B.Waktu pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa/17 September 2019
Jam : 07:30-s/d selesai
C.Tempat pelaksanaan
Seminar ini dilaksanakan di UNIVERSITAS TRISAKTI FTKE A1-203
D.Tujuan Seminar
Agar mahasiswa mengetahui kegiatan minyak dan gas Indonesia
dan tantangannya.
E.Materi Seminar
Pembicara : : Ir. Eko Hari Endrarto,M.T
1. Indonesia sebagai negara yang “kaya energi”
Indonesia telah banyak diketahui sebagai negara yang memiliki
banyak energi. Seperti yang diberitakan pada laman merdeka.com,
bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan panas bumi.
Memiliki sebanyak 285 titik energi panas bumi dan merupakan
terbanyak di dunia. Hal ini dijadikan sebagai “identitas
kemandirian bangsa” karena mempunyai banyak sekali opsi untuk
mengembangkan kebutuhan migas yang salah satu diantaranya
menggunakan energi panas bumi untuk mengurangi efek rumah
kaca untuk menaggulangi dampak kerusakan lingkungan hidup
akibat pemanasan global1.
Yang antara lain memiliki 2 jenis energi:
1. Energi Fosil dan Nuklir : migas, baru bara, nuklir.
2. Energi Baru dan Terbarukan : matahari,sungai dan laut,
angin,geothermal, biomassa.
1
2. Indonesia itu adalah “halaman bermainmu”
Realisasi lifting migas hingga April 2019 mencapai 1,8 miliar barel setara
minyak per hari dengan rincian lifting minyak 750 ribu barel per hari (bopd) dan
lifting gas 5.909 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Jumlah ini mencapai 89 persen
dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 2 miliar bopd.
Dia menjelaskan, satu proyek yang sudah onstream di tahun 2019 adalah
Proyek Terang Sirasun Batur Phase 2 dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
Kangean Energy Indonesia dengan estimasi produksi sebesar 120 MMscfd dan
investasi sebesar US$ 214 juta. Terdapat lima proyek dengan aktualisasi di atas 60
persen yang diharapkan dapat onstream di semester satu dan lima proyek lainnya
yang akan onstream di semester dua tahun 2019.
Sementera itu, investasi hulu migas hingga bulan April sebesar US$ 3,17
miliar. Jumlah ini masih di bawah target tahun 2019 sebesar US$14,79 miliar. Meski
demikian, masih ada tambahan investasi dari komitmen kerja pasti (KKP) di wilayah
kerja Jambi Merang pada tahun ini sejumlah US$38,1 juta. Secara kumulatif,
tambahan investasi dari KKP dan komitmen pasti (KP) hingga tahun 2026 adalah
sebesar US$2,16 miliar untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. “Khusus untuk
kegiatan eksplorasi, dalam KKP dan KP sudah dialokasikan sebesar US$1,14 miliar
untuk meningkatkan penemuan eksplorasi,” ujar Dwi.
Dalam upaya peningkatan investasi dan mencari investor baru dalam kegiatan
eksplorasi, sejak tahun 2018 SKK Migas mencanangkan “Exploration Roadshow” ke
enam negara dengan mempromosikan sepuluh area giant field. Tidak hanya itu,
SKK Migas gencar mendorong kegiatan eksplorasi yang masif dengan membentuk
Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) pada 30 April lalu. Langkah ini merupakan
bukti keseriusan SKK Migas untuk mencari potensi giant discovery.
Rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) hingga April 2019
sekitar 21 persen dari target yang ditetapkan 100 persen. Hal itu bukan karena
rendahnya kegiatan eksplorasi di awal tahun 2019, tetapi karena banyaknya
penemuan dari kegiatan eksplorasi namun belum disahkan dalam plan of
development (POD).
Giatnya kegiatan eksplorasi terbukti sejak tahun 2018 hingga 2019, sebanyak 16
sumur eksplorasi telah dibor dengan estimasi total investasi sebesar US$ 170 juta.
Apabila melihat penemuan eksplorasi di tahun 2019, sampai dengan April 2019
terdapat lima sumur eksplorasi yang berhasil menemukan hidrokarbon, yaitu sumur
Pauman-1, Benewangi-J1X, Randuwangi-1, MSBY-03, dan KBD-2X. Penemuan-
penemuan baru ini tentunya akan menyokong lifting migas di masa yang akan
datang
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas) sebut gas akan menjadi energi vital di masa depan.
Dengan demikian energi fosil pun akan tergantikan.
Berdasarkan data SKK Migas 2005-2050, jumlah gas dari tahun terus
bertambah, di 2005 gas mencapai 38 MTOE dan terus bertambah hingga
2050 mencapai 247 MTOE. Jika dibandingkan dengan batubara dan
minyak, di 2005 batubara 26% di 2050 25% dengan catatan volume
terus menurun.
"Jadi kalau bisa dilihat itu bauran energi memang rendah, dominan
minyak 40%, gas 23% volume 38 MTOE. Tapi ke depan ini makin lama
semakin besar volumenya. Sehingga SKK Migas menilai kebijakan
pemerintah kembangkan gas itu akan menjadi energi vital di masa
mendatang,"ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKk Migas Wisnu
Prabawa Taher.
F.Penutup
Kesimpulan
Pengelolaan migas menuju keemasan Indonesia 2045 adalah tema
yang sangat tepat dan menarik untuk dibahas karena masih banyak
sekali kesempatan untuk Indonesia untuk berjaya di bidang migas.
Hanya saya diperlukan kegiatan eksplorasi yang mungkin
membutuhkan waktu hingga 10 tahun di wilayah-wilayah tertentu
untuk menemukan cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Saran
Dengan adanya penyampaian materi tentang pengelolaan Migas ini,
dan sadar akan realita yang dihadapi akan menimbulkan pemikiran
yang out-of-the-box untuk masa depan migas di Indonesia.
Dan bagi mahasiswa/mahasiswi yang hadir pada pertemuan ini, ada
baiknya jika kondisi dikondusikan supaya semua hal yang
disampaikan oleh pemateri dapat tersampaikan dengan lebih jelas.
Demikian laporan kegiatan seminar ini kami buat sebagai bentuk
pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.