29. Differential Pressure Transmitter adalah jenis perlengkapan yang
merupakan sensor yang mengukur perbedaan tekanan antara 2 (dua)
titik pengukuran (down stream dan up stream) yang berfungsi untuk
mengirimkan data yang diukur ke unit penerima (flow computer).
30. Flow computer adalah perlengkapan untuk memantau laju aliran secara
komputerisasi yang berfungsi sebagai penerima (receiver) sinyal dari satu
atau beberapa alat pemancar (transmitter) yang terhubung dan dapat
mengkalkulasikan semua data menjadi suatu nilai tertentu.
31. Three Pen Recorder adalah peralatan untuk mencatat tekanan statis,
tekanan diferensial dan temperatur secara bersamaan.
32. Two Pen Recorder adalah peralatan untuk mencatat tekanan statis dan
tekanan diferensial secara bersamaan.
7
33. Pressure Recorder adalah perlengkapan Meter Gas Orifis yang
menggunakan sistem mekanik untuk mencatat tekanan statis yang
terjadi di dalam pipa meter.
34. Differential Pressure Recorder adalah perlengkapan Meter Gas Orifis yang
menggunakan sistem mekanik untuk mencatat tekanan diferensial
(Differensial Pressure) yang terjadi di dalam pipa meter.
35. Temperature Recorder adalah perlengkapan Meter Gas Orifis yang
menggunakan sistem mekanik untuk mencatat temperatur yang terjadi
di dalam pipa meter.
36. Pemroses sinyal adalah pemroses sinyal elektronik yang berasal dari
peralatan sekunder yang mengirimkan informasi ke flow computer.
37. Densitas fluida mengalir (ρt,p) adalah massa per satuan volume dari
fluida yang sedang diukur pada kondisi mengalir (Tf, Pf ).
38. Densitas fluida dasar (ρb) adalah massa per satuan volume dari fluida
yang sedang diukur pada kondisi tekanan dasar dan kondisi temperatur
dasar.
39. Viskositas absolut (µ) adalah ukuran dari suatu resistansi daya kohesif
intermolekul fluida untuk bergeser per satuan waktu yang digunakan
untuk menghitung bilangan Reynolds pipa.
40. Kompresibilitas (Z) adalah suatu faktor penyesuaian yang digunakan
untuk menghitung deviasi dari hukum gas ideal.
41. Eksponen isentropik (k) adalah suatu sifat keadaan termodinamis yang
membuat hubungan antara tekanan fluida yang mengembang dan
densitas sewaktu fluida mengalir melalui lubang pelat orifis.
42. Kondisi tekanan dasar (Pb) dan kondisi temperatur dasar (Tb) adalah
kondisi dasar yang dipergunakan sebagai referensi untuk proses
perhitungan laju alir.
43. Fluida Newtonian adalah semua gas, cairan dan fluida padat (dense
phase fluids) yang digunakan dalam industri minyak bumi, petrokimia
serta gas bumi.
44. Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD) adalah kesalahan yang masih
berada dalam rentang operasional yang ditentukan pada Meter Gas
Orifis.
8
BAB II
PERSYARATAN ADMINISTRASI
2.1 Lingkup
Syarat Teknis ini mengatur tentang persyaratan teknis dan persyaratan
kemetrologian untuk Meter Gas Orifis untuk pengukuran gas bumi dan
fluida hidrokarbon terkait lainnya.
2.2 Penerapan
a. Syarat Teknis ini berlaku untuk Meter Gas Orifis yang terdiri dari
elemen primer dan elemen sekunder untuk mengukur laju alir fluida.
b. Syarat teknis ini berlaku untuk fluida pada kondisi aliran massa
steady-state dan dalam kondisi bersih, fase tunggal, homogen dan
termasuk fluida Newtonian dengan pipa yang mempunyai bilangan
Reynolds 4000 atau lebih besar.
c. Dalam syarat teknis ini disyaratkan untuk menggunakan temperatur
aliran dalam derajat Celcius. Meskipun demikian, apabila temperatur
aliran digunakan dalam persamaan untuk menentukan densitas dari
fluida yang mengalir, maka nilai dalam derajat Celcius tersebut
dikonversikan ke nilai temperatur absolut dalam derajat Kelvin melalui
persamaan sebagai berikut :
°K = °C + 273,15
°C = °K – 273,15
d. Persamaan koefisien discharge untuk meter gas orifis tap flensa yang
konsentris dan bertepi persegi 𝐶𝐶𝑑𝑑 (FT) dapat diterapkan untuk ukuran
pipa nominal yang sama dengan atau lebih besar dari 50 mm serta
rasio diameter (𝛽𝛽) 0,1-0,75, dengan diameter lubang orifis yang
diberikan (d r ) lebih besar dari 11,4 mm dan bilangan Reynold pipa (R eD )
lebih besar dari atau sama dengan 4000.
e. Untuk menjamin keakurasian dalam ketidakpastian yang ditetapkan,
batasan kondisi aliran tertentu harus memenuhi hal-hal sebagai
berikut:
1) Aliran harus mendekati kondisi stabil, kondisi aliran massa steady
state untuk fluida yang dinilai bersih, fase tunggal, homogen dan
fluida Newtonian.
2) Fluida harus tidak mengalami perubahan fase apapun pada saat
melewati orifis.
3) Aliran harus subsonik melewati orifis dan tube meter.
4) Bilangan Reynolds harus dalam batas yang ditetapkan dari
koefisien empiris.
9
2.3 Identitas
1. Meter Gas Orifis pada bagian orifice fitting harus dilengkapi dengan pelat
identitas yang memuat keterangan sebagai berikut:
a. Merek pabrik;
b. Model / tipe;
c. Nomor seri;
d. diameter pipa nominal;
e. line bore size; dan
f. fluida yang diukur.
2. Keterangan sebagaimana pada angka 1 harus mudah dilihat, mudah
dibaca dan tidak mudah terhapus pada kondisi pemakaian Meter Gas
Orifis secara normal.
3. Meter Gas Orifis harus dilengkapi dengan tempat-tempat untuk
pembubuhan tanda tera.
10
BAB III
11
Tabel 3.1 Dimensi Pelat Orifis
2 3 4 6 8 10 12 16 20 24 30
42,850 0,000 66,650 80,061 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 242,875 0,000 0.000 0,000 0,000 477,825 0,000 0,000 0,000 0,000
diameter
dalam 49,251 0,000 73,660 112,725 0,000 124,384 146,329 0,000 202,717 254,508 303,225 0,000 0,000 381,000 482,600 0,000 584,200 0,000 736,600
publikasi
52,502 58,420 77,927 97,180 102,260 131,750 154,051 193,675 205,003 257,454 307,086 373,075 373,075 387,350 488,950 574,650 590,550 730,250 742,950
Maksimum 3,302 3,302 3,302 3,302 3,302 4,140 4,877 6,452 8,103 8,103 9,627 10,109 12,446 12,70 12,827 12,827 14,275 14,275
Rekomendasi 3,175 3,175 3,175 3,175 3,175 3,175 3,175 3,175 3,175 6,350 6,350 6,350 9,525 9,525 9,525 9,525 9,525 12,700
12
Ketebalan maksimum tepi pelat orifis (e) dapat dilihat pada
lampiran 4.
d) Tirus (Bevel) Pelat Orifis (𝜃𝜃)
Sudut tirus pelat (𝜃𝜃) didefinisikan sebagai sudut antara tirus
dan muka hilir pelat. Nilai yang diizinkan untuk sudut tirus
pelat (𝜃𝜃) adalah 45 ° ± 15 °. Jika tirus disyaratkan (lihat tabel
3.1), dimensi minimumnya yang diukur sepanjang sumbu
lubang harus tidak boleh lebih kecil dari 1/40,64 mm atau
1,59 mm.
2) Pemegang Pelat Orifis (Orifice Fitting)
Pemegang pelat orifis terdiri dari satu set flensa orifis yang
dilengkapi dengan tap pengindera tekanan diferensial
yang terkait.
a) Flensa orifis untuk instalasi tube meter orifis harus
dikonstruksi dan dipasang pada pipa, sehingga semua
spesifikasi mekaniknya memenuhi persyaratan.
b) Pemegang Pelat Orifis
Bila Pemegang Pelat Orifis flensa hulu digunakan, diameter
dalam rata-rata tube meter yang dikoneksi ke bagian inlet
harus cocok dengan diameter internal rata-rata fitting dengan
toleransi yang diberikan, sebagaimana dimaksud pada angka
3) huruf c), d) dan e).
Beberapa tipe pemegang pelat orifis sebagai berikut:
• Senior orifice fitting merupakan tempat dudukan pelat orifis
yang cara penggantian pelat orifisnya dapat dilakukan tanpa
menghentikan aliran.
• Junior orifice fitting mirip dengan tipe senior, tetapi tidak
memiliki katup geser dan ruang bagian atas.
• Simplex orifice plate merupakan tempat dudukan pelat orifis
yang telah dikembangkan khusus untuk kebutuhan yang
lebih ekonomis, pemindahannya akurat dan digunakan untuk
pelat orifis tipe konvensional yang frekuensi penggantiannya
jarang dilakukan.
c) Tap Flensa
Tube meter yang menggunakan tap flensa harus mempunyai
pusat lubang tap tekan hulu yang ditempatkan 25,4 mm dari
muka hulu pelat orifis. Pusat lubang tap tekanan hilir harus
berjarak 25,4 mm dari muka hilir pelat orifis. Penempatan tap
flensa dapat dilihat pada gambar 3.1.
13
Gambar 3.1 Penempatan Tap Flensa
1) Pusat tap hulu ditempatkan sejauh 25,4 milimeter di hulu
dari muka pelat yang terdekat.
2) Pusat tap hilir ditempatkan sejauh 25,4 milimeter di hilir
dari muka pelat yang terdekat.
d) Pipe Taps
Tap ini letaknya 2,5 kali diameter pipa di bagian hulu dan
8 kali diameter pipa di bagian hilir pelat orifis.
Penempatan Pipe Taps dapat dilihat pada gambar 3.2.
15
Diameter Maksimum-Diameter Minimum
X 100 ≤ 0,5%
Dm
b. Elemen Sekunder
Elemen Sekunder berfungsi untuk melakukan:
1) Pengukuran tekanan statis;
2) Pengukuran tekanan diferensial;
3) Pengukuran temperatur;
4) Perhitungan aliran.
c. Peralatan Sekunder
Transmitter didesain untuk mempertinggi sirkuit transmisi informasi
dari lokasi yang satu ke lokasi yang lain dengan penambahan sirkuit
elektronik yang mengubah output transduser ke sinyal standar.
Transduser berfungsi mengubah respon parameter pengukuran ke
dalam nilai – nilai besaran listrik. Transmitter yang digunakan untuk
pengiriman nilai yang diperlukan untuk penghitungan volume gas
meliputi:
a. Static Pressure Transmitter
b. Temperatur Transmitter
c. Differensial Pressure Transmitter
16
2. Densitas
Densitas yang digunakan pada kondisi mengalir (atau kondisi dasar):
a. lebih besar dari 0,30 gram/cm3 (mengacu pada API Manual of
Petroleum Measurement Standard Chapter 14.6 untuk instalasi,
operasi dan kalibrasi peralatan ini).
b. Kurang dari 0,30 gram/cm3 (mengacu pada rekomendasi
manufaktur untuk instalasi, operasi, kalibrasi peralatan ini).
Keterangan:
𝐶𝐶𝑑𝑑 = Koefisien discharge pelat orifis
d = Diameter lubang pelat orifis dihitung pada suhu mengalir
∆𝑃𝑃 = Tekanan diferensial orifis
𝐸𝐸𝑣𝑣 = Faktor pendekatan pada kecepatan
𝑔𝑔𝑐𝑐 = Konstanta konversi dimensi
𝜋𝜋 = Konstanta universal (3,14159)
𝑞𝑞𝑚𝑚 = Laju alir massa
𝜌𝜌𝑡𝑡,𝑝𝑝 = Densitas fluida pada kondisi mengalir
𝑌𝑌 = Faktor ekspansi
𝑞𝑞𝑚𝑚
𝑄𝑄𝑄𝑄 =
𝜌𝜌𝑏𝑏
Keterangan:
𝑞𝑞𝑚𝑚 = laju alir massa
𝜌𝜌𝑏𝑏 = densitas fluida pada kondisi dasar
Laju alir massa (𝑞𝑞𝑚𝑚 ) dapat dikonversi ke laju alir volumetrik pada
kondisi dasar (standar) (𝑄𝑄𝑄𝑄) apabila densitas fluida pada kondisi
dasar (𝜌𝜌𝑏𝑏 ) dapat ditentukan.
17
4. Eksentrisitas (𝜀𝜀) pelat orifis
Lubang pelat orifis harus konsentris dengan dinding internal pemegang
pelat orifis, baik bagian hulu maupun hilir. Eksentrisitas lubang pelat
orifis yang diukur paralel dengan sumbu tap tekan harus kurang atau
sama dengan toleransi yang didefinisikan oleh persamaan berikut :
0,0025𝐷𝐷
𝜀𝜀 ≤
0,1 + 2,3 𝛽𝛽𝑚𝑚4
Keterangan :
𝜀𝜀 = eksentrisitas lubang pelat orifis
18
5. Kekasaran pelat orifis
Kekasaran rata – rata (Ra) yang digunakan mengacu pada American
National Standards Institute (ANSI) B46.1 dan merupakan “rata-rata
aritmatika nilai absolut dari deviasi tinggi profil terukur yang diambil
dari bagian panjang sampel dan diukur dari garis pusat grafik”.
Kekasaran permukaan muka hulu dan hilir pelat orifis harus bersih dari
abrasi dan goresan yang terlihat dengan kasat mata harus kurang dari
127 nm Ra (kekasaran rata-rata). Kekasaran permukaan boleh diuji
dengan menggunakan suatu alat kekasaran permukaan tipe electronic
averaging dengan nilai pemutusan tidak kurang dari 0,762 mm.
6. Kerataan (flatness) pelat orifis
Muka hulu dan hilir pelat orifis harus rata sebagaimana dapat dilihat
pada gambar 3.3. Deviasi kerataan pada pelat orifis lebih kecil atau
sama dengan 1 persen dari tinggi dam (yaitu, 0,254 mm per mm dari
tinggi dam). Tinggi dam dapat dikalkukasi dengan rumus (D m – d m )/2.
Kriteria kerataan ini digunakan pada setiap dua titik pada pelat orifis
yang berada dalam dimensi diameter internal pipa. Penyimpangan
kerataan pelat orifis digambarkan pada gambar 3.4 dan ditentukan
sebagaimana terdapat pada tabel 3.5.
19
Tabel 3.5 Toleransi kerataan pelat orifis (diukur pada tepi lubang orifis
dan dalam batas diameter internal pipa)
Penyimpangan Maksimal Dari kerataan (mm) untuk Ukuran Tube Meter Nominal (mm)
Diameter
Lubang
orifis,dm (mm) 5.080 7.620 10.160 15.24 20.32 25.40 30.48 40.64 50.80 60.96 76.20
3.175 *) 0.229
6.35 *) 0.229
9.525 *) 0.203
76.2 0.127 0.381 0.635 0.914 1.143 1.524 2.032 2.540 3.302
20
8. Permukaan internal lubang pelat orifis harus dalam bentuk silinder
berdiameter konstan dan tidak memiliki cacat, seperti lekuk, tonjolan,
lubang atau gumpalan yang dapat dilihat dengan kasat mata.
21
BAB IV
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
4.1 Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Meter Gas Orifis dilakukan untuk memastikan bahwa Meter
Gas Orifis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam syarat teknis
ini.
2. Pemeriksaan konstruksi dan perlengkapan Meter Gas Orifis yang baru
dilakukan dengan membandingkan dengan gambar konstruksi.
3. Pemeriksaan Meter Gas Orifis baru dilakukan setelah memperoleh izin
tipe atau izin tanda pabrik.
4. Pemeriksaan dilaksanakan dengan memperhatikan sambungan antara
pipa instalasi dengan lubang masuk dan lubang keluar dalam keadaan
Meter Gas Orifis berisi media uji berupa fluida.
5. Pemeriksaan spesifikasi teknis dilakukan untuk memastikan Meter Gas
Orifis maupun komponennya telah sesuai persyaratan yang meliputi pelat
orifis, Orifice Fitting, tranduser beserta bagian-bagiannya, transmitter
serta flow computer.
22
BAB V
PEMBUBUHAN TANDA TERA
5.1 Pembubuhan
Tanda Daerah, Tanda Pegawai Yang Berhak dan Tanda Sah, dibubuhkan
pada lemping tanda tera.
Tanda Jaminan dibubuhkan dan/atau dipasang pada bagian tertentu dari
Meter Gas Orifis yang sudah disahkan pada waktu ditera dan ditera ulang
untuk mencegah penukaran dan/atau perubahan.
Bentuk tanda tera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
23
BAB VI
PENUTUP
Syarat teknis Meter Gas Orifis merupakan pedoman bagi petugas dalam
melaksanakan tera dan tera ulang Meter Gas Orifis serta pengawasan Meter Gas
Orifis, guna meminimalisir penyimpangan penggunaan Meter Gas Orifis dalam
transaksi serta upaya perwujudan tertib ukur sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.
24
Lampiran 1
PROSEDUR TERA DAN TERA ULANG METER GAS ORIFIS
1. Pelat Orifis
Pengukuran dalam rangka pengujian pelat orifis meliputi pengukuran
terhadap komponen:
a. Diameter luar pelat orifis/orifice plate outside diameter (D);
b. Diameter internal pelat orifis/orifice plate bore diameter (d);
c. Ketebalan pelat orifis/orifice plate thickness (E);
d. Ketebalan lubang pelat orifis/orifice plate bore thickness (e); dan
e. Sudut bevel/bevel angle (α).
Prosedur pengujian
a. Persiapan
1) Peralatan uji yang diperlukan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian pelat orifis adalah:
a) Coordinat Measuring Machine (CMM) dan sertifikatnya;
b) Cerapan.
2) Pastikan bahwa pelat orifis yang akan diuji dalam keadaan bersih dan
bebas kotoran.
3) Pastikan pula meja datar (berupa meja granit) yang akan digunakan
sebagai meja kerja dalam keadaan bersih dan bebas kotoran.
4) Lakukan kalibrasi probe terhadap master ball.
b. Pelaksanaan Pengujian
1) Pengujian Visual
a) Pelat orifis harus datar tidak boleh cembung/cekung, dapat dilihat
secara visual.
b) Pelat orifis harus memiliki permukaan yang halus, tidak ada goresan
yang parah dan goresan yang terlihat kasat mata.
c) Permukaan internal lubang/diameter internal (d) harus berupa
silinder yang konstan, tidak ada cacat, seperti lekukan, tonjolan,
lubang maupun gumpalan. Pengujian dapat dilakukan dengan
meraba bagian internal diameter (d) dengan menggunakan jari.
2) Pengujian menggunakan kalibrator
a) Ukur diameter luar pelat orifis (D) menggunakan standar yang
tersertifikasi.
b) Ukur diameter internal pelat orifis (d) menggunakan standar yang
tersertifikasi.
c) Ukur ketebalan luar atau thickness plate (E) menggunakan standar
yang tersertifikasi.
d) Ukur ketebalan lubang atau bore thickness (e) menggunakan standar
yang tersertifikasi.
e) Ukur sudut tirus atau bevel angle (α) menggunakan standar yang
tersertifikasi.
f) Ukur kekasaran atau roughness pelat menggunakan standar yang
tersertifikasi.
25
g) Ukur eksentrisitas pelat menggunakan standar yang tersertifikasi.
h) Ukur kerataan atau flatness dari pelat menggunakan standar yang
tersertifikasi.
3) Hasil Pengujian
Hasil pengujian didapatkan dari rata-rata hasil perhitungan dari
masing – masing item perhitungan.
26
viii. Lakukan pembacaan DMM dan indikator pada flow computer di
setiap titik pembebanan pneumatic calibrator;
ix. Pengujian v s.d vi pada posisi pembebanan menaik dan menurun.
d) Perhitungan
- Nilai arus sebenarnya output DPT adalah I s
- Pembacaan DMM pada output transmitter adalah Vt.
- Selanjutnya dikombinasikan dengan nilai resistan Rs menjadi I t
(I t =V T :R s ). Pembacaan differential pressure indicator adalah DP i
- Beda Tekanan Standar adalah nilai beda tekanan masukan DPT
adalah DP s
- Kesalahan Penunjukan differential pressure transmitter adalah E t :
𝑉𝑉𝑡𝑡 − 𝑉𝑉𝑠𝑠
𝐸𝐸𝑡𝑡 = 𝑥𝑥 100%
𝑉𝑉𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝑉𝑉𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
Atau
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑡𝑡 − 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑠𝑠
𝐸𝐸𝑡𝑡 =
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
Kesalahan Penunjukan differential pressure indicator adalah E i :
𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑖𝑖 −𝐷𝐷𝐷𝐷𝑠𝑠
𝐸𝐸𝑖𝑖 = 𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑥𝑥 100%
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 −𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
27
b) Persiapan Pengujian
i. Pilihlah dead weight tester (DWT) yang sesuai dengan rentang
ukur yang sesuai.
ii. Siapkan tahanan standar dengan hubungan seri dengan beban
indikatornya.
iii. Siapkan DMM dengan hubungan paralel dengan tahanan standar.
iv. Siapkan peralatan lainnya secara seksama.
v. Catat semua identitas peralatan yang akan diuji.
c) Pelaksanaan Pengujian
Dalam melakukan pengujian static pressure transmitter, dilakukan
tahapan sebagai berikut:
i. Lepaskan pipa saluran (tubing) masuk dari static pressure
transmitter dari pressure tapnya;
ii. Hubungkan keluaran dead weight tester pada input pressure
transmitter;
iii. Lepaskan hubungan dari keluaran static pressure transmitter dan
pasangkan resistor standar dengan kelas 0,01 secara seri dengan
beban;
iv. Pasangkan DMM pada posisi paralel dengan resistor tersebut;
v. Berikan beban pada DWT sesuai dengan daerah ukur static
pressure transmitter dengan titik pengujian 0%, 25%, 50%, 75%
dan 100% atau titik lain sesuai dengan kemampuan standar;
vi. Lakukan pembacaan DMM dan indicator pada flow computer di
setiap titik pembebanan DWT;
vii. Lakukan setiap pengujian v s.d vi pada posisi pembebaban menaik
dan menurun.
d) Perhitungan
- Nilai arus sebenarnya output static pressure transmitter adalah I s
- Pembacaan DMM pada output transmitter adalah Vt.
- Selanjutnya dikombinasikan dengan nilai resistan Rs menjadi It (It =
Vt : Rs).
- Pembacaan static pressure indicator adalah Pi.
- Tekanan standar adalah nilai suhu ekivalen tahanan masukan static
pressure transmitter adalah Ps.
28
DMM = Digital Multi Meter
PT = Static Pressure Transmitter
E = Kesalahan Penunjukan static pressure transmitter (%)
Ve = Tegangan keluaran static pressure transmitter (diubah
menjadi) I t =V t : R s
Is = Arus sebenarnya
Pi = Pembacaan static pressure indicator
Ps = Static pressure ekuivalen tahanan masukan
P min = Static pressure minimum dari rentang ukur static
pressure transmitter
P maks = Tekanan maksimum dari rentang ukur static pressure
transmitter
𝑇𝑇𝑖𝑖 − 𝑇𝑇𝑠𝑠
𝐸𝐸𝑖𝑖 = 𝑥𝑥 100%
𝑇𝑇𝑠𝑠
Notasi yang digunakan dalam instruksi kerja ini adalah :
DMM = Digital Multi Meter
TT = Temperature Transmitter
E = Kesalahan Penunjukan temperature transmitter (%)
Ve = Tegangan keluaran temperature transmitter (diubah
menjadi) I t =V t : R s
Is = Arus sebenarnya
Ti = Pembacaan temperature indicator
Ts = Temperatur ekuivalen tahanan masukan
T min = Temperatur minimum dari rentang ukur temperature
transmitter
T maks = Temperatur maksimum rentang ukur temperature
transmitter
Dengan catatan :
Rt = tahanan pada suhu t oC ( ohm )
Ro = tahanan pada suhu 0 oC ( ohm )
α, β dan δ = konstanta kalibrasi
β = 0 untuk t > 0oC
A, B dan C = konstanta kalibrasi
C = 0 untuk t > 0oC
31
b. Meter Gas Orifis yang menggunakan Sistem Mekanik :
Pelaksanaan pengujian Meter Gas Orifis yang menggunakan sistem
mekanik (Three Pen Recorder) dilakukan dengan cara melakukan pengujian
masing-masing secara terpisah terhadap:
i. Temperature recorder
ii. Differential Pressure recorder
iii. Static pressure recorder
Standar pengujian yang digunakan adalah:
i. Dead Weight Tester untuk static pressure recorder
ii. Pneumatic calibrator atau sejenisnya untuk differential pressure recorder
iii. Dry block/thermobath atau sejenisnya untuk temperature recorder
Sedangkan pembacaannya dapat digunakan chart masing-masing dengan
skala linier/standard chart plate. Beban pengujian dilakukan pada 0%,
25%, 50%, 75% dan 100% dengan beban naik dan turun atau titik lain
sesuai dengan kemampuan standar.
32
Lampiran 2 Cerapan Pengujian Meter Gas Orifis
HASIL PENGUJIAN
CALIBRATION RESULT
Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
Before Calibration After Calibration
Input Output Error (%) Input Output Error (%)
Actual Actual
% Up Down Up Down % Up Down Up Down
0 0
25 25
50 50
75 75
100 100
Tempat,Tanggal
Disaksikan oleh: Diuji oleh:
Witnessed by Calibrated by
Tanda
Institusi Terkait Nama
Tangan
Direktorat Metrologi,
No
Related Institution Name Signature
Tanda
Nama
1 No Tangan
Name Signature
2 1
3 2
33
PENGUJIAN PERLENGKAPAN METER GAS ORIFIS
ORIFICE GAS METER EQUIPMENTS CALIBRATION
Pemakai : Nomor Tag :
User Tag No.
HASIL PENGUJIAN
CALIBRATION RESULT
Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
Before Calibration After Calibration
Input Output Error (%) Input Output Error (%)
Actual Actual
% Up Down Up Down % Up Down Up Down
0 0
25 25
50 50
75 75
100 100
Tempat,Tanggal
Disaksikan oleh: Diuji oleh:
Witnessed by Calibrated by
Tanda
Institusi Terkait Nama
Tangan
Direktorat Metrologi,
No
Related Institution Name Signature
Tanda
Nama
1 No Tangan
Name Signature
2 1
3 2
34
PENGUJIAN PERLENGKAPAN METER GAS ORIFIS
ORIFICE GAS METER EQUIPMENTS CALIBRATION
Pemakai : Nomor Tag :
User Tag No.
HASIL PENGUJIAN
CALIBRATION RESULT
Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
Before Calibration After Calibration
Input Output Error (%) Input Output Error (%)
Actual Actual
% Up Down Up Down % Up Down Up Down
0 0
25 25
50 50
75 75
100 100
2 1
3 2
35
PENGUJIAN PERLENGKAPAN METER GAS ORIFIS
ORIFICE GAS METER EQUIPMENTS CALIBRATION
Pemakai : Nomor Tag :
User Tag No.
HASIL PENGUJIAN
CALIBRATION RESULT
Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
Before Calibration After Calibration
Input Output Error (%) Input Output Error (%)
Actual Actual
% Up Down Up Down % Up Down Up Down
0 0
25 25
50 50
75 75
100 100
2 1
3 2
36
PENGUJIAN PERLENGKAPAN METER GAS ORIFIS
ORIFICE GAS METER EQUIPMENTS CALIBRATION
Pemakai : Nomor Tag :
User Tag No.
HASIL PENGUJIAN
CALIBRATION RESULT
Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
Before Calibration After Calibration
Input Output Error (%) Input Output Error (%)
Actual Actual
% Up Down Up Down % Up Down Up Down
0 0
25 25
50 50
75 75
100 100
2 1
3 2
37
PENGUJIAN PERLENGKAPAN METER GAS ORIFIS
ORIFICE GAS METER EQUIPMENTS CALIBRATION
Pemakai : Nomor Tag :
User Tag No.
HASIL PENGUJIAN
CALIBRATION RESULT
Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
Before Calibration After Calibration
Input Output Error (%) Input Output Error (%)
Actual Actual
% Up Down Up Down % Up Down Up Down
0 0
25 25
50 50
75 75
100 100
2 1
3 2
38
HASIL PENGUJIAN SISTEM METER GAS ORIFIS
(Dinamis)
2.
3.
4.
39
Lampiran 3 Cerapan Pelat Orifis
Nomor d D e E a
o
Urut ( mm ) ( mm ) ( mm ) ( mm ) ' "
1
2
3
4
5
6
Rata-
rata
Hasil
PERHITUNGAN KETIDAKPASTIAN
Sumber Ketidakpastian akibat Ketidakpastian Derajat Kebebasan
Koreksi Pengukuran Standar Gabungan Effektif Faktor Ketidakpastian
Besaran Standar Berulang neff = Cakupan yg.diperluas
Yang Uc = U 4 (c). (k)= U95 =
Diuji U(R) = S n -1 ( R ) U 4 (ls ) U 4 (Pm) U 4 (R ) t95(neff).Uc
U(ls)=
U sert
n
U 2 (ls ) + U 2 (Pm) + U 2 (R)
ν (ls ) + ν (Pm) + ν (R ) t95(neff)
k
( mm ) ( mm ) ( mm ) #REF! #NUM! ( mm )
( mm )
( mm )
( mm )
( mm )
o
### " ' #REF! #DIV/0! #VALUE!
ni = 50 5
Metoda, Standar & Telusuran
Metoda :
PETUGAS KETERANGAN
Tanggal
Tenaga Berhak
Kepala Divisi
40
41
Keterangan :
1. Ketebalan sisi maksimum didefinisikan dengan e < 0,02 D m atau e< 0,125 d m , yang mana yang lebih kecil.
2. Ketebalan tepi orifis yang ditandai dengan tanda x adalah harga maksimum untuk diameter tube meter khusus
dan dapat digunakan pada semua diameter orifis yang lebih besar untuk diameter tube meter tersebut.
3. Diameter orifis yang lebih kecil dari pada yang ditandai dengan x didefinisikan dengan e< 0,125 d m.
4. Pelat orifis yang ketebalan tepinya memenuhi nilai yang didefinisikan dengan 0,033D m tidak memerlukan tirus
ulang, kecuali kalau rekondisi disyaratkan untuk alasan lain.
5. Aliran dua arah melalui meter gas orifis mensyaratkan tube meter yang dikonfigurasikan khusus dan
penggunaan pelat orifis tanpa tirus. Penggunaan pelat orifis tanpa tirus dengan ketebalan lubang e, yang
melampaui batas spesifikasi dalam tabel ini adalah di luar ruang lingkup Syarat Teknis ini.
6. Jika suatu tirus disyaratkan, dimensi minimum diukur sepanjang sumbu lubang tidak kurang dari 1,6 mm.
7. Untuk mencegah defleksi pelat direkomendasikan ketebalan pelat orifis (E) 200 mm mensyaratkan bahwa
tekanan diferensial dibatasi hingga 381 mmH 2 O.
42