Anda di halaman 1dari 26

Prospek Pengembangan

Energi Terbarukan di
Indonesia Tahun 2050
2

Penulis

Maria Richall Dita Arichi Septian Hariyadi


15415040 15415051
RUMUSAN
PERMASALAHAN
Mengapa mengembangan energi terbarukan untuk tahun 2050?
4

RUMUSAN MASALAH

▫ Apa yang akan dilakukan ketika sumber energi


fosil habis?
Sumber energi utama saat ini berada pada energi fosil yang jumlahnya
terbatas dan sudah semakin sedikit.

▫ Sumber energi apa yang dapat meminimalisasi


perusakan pada lingkungan?
Isu kerusakan lingkungan semakin menjadi perhatian dunia karena
dampaknya telah nyata dapat dirasakan dan merugikan kehidupan.
ANALISIS SITUASI
Bagaimana situasi pengembangan EBT hingga saat ini (tahun 2018) ?
6

ANALISIS SITUASI
7

ANALISIS SITUASI

Indonesia hingga saat ini masih didominasi dengan


penggunaan energi fosil mencapai 80% dari sumber
energi seluruhnya. Meskipun demikian, Indonesia sudah
mulai mengembangkan energi panas bumi, sinar
matahari, biomassa, gas bumi, angin dan air.
8

ANALISIS SITUASI

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi memproyeksikan


berdasarkan fakta kondisi Indonesia saat ini bahwa apabila Indonesia tidak
melakukan perubahan dalam penggunaan sumber energi dan tetap bersumber
pada energi fosil maka pasca tahun 2030 Indonesia diperkirakan sudah
menjadi negara pengimpor energi karena produksi energi Indonesia yang
sudah tak mampu lagi memenuhi konsumsi dalam negeri. Pasca tahun 2030,
batubara akan menjadi sumber energi utama bagi Indonesia dengan tingkat
produksi batubara mencapai sedikitnya 517 juta ton per tahun yang hanya akan
mencukupi hingga 20 tahun kemudian (sampai 2050).
http://www.menlh.go.id/bppt-2030-situasi-energi-indonesia-memprihatinkan
9

ANALISIS SITUASI
Ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil terutama minyak bumi
menimbulkan kekhawatiran mengingat energi tersebut bukan energi yang
terbarukan. Dengan tingkat eksploitasi yang dilakukan saat ini tanpa penemuan
cadangan baru yang signifikan serta kapasitas kilang yang cenderung stagnan,
akan menyebabkan jumlah cadangannya di dalam negeri semakin menipis.

Di sisi lain, potensi energi terbarukan seperti biomasa, panas bumi, energi
surya, energi air, dan energi angin cukup besar. Hanya saja sampai saat ini
pemanfaatannya masih sangat terbatas. Hal ini antara lain disebabkan oleh
harga energi terbarukan yang belum kompetitif bila dibandingkan dengan harga
energi fosil yang masih disubsidi, penguasaan teknologi yang rendah sehingga
nilai impornya tinggi, keterbatasan dana untuk penelitian, pengembangan,
maupun investasi dalam pemanfaatan energi terbarukan serta infrastruktur
yang kurang memadai.

https://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/iklim_dan_energi/solusikami/mitigasi/energi_terbarukan.cfm
10

ANALISIS SITUASI

Tujuh Energi Alternatif Sesuai Kondisi Geografis Di Indonesia :


▫ Geotermal /Panas Bumi (PLTP) : masih terkendala dalam teknologi
eksploitasi
▫ Air (PLTA : aliran sungai, kolam pengatur, waduk, pompa-generator)
▫ Angin (PLTB)
▫ Matahari (PLTS) : Belum banyak teraplikasikan pada gedung-gedung.
▫ Gelombang Laut : Masih dalam tahap pengembangan
▫ Pasang Surut : Belum dimanfaatkan karena biayanya yang mahal tetapi
terbayarkan sesungguhnya dengan efisiensinya yang tinggi yakni 80%
▫ Biofuel
KECENDERUNGAN
PERUBAHAN
Bagaimana perubahan penggunaan energi?
Sumber : http://www.ea-energianalyse.dk/reports/1635_ieo_2016.pdf
12

Skenario Proyeksi Energi

Pemerintah memiliki 3 tujuan utama pada RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional) 2015 – 2019 dan salah satunya adalah pembuatan keamanan
energi dengan meningkatkan energi terbarukan (EBT).

Pemeritah membuat beberapa skenario mengenai keterhubungan penggunaan EBT


dengan peningkatan ekonomi (PDB).

Skenario ini dianalisis tetapi sulit untuk dibandingkan karena perbedaan antara faktor
setiap skenarionya. Tetapi satu kesimpulan yang didapat adalah semakin tinggi PDB
maka kebutuhan energi akan semakin tinggi juga hanya saja pertumbuhannya tersebut
yang berbeda sesuai dengan kondisi skenario.
13

Model Asumsi

Faktor utama mempengaruhi peningkatan kebutuhan energi di Indonesia adalah


pertumbuhan populasi, pertumbuhan ekonomi, harga energi dan perkembangan
teknologi.

Selain keempat asumsi dasar tersebut digunakan juga beberapa asumsi tambahan
mengenai aturan pengelolaan energi yang ada di Indonesia.

Pertumbuhan populasi dan peningkatan ekonomi tentu akan mengarahkan kepada


pengembangan kebutuhan energi yang lebih besar sehingga EBT akan semakin
diperlukan. Selain itu ke depannya dengan perkembangan teknologi akan diprediksi
bahwa harga energi akan semakin murah dengan tingkat efisiensi yang semakin tinggi.
GAMBARAN MASA
DEPAN
Energi Dunia dan Indonesia pada Tahun 2050 ?
15

ENERGI TAHUN 2050


D
U
Sebagian besar negara di dunia telah
beralih menggunakan Energi Baru dan
Terbarukan (EBT).

N Berdasarkan penelitian, 139 Negara di


Amerika dan Eropa akan 100% beralih kepada

I
EBT pada tahun 2050 (target awalnya adalah
penggunaan EBT pada 2030 mencapai 80%)
Sumber : https://www.weforum.org/agenda/2017/09/countries-

A
100-renewable-energy-by-2050/
16

D
U
N
I
A
Sumber : https://cosmosmagazine.com/technology/worldwide-100-renewable-energy-possible-by-2050-claims-
detailed-new-plan
17

D
U
N
I
A
Sumber : https://cosmosmagazine.com/technology/worldwide-100-renewable-energy-possible-by-2050-claims-
detailed-new-plan
18
I Indonesia fokus pengembangan EBT.
Meskipun Menteri ESDM sempat mengatakan penggunaan Tenaga Nuklir sebagai fokus utama,
sekarang pengembangan sumber energi Indonesia difokuskan kepada pengembangan EBT karena
N potensi EBT Indonesia yang besar Sumber : https://www.indonesia-investments.com/id/berita/berita-hari-ini/indonesia-
terfokus-pada-energi-terbarukan-bukan-pembangkit-listrik-tenaga-nuklir/item6289?

D
O
N
E
S
I
A
19
I
N Kebijakan Energi Nasional (KEN) Permen ESDM 79 Tahun 2014 Pasal 9 butir 1 KEN

D Menetapkan pada tahun 2025 target bauran EBT di Indonesia adalah sebesar 23% dan lebih lanjut
sebesar 31% pada tahun 2050

O Sumber : https://icare-indonesia.org/benarkah-indonesia-bergerak-ke-arah-energi-terbarukan/

N Rencana pengembangan energi Indonesia hingga 2050:


1. Porsi energi terbarukan mencapai 23% di 2025 dan 31% di 2050

E 2. Minyak berkurang menjadi 25% di 2025 dan di bawah 20% di 2050


3. Batu bara menjadi 30% di 2025 dan 25% di 2050

S 4. Gas menjadi 22% di 2025 dan 24% di 2050


Sumber : https://finance.detik.com/energi/d-3396365/dunia-berlomba-kembangkan-energi-terbarukan

I
A
I Indonesia tidak menargertkan 100%
EBT pada tahun 2050

N Akan tetapi ada penelitian yang


mengatakan bahwa Indonesia 100% EBT
D bukanlah hal yang mustahil karena
potensi yang dimiliki Indonesia akan EBT
yang besar serta berkembangnya
O teknologi EBT yang memungkinkan
penggunaan EBT 100% pada tahun

N 2050.
Masalah utama Indonesia sehingga tidak
mungkin tercapai EBT 100% pada 2050
E adalah The Energy Trilemma yakni
antara berfokus pada pasokan listrik,

S energy equity (keadilan energi) atau


environmental sustainability. Sumber : https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/139-negara-bisa-gunakan-100-
persen-energi-terbarukan
Sumber : https://icare-indonesia.org/benarkah-

I indonesia-bergerak-ke-arah-energi-terbarukan/

A
PROGNOSIS
Apa yang harus dilakukan untuk mempersiapkan Indonesia dalam
mencapai target EBT di tahun 2050?
22

Pembuatan Kebijakan
Mendukung EBT
Payung hukum untuk mengembangkan energi terbarukan sangat
diperlukan. Selain untuk memberikan kepastian hukum, kebijakan
EBT juga berguna untuk mendorong baik masyarakat, peneliti
ataupun investor untuk beralih menggunakan serta
mengembangkan EBT. Kebijakan perlu perlu diundang-
undangkan sebagai komitmen nyata pemerintah bukan hanya
sekedar peraturan menteri saja. Selain itu, EBT memiliki tarif yang
relatif tinggi sehingga perlu kebijakan untuk memberikan insentif
seperti subsidi bagi EBT dan disentif bagi energi fosil seperti
penghapusan subsidi pada BBM dan juga pemungutan pajak
kepada pengguna energi tidak terbarukan.
Melakukan Kerja Sama
dengan International Trade
Indonesia telah menjalin kerja sama dengan
beberapa international trade dari masing-masing kedutaan seperti
Italian Trade, Kanada, Norwegia, Finlandia, Belanda, Jerman,
Amerika Serikat, Australia, Perancis, Denmark, Swedia, Jepang,
Korea Selatan, Thailand, India, Malaysia, sampai New Zealand.
Kerja sama ini perlu semakin ditingkatkan terutama dalam
melakukan pengembangan penelitian dan penggunaan EBT.
Mengembangkan Gerakan
Fotovoltaik (PV)
Pengembangan PV pada umumnya membutuhkan lahan besar.
Di Indonesia, penyediaan lahan luas dan murah sudah makin
sulit. Dalam hal ini, permasalahan lahan juga jika kita bicara EBT,
khususnya PLTS. Karena untuk mendapatkan lahan luas sulit
maka muncul gerakan sejuta fotovoltaik agar PLTS bisa
dikembangkan secara masif pada atap rumah masyarakat.
Mendorong Penelitian Pengembangan
dan Teknologi EBT
Pengembangan dan teknologi EBT perlu dipercepat agar
penggunaan EBT dapat dilakukan sedini mungkin. Untuk
mempercepatnya perlu diberikan stimulus berupa fokus dan
komitmen pemerintah seperti meningkatkan peran serta dan
pendanaan LIPI maupun Kemenristekdikti untuk meneliti lokasi-
lokasi potensi energi alternatif di Indonesia serta teknologinya yang
paling sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia, pembangunan
stasiun pengisian kendaraan listrik di SPBU pertamina (selain
lahannya sudah tersedia, juga agar tidak merugikan salah satu
BUMN terbesar di Indonesia ini), serta menganggarkan APBN
setidaknya untuk 1 pembangkit energi alternatif per tahunnya.
26

Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai