Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SEMINAR

“ROADMAP PENGELOLAAN MIGAS


MENUJU KEEMASAN INDONESIA 2045’’
Dosen pembimbing :
ASRI NUGRAHANTI
Disusun oleh :
CHRISTOFEL DANIEL SUMERAH
071001900018

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN


ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
A.Tema kegiatan
Tema kegiatan seminar ini adalah “ROADMAP PENGELOLAAN MIGAS MENUJU
KEEMASAN
INDONESIA 2045

B.Waktu pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa/17 September 2019
Jam : 07:30-s/d selesai

C.Tempat pelaksanaan
Seminar ini dilaksanakan di UNIVERSITAS TRISAKTI FTKE A1-203

D.Tujuan Seminar
Agar mahasiswa mengetahui kegiatan minyak dan gas Indonesia

dan tantangannya.

E.Materi Seminar
Pembicara : : Ir. Eko Hari Endrarto,M.T
1. Indonesia sebagai negara yang “kaya energi”
Indonesia telah banyak diketahui sebagai negara yang memiliki
banyak energi. Seperti yang diberitakan pada laman merdeka.com,
bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan panas bumi.
Memiliki sebanyak 285 titik energi panas bumi dan merupakan
terbanyak di dunia. Hal ini dijadikan sebagai “identitas
kemandirian bangsa” karena mempunyai banyak sekali opsi untuk
mengembangkan kebutuhan migas yang salah satu diantaranya
menggunakan energi panas bumi untuk mengurangi efek rumah
kaca untuk menaggulangi dampak kerusakan lingkungan hidup
akibat pemanasan global1.
Yang antara lain memiliki 2 jenis energi:
1. Energi Fosil dan Nuklir : migas, baru bara, nuklir.
2. Energi Baru dan Terbarukan : matahari,sungai dan laut,
angin,geothermal, biomassa.
1
2. Indonesia itu adalah “halaman bermainmu”

Banyak negara di dunia yang kaya akan minyak maupun gas


seperti Russia, Amerika
Serikat dan Uni Emirat Arab yang mungkin disetiap inci
tanahnya
terkandung minyak dan gas yang meyakinkan para investor migas
dunia untuk melakukan eksplorasi maupun pengembangan.
Namun beda hal nya di Indonesia, penilaian sejumlah kalangan
bahwa Indonesia merupakan negara minyak adalah keliru.
Indonesia lebih memliki banyak energi seperti batu bara, gas dan
gas metana batu bara,shale gas, panas bumi dan air, serta Bahan
Bakar Nabati (BBN).
Dari hal inilah yang membuat investor asing migas “ragu” untuk
melakukan kegiatan eksplorasi dan pengembangan di Indonesia.
Dengan begitu, langkah yang ditempuh para investor tersebut
adalah beralih ke negara lain yang memliki banyak opsi untuk
berinvestasi.Kendati demikian, para investor tetap mencari tempat
investasi yang menjanjikan potensi reward lebih besar daripada
resiko bisnisnya.
Ke depannya, Indonesia diharapkan terus meningkatkan kualitas
investasi hulu migas agar lebih banyak investor global yang
datang ke tanah air untuk mengeksplorasi atau pun
mengembangkan blok migas nasional. Apalagi berbekal
pengalaman, bahwa kita pernah mampu menarik investor global,
yakni era proyek LNG Bontang, Blok Rokan, dan Blok Mahakam.
3. Kegiatan hulu migas dan tantangannya
Pada dasarnya kegiatan hulu migas (upstream) terdiri dari tiga unsur
utama yaitu eksplorasi dan eksploitasi serta produksi. Kegiatan
eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan secara geologi, geofisika dan
survey seismik, sedangkan kegiatan eksploitasi adalah rangkaian kegiatan
untuk menghasilkan minyak dan gas bumi melalui pengeboran, pengambilan
minyak dari sumur untuk diproses kilang, pemboran pengembangan untuk
memproduksi cadangan minyak dan gas bumi yang telah terbukti secara
ekonomis serta produksi yaitu pengangkatan minyak dan gas bumi ke
permukaan.

Realisasi lifting migas hingga April 2019 mencapai 1,8 miliar barel setara
minyak per hari dengan rincian lifting minyak 750 ribu barel per hari (bopd) dan
lifting gas 5.909 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Jumlah ini mencapai 89 persen
dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 2 miliar bopd.

Lifting migas diproyeksikan dapat meningkat mengingat adanya 11 proyek


utama yang akan mulai berproduksi (onstream) di tahun 2019. “Dengan tambahan
produksi mencapai 13.587 bopd dan 1.172 MMscfd, kami optimis pada akhir tahun
target lifting dapat tercapai,“ kata Kepala Satuan kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto saat paparan kinerja
hulu migas caturwulan I di Jakarta, Rabu (08/05/2019).

Dia menjelaskan, satu proyek yang sudah onstream di tahun 2019 adalah
Proyek Terang Sirasun Batur Phase 2 dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
Kangean Energy Indonesia dengan estimasi produksi sebesar 120 MMscfd dan
investasi sebesar US$ 214 juta. Terdapat lima proyek dengan aktualisasi di atas 60
persen yang diharapkan dapat onstream di semester satu dan lima proyek lainnya
yang akan onstream di semester dua tahun 2019.

Sementera itu, investasi hulu migas hingga bulan April sebesar US$ 3,17
miliar. Jumlah ini masih di bawah target tahun 2019 sebesar US$14,79 miliar. Meski
demikian, masih ada tambahan investasi dari komitmen kerja pasti (KKP) di wilayah
kerja Jambi Merang pada tahun ini sejumlah US$38,1 juta. Secara kumulatif,
tambahan investasi dari KKP dan komitmen pasti (KP) hingga tahun 2026 adalah
sebesar US$2,16 miliar untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. “Khusus untuk
kegiatan eksplorasi, dalam KKP dan KP sudah dialokasikan sebesar US$1,14 miliar
untuk meningkatkan penemuan eksplorasi,” ujar Dwi.

Dalam upaya peningkatan investasi dan mencari investor baru dalam kegiatan
eksplorasi, sejak tahun 2018 SKK Migas mencanangkan “Exploration Roadshow” ke
enam negara dengan mempromosikan sepuluh area giant field. Tidak hanya itu,
SKK Migas gencar mendorong kegiatan eksplorasi yang masif dengan membentuk
Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) pada 30 April lalu. Langkah ini merupakan
bukti keseriusan SKK Migas untuk mencari potensi giant discovery.
Rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) hingga April 2019
sekitar 21 persen dari target yang ditetapkan 100 persen. Hal itu bukan karena
rendahnya kegiatan eksplorasi di awal tahun 2019, tetapi karena banyaknya
penemuan dari kegiatan eksplorasi namun belum disahkan dalam plan of
development (POD).

Giatnya kegiatan eksplorasi terbukti sejak tahun 2018 hingga 2019, sebanyak 16
sumur eksplorasi telah dibor dengan estimasi total investasi sebesar US$ 170 juta.
Apabila melihat penemuan eksplorasi di tahun 2019, sampai dengan April 2019
terdapat lima sumur eksplorasi yang berhasil menemukan hidrokarbon, yaitu sumur
Pauman-1, Benewangi-J1X, Randuwangi-1, MSBY-03, dan KBD-2X. Penemuan-
penemuan baru ini tentunya akan menyokong lifting migas di masa yang akan
datang

Di dunia migas internasional, dikenal dengan istilah SEVEN SISTERS (7


perusahaan yang menguasai bisnis).Kita harus punya sub bidang apa yang
harus dikuasai, misalnya jaika 5 universitas besar punya brand
migas,kenapa tidak kita punya brand tambang.SEVEN SISTERS bisa
hidup dan besar karena menguasai sub-bidang migas yang berbeda dan
tidak bersinggungan satu dengan yang lainnya.

4. Peluang dan harapan masa depan

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas) sebut gas akan menjadi energi vital di masa depan.
Dengan demikian energi fosil pun akan tergantikan.

Berdasarkan data SKK Migas 2005-2050, jumlah gas dari tahun terus
bertambah, di 2005 gas mencapai 38 MTOE dan terus bertambah hingga
2050 mencapai 247 MTOE. Jika dibandingkan dengan batubara dan
minyak, di 2005 batubara 26% di 2050 25% dengan catatan volume
terus menurun.

Begitu juga minyak, di 2004 mencapai 48% di 2050 jumlahnya menjadi


20% penggunaan energi Nasional.

"Jadi kalau bisa dilihat itu bauran energi memang rendah, dominan
minyak 40%, gas 23% volume 38 MTOE. Tapi ke depan ini makin lama
semakin besar volumenya. Sehingga SKK Migas menilai kebijakan
pemerintah kembangkan gas itu akan menjadi energi vital di masa
mendatang,"ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKk Migas Wisnu
Prabawa Taher.

F.Penutup
Kesimpulan
Pengelolaan migas menuju keemasan Indonesia 2045 adalah tema
yang sangat tepat dan menarik untuk dibahas karena masih banyak
sekali kesempatan untuk Indonesia untuk berjaya di bidang migas.
Hanya saya diperlukan kegiatan eksplorasi yang mungkin
membutuhkan waktu hingga 10 tahun di wilayah-wilayah tertentu
untuk menemukan cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia.

Akan tetapi,itu akan membuahkan hasil yang manis jika kita


menekuni sub-bidang yang kita kuasai,seperti halnya yang dialami
7 Sisters.
Meskipun banyak menelan biaya pada kegiatan hulu migas yang
terjadi beberapa rangkaian kegiatan mulai dari
eksplorasi,pemboran, hingga pengangkatan minyak dan gas ke
permukaan.

Saran
Dengan adanya penyampaian materi tentang pengelolaan Migas ini,
dan sadar akan realita yang dihadapi akan menimbulkan pemikiran
yang out-of-the-box untuk masa depan migas di Indonesia.
Dan bagi mahasiswa/mahasiswi yang hadir pada pertemuan ini, ada
baiknya jika kondisi dikondusikan supaya semua hal yang
disampaikan oleh pemateri dapat tersampaikan dengan lebih jelas.
Demikian laporan kegiatan seminar ini kami buat sebagai bentuk
pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai