Anda di halaman 1dari 4

Menyasar Penghiliran Migas

Di tengah penurunan produksi minyak dan gas di dalam negeri, pemerintah mendorong
penghiliran migas.
Koran Tempo, Kamis, 21 September 2023

Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk di Blok Rokan, Riau, 19 Agustus 2022.
ANTARA/Akbar Nugroho Gumay. tempo : 169525929642_819675
Ringkasan Berita Ini
 Penghiliran migas butuh investasi hingga US$ 68 miliar.
 Pemerintah mengklaim telah menyiapkan sejumlah proyek penghiliran migas.
 Meski potensial, penghiliran migas bisa terhambat ketersediaan bahan baku.
NUSA DUA — Pemerintah berencana lebih serius menggarap penghiliran minyak bumi dan
gas alam. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menuturkan, kebijakan yang disebut hilirisasi
migas ini bakal menjamin ketahanan energi dan pangan.
Penghiliran migas merupakan bagian dari program peningkatan nilai tambah 21 komoditas di
delapan sektor industri. Bahlil menuturkan, kebutuhan investasi program penghiliran
mencapai US$ 548,5 miliar. "Kebetulan di sektor migas kita butuh sekitar US$ 68 miliar
sampai 2040," kata Bahlil dalam forum The International Convention on Indonesian
Upstream Oil and Gas 2023 di Nusa Dua, Bali, kemarin, 20 September 2023.
Meski sudah memiliki perkiraan kebutuhan investasi, Bahlil belum
mendetailkan penghiliran migas. Dia menuturkan, peta jalan penghiliran masih dalam tahap
rancangan. Bahlil mengklaim rapat-rapat terbatas sudah berulang kali digelar untuk
membahas rencana peningkatan nilai tambah tersebut.
Bahlil menuturkan, penghiliran migas memiliki banyak peluang. Salah satunya dengan
mengolah gas menjadi produk petrokimia. Contohnya metanol. Dia mencatat, Indonesia saat
ini mengimpor 80 persen metanol untuk kebutuhan domestik.

Pekerja melakukan aktivitas di area fasilitas pencairan gas alam di Tangguh LNG di Teluk
Bintuni, Papua Barat. ANTARA/Muhammad Adimaja
Dia juga mendorong minyak mentah domestik lebih banyak diolah di kilang dalam negeri.
Salah satunya untuk menekan impor bahan bakar minyak. Badan Pusat Statistik mencatat,
pada tahun lalu saja, impor BBM sudah menyentuh 347.625 barel per hari dengan nilai US$
19,76 miliar.
Sementara itu, produk turunan gas seperti amonia, misalnya, bisa menjadi bahan baku untuk
industri pupuk. Pengolahan gas menjadi liquefied petroleum gas (LPG) juga bermanfaat
mengurangi defisit neraca dagang di sektor migas. Bahlil mengatakan, impor elpiji sudah
mencapai 7 juta ton per tahun.
Dengan target penghiliran ini, Bahlil berharap pelaku usaha menahan diri untuk mengekspor
gas. "Jangan lagi banyak alasan. Sumur yang sudah dibor, sudah dapat cadangan, tapi belum
ada pasarnya, bisa ditanyakan kepada investor dalam negeri sehingga diserap," tuturnya.
Proyek Perdana
Bahlil menuturkan, pemerintah sudah merancang sejumlah proyek untuk penghiliran di
sektor migas. Salah satunya adalah pendirian pabrik metanol untuk mendukung
pengembangan biodiesel. Fasilitas produksi tersebut dirancang berkapasitas sekitar 800 ribu
per tahun. Namun hingga saat ini belum ada kepastian soal kelanjutan proyek setelah
sebelumnya Bahlil mengklaim bakal ada investor asal Amerika Serikat yang masuk.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menuturkan, pihaknya sudah
menyiapkan sumber gas untuk pabrik metanol tersebut. Rencananya, gas didatangkan dari
lapangan gas MDA & MDH yang berlokasi di Madura serta Jambaran Tiung Biru di
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Total produksi dari kedua lapangan ini mencapai 312
juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Sebagian dari gas ini akan diproses untuk membangun pabrik metanol di Bojonegoro yang
produknya akan dipakai untuk kebutuhan industri biofuel di Indonesia," katanya.
Proyek lainnya berupa pengembangan amonia biru di Teluk Bintuni, Papua Barat, oleh PT
Kilang Pertamina Internasional (KPI). Bahan bakunya bakal berasal dari gas di Lapangan
Tangguh. Kemarin, KPI meneken nota kesepahaman dengan BP Berau Ltd. sebagai operator
Tangguh untuk kerja sama mendukung studi mengenai potensi pasokan gas dan injeksi
karbon dioksida di Tangguh.

"Kolaborasi untuk membawa teknologi carbon capture and storage merupakan faktor
penting dalam mencapai sertifikasi biru, dengan mengurangi lebih dari 70 persen emisi CO2
dari proses produksi amonia," ujar Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman.
Menurut Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, bentuk penghiliran lainnya adalah pengolahan
gas menjadi pupuk. Kontraktor Genting Oil Kasuri Pte Ltd. berkomitmen untuk menyalurkan
gas mereka ke pabrik amonia PT Pupuk Kalimantan Timur di Fakfak, Papua Barat. "Ini
akan on stream pada 2026 akhir," tuturnya.
Kilang RU VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, 24 Januari 2020. ANTARA/Dedhez
Anggara
Masalah Bahan Baku
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menuturkan bahwa program
penghiliran migas tepat didorong di dalam negeri, mengingat produk turunannya yang
beragam. Pasarnya pun terbuka lebar. Namun dia ragu akan bahan baku penghiliran.
Pemerintah perlu mengantisipasi risiko kekurangan bahan baku untuk proyek penghiliran ini.
Saat ini produksi minyak Indonesia bahkan tak mencukupi kebutuhan energi domestik.
Kapasitas lifting nasional berada di kisaran 600 ribu barel per hari. Sedangkan konsumsi
bahan bakar minyak berada di kisaran 1,5 juta barel per hari. Belum lagi kapasitas kilang
yang terbatas. "Tentu yang utama menyediakan bahan baku untuk energi sebelum untuk
penghiliran." kata Komaidi.
Dia mengakui pasokan gas masih dalam kondisi yang lebih baik dibanding minyak. Namun,
seiring dengan proses transisi energi, Komaidi memprediksi konsumsi atas komoditas ini
untuk kebutuhan energi bakal meningkat.
VINDRY FLORENTIN
https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/484574/apa-saja-rencana-proyek-hilirisasi-
migas

Anda mungkin juga menyukai