Anda di halaman 1dari 5

MASALAH DAN SOLUSI KEBIJAKAN HARGA

BBM DI INDONESIA

Disusun dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah Kebijakan Harga.

Dosen:

Nimrod Silalahi

Oleh :

Fithrya Ishmatul Munzilah

1717.1112.0755

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

STIE JAKARTA INTERNATIONAL COLLEGE

2020
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahan bakar minyak atau sering disebut dengan BBM merupakan salah
satu komoditas dari sumber daya alam minyak dan gas bumi. Minyak dan gas
bumi merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang dikuasai oleh
negara.

Minyak dan gas bumi merupakan komoditas vital yang menjadi kebutuhan
hidup orang banyak. Minyak dan gas bumi mempunyai peranan penting dalam
perekonomian nasional. Sehingga pengelolaan minyak dan gas bumi harus dapat
secara maksimal memberikan kemakmuran dan kesejahteraan.

Dengan semakin banyaknya populasi masyarakat di dunia, menyebabkan


kebutuhan akan sumber daya alam, terutama minyak bumi semakin meningkat.
Hal ini berdampak langsung terhadap per-ekonomian warga Negara Indonesia.

Beberapa waktu ini masyarakat Indonesia mendapat berita bahwa harga


BBM turun untuk jenis bahan bakar Pertamax dan Pertamax Turbo, hal ini di
sebabkan oleh harga minyak dunia yang sedang turun.

B. PEMBAHASAN

Pada awal tahun 2020 harga BBM di Indonesia mengalami penurunan. PT.
Pertamina (persero) kembali menurunkan harga seperti partamax dan pertamax
turbo. Adapun harga BBM lainya yang tidak mengalami perubahan. Harga baru
BBM yang berlaku di beberapa daerah bisa berbeda beda, karena dipengaruhi oleh
perbedaan besarnya Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) di
masing-masing daerah.

Di wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, Harga BBM umum jenis
pertamax mengalami penurunan dari sebelumnya Rp. 9.200 mejadi Rp. 9.000 Per
Liternya, dan untuk jenis Pertamax Turbo dari harga Rp. 9.900 menjadi Rp. 9.850
Per Liter nya.

2
Bukan hanya SPBU Pertamina saja yang mengalami penurunan harga,
SPBU Shell juga per 1 januari 2020 juga menurunkan harga BBM RON 92 yaitu
Shell Super menjadi Rp. 9.300 per liter dari sebelumnya Rp. 10.250 per liter.
Sedangkan SPBU Total Indonesia menurunkan BBM performance 92 dari harga
Rp. 10.200 per liter menjadi Rp. 9.250 per liter.

Penyesuaian harga BBM umum tersebut dilakukan Pertamina dengan tetap


mengacu pada formula yang tercantum pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM
187K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga
Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar
yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Nelayan, dimana penyesuaian harga BBM dapat
dilakukan secara berkala dan tergantung faktor-faktor penentu harga, salah satu
faktornya adalah harga minyak dunia.

Harga minyak dunia ditahun 2020 ini sedang mengalami penurunan,


penyebab turunnya harga minyak ini utamanya disebabkan oleh kelebihan
pasokan akibat revolusi energi di Amerika Utara (Amerika, Kanada dan
Meksiko). Faktor lain adalah melemahnya permintaan minyak, terutama karena
perlambatan laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang disebabkan oleh
pandemic virus Covid-19, Sebelum ini, permintaan minyak dari Tiongkok
meningkat pesat, namun sekarang pertumbuhannya hanya satu digit.

3
C. PENUTUP

Kesimpulan harga BBM yang turun pada tahun 2020 di sebabkan oleh
harga minyak di dunia telah turun hingga ke level sekitar US $30 per barel. Dan
pemerintah meminta kepada jajarannya untuk menghitung periode penurunan ini
dan juga perkiraan harga minyak ke periode yang akan datang.

Penyebab turunnya minyak dunia disebabkan oleh kelebihan pasokan


akibat revolusi energy di Amerika Utara (Kanada, Amerika, dan Meksiko). Di
samping itu, demi menekan para pelaku industri baru dan mempertahankan
pangsa pasar, organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) tetap
mempertahankan tingkat volume produksi di akhir November lalu, tidak
melakukan pembatasan produksi sama sekali. Akibatnya stok minyak di pasar
global pun berhamburan dan hal itu otomatis menurunkan harga jual emas hitam
tersebut.

Namun, jika dilihat secara umum, sebenarnya ada 3 faktor utama


penyebab turunnya harga minyak, di antaranya:

1. Pasokan berlebih

Produksi minyak Amerika yang terus meningkat juga turut ambil bagian
dalam penyebab lemahnya harga minyak ini. Produsen di sana secara agresif terus
meningkatkan produksi. Banyak analis berpendapat harga minyak tidak akan
kunjung stabil sampai ada perusahaan minyak di Amerika yang bangkrut atau
melakukan merger. Selain itu, kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara
Barat beberapa waktu lalu juga diperkirakan bakal membuat minyak dari negara
itu membanjiri pasar. Bahkan ada tanda kalau Iran sedang menimbun banyak
minyak saat ini.

2. Permintaan menurun

Ekonomi global saat ini sedang mengalami penurunan. Penyebab


utamanya datang dari negara China yang saat ini sedang mengalami perlambatan

4
ekonomi dan membuat harga komoditas dunia menurun, termasuk minyak
mentah.

Sementara itu, negara yang perekonomiannya membaik, seperti Amerika,


sedang mengimplementasikan standar efisiensi agar permintaan minyak dapat
dibatasi. Tingginya teknologi, serta sikap masyarakat yang sadar akan bahayanya
penggunaan minyak, membuat permintaan minyak secara global menurun.

3. Kenaikan nilai dolar Amerika

Seperti harga komoditas lainnya, minyak pun dihargai dengan dolar


Amerika. Akibatnya, ketika sekarang nilainya naik maka harganya pun demikian
untuk di luar Amerika. Mata uang dolar ini telah naik tujuh persen pada tahun ini
dibandingkan mata uang negara lainnya terutama akibat kebijakan dari Donald
Trump serta The Fed yang mungkin akan menaikkan suku bunganya pada bulan
ini.

Kebijakan China yang mendevaluasi nilai yuan semakin membuat tekanan


ke harga minyak. Tingginya nilai dolar tersebut membuat permintaan akan
minyak di pasar global semakin menurun.

Bagi Indonesia sendiri, akibat dari kenaikan minyak ini maka akan
menguntungkan perusahaan produsen minyak di Indonesia seperti ELSA,BIPI,dan
MEDC akan diuntungkan dari kenaikan tersebut.

Bagi Indonesia harga BBM serta produk minyak lainnya yang rendah
akan menguntungkan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat dengan
penghasilan menengah kebawah.

Anda mungkin juga menyukai