Anda di halaman 1dari 13

BBM NAIK, RAKYAT MENJERIT

A. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan perwujudan kesejahteraan masyarakat


serta kemajuan perekonomian negara. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator yang digunakan
suatu negara untuk mengukur keberhasilan pembangunan perekonomian yang telah dilaksanakan.
Pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan jika banyak sektor ekonomi yang mengalami
pertumbuhan(Afiftah dkk, 2017).Definisi pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai
peningkatan produk domestik bruto (PDB) negara tersebut (Saymeh & Orabi, 2013).

Fluktuasi harga minyak dunia menjadi salah faktor yang mempengaruhi perekonomian di
Indonesia karena memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian dan memiliki
implikasi atau dampak yang beragam. Pada periode tertentu pertumbuhan ekonomi merespon
secara cepat dan positif terhadap dampak fluktuasi harga minyak dunia(Nizar, 2012).
Indonesia memiliki cadangan sumber daya minyak yang besar tetapi karena jumlah penduduk
yang dari tahun ke tahun semakin meningkat menyebabkan konsumsi minyak terus mengalami
kenaikan, sedangkan produksi minyak di Indonesia mulai tahun 1990 terus mengalami
penurunan. Indonesia memiliki cadangan minyak yang besar di daerah laut sedangkan
Indonesia belum mampu mengolah atau melakukan kegiatan produksi karena teknologi dan
sumber daya yang kurang memadai dan membutuhkan modal yang besar sedangkan selama
ini produksi minyak di Indonesia dilakukan oleh para kontraktor asing.

Harga minyak di Indonesia mengikuti harga minyak secara internasional, jika terjadi fluktuasi
harga minyak dunia maka minyak Indonesia akan ikut mengalami perubahan. Kenaikan
harga minyak menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat inflasi, yang selanjutnya akan
diikuti menurunnya konsumsi jika pendapatan riil masyarakat tidak ikut mengalami kenaikan.
Meskipun harga minyak dunia harga memiliki proporsi sebesar 8% dalam perekonomian tetapi
minyak tetap menjadi komoditas yang penting dalam perekonomian.
Perekonomian Indonesia sangat rentan terkena dampak fluktuasi harga minyak dunia karena
Indonesia merupakan salah satu negara yang melakukan impor minyak karena cadangan
minyak Indonesia tidak mampu mencukupi kebutuhan. Terdapat 3 jenis minyak yaitu
Brent,Dubai, dan West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi acuan Indonesia mulai
menggunakan acuan Brent pada tahun 2016. Ketika kebutuhan terhadap minyak semakin
besar atau banyak maka akan memicu terjadinya kenaikan permintaan terhadap minyak
sedangkan untukmelakukan produksi minyak membutuhkan waktu yang cukup lama(Syahtria
dkk, 2016).

(Ningtyas dkk, 2014) menyatakan bahwa harga minyak dunia memiliki pengaruh yang negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi karena Indonesia adalah negara yang melakukan impor
minyak sehingga sangat rentan terhadap adanya fluktuasi harga minyak dunia. Jika harga
minyak naik maka akan menyebabkan biaya produksi meningkat, yang memicu terjadinya
inflasi.

Naik turunnya inflasi menyebabkan terjadinya berbagai gejolak dalam perekonomian. tingkat
bunga yang tinggi menyebabkan masyarakat akan mengurangi jumlah konsumsinya dan akan
lebih memilih untuk melakukan investasi (Wiranthi, 2014). Laju inflasi dapat mempengaruhi
daya beli dan tingkat produktivitas masyarakat menurun akibat kenaikan barang-barang secara
umum dan berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang tertentu karena sebagian
besar bahan baku yang digunakan merupakan barang dari luar negeri atau negara lain,
yang didapatkan melalui kegiatan impor. Daya beli masyarakat akan turun jika tidak diikuti
dengan naiknya pendapatan maka menyebabkan pendapatan riil ikut mengalami penurunan
sehingga konsumsi masyarakat juga akan mengalami penurunan dan hal ini menyebakan
pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan akibat dari kenaikan harga BBM.

B. PEMBAHASAN

Minyak mentah dari perut bumi diolah dalam pengilangan (refinery) terlebih dulu untuk
menghasilkan produk-produk minyak (oil products), yang termasuk di dalamnya adalah BBM.
Selain menghasilkan BBM, pengilangan minyak mentah menghasilkan berbagai produk lain
terdiri dari gas, hingga ke produk-produk seperti naphta, light sulfur wax residue (LSWR) dan
aspal. Pemakaian BBM akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional
Indonesia Daryanto (2007) dan akan berkurang dari waktu ke waktu sesuai dengan
cadangan/persediaan nasional Indonesia kecuali ditemukan sumber cadangan baru ataupun
penggunaan energi baru terbarukan.

Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah hal yang sangat penting dalam menopang dan mendukung
aktivitas kehidupan sehari-hari manusia, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat
pedesaan. Hampir semua sektor lini kehidupan ditopang oleh ketersediaan dari BBM, yakni
industri, pertanian, perikanan, pertambangan, dan lainnya.

Oleh karenanya pemerintah melalui Pertamina harus menjamin dan menyediakan BBM, sehingga
masyarakat umum dapat melaksanakan kehidupan sehari harinya. Indonesia berhasil menduduki
posisi ke 9 sebagai penghasil minyak terbesar dalam G20. Berdasarkan data Trading Economics,
produksi minyak mentah di Indonesia telah masuk 10 besar di antara negara G20 lainnya.
Indonesia menempati posisi ke-9 dalam daftar ini dengan produksi minyak mentah sebesar 644
ribu barrel per hari periode September 2021.

10 Negara dengan Produksi Minyak Mentah Terbesar di Antara Negara G20


Walaupun begitu indonesia masih menjadi pengimpor BBM. Seperti yang diketahui, sebagai
negara net importir atau pengimpor minyak. Yang menurut data SKK Migas, Indonesia tercatat
mengimpor minyak sebanyak 500 ribu barel. Seperti yang diketahui pada waktu lalu Rusia dan
ukraina lagi berselisih hal ini tentu akan berdampak nantinya ke indonesia khususnya kepada
impor minyak, meskipun Indonesia tidak langsung mengimpor minyak dari Rusia. Hanya saja
sebagian besar migas Rusia di ekspor ke negara pengekspor migas RI. Mengingat ketergantungan
BBM sangat besar, Indonesia berpotensi terjadi krisis energi di tengah kelangkaan pasokan dan
harga sangat mahal. fluktuasi harga minyak dunia uncomfortable by Pemerintah. Oleh karena itu,
langkah controllable yang bisa dilakukan satu-satunya dengan meningkatkan lifting Migas. Yang
mana pemerintah saat ini memiliki target 1 juta barrel minyak per hari (Pengamat Energi dan
Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi kepada CNBC Indonesia).

Kelangkaan adalah kondisi di mana manusia dihadapkan pada sumber daya ekonomi yang terbatas
untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas. Indonesia saat ini sedang mengalami kelangkaan
BBM di beberapa Wilayah. hal ini menyebabkan kenaikan beberapa bahan pokok. menurut luhut
kemenko Kelangkaan bahan bakar karena masalah distribusi. Sejak Pertamina menaikkan harga
BBM Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter, masyarakat berbondong-bondong membeli Pertalite
yang lebih murah. Pasalnya, antrian panjang terjadi di beberapa SPBU. Kenapa bisa out of stock?
Hal ini dikarenakan di lapangan ada distribusi yang buruk.

Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan (unit).


Dari data diatas terlihat total kendaraan di indonesia pada tahun 2020 total kendaraan
bermotor mencapai 136.137.451 unit. Energi yang digunakan oleh sektor transportasi di
Indonesia hampir 90 % merupakan energi yang berupa BBM. Energi dimaksud
merupakan energi yang bersumber dari fosil sehingga disebut fossiloil yang merupakan
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (unrenewableresources). Sampai pada batas
waktu tertentu sumber energi (cadangan) bahan bakar transportasi jenis minyak ini akan
habis, sehingga perlu adanya beberapa program/langkah nyata yang harus diambil untuk
penggunaan sumber energi minyak dimaksud. Konsumsi energi di sektor transportasi
sangat dipengaruhi oleh tingkat pergerakan dan aktivitas manusia dalam menunjang
kegiatan ekonomi. Bentuk pergerakan tersebut pada akhirnya akan memberikan dampak
terhadap jenis angkutan, konsumsi energi dan prasarana sistem transportasi.
Pertumbuhan sektor transportasi diperkirakan masih cukup tinggi di masa yang akan
datang yang berakibat pada tingginya laju pertumbuhan permintaan akan BBM.

JENIS DAN HARGA BBM

Bahan bakar minyak dalam penentuan harganya terbagi menjadi dua, yakni subsidi dan non-
subsidi. Jenis BBM yang disubsidi akan didistribusikan dengan harga yang sudah ditentukan oleh
pemerintah, dengan ketentuan jenis BBM ini mengalami penurunan harga dengan menggunakan
dana dari APBN, sedangkan harga jenis nonsubsidi bebas ditentukan oleh penyedia BBM.
Pertamina sebagai BUMN yang diberi amanat dalam produksi dan distribusi BBM di Indonesia
memliki dua produk BBM subsidi yakni Pertalite dan Biosolar, dan lima produk non-subsidi yakni
Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Racing, Pertamina Dex dan Dexlite.

Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite, Solar, dan Pertamax resmi naik, berlaku mulai hari
ini, Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Pengumuman harga BBM naik tersebut disampaikan
langsung oleh Presiden Joko Widodo, dalam jumpa pers di Istana Merdeka hari ini. "Saat ini
pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah
yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami
penyesuaian," ujar Jokowi, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Sabtu (3/9/2022). Menteri
ESDM Arifin Tasrif selanjutnya menjabarkan penyesuaian harga BBM terbaru mulai sore nanti.
Berikut rincian harga terbaru BBM Pertalite, Solar, hingga Pertamax per 3 September 2022:

 Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp.10.000 per liter
 Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter
 Harga pertamax dari Rp. 12.500 per liter menjadi RP. 14.500 per liter
 Harga BBM beragam di sejumlah daerah untuk harga pertamax turbo, dexlite dan
pertamina dex turun bergam masing masing wilayah berkisar Rp. 700-2.000 per liter.
 Kemudian harga Dexlite dengan Cetane Number (CN) 51 turun dari Rp 17.800 per liter
menjadi Rp 17.100 per liter, serta Pertamina Dex (CN 53) turun dari Rp 18.900 per liter
menjadi Rp 17.400 per liter.

Wacana kenaikan harga BBM bersubsidi telah mencuat beberapa waktu terakhir. Hal ini usai
membengkaknya nilai subsidi energi hingga Rp 502 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi energi akan kembali membengkak
sebesar Rp 198 triliun jika tak ada kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar. Menurutnya anggaran
suBsidi dan kompensasi energi untuk 2022 telah dipatok sebesar Rp 502,4 triliun. Angka tersebut
membengkak Rp 349,9 triliun dari anggaran semula sebesar Rp 152,1 triliun untuk menahan
kenaikan harga energi masyarakat. Diperkirakan anggaran ini akan terus membengkak hingga
akhir tahun dengan adanya kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan kurs rupiah.

TANGGAPAN BERBAGAI TOKOH TERKAIT HARGA BBM NAIK

A. Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof Ari Kuncoro.

Ari menawarkan konsep The Golden Mid-Way guna menyiasati krisis energi yang memunculkan
potensi kenaikan harga Menurut Ari, konsep tersebut, terdiri dari menaikkan harga BBM
bersubsidi berkisar 30-40 persen, sehingga tetap memacu turisme, di mana UMKM adalah pemain
utamanya.
"Atau bisa juga dengan melakukan penyekatan distribusi, sehingga subsidi BBM benar-benar
menyasar segmen masyarakat yang tepat dan berhak," kata Ari dalam Webinar Moya Institute
bertajuk Kenaikan BBM Apakah Suatu Keharusan? di Jakarta, Sabtu 27 Agustus 2022.

B. Pakar Energi Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Yuli Setyo Indartono.

Menekankan perlunya eksplorasi dan peningkatan penggunaan energi bauran dan energi
terbarukan, guna menanggulangi krisis energi saat ini. Apalagi tidak ada jaminan harga BBM tidak
naik lagi di masa mendatang. Karena itu, Yuli Setyo menyatakan pentingnya peningkatan
penggunaan biodiesel, gasifikasi batu bara dan biomass.

"Kendaraan elektrik juga opsi yang tepat. Norwegia misalnya sudah mencapai 94%, dan
subsidinya pun menyasar segmen masyarakat yang tepat," ujar Yuli.

Yuli pun mengingatkan pemerintah bahwa insentif bagi rakyat di tengah kenaikan harga BBM
tidak hanya berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau Bantuan Sosial (Bansos), seperti saat
ini.

"Tetapi subsidi bisa juga dilebarkan sehingga mencakup kompor listrik atau kendaraan listrik.
Insentif yang cukup bermanfaat bagi rakyat saat ini," ujarnya.

C. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), DKI Jakarta Diana Dewi.

Menilai, sebenarnya pemerintah harus melakukan pendistribusian subsidi yang tepat sasaran dan
jumlah yang mencukupi. Sehingga nanti subsidi BBM walaupun dinaikkan tetap seimbang.
KONSUMSI BBM INDONESIA

Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-9 sebagai pengahasil minyak terbesar dalam jajaran
negara G20, meski demikian hal tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM
Indonesia. Indonesia per Febuari 2022 mencapai 1,4-1,5 juta bph, sedangkan produksi minyak
mentah di waktu yang sama mencapai 700.000 bph., sehingga untuk memenuhi konsumsi
indonesia masih memerlukan impor dari luar negri. Impor dalam kata lain mengikuti dinamika
harga minyak dunia, sehingga ketika kondisi pasar minyak tidak stabil dan melonjak naik, maka
dana yang digunakan untuk subsidi juga akan meningkat oleh karena itu dana subsidi yang sudah
direncanakan bisa tidak sesuai dengan keadaan lapangan, dan salah satu wacana penaggulangan
nya ialah pengurangan subsidi atau kenaikan harga BBM.

KENAIKAN HARGA PETRALITE

Petralite merupakan jenis BBM yang saat ini menahan daya beli masyarakat, Indonesia yang
sebagian besar kalangan menengah ke bawah bergantung pada subsidi Petralite, ditambah kegiatan
sehari hari yang membutuhkan akses kendaraan yang tinggi. Petralite juga menjadi BBM dengan
subsidi yang tinggi, dengan harga asli Rp.17.200 /liter nya, Petralite dijual dengan harga
Rp.7.650/liter oleh Pertamina. Meningkatnya harga minyak diikuti dengan membengkaknya dana
subsidi memunculkan wacana dari Pemerintah untuk menaikan harga BBM, guna mengurangi
alokasi APBN untuk subsidi.

Selain fluktuasi minyak dunia, tidak tepatnya sasaran subsidi juga menjadi penyebab bengkaknya
dana subsidi, dalam hal ini Pertamina selaku distributor punya tanggung jawab untuk
menyampaikan subsidi ke tangan yang tepat. Upaya ini sebenarnya sudah diusahakan oleh
Pertamina, salah satunya dengan aplikasi My Pertamina yang pertama kali dirilis Agustus 2017
lalu. Bertujuan mengendalikan konsumen BBM subsidi dengan cara membatasi hanya konsumen
yang sudah terdaftar yang bisa membeli BBM subsidi. Sudah lama rilis namun gencar di
sosialisasikan beberapa waktu lalu, bertepatan dengan munculnya wacana kenaikan BBM.
Beberapa orang berasumsi gencarnya sosialisasi My Pertamina memang diikuti dengan naiknya
BBM, terkecuali Pertalite, karena memang bertujuan menyampaikan subsidi di tangan yang pas.
Namun wacana saat ini juga mengikutkan Petralite dalam jenis BBM yang akan naik harga.

BBM TIDAK HARUS NAIK

Beberapa pertimbangan alasan berikut menjelaskan bahwa naiknya BBM tidak menjadi satu-
satunya solusi dari pemasalahan diatas. Tidak tepatnya sasaran subsidi menjadi satu dari alasan,
dalam hal ini My Pertamina bisa menjadi solusi yang bagus, dengan catatan sosialisasi dan
penerapan yang jelas dan tidak mempersulit. Melonjaknya harga minyak dunia juga menjadi alasan
naiknya BBM, padahal nyatanya harga minyak mentah dunia kini mulai stabil, dengan harga USD
94,68 per 24 Agustus 2022, dan diperkirakan akan terus menurun. Pertimbangan ini semakin kuat
dengan meningkatnya penerimaan dan surplus pada triwulan pertama, dan diperkirakan meingkat
pada triwulan kedua oleh BPS. Pertumbuhan ekonomi ini dibuktikan dengan peningkatan sebesar
0,43% (yoy) dari triwulan sebelumnya. Daya beli masyarakat yang mulai membaik juga menjadi
alasan kenapa BBM tidak boleh naik harga, dikhawatirkan pulihnya ekonomi masyarakat secara
berkala di tengah gejolak pandemi ini kembali terganggu. Naiknya BBM jelas mengganggu daya
beli masyarakat, pasalnya BBM sebagai bahan bakar utama dalam transportasi dan distribusi bahan
pokok.

AKIBAT NAIKNYA BBM

Naiknya harga BBM tidak hanya berbicara soal daya beli masyarakat, namun ekonomi secara
keseluruhan serta bidang lain. Berikut adalah akibat naiknya harga BBM:

1. Inflasi, naiknya inflasi dikarenakan BBM merupakan hal wajib dan utama dalam distribusi
dan transportasi, naiknya BBM jelas menaikan biaya produksi dan biaya distribusi suatu
produk, naiknya biaya tadi jelas meningkatkan harga produk tersebut, dan naiknya harga
banyak, atau bahkan semua produk akan diikuti dengan inflasi. Stabilitas bahan pokok
yang belum selesai akan diperparah dengan naiknya BBM, harga pangan, sandang, dan
papan jelas akan melambuung tinggi, karena ketiga bahan pokok tadi perlu biaya produksi
dan biaya transportasi yang bergantung pada harga BBM.

2. Daya beli masyarakat menurun, setelah inflasi dan harga tinggi, ekonomi masyarakat
yang tidak stabil atau bahkan memang sudah rendah akan kesulitan bertahan sebab biaya
yang dibutuhkan meningkat, sementara penghasilan mereka tetap bahkan menurun.
Keadaan diperparah dengan pengangguran yang semakin terbelakang, biaya hidup mahal
diikuti minimnya pemasukan 3. Kemiskinan meningkat, setelah maraknya dua hal diatas,
jelas akan diikuti dengan meningkatnya angka kemiskinan, dan kemiskinan akan diikuti
dengan permasalahan sosial dan kriminalitas yang meningkat.

3. Kemiskinan meningkat, setelah maraknya dua hal diatas, jelas akan diikuti dengan
meningkatnya angka kemiskinan, dan kemiskinan akan diikuti dengan permasalahan sosial
dan kriminalitas yang meningkat.

4. Harga barang dan jasa ikut menaik mengikuti harga BBM, Dengan menaiknya harga
Bahan Bakar Minyak membuat masyarakat juga menaikkan harga barang dan jasa seperti
dalam pembuatan Roti ataupun kue, harga barang bahan seperti tepung,gula,minyak dan
sebagainya akan terus meningkat mengikuti naiknya harga BBM. Harga bahan ataupun
barang lainnya akan ikut menaik mengikuti menaiknya harga BBM sehingga akan
mempengaruhi laju dari inflasi dan kenaikan BBM juga akan memicu penimbunan-
penimbunan barangbarang pokok seperti kasus kelangkaan minyak waktu lalu yang mana
banyaknya mereka akan menimbun barang untuk mencari untung yang berlipat ganda.

5. Menaiknya tarif ongkos, Tansportasi merupakan pengguna terbesar Bahan Bakar


Minyak. Dengan menaiknya harga BBM, maka tarif ongkos transportasi akan ikut pula
meningkat sehingga masyarakat akan terbebani dengan menaiknya harga ongkos dan
membuat angkutan transportasi menurun dan sepi.

6. Menghambat laju pertumbuhan ekonomi, Harga barang dan jasa semakin menaik
namun daya beli dan daya jual masyarakat yang semakin menurun akibat dampak dari
menaiknya harga BBM akan mengakibatkan laju pertumbuhan ekonomi terhambat.
Semetara gaji yang diperoleh tidak ikut menaik mengikuti harga naiknya BBM akan sangat
membuat masyarakat resah karena gaji yang diperoleh sudah tidak lagi seimbang dengan
pengeluaran karena harga yang semakin merangkak.

C. KESIMPULAN

Kenaikan harga bahan bakar minyak pada septemer 2022 adalah suatu kebijakan yang diambil
pemerintah dalam menghadapi kenaikan peningkatan biaya subsidi. Kebijakan dalam menaikkan
harga bahan bakar minyak pertamax dan bahan bakar pertalite adalah cara yang tidak efektif
dalam menciptakan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini selaras dengan pasal
33 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Dapat diartikan bahwa pemerintah semestinya tidak sewenang-wenang dalam menetapkan
harga bahan bakar minyak dikarenakan dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 telah dijelaskan bahwa
apapun kebijakan yang diambil mengenai pemanfaatan kekayaan alam haruslah didasarkan pada
kepentingan rakyat.

Pemerintah Indonesia menetapkan kebujakan kenaikan harga BBM. Kebijakan ini terlihat
berdampak buruk pada kenaikan harga-harga bahan lain, sehingga masyarakat banyak yang
mengeluhkan dan melakukan protes karena dipandang kebijakan yang diambil pemerintah
kurang pas. Menaiknya harga Bahan Bakar Minyak akan sangat berdampak pada beban hidup
masyarakat, baik pada kalangan bawah maupun perusahaan besar karena menaiknya harga BBM
akan mempengaruhi harga barang yang ikutan menaik sehingga daya produksi dan daya beli
masyarakat berkurang yang mengakibatkan tidak adanya produksi dan tidak adanya pembelian
sehingga perekonomian terhambat yang berujung perekonomian negara akan menurun dan susah
meningkat. Peran dari pemerintah dalam menanggapi menaiknya harga BBM ini yaitu
mengintervansi harga barang dan jasa di pasaran agar tidak ikut menaik seiring menaiknya harga
BBM, dan pemerintah perlu menunda-nunda naiknya harga BBM dengan tujuan memperhatikan
masyarakat yang berpenghasilan rendah akan lebih bijaksana bila penyesuaian harga BBM
dilaksanakan bertahap sehingga kalau pun terpaksa dilakukan, setiap tingkat penyesuaian harga
tidaklah terlalu besar.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.bps.go.id/indicator/17/57/1/jumlah-kendaraan-bermotor.html

https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/03/144500865/rincian-kenaikan-harga-
bbm-pertalite-solar-hingga-pertamax-hari-ini?page=all

https://www.liputan6.com/news/read/5054501/7-tanggapan-berbagai-pihak-soal-wacana-harga-
bbm-naik

file:///C:/Users/Acer/Downloads/KAJIAN%20STRATEGIS%20INDONESIA%20GAWAT%20
DARURAT%20.pdf

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/44470863/daya_beli-with-cover-page-
v2.pdf?Expires=1662313885&Signature=cPzH45ZCdcQW83RnnTnRmHRSjuMpCO~LMFYN
UPrmMp6Z0nBWEYvszJsck2zJIsc3~Zo4VtOnBLczTTi6DcsQakgFwgCr5HF0IQ2hLQN~polK
8xtAvz6jY~CcLC~LBeIC0~J6ZNmwQDBtopvsTpeanHG2sdIzI99F8A0gCV9xhzV~vO4ChiA
YNALWHS7RBBgNl7jJAfMy2lYcul9nI3A4RyE3~KrSoAhURrgLUiF8FYBKkTllzw8gmGd0
RHRHos7aJowERnV5MJkGRWPRaO-
nVHkLD8e8~YmSa1vairakF0VA1ZuONmVuvuAm1q14t4rEwvz2Bmpup14X3XS72Sz30A__
&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

Silbaqolbina, Y. Z., & Najicha, F. U. (2022). Kebijakan Pemerintah Dalam Menaikkan Harga
Bahan Bakar Minyak Serta Dampaknya Bagi Masyarakat. Jurnal Syntax Fusion, 2(06), 604-611.
http://fusion.rifainstitute.com/index.php/fusion/article/view/198

Hrp, G. R., & Aslami, N. (2022). Analisis Damfak Kebijakan Perubahan Publik Harga BBM terhadap
Perekonomian Rakyat Indonesia. JIKEM: Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi dan Manajemen, 2(1), 1464-
1474. file:///C:/Users/Acer/Downloads/3601-Article%20Text-6193-1-10-20220626.pdf

Anda mungkin juga menyukai