CNG adalah gas alam(80-95% Metana) di kompresi atau dimampatkan dalam tabung-tabung yang
mampu menahan tekanan tinggi dan didistribusikan untuk melayani kebutuhan pembangkit listrik dengan
menggabungkan CNG Plant dengan PLTMG.
Keuntungan Industri menggunakan Bahan Bakar CNG adalah :
Lebih efisien (heat rate : 8804 btu/kwh) artinya dengan jumlah bahan bakar yang sama dapat
dihasilkan energi listrik yang lebih besar jika dibandingkandengan jenis bahan bakar yang lain.
Kemampuan untuk mencapai beban maksimum dengan waktu yang lebihcepat, hal ini sangat
penting untuk pembangkit peaker (bekerja hanya padabeban puncak).
Emisi gas buang yang lebih bersih, polusi minimal, lingkungan lebih sehat dan lebih ekonomis.
Metering M-100
. Process CNG Plant.
.1 Gas Metering System.
Gas yang berasal dari sumur gas (recervoir) akan diproses terlebih dahulu di Gas Gathering Station
(stasiun pengumpul gas). Gas tersebut dengan spesifikasi yang telah disepakati selanjutnya
disalurkan melalui pipa dari gathering station. Kemudian gas dengan volume 4,5 MMSCFD dan pada
tekanan 100 - 200 Psig masuk melalui:
Gas Inlet
Pressure Control Valve
Sensor Orifice (non custom meter)
Plant Control Inlet:
Berfungsi untuk merecord pemakaian (kapasitas gas yang masuk), kemudian menuju Scrubber
Package.
.2 Scrubber Package (Separator).
Dari Metering System, gas akan terlebih dahulu dialirkan melalui:
Scrubber Package.
Berfungsi menyaring atau membersihkan gas alam dari liquid hidrokarbon seperti: H 2S dan CO2.
Shutdown Valve & Pressure Regulator Control Valve.
Berfungsi untuk menjaga tekanan masukan sebesar 100 Psig hingga maksimum 150 Psig.
Flare System.
Berfungsi sebagai sistem pengaman dimana jika terjadi situasi emergensi atau plant shutdown,
dan seluruh silinder penyimpanan CNG telah terisi penuh maka gas akan di blow down yang
selanjutnya dibakar untuk melindungi peralatan CNG dari tekanan yang berlebihan. Selain
melindungi dari kondisi tekanan berlebihan Flare System berguna untuk membuang seluruh gas
pada saat plant dilakukan pemeliharaan atau perbaikan yang memerlukan no gas condition pada
seluruh sistem.
Kemudian gas menuju Dehydration Unit.
Scrubber Package
.3 Dehydration Unit (DHU).
Dehydration Unit / Gas Dryer:
Berfungsi untuk mengeringkan gas dan mengurangi kandungan impurities H 2O sehingga hasilya
berupa gas yang sudah kering dengan kapasitas 4,5 MMSCFD.
Dehydration Unit
.4 Gas Compressor Engine
Kemudian gas yang sudah bersih dan kering selanjutnya diproses oleh tiga unit mesin compressor.
Compressor mesin berfungsi untuk memampatkan gas dengan spesifikasi:
Dari tekanan 100 psig sampai menjadi tekanan 2850 psig – 3000 psig secara bertahap.
Kapasitas mesin compressor masing-masing 2,1 MMSCFD
Heater System
.9 Metering M-200 USM System.
Berfungsi untukmencatat gas yang akan disalurkan ke PLTMG. Kemudian gas CNG akan digunakan
sebagai bahan bakar beban puncak selama 5 jam per hari dengan kapasitas gas sebesar 0,834 –
0,9 setara MMSCF/jam dengan tekanan 100 psig.
Metering 200
. Utility PlantSei Gelam.
Di dalam utility plant beberapa ruang digunakan sebagai:
CNG Control Panel
Central Control Room
Charge Air System / Reverse Osmosis
Radiator / Cooling Tower
Hot Water Tank
Exhaust Air System / Waste Heat Recovery Unit (WHRU)
Instrument Air Compressor
Gas Engine (Genset)
. CNG Control Panel (CCP)
Adalah box kontrol otomatis listrik berbentuk lemari berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan beban
listrik dalam plant. Kontrol otomatismenggunakan peralatan listrik seperti: (Saklar, Magnet Contactor,
Pengaman Motor, Time Relay Delay, Push Button On/Off, Lampu Indikator, Konductor/Kabel, Busbar,
Terminal Deret Legrent.
Dari Generator energi listrik disalurkan ke Panel Daya Distribusi Listrik (Switchgear) yang berfungsi untuk
menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban yang lebih rendah yaitu ke
panel: (MV, LV, dan DC System).
Panel distribusi daya listrik akan memudahkan dalam :
Pembagian energi listrik secara merata
Pengamanan instalasi dan pemakaian
Pemeriksaan perbaikan dan pemeliharaan
Control Valve Dengan Action Actuator& Respon (P Controller) Terhadap Perubahan Beban
2.3.3 Algoritma Pengontrolan dari Controller.
1) ON-OFF Control.
Sistem ini merupakan loop control yang paling sederhana. Dalam aksi kontrol ini,final control
element hanya mempunyai dua keadaan operasi. Jika sinyal kesalahanpositif, controller
mengirim sinyal hingga final control element (control valve)bergerak ke salah satu posisi, dan jika
sinyal kesalahan negatif akan bergerak keposisi yang lain.
Sistem dengan algoritma ON-OFF ini akan memberikan keluaran yang berosilasi sebelum
mencapai harga set point-nya.
2) Proportional Control (P Control).
Dalam aksi pengontrolan proporsional, alat pengoreksi akhir memiliki suatu daerahposisi yang
kontinu. Posisi tepatnya sebanding dengan besarnya kesalahan, dengankata lain, output dari
controller sebanding dengan inputnya.Kontroler ini memiliki output untuk aktuasi (actuating
output) yang proporsionalterhadap error:
Efek dari kontrol proporsional adalah menghilangkan osilasi yang timbul di sekitar setpoint bila
proportional band-nya diset (tuning) pada nilai atau keadaan yang tepat.Efek lain dari kontrol ini
adalah adanya offset pada hasil pengontrolannya. Offset initerjadi akibat harga setpoint tidak
dapat dicapai sesudah suatu perubahan bebanterjadi. Besarnya offset ini tergantung pada harga
proportional band-nya. Semakinbesar harga proportional bandnya maka akan semakin besar
offsetnya, sebaliknyasemakin kecil harga proportional bandnya maka semakin besar
kemungkinan osilasiterjadi (peredaman osilasi kecil).proses perubahan bebannya secara lambat
dan variasi set point-nya kecil, karena dengan demikian proportional band-nya dapat diambil
cukup kecil.
3) Proportional Integral Control (PI Control).
Dalam aksi pengontrolan proporsional plus integral, posisi alat pengoreksi akhir(control valve)
ditentukan oleh dua hal :
Besarnya sinyal kesalahan, ini adalah bagian proporsional
Integral waktu dari sinyal kesalahan, artinya besarnya kesalahan dikalikandengan waktu
dimana kesalahan tersebut terjadi, ini adalah bagian integral.
Kontroler tipe ini juga dikenal sebagai kontroler proportional-plus-reset. dengan τI adalah konstanta
integral time atau reset time dalam satuan menit.Karakteristik penting pada controller jenis ini adalah
konstanta waktu integral.Konstanta ini merupakan parameter yang dapat diatur dan kadang-kadang
mengacusebagai minutes per repeat. Inilah yang menyebabkan τI dinamakan reset timesituasi
kontrol proses. Perubahan beban yang besar dan variasi yang besar pada set point dapat dikontrol
dengan baik tanpa osilasi yang berkepanjangan, tanpa offsetpermanen dan cepat ke keadaan
seharusnya setelah gangguan terjadi.
4) Proportional Integral Derivative Control (PID Control).
Dua karakteristik proses yang sangat sulit pengontrolannya, dimana control PI tidaklagi memadai,
yaitu: proses dengan beban berubah dengan sangat cepat dan prosesyang memiliki kelambatan
yang besar antara tindakan korektif dan hasil yangmuncul dari tindakan tersebut.
Dalam aksi pengontrolan proportional plus integral plus derivative (PID), posisi alatpengoreksi
akhir (control valve) ditentukan oleh dua hal:
Besarnya sinyal kesalahan, ini adalah bagian proporsionalIntegral waktu dari sinyal
kesalahan, artinya besarnya kesalahan dikalikandengan waktu dimana kesalahan tersebut
terjadi, ini adalah bagian integral.
Laju perubahan kesalahan terhadap waktu. Perubahan kesalahan yang cepatmenyebabkan
suatu aksi korektif yang lebih besar dari perubahan kesalahan.Ini adalah bagian
derivative.Kontroler jenis ini dikenal juga sebagai kontroler proportional-plus-reset-plus-rate.
Karakteristik tambahan dengan adanya derivative control dikenal sebagai rate time(konstanta
waktu derivative).
Dengan adanya bagian derivatif,dtde, kontroler PID mengantisipasi apa yang akanterjadi pada
error pada masa sesaat yang akan datang dan kemudian melakukanaksi kontrol yang sebanding
dengan kecepatan perubahan error saat ini. Berdasarkansifat ini, aksi kontrol derivatif kadang-
kadang mengacu sebagai anticipatory control.Walaupun demikian, aksi kontrol derivatif memiliki
beberapa kelemahan seperti
berikut ini :
a) Untuk respon dengan error konstan dan tidak nol, kontroler ini tidakmemberikan aksi kontrol
karenadtde=0.
b) Untuk respon yang bergejolak, dengan error yang hampir nol, kontroler ini dapat memperoleh
nilai derivatif yang besar, yang menghasilkan aksi kontrolyang besar, meskipun seharusnya
tidak perlu.
Efek dari PID controller ini adalah bila pada proses kesalahannya sangat besar, makacontroller
PI akan membutuhkan waktu yang panjang untuk mencapai set point-nya,tetapi untuk controller
PID akan mempercepat proses pencapaian set point tersebut.Rate time akan berpengaruh
terhadap respon controller, rate time yang terlalu besar mempercepat laju pencapaian set point
tetapi akan menyebabkan terjadinya osilasidi sekitar set point.
Gas Engine