Anda di halaman 1dari 15

Cara Pertamina Mengatur Persediaan LPG

dan BBM Selama Arus Mudik dan Balik

Pertamina menjamin pasokan gas aman saat musim libur lebaran hingga 20 Juni 2019
mendatang. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Pasokan LPG selama masa libur Lebaran 2019 dipastikan
masih aman. Masa siaga satgas Ramadan dan Idul Fitri 2019 pada kesiapan Gas
LPG hingga 20 Juni 2019 oleh PT Pertamina.

Unit Manager Comrel & CSR Pertamina Dewi Sri Utami menyatakan, dalam satu
minggu setidaknya dua hingga tiga kali kapal LPG datang ke pelabuhan. Seperti Depot
LPG di Pelabuhan Cirebon, Balongan, Tanjung Priuk dan Tanjung Sekong Banten.

"Pasokan LPG tersebut nanti akan dipindahkan melalui SKID tank atau truk tangki LPG
kemudian didistribusikan," kata dia, Jumat (14/6/2019).

Dewi mengatakan, kesiapan tersebut diperkuat dengan pemantauan langsung


depot LPG di Pelabuhan Cirebon. Dia menyebutkan, fasilitas LPG tersebut dioperasikan
oleh PT Karyatara Cemara Indah.

Di kawasan pelabuhan tersebut, akan bersandar kapal tanker LPG berukuran 2.500
Metrik Ton (MT) yang berasal dari Teluk Semangka - Lampung atau dari Kalbut - Jawa
Timur.

Dewi menyebutkan, rata-rata penyaluran LPG mencapai 600 sampai 750 MT per hari.
Sementara untuk distribusi LPG di wilayah Jawa Barat 40 persen atau sekitar 300 MT.

"Sisanya untuk suplai Jawa Tengah. Adapun titik terjauh distribusi Jawa Tengah sampai
Pemalang dan Pekalongan," kata Dewi.
Simak Tips Gunakan Elpiji yang Baik dan
Benar dari Pertamina

Pebrianto Eko Wicaksono


05 Mar 2019, 10:30 WIB

Pekerja mereproduksi tabung gas elpiji 3 kg di Depot LPG Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (29/1). Pemerintah dan Badan Anggaran DPR menyepakati kenaikan anggaran

subsidi energi Rp 4,1 triliun di tahun 2019 menjadi Rp 160 triliun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menghimbau kepada


pengguna Elpiji untuk senantiasa memperhatikan keamanan saat menggunakan Elpiji
dngan baik dan benar.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami mengatakan, jika
mendapatkan tabung gas dalam kondisi bocor, masyarakat harus segera membawa keluar
rumah atau membawa ke ruangan terbuka.

"Pastikan tabung gas dibawa ke ruang terbuka dan jauhkan dari sumber api. Segera
hubungi agen Elpiji resmi atau call center Pertamina 135" kata Dewi, di Jakarta, Selasa
(5/3/2019).

Pertamina pun memberikan tips agar aman menggunakan Elpiji, yakni:


1. Pastikan kondisi ruangan dapur memiliki ventilasi yang cukup
2. Tempatkan tabung dengan sirkulasi udara dan ventilasi yang baik
3. Gunakan regulator berlogo SNI
4. Pastikan klem terpasang erat pada kedua ujung selang
5. Pastikan selang tidak tertekuk atau tertindih
6. Sebelum menyalakan kompor, cek terlebih dahulu apakah ada bau khas
gas Elpiji tercium. Jika dirasa aman bisa langsung menyalakan kompor
7. Rutin melalukan pengecekan regulator dan selang yang sering terkena tumpahan
makanan.
Dirut Pertamina: Optimalkan Sumber Energi Lokal
untuk Ketahanan Energi Nasional

Pertamina Energy Forum (PEF) 2018 resmi digelar hari Rabu (28/11) dengan tema “Unleashing
Domestic Resources for Energy Security”.

Liputan6.com, Jakarta Pertamina Energy Forum (PEF) 2018 resmi digelar hari Rabu (28/11) dengan tema “Unleashing

Domestic Resources for Energy Security”. Acara ini menjadi wadah para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk

mendapatkan informasi terkini dan akurat mengenai upaya Pemerintah dan Pertamina dalam memenuhi kebutuhan energi

nasional.

PEF 2018 kali ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian acara dalam memperingati Hari Ulang Tahun Pertamina ke-61 pada

Desember mendatang. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang baik dari pengambil kebijakan di bidang energi, perwakilan

pejabat pemerintah dan pengamat serta ahli energi.

BACA JUGA

“Dengan tema tersebut, kami ingin mengajak seluruh pihak untuk menilik kembali kekayaan yang sudah tersedia di alam

Indonesia, dan bertukar pikiran untuk mengoptimalkannya menjadi sumber energi, demi mencapai cita-cita ketahanan dan

kemandirian energi nasional,” kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati saat pembukaan PEF 2018 di Raffles Hotel,

Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Melalui PEF 2018 ini, Pertamina juga ingin memperkaya khasanah keilmuan di bidang energi dari pelaku industri yang memiliki

pengetahuan, keahlian dan teknologi dalam subjek tersebut. Kegiatan kali ini sekaligus menjadi momentum membuka peluang

kerjasama dengan para pelaku industri, pemerintah, serta berbagai pihak lainnya untuk dapat mengakselerasi kemampuan

Pertamina.

Selain itu, forum ini untuk memberikan kebijakan energi masa depan, pengembangan sumber energi dan sarana

penunjangnya, serta peluang investasi dalam kerangka ketahanan energi nasional.

Pertamina menyadari, permintaan energi akan terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia diperkirakan akan semakin tumbuh

dan tercatat populasinya naik sekitar 1,24 persen per tahun. Perekonomian juga tumbuh 5,2 sampai 5,3 persen pada tahun

2019 mendatang. Seiring dengan meningkatnya hal tersebut, Pertamina memperkirakan permintaan energi juga terus

meningkat.
INI FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA TARGET LIFTING MINYAK BUMI TAHUN 2019

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah menurunkan target lifting minyak bumi


(produksi minyak yang siap jual) pada 2019 dianggap bukan hal yang baru. Pada 2019 nanti,
target lifting minyak hanya 750.000 barrel per hari atau lebih sedikit dari target tahun ini sebesar
800.000 barrel per hari. "Sejak tahun lalu lifting migas selalu turun. Penyebabnya, hampir semua
lahan migas merupakan sumur tua, sehingga secara natural mengalami penurunan
produksinya," kata Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi saat dihubungi Kompas.com,
Sabtu (18/8/2018). Selain itu, Fahmy juga menyatakan bahwa beberapa lahan migas baru belum
bisa berproduksi secara maksimal. Oleh sebab itu, target pemerintah yang menurunkan lifting
minyak bumi pada 2019 dirasa sebuah hal realistis. "Dalam keadaan seperti itu, saya
prediksikan produksi migas kembali turun sehingga tidak bisa mencapai target ditetapkan,"
sebutnya.
Harga Minyak Dunia Anjlok

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak anjlok pada Senin (16/72018) waktu setempat
disebabkan munculnya perbincangan mengenai pelepasan cadangan minyak mentah global, serta
data Dana Moneter Internasiona ( IMF) yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi
global, serta potensi pembebasan sanksi oleh Amerika Serikat kepada Iran. Brent pun mencapai
titik terendahnya dalam 3 bulan belakangan. Minyak mentah Brent untuk September turun 3,49
dollar AS atau 4,6 persen menjadi 71,84 dollar AS per barrel dalam perdagangan ICE Futures
Europe. Angka tersebut adalah yag terendah sejak kontrak April lalu. Sementara West Texas
Intermediate untuk Agustus turun 2,95 dollar AS atau 4,2 persen menjadi 68,06 US dollar per
barrel pada perdagangan New York Mercantile Exchange. "Pasar berada pada posisi defensif
karena adanya potensi pelepasan minyak dari cadangan global," ujar analis pasar senior di Price
Futures Group Phil Flyn. Baca juga: Korea Selatan Batasi Impor Minyak dari Iran Dikutip melalui
MarketWatch, pemerintah As sedang mempertimbangkan untuk membebaskan cadangan minyak
strategis AS, meskipun tidak dalam waktu dekat. "Pemerintah As berada di bawah tekanan akibat
dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), rata-rata kenaikan harga BBM hampir 16 persen
sejak awal tahun ini," sebut analis di ING Bank. Direktur Badan energi Internasional Fatih Birol
juga menyebutkan adanya kemungkinan pelepasan cadangan minyak global jika pasokan minyak
dunia terus merosot. Adapun Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada Jumat
(13/7/2018), AS akan mempertimbangkan untuk meringkankan sanksi Iran kepada beberapa
negara yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk menghentikan impor dari Teheran. Pasar
pun juga mengkhawatirkan pertumbuhan ekonomi global yang melambat. IMF menyebutkan,
perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi di kawasan mata uang Euro, Jepang, dan Inggirs.
Eskalasi ketegangan perdagangan disebut sebagai ancaman terbesar bagi pertumbuhan ekonomi
global.
Indonesia Defisit Minyak Bumi 608.000 Barrel Per hari

JAKARTA, KOMPAS - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan, Indonesia
saat ini defisit minyak bumi 608.000 barrel per hari. Hal ini disebabkan kemampuan produksi
kilang di dalam negeri jauh di bawah kebutuhan bahan bakar minyak secara nasional. Untuk itu,
perlu ada tambahan pembangunan dua kilang baru. Menurut Kepala Subdirektorat
Pengangkutan Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Isnaini, pekan lalu, di Jakarta,
kapasitas kilang Indonesia saat ini 1,15 juta barrel per hari. Adapun produksi minyak Indonesia
yang dapat diolah di kilang dalam negeri hanya sekitar 649.000 bph. Sementara kebutuhan BBM
dalam negeri mencapai 1,25 juta bph. Ini berarti terjadi defisit 608.000 bph. Maka dari itu,
Indonesia perlu memiliki dua kilang baru yang berkapasitas masing-masing sekitar 300.000 bph
atau sama dengan dua kali kapasitas kilang Pertamina Cilacap. ”Kilang minyak diperlukan untuk
mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM. Manfaat lain adalah menghemat devisa
negara, menjaga stabilitas nilai tukar, serta memacu pertumbuhan industri domestik dan pasar
tenaga kerja,” kata dia. ”Kami berharap badan usaha swasta berinvestasi membangun kilang
minyak,” ujarnya. Kebutuhan investasi untuk membangun satu kilang kapasitas 300.000 barrel
per hari berkisar 10-12 miliar dollar AS atau sekitar Rp 100 triliun. Sementara kepastian pasokan
minyak mentah 300.000 bph telah diperoleh dari Pemerintah Irak. Wakil Menteri ESDM Susilo
Siswoutomo sebelumnya menyatakan, pemerintah berencana membangun kilang minyak
dengan sistem pendanaan kerja sama pemerintah dan swasta (KPS). Untuk itu pemerintah
menyusun desain kilang dan prosedur pengajuan proposal pembangunan kilang dari calon
investor. ”Beberapa investor berminat membangun kilang skala kecil, misalnya kapasitas
100.000 sampai 150.000 barrel per hari,” ujarnya. Isnaini menjelaskan, pada tahun 2015,
kapasitas kilang Indonesia diperkirakan 1,167 juta bph, produksi minyak yang bisa diolah
719.000 bph. Kebutuhan BBM diperkirakan 1,36 juta barrel per hari sehingga akan terjadi defisit
sekitar 640.000 bph
Laba Pertamina Semester 1 2019
Meroket 112 Persen

Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mencatat pencapaian laba bersih


semester 1 2019 mengalami peningkatan 112 persen dibanding periode yang sama
pada 2018.

Direktur Keuangan Pertamina Pahalah N Mansury mengatakan, pencapaian laba bersih


semester 1 2019 sebesar USD 660 juta atau Rp 9,4 triliun, lebih tinggi dari periode yang
sama tahun lalu sebear USD 311 juta atau Rp 4,4 trilin

"Memang meningkat signifikan dibanding semester pertama tahun lalu," kata Pahala, di
Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Pahala mengungkapkan, peningkatan laba bersih Pertamina disebabkan penurunan


harga minyak dunia sepanjang periode tersebut dengan rata-rata USD 63 per barel,
sehingga membuat biaya produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami penurunan.

"Memang komposisi signifikan adalah minyak mentahnya kita produksi BBM tapi crude
diproduksi kilang kita," tuturnya.
Harga Minyak Tergelincir Akibat Balasan Tarif
China ke AS
CNN Indonesia | Senin, 26/08/2019 07:46 WIB

Bagikan :

Ilustrasi kilang
minyak. (CNN Indonesia/Agus Triyono).

Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia merosot pada Jumat (23/8). Balasan China yang
mengenakan tarif US$75 miliar terhadap barang-barang Amerika Serikat(AS) menjadi penyebab
utama jatuhnya harga komoditas itu.

Mengutip Reuters, harga minyak berjangka Brent terkoreksi 1 persen menjadi US$59,34 per
barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) anjlok 2,1 persen menjadi US$54,17
per barel.

Selama sepekan terakhir, harga minyak Brent sebenarnya meningkat 1,2 persen. Namun, WTI
turun 1,3 persen.

Kementerian Perdagangan China mengatakan bakal menerapkan tarif tambahan sebesar 5


persen atau 10 persen untuk 5.078 produk asal AS. Beberapa produknya, seperti minyak
mentah, kedelai, dan pesawat kecil.

Lihat juga:
Harga Emas Kembali Terjungkal ke Rp751 Ribu per Gram

Tak terima, Presiden AS Donald Trump merespons dengan memerintahkan perusahaan di


Negeri Paman Sam untuk menutup operasional bisnisnya di China dan membuat produk di AS.

"Kami melihat kebuntuan pada perdagangan AS-China sebagai penyebab pelemahan utama
dan situasi itu akan berdampak pada permintaan minyak tahun ini," ucap Presiden Ritterbusch
and Associates Jim Ritterbusch.

Sementara itu, investor juga fokus pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada simposium
ekonomi tahunan di Jackson Hole, Wyoming.

Powell menyatakan ekonomi AS sebenarnya berada di tempat yang menguntungkan dan The
Fed akan bertindak sesuai untuk menjaga ekonomi AS.
Pertamina Bakal Ekspor Solar dan Avtur

Pertamina prediksi kenaikan penyaluran avtur sekitar empat persen pada musim haji 2018
(Foto:Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mengalami kelebihan produksi solar


dan avtur. Akibat kelebihan produksi ini, rencananya Bahan Bakar Minyak (BBM)
tersebut akan diekspor.

Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Masury mengatakan, kelebihan pasokan ini


terjadi sejak Mei 2019. Dengan demikian pada bulan itu juga, Indonesia sudah tidak
perlu impor avtur dan solar.

"Dari BBM kita menghentikan impor solar dan impor avtur," kata Pahal, di Jakarta,
Selasa (26/8/2019).

Pahala melanjutkan, agar avtur dan solar Pertamina yang berlebih tidak mengendap,
ada rencana mengola bahan bakar tersebut untuk dijadikan produk turunan dari
petrokimia.

"Sebenarnya dari sisi volume tidak terlalu besar. Sebenarnya avtur dan solar base-nya
sama, sulit juga mengalihkan jenis produk yang sama. Solusinya mungkin kita bisa olah
kembali," paparnya.

Pahala melanjutkan, produk turunan solar dan avtur dari pengolahan petrokimia
rencananya akan diekspor. Hal ini sedang dijajaki oleh perusahaan energi plat merah
tersebut.

"Jenis produk lain, kita jual, memang ini penjajakan, kita masih lihat realisasinya. Dari
pada jadi persediaan, perlu kita lakukan ekspor," tandasnya.
Program B30 Bakal Diterapkan, Ini
Tanggapan Shell

Sampel biodiesel B0, B20, B30, dan B100 dipamerkan saat uji jalan Penggunaan Bahan Bakar
B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019).
(merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Persiapan untuk menghadirkan bahan bakar solar dengan


campuran FAME 30 persen (Solar B30) terus dilakukan. Melalui Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 pada
kendaraan bermesin Diesel sudah dimulai.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan,
program B30 merupakan langkah nyata pemerintah untuk terus mengembangkan
industri kelapa sawit, mensejahterakan petani kelapa sawit, serta menjamin
ketersediaan dan kestabilan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri.

Ia menambahkan, program ini dijalankan untuk mengurangi ketergantungan impor BBM


dan menyediakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah akan
mewajibkan penggunaan campuran biodiesel 30 persen pada kendaraan mulai tahun
depan.

Menanggapi hal tersebut, Ratna Anggraini, Fuel Marketing Manager Shell Indonesia
mengaku pihaknya telah mendapat sosialisasi terkait hal tersebut.

"Tentunya pemerintah untuk menerapkan B30 itu memang ada sosialisasi kepada
seluruh pemain migas, jadi memang kita sudah disosialisasikan," katanya di Tanah
Abang, Jakarta Pusat
Penyerapan Biodiesel 1,5 Juta Kl hingga
Kuartal I 2019

Peluncuran perluasan penerapan Biodiesel 20 persen (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) mencatat


penyerapan biodiesel 20 persen yang dicampur dengan solar (B20) selama kuartal I
2019 mencapai 1,5 juta Kiloliter (Kl).

Ketua Aprobi, Paulus Cakrawan mengatakan, ditargetkan 6,2 juta Kl penyerapan


biodiesel yang dicampur ke solar subsidi maupun nonsubsidi pada 2019. Sedangkan
realisasi kuartal I 2019 sudah mencapai 1,5 juta Kl.

"Semoga bisa 6,2 juta Kl sampai akhir tahun. Ini juga karena ada sinergi dari semua
stakeholder. Tiga bulan pertama 1,5 juta pokoknya," kata Paulus, di kantor Aprobi,
Jakarta, Kamis, (2/5/2019).

Paulus mengungkapkan, program B20 telah diimplementasikan sejak Januari 2016


awalnya pada solar subsidi untuk angkutan darat saja, kemudian penerapannya
diperluas ke semua jenis solar yang digunakan semua sektor sejak September 2018.

"Sudah 8 bulan penerapannya dan dalam penerapannya kami tidak menemui kendala
berarti, sampai saat ini masih tetap berlangsung dengan baik," tutur dia.

Tidak seperti penyerapan di dalam negeri yang berjalan mulus, ekspor biodiesel
mengalami hambatan ke dua kawasan yaitu Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Realisasi ekspor biodiesel pada periode kuartal pertama 2019 mencapai 173.543 Kl,
China dan Uni Eropa merupakan negara yang menyerap biodiesel tersebut.

Adapun hambatan ekspor biodiesel di Amerika adalah tuduhan subsidi dan dumping.
Atas tuduhan ini beberapa perusahaan Indonesia telah mengadukan kasus yang tidak
fair ke Court of International Trade (CIT) di New York.
spal Campur Plastik bakal Diuji Coba di
Cilegon

Ilustrasi aspal campur plastik/Foto: Eduardo Simorangkir

Jakarta - Aspal dengan campuran plastik sudah diberlakukan di beberapa daerah di


Indonesia. Kini giliran Kota Cilegon yang akan menerapkan pengembangan teknologi
tersebut.

Jika di beberapa daerah plastik masih harus beli, di Cilegon, plastik akan disuplai dan
diberikan secara gratis oleh perusahaan pemroduksi bahan plastik PT Chandra Asri
Petrochemichal.

"Ini kan program CSR Chandra Asri. Jadi nanti plastik akan disediakan oleh Chandra Asri
dan itu free," kata Vice President Corporate Relation PT Chandra Asri Petrochemical, Suhat
Miyarso kepada wartawan di Pemkot Cilegon, Kamis (14/2/2019).

Uji coba aspal campuran plastik sudah diuji coba di kawasan pabrik Chandra Asri. Meski
demikian, kerja sama dengan Pemkot Cilegon masih menunggu uji lab dan uji lapangan.
Perkiraan hasil uji tersebur keluar akhir 2019.
Harga BBM Premium Turun
Tak Bebani Keuangan
Pertamina
Rina Anggraeni
Senin, 11 Februari 2019 - 14:57 WIB

views: 5.269

Penurunan harga BBM subsidi jenis Premium pada wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali)
ditegaskan tidak membebani keuangan PT Pertamina (persero). Foto/Ilustrasi

JAKARTA - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Premium pada
wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) ditegaskan tidak membebani keuangan PT
Pertamina (persero). Seperti diketahui harga BBM Premium turun Rp100/liter dari harga
semula di Jawa, Madura, Bali (Jamali) Rp6.550/liter, kini menjadi Rp6.450 per liter.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan formula baru
untuk harga jual eceran bahan bakar minyak (BBM). Imbasnya, sejumlah badan usaha
melakukan penyesuaian harga yang membuat premium turun.

Diterangkan penurunan tersebut agar menyesuaikan dengan harga BBM di luar Jawa,
Madura dan Bali (Jamali). Direktur Utama PT Pertamina Nicke menegaskan, turunnya harga
premium tidak akan memberatkan keuangan pertamina. "Ya enggak lah. Tidak
memberatkan keuangan kita. Saya malah suka karena biar masyarakat cinta sama
Pertamina," ujar Nicke di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Jonan Sebut Sawit Disulap Jadi Avtur Paling Lama 5 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri ESDM Ignasius Jonan menegaskan


proses produksi dari minyak sawit atau CPO sangat bisa dilakukan karena
sudah ada teknologinya yang kini sudah dikembangkan oleh Eropa pada
minyak nabati lainnya. Ia memperkirakan realisasi mengolah minyak sawit jadi
avtur butuh 3-5 tahun ke depan.

'"Ini kan lebih cepat daripada menemukan cadangan minyak baru sampai
disedot, itu bisa 7-10 tahun, ini kalau dieksekusi, saya sih kalau mau bisa 3-5
tahun jalan paling lama," kata Jonan kepada CNBC Indonesia di
Tembagapura, Minggu (18/8).

Jonan mengatakan saat ini PT Pertamina lagi coba mengolah CPO menjadi
avtur. Hal ini bisa juga dilakukan oleh pelaku industri swasta untuk
mengembangkan avtur dari minyak sawit karena secara teknologi sudah ada
dan teknologinya bisa dibeli.
Namun, Jonan mengakui pelaku industri minyak sawit masih ada keengganan
untuk melakukan hilirisasi termasuk mengolah CPO jadi avtur. Pemerintah,
berencana mengeluarkan regulasi wajib hilirisasi CPO jadi avtur.

"Eksekusinya atas perintah presiden dibikin peraturan yang memaksa dunia


industri melakukan hilirisasi dengan segera. Saya kira nggak mungkin
sekarang, sekarang kabinet sisa dua bulan, nanti kabinet berikutnya," kata
Jonan.
Populasi Menjamur, Castrol Sediakan
Pelumas Khusus LCGC

Castrol GTX Ultraclean khusus mobil LCGC (Otomotif/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menjawab kebutuhan para pemilik mobil low cost green
car (LCGC), Castrol resmi memperkenalkan pelumas khususnya, GTX Ultraclean.
Produk ini diklaim memiliki kualitas oli mesin terbaik serta ramah lingkungan, namun
tetap terjangkau secara ekonomis.

Dijelaskan Deananda Sudijono, Country Marketing Manager PT Castrol Indonesia, oli ini
didesain untuk mengatasi masalah yang kerap dialami oleh para pengemudi dengan
mesin generasi baru LCGC, seperti suhu yang panas, kualitas bahan bakar, serta

"GTX Ultraclean memiliki kemampuan membantu mengatasi serta meminimalisir


penimbunan kontaminan dalam ruang mesin. Pengemudi kini tidak perlu khawatir akan
performa mesin,dan dapat menikmati pengalaman berkendara yang nyaman dan
aman," jelas Dea di sela-sela peluncuran Castrol GTX Ultraclean, di Pejaten, Jakarta
Selatan, Rabu (7/8/2019).

Castrol GTX Ultraclean merupakan oli mesin dengan teknologi sintetis, dengan
viskositas 5W-30 yang sesuai untuk kendaraan LCGC. Formula aksi gandanya telah
terbukti membersihkan lumpur mesin, yang dapat menghalangi saluran mesin oli dan
membantu mencegah pembentukan endapan baru berkat teknologi sintetisnya.

Anda mungkin juga menyukai