Energi Terbarukan di
Indonesia Tahun 2050
2
Penulis
RUMUSAN MASALAH
ANALISIS SITUASI
7
ANALISIS SITUASI
ANALISIS SITUASI
ANALISIS SITUASI
Ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil terutama minyak bumi
menimbulkan kekhawatiran mengingat energi tersebut bukan energi yang
terbarukan. Dengan tingkat eksploitasi yang dilakukan saat ini tanpa penemuan
cadangan baru yang signifikan serta kapasitas kilang yang cenderung stagnan,
akan menyebabkan jumlah cadangannya di dalam negeri semakin menipis.
Di sisi lain, potensi energi terbarukan seperti biomasa, panas bumi, energi
surya, energi air, dan energi angin cukup besar. Hanya saja sampai saat ini
pemanfaatannya masih sangat terbatas. Hal ini antara lain disebabkan oleh
harga energi terbarukan yang belum kompetitif bila dibandingkan dengan harga
energi fosil yang masih disubsidi, penguasaan teknologi yang rendah sehingga
nilai impornya tinggi, keterbatasan dana untuk penelitian, pengembangan,
maupun investasi dalam pemanfaatan energi terbarukan serta infrastruktur
yang kurang memadai.
https://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/iklim_dan_energi/solusikami/mitigasi/energi_terbarukan.cfm
10
ANALISIS SITUASI
Skenario ini dianalisis tetapi sulit untuk dibandingkan karena perbedaan antara faktor
setiap skenarionya. Tetapi satu kesimpulan yang didapat adalah semakin tinggi PDB
maka kebutuhan energi akan semakin tinggi juga hanya saja pertumbuhannya tersebut
yang berbeda sesuai dengan kondisi skenario.
13
Model Asumsi
Selain keempat asumsi dasar tersebut digunakan juga beberapa asumsi tambahan
mengenai aturan pengelolaan energi yang ada di Indonesia.
I
EBT pada tahun 2050 (target awalnya adalah
penggunaan EBT pada 2030 mencapai 80%)
Sumber : https://www.weforum.org/agenda/2017/09/countries-
A
100-renewable-energy-by-2050/
16
D
U
N
I
A
Sumber : https://cosmosmagazine.com/technology/worldwide-100-renewable-energy-possible-by-2050-claims-
detailed-new-plan
17
D
U
N
I
A
Sumber : https://cosmosmagazine.com/technology/worldwide-100-renewable-energy-possible-by-2050-claims-
detailed-new-plan
18
I Indonesia fokus pengembangan EBT.
Meskipun Menteri ESDM sempat mengatakan penggunaan Tenaga Nuklir sebagai fokus utama,
sekarang pengembangan sumber energi Indonesia difokuskan kepada pengembangan EBT karena
N potensi EBT Indonesia yang besar Sumber : https://www.indonesia-investments.com/id/berita/berita-hari-ini/indonesia-
terfokus-pada-energi-terbarukan-bukan-pembangkit-listrik-tenaga-nuklir/item6289?
D
O
N
E
S
I
A
19
I
N Kebijakan Energi Nasional (KEN) Permen ESDM 79 Tahun 2014 Pasal 9 butir 1 KEN
D Menetapkan pada tahun 2025 target bauran EBT di Indonesia adalah sebesar 23% dan lebih lanjut
sebesar 31% pada tahun 2050
O Sumber : https://icare-indonesia.org/benarkah-indonesia-bergerak-ke-arah-energi-terbarukan/
I
A
I Indonesia tidak menargertkan 100%
EBT pada tahun 2050
N 2050.
Masalah utama Indonesia sehingga tidak
mungkin tercapai EBT 100% pada 2050
E adalah The Energy Trilemma yakni
antara berfokus pada pasokan listrik,
I indonesia-bergerak-ke-arah-energi-terbarukan/
A
PROGNOSIS
Apa yang harus dilakukan untuk mempersiapkan Indonesia dalam
mencapai target EBT di tahun 2050?
22
Pembuatan Kebijakan
Mendukung EBT
Payung hukum untuk mengembangkan energi terbarukan sangat
diperlukan. Selain untuk memberikan kepastian hukum, kebijakan
EBT juga berguna untuk mendorong baik masyarakat, peneliti
ataupun investor untuk beralih menggunakan serta
mengembangkan EBT. Kebijakan perlu perlu diundang-
undangkan sebagai komitmen nyata pemerintah bukan hanya
sekedar peraturan menteri saja. Selain itu, EBT memiliki tarif yang
relatif tinggi sehingga perlu kebijakan untuk memberikan insentif
seperti subsidi bagi EBT dan disentif bagi energi fosil seperti
penghapusan subsidi pada BBM dan juga pemungutan pajak
kepada pengguna energi tidak terbarukan.
Melakukan Kerja Sama
dengan International Trade
Indonesia telah menjalin kerja sama dengan
beberapa international trade dari masing-masing kedutaan seperti
Italian Trade, Kanada, Norwegia, Finlandia, Belanda, Jerman,
Amerika Serikat, Australia, Perancis, Denmark, Swedia, Jepang,
Korea Selatan, Thailand, India, Malaysia, sampai New Zealand.
Kerja sama ini perlu semakin ditingkatkan terutama dalam
melakukan pengembangan penelitian dan penggunaan EBT.
Mengembangkan Gerakan
Fotovoltaik (PV)
Pengembangan PV pada umumnya membutuhkan lahan besar.
Di Indonesia, penyediaan lahan luas dan murah sudah makin
sulit. Dalam hal ini, permasalahan lahan juga jika kita bicara EBT,
khususnya PLTS. Karena untuk mendapatkan lahan luas sulit
maka muncul gerakan sejuta fotovoltaik agar PLTS bisa
dikembangkan secara masif pada atap rumah masyarakat.
Mendorong Penelitian Pengembangan
dan Teknologi EBT
Pengembangan dan teknologi EBT perlu dipercepat agar
penggunaan EBT dapat dilakukan sedini mungkin. Untuk
mempercepatnya perlu diberikan stimulus berupa fokus dan
komitmen pemerintah seperti meningkatkan peran serta dan
pendanaan LIPI maupun Kemenristekdikti untuk meneliti lokasi-
lokasi potensi energi alternatif di Indonesia serta teknologinya yang
paling sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia, pembangunan
stasiun pengisian kendaraan listrik di SPBU pertamina (selain
lahannya sudah tersedia, juga agar tidak merugikan salah satu
BUMN terbesar di Indonesia ini), serta menganggarkan APBN
setidaknya untuk 1 pembangkit energi alternatif per tahunnya.
26
Terima Kasih!