Anda di halaman 1dari 3

PT Sugih Energy Tbk

Produksi Migas Blok I Lemang, Jambi yang dikelola PT Sugih Energy Tbk, sebagai pemegang Participating Interes (PI) Production Sharing Cintract (PSC) akan terus
digenjot. Sejumlah sumur pengembangan sudah disiapkan untuk dilaksanakan 2017.
Produksi minyak blok Lemang akan terus ditingkatkan pada tahun 2017 dengan cara menambah jumlah sumur pengembangan (development well), kata Leo
Nababan, Pelaksana tugas (Plt) Direksi PT Sugih Energy Tbk di Jakarta, Senin, (28/11).
Menurutnya, mulai 16 November 2016 Blok I Lemang, memproduksi minyak mentah sebesar 500 barrel oil per hari. Produksi minyak sebesar itu dihasilkan dari
lapangan Akatara yang berada dalam blok migas Provinsi Jambi.

Dengan dimulainya tahapan produksi minyak mentah ini diharapkan kinerja perusahaan akan terus membaik, sebab, peningkatan produksi minyak mentah secara
langsung akan memberikan pendapatan perusahaan. Leo mengungkapkan melalui PT Hexindo Gemilang Jaya, anak perusahaan PT Sugih Energy Tbk telah
mendapat Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk kegiatan eksploitasi migas dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Terkait dengan pengiriman perdana minyak mentah sebesar 100 barel dari sumur Akatara Blok Lemang di Provinsi Jambi, Sumatera, Leo mengharapkan hal ini
menjadi angin segar bagi industri migas di tanah air.
Perusahaan minyak dan gas swasta (Hexindo Gemilang Jaya), anak perusahaan dari perusahaan yang terdaftar di Singapura Ramba Energy Ltd, telah mulai
produksi minyak di blok Lemang di Jambi di Sumatera bagian selatan, dengan kapasitas 100 barel per hari (bph). Ramba CEO Energi dan direktur eksekutif David
Aditya Soeryadjaya mengatakan produksi minyak berasal dari perusahaan Akatara-2 baik, salah satu existing wells perusahaan, yang juga terdiri dari :
 Akatara-1
 Selong-1 sumur.
 Wajik

Dia mengatakan produksi dari Akatara-2 baik, satu-satunya juga yang telah memproduksi, diharapkan untuk memompa keluar 500 barel per hari pada akhir tahun.
Perusahaan berencana untuk mengebor lima sumur lainnya di blok Lemang untuk menghasilkan sedikitnya 2.000 barel per hari pada akhir 2017 Untuk memenuhi
target, perusahaan akan mengalokasikan hingga US $ 60 juta pada belanja modal tahun depan untuk mendanai sebagian dari pekerjaan pengeboran untuk lima
sumur. Produksi awal dianggap sebagai tonggak bagi perusahaan karena Hexindo telah menjelajahi minyak dan gas di blok Lemang sejak tahun 2007 dan telah
menghabiskan sekitar $ 60 juta pada eksplorasi.
Akatara dan Wajik [ladang minyak] diperkirakan memiliki cadangan minyak potensial hingga 400 juta barel. Namun, kami belum mulai pengeboran kami di Wajik
karena kami ingin berkonsentrasi pada Akatara pertama, kata David. Menurut data yang dikeluarkan pada tahun 2011, blok tersebut diperkirakan memiliki calon
cadangan sekitar 511 juta barel minyak dan 468000000000 kaki kubik gas. Selong-1 ditemukan pada Desember 2012, diikuti oleh Akatara-1 dan Akatara-2 sumur
Mei 2013 dan Februari 2014 masing-masing.
Hexindo menerima persetujuan untuk rencana nya Pembangunan (PoD) untuk blok Lemang dari Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Regulatory Satuan Tugas
Khusus (SKK Migas) pada bulan Agustus 2015. Blok Lemang dioperasikan oleh Hexindo dalam kemitraan dengan Mandala Energy Limited dan Eastwin global
Investments Limited . Hexindo memiliki minat 31 persen di blok tersebut, sementara Eastwin, yang merupakan anak perusahaan dari publik perusahaan minyak dan
gas Sugih Energy, memegang pangsa 34 persen dan Mandala Energy Ltd, explorer minyak dan gas Asia Tenggara dan produser, memiliki 35 persen saham.
Kemitraan ini menyimpulkan pada tahun 2016 dan Hexindo ditunjuk sebagai operator dari blok Lemang.
"Di tengah kelesuan harga minyak dunia, kami berharap peran produksi perdana ini dapat jadi penyemangat dan angin segar bagi pencapaian lifting migas
Indonesia," kata Leo seraya menyebutkan bahwa produksi perdana dari satu sumur, Akatara dalam dua hingga tiga bulan ke depan tetap pada angka 500 barel per
hari miyak mentah. Tahun depan direncanakan akan mengeksplorasi lima sumur lainnya dan diharapkan bisa produksi total hingga 2000 barel per hari.
Diakui, pihaknya sudah menyiapkan belanja modal untuk tahun depan sekitar 60 juta dolar AS. Selama masa produksi ini, perseroan sudah mengalokasikan sekitar
50 juta dolar AS, belum termasuk biaya eksplorasi di lapangan sebesar 20 juta dolar AS.
Blok Lemang berada di Provinsi Jambi. Sebagai operator adalah PT Hexindo Gemilang Jaya. Pemegang Participating Interest (PI) adalah PT Hexindo Gemilang Jaya
(Ramba Energy Ltd) sebesar 31 %, Eastwin Global Investment (PT Sugih Energy Tbk) sebesar 34 % dan Mandala Energy Ltd (Kolhberg Kravis Robert) sebesar 35
%. Kontrak Kontraktor Kerja Sama (KKKS) atau PSC Blok Lemang berlaku 18 Januari 2007 hingga 18 September 2037. Wilayah kerjanya seluas 2542 km2.
Cadangan minyak diperkirakan sebanyak 15,4 juta barel dan gas 56,8 BCF. Hingga saat ini sudah dilakukan pengeboran pada 23 sumur.

PT Mandala Lemang Energy


Pipeline Gas Sepanjang 17 Km Parit Lapis Mekar Jaya Kec. Betara menuju Parit Semau Kec. Tungkal Ilir.
8 Okt 2020
Rencana PT Mandala Lemang Energy akan membangun jarigan pipa gas bawah tanah dengan kedalaman 1,7 meter tersebut membentang dari Parit Lapis di
Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Betara menuju Parit Semau, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjabar.
Pembangunan jalur Pipa Gas PT Mandala Lemang Energy direncanakan untuk dilaksanakan pada tahun depan. Saat ini pihak PT Mandala masih melakukan
tahapan sosialisasi. Hal ini dikatakan External Relation PT Mandala Lemang Energy Yuan Fanesyah dihubungi beritajambi.co Jumat pagi.
Kata dia, pembangunan jalur pipa masih lama, dan saat ini baru dilakukan tahap sosialisasi. “ Ini masih tahap awal, masih panjang proses nya, sosialisasi yang kita
lakukan pun masih tahap awal sekali,” kata Yuan. Dia mengakui jika dalam perencanaan yang dibuat, jalur pipa gas melewati Mekar Jaya Parit Lapis menuju Desa
Semau Kecamatan Tungkal Ilir.
Mengenai jalur pipa ini apakah menghubungkan ke laut lepas, Yuan tidak menanggapinya. “ Untuk tahap-tahap selanjutnya nanti di infoin tahun depan bang ya,
karena tahapan nya belum sampai kesana,” beber dia. Sementara itu, Camat Betara Tony membantah jika ada warga yang menolak soal rencana pembangunan jalur
pipa gas PT Mandala Lemang Energy.
“Sampe sekarang gak ada yang melapor ke kecamatan tentang adanya penolakan, Pihak Mandala  baru sebatas sosialisasi yang meliputi dua desa/kelurahan.
sementara pelaksanaan untuk tahun depan,” kata Tony, Jumat pagi.
Dikatakan Tony, sejauh ini baru satu kali dilakukan pertemuan antara warga dan pihak perusahaan.
“ Karena lebih dari satu desa maka tempat sosialisasinya dilakukan di kecamatan, selanjutnya dak tau kapan karena kegiatannya msih lama,” ujarnya.
Mengenai jalur pipa yang direncanakan, Tony menegaskan secara teknis yang mengetahui Bagian SDA Setda Tanjabbar. “Kalau masalah jalur itukan teknis mungkin
bagian SDA yang tahu,” katanya.
Seperti diberitakan, Lurah Mekar Jaya Khairul Syahri membenarkan jika ada kekhawatiran warga jika pipa gas tersebut melewati pemukiman. Warga khawatir
lantaran kedalaman pipa hanya 1,7 meter. 
Sejauh ini sudah dilakukan pertemuan dengan pihak perusahaan di Kantor Camat pada Februari lalu.

Anda mungkin juga menyukai