Anda di halaman 1dari 10

Review Jurnal Mata Kuliah Pembangunan Pertanian

INDONESIA GROWTH OF ECONOMICS AND THE


INDUSTRIALIZATION BIODIESEL BASED CPO

Author : Faurani Santi Singagerda

Reviewer:
Sri Utami Lestari
H453190031

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PERTANIAN


SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
SUMMARY
Perkembangan industri hilir kelapa sawit termasuk biodiesel diharapkan dapat
meningkatkan nilai tambah minyak kelapa sawit produk untuk Indonesia, yang
sebagian besar hanya dinikmati oleh negara lain. Pengembangan minyak sawit hilir
industri, termasuk biodiesel kelapa sawit tentu dapat meningkatkan kontribusi sektor
pertanian terhadap perekonomian Indonesia. Sektor pertanian Indonesia memiliki
kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi sejak tahun 1970-an.  Selain tingginya
tingkat kemiskinan di Indonesia, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah jumlah
pengangguran terbuka. Sumber energi fosil yang dimiliki oleh Indonesia meski
beragam (minyak bumi, gas, batubara) tetapi jumlahnya terbatas. Energi fosil data
cadangan dari Departemen Energi dan Mineral Sumberdaya (Prihandana, 2008)
menunjukkan bahwa minyak bumi terbukti cadangan sekitar 9 miliar barel dan jika
diproduksi rata-rata dari 500 juta barel per tahun, cadangan diperkirakan akan habis
pada tahun 2023. Gas alam dengan potensi cadangan 182 TSCF dengan tingkat
produksi 3 TSCF per tahun akan habis pada tahun 2065. Batubara dengan cadangan
sekitar 19,3 miliar TCE dan tingkat pemanfaatan 130 juta TCE per tahun akan habis
pada tahun 2155. Peningkatan konsumsi minyak bumi tidak didorong oleh ekonomi
pertumbuhan yang menunjukkan penggunaan energi yang boros di Indonesia. Ini
adalah tercermin dalam perbandingan tinggi antara pertumbuhan energi konsumsi
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional atau elastisitas energi
(Prihandana, 2008)
Indonesia yang awalnya adalah negara pengekspor minyak bumi, sejak tahun
2000 secara resmi berubah menjadi negara pengimpor minyak bumi, dimana data dari
Pertamina (Perusahaan Minyak Indonesia) menunjukkan bersih Impor minyak bumi
Indonesia mencapai 0,336 juta barel per hari pada tahun 2003 (Suryahadi et al.,
2006). Impor bersih di atas adalah diperkirakan akan terus meningkat dengan
menurunnya produksi Ladang minyak Indonesia dan meningkatnya konsumsi
Indonesia bahan bakar minyak, terutama jika tidak ada perubahan perilaku boros di
penggunaan energi di Indonesia. Kenaikan harga minyak internasional cukup menjadi
beban bagi Indonesia anggaran pemerintah, terutama dalam pemberian subsidi terkait
dengan bahan bakar minyak. harga minyak terus meningkat, yang mendorong
kenaikan
inflasi dan kemiskinan di Indonesia dan membuat pertumbuhan ekonomi mengurangi
kecepatan? Jika harga minyak terus naik, dikhawatirkan kinerja indikator ekonomi
makro Indonesia akan juga menurun (Suryahadi et al., 2006). Tingkat kemiskinan dan
inflasi dikhawatirkan akan meningkat tajam sementara pertumbuhan ekonomi
melambat dan dapat kembali ke tingkat negatif seperti krisis ekonomi 1997–
1998. Jika ini terjadi maka dampaknya akan buruk bagi Ekonomi Indonesia secara
keseluruhan.
Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak kenaikan harga minyak bumi
ekonomi Indonesia, maka pemerintah telah mengembangkan sebuah kebijakan
makro energi nasional. Secara umum, kebijakan makro energi nasional diarahkan
untuk memastikan nasional pasokan energi untuk mendukung pembangunan nasional
yang berkelanjutan dan menjadi pedoman manajemen energi nasional di Indonesia
kerangka kerja upaya untuk memenuhi keamanan energi nasional. Rendahnya
pemanfaatan memasang kapasitas produksi industri biodiesel dari kelapa sawit
minyak disebabkan oleh penghalang harga jual biodiesel dari minyak kelapa sawit
yang tidak menguntungkan bagi produsen. Penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya karena penelitian ini meneliti dampak pengembangan biodiesel dari
minyak kelapa sawit pada beberapa indikator ekonomi makro, terutama pertumbuhan
ekonomi, dan kemiskinan di Indonesia sekaligus sedangkan dalam penelitian
sebelumnya saja meneliti dampaknya pada salah satu indikator terutama dampaknya
tentang kemiskinan (Hartoyo et al., 2009). Terutama untuk kemiskinan, ini studi
selain melihat dampak keseluruhannya juga membedakan penilaian dampak pada
kemiskinan pedesaan dan kemiskinan kota.
Penelitian ini menggunakan metode ekonometrik 2SLS (Two Stages Least
Square) (Koutsoyiannis, 1977; Intriligator et al., 1996). Variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini termasuk yang terkait dengan minyak sawit, bahan
baku biodiesel olein-stearin, bahan bakar diesel, kemiskinan, harga indeks, kebijakan
fiskal dan moneter, permintaan dan penawaran agregat dan keseimbangan ekonomi
makro. Menggunakan persamaan simultan model yang akan dirumuskan terdiri dari 7
blok persamaan yaitu dikelompokkan menjadi tiga blok utama: Blok produk minyak
sawit dan bahan bakar, blok indikator ekonomi, dan blok produksi dan permintaan,
dan keterkaitan pengembangan biodiesel dari minyak sawit ke kemiskinan, dan
pertumbuhan ekonomi. Blok kelapa sawit dan produk bahan bakar terdiri sub-blok
minyak kelapa sawit, blok biodiesel, dan sub-bahan bakar diesel blok. Blok indikator
ekonomi terdiri dari blok kemiskinan dan membayar sub-blok. Blok produksi dan
permintaan terdiri dari sub-blok produksi nasional, sub-blok permintaan agregat dan
sub-blok indikator ekonomi makro.
Hasil dari penelitian ini adalah Model dampak pengembangan biodiesel
dihasilkan dari kelapa sawit tentang kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia bisa dirumuskan dan dianggap sebagai parameter. Setiap persamaan dalam
Model mampu menjelaskan keragaman yang terjadi pada yang penting variabel
endogen seperti produksi olein-stearin, domestic produksi dan harga minyak sawit,
produksi dan impor minyak diesel, produksi nasional, pertumbuhan ekonomi,
permintaan tenaga kerja, pengangguran dan kemiskinan. Produksi minyak sawit
adalah dipengaruhi secara signifikan oleh harga domestik minyak sawit, domestik
konsumsi minyak sawit dan produksi minyak sawit sebelumnya tahun. Konsumsi
minyak sawit domestik sangat signifikan dipengaruhi oleh harga ekspor minyak
sawit, harga minyak sawit, produksi olein, produksi stearin dan konsumsi domestic
minyak sawit tahun sebelumnya. 
Harga domestik minyak kelapa sawit dipengaruhi secara signifikan oleh harga
ekspor minyak kelapa sawit dan sejumlah besar produksi minyak sawit. Harga ekspor
minyak sawit secara signifikan dipengaruhi oleh pajak ekspor, jumlah kelapa sawit
ekspor minyak dan harga domestik minyak kelapa sawit. Ekspor kelapa sawit minyak
dipengaruhi secara signifikan oleh nilai tukar rupiah terhadap USD Perubahan dalam
industri minyak sawit, karena peningkatan produksi produksi olein dan stearin
sebagai bahan baku dari biodiesel itu berdampak pada indikator ekonomi makro
seperti produksi nasional, pertumbuhan ekonomi, permintaan tenaga kerja,
pengangguran dan kemiskinan. Itu terjadi karena produksi sektor nasional
dipengaruhi oleh permintaan tenaga kerja sektor industri, produksi olein dan stearin,
dan pengeluaran pemerintah untuk sektor infrastruktur, sementara, pertumbuhan
ekonomi secara signifikan dipengaruhi oleh peningkatan tersebut dalam total
produksi nasional. Permintaan tenaga kerja adalah jumlah dari permintaan tenaga
kerja dari sektor industri. Pengangguran adalah perbedaan total antara pasokan tenaga
kerja dan permintaan tenaga kerja. Kemiskinan sendiri dibedakan antara di daerah
perkotaan dan pedesaan secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
pemerintah industry pengeluaran, harga minyak bumi, jumlah kemiskinan kota tahun
sebelumnya, jumlah penganggur dan jumlah pedesaan kemiskinan dalam setahun
terakhir. 
Model pengembangan biodiesel terhadap kemiskinan dan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia menghasilkan beberapa informasi menarik, di mana
perkembangannya biodiesel dari minyak sawit dapat mengurangi jumlah orang
miskin baik di perkotaan maupun perdesaan sehingga jumlah total penduduk miskin
di Indonesia akan berkurang. Tentu saja pengembangan CPO biodiesel dapat
meningkatkan total produksi nasional sehingga menciptakan pertumbuhan ekonomi
untuk Indonesia. Studi ini juga menemukan bahwa jika Kebijakan pengembangan
CPO Biodiesel dapat digabungkan dan didukung oleh beberapa kebijakan ekonomi
makro seperti peningkatan pajak ekspor, penguatan rupiah (IDR), menurunkan suku
bunga bank, meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur, dan
meningkat industri positif; dampak pembangunan akan positif dampak terhadap
pengurangan kemiskinan, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia
Indonesia, di mana dampak terbaik dihasilkan oleh kombinasi peningkatan produksi
biodiesel dari CPO dan meningkat pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur dan
industri. 
REVIEW
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari pengembangan
biodiesel untuk kondisi makroekonomi di Indonesia, terutama bagaimana
pengaruhnya terhadap kondisi kemiskinan, peningkatan perekonomian Indonesia
sendiri. Pengembangan biodiesel merupakan inovasi baru dalam pengolahan kelapa
sawit saat ini. Keinginan pemerintah dalam menurunkan ketergantungan terhdap
impor minyak fosil menjadi salah satu landasan pengembangan bahan bakar nabati ini
dikembangkan. Mengurangi beban negara terhadap impor bahan bakar fosil bukan
satu-satunya tujuan dari dikembangkannya biodiesel, akan tetapi pengembangan
biodiesel juga ditujukan untuk peningkatan nilai tambah dari komoditas kelapa sawit
sendiri. Saat ini produk ekspor dari komoditas kelapa sawit didominasi produk CPO,
yang mana memiliki nilai tambah yang ssngat kecil. Belum lagi Indonesia beberapa
kali diterpa isu yang miring baik dari lingkungan maupun tuduhan dumpling. Hal
tersebut membuat Indonesia tidak memiliki kekuatan di pasar internasional, meskipun
Indonesia menguasi 53% pangsa pasar CPO dunia.
Upaya pengembangan biodiesel inipun sejalan dengan tujuan pembangunan
pertanian. Pembangunan pertanian merupakan salah satu faktor penting dalam
perekonomian suatu negara karena sektor pertanian memberikan sumbangan yang
cukup signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pembangunan pertanian
menjadi penting karena kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi nasional dalam bentuk kontribusi produk, kontribusi pasar, kontribusi
faktor-faktor produksi dan kontribusi devisa (Blank, 2003).
Tujuan pembangunan pertanian tersebut sejalan dengan harapan pemerintah
dalam mengambangkan penggunaan bioenergi adalah pengembangan bioenergi dapat
dijadikan instrumen pengendalian harga komoditas, termasuk komoditas pertanian
(Agustian dkk. 2015). Dalam hal ini, pengembangan biodiesel berbasis sawit di
Indonesia menjadi salah satu tindakan untuk mengendalikan pasokan minyak sawit ke
pasar global, yang diharapkan akan mendorong harga minyak sawit internasional naik
dan menggairahkan kembali sektor kelapa sawit di Indonesia. Selanjutnya, bioenergi
juga hadir sebagai salah satu solusi untuk mendorong perekonomian lokal, regional,
dan nasional melalui pembangunan pertanian. Permintaan atas bahan baku bioenergi
akan mendorong peningkatan produksi biomassa dari sumber daya domestik yang
pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya industri bioenergi, perluasan
kesempatan kerja, peningkatan penerimaan negara, dan pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan pembangunan pertanian yang bertujuan untuk memperbaiki taraf
hidup masyarakat terutama di perdesaan harus dimulai dari perbaikan sumber-sumber
pokok kemajuan pertanian (Todaro dan Smith, 2006). Sumber pokok kemajuan
pertanian adalah kemajuan teknologi dan inovasi, kebijakan ekonomi pemerintah
yang tepat dan terbentuknya kelembagaan sosial yang menunjang. Dengan
terciptanya sumber-sumber pokok kemajuan pertanian yang baik dan sesuai,
pembangunan pertanian dapat membantu memperbaiki taraf hidup masyarakat
terutama meningkatnya pendapatan, total produksi dan produktivitas. Hal tersebut
sesuai dengan hasil penelitian pada artikel ini, yaitu perkembangan biodiesel dari
minyak sawit dapat mengurangi jumlah orang miskin baik di perkotaan maupun
perdesaan sehingga jumlah total penduduk miskin di Indonesia akan berkurang.
Pengembangan biodiesel yang berdampak dengan penurunan tingkat kemiskinan
nasional juga diungkapkan dalam penelitian Joni (2006) yang menyatakan bahwa
dampak lain dari pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit yang
dikombinasikan dengan kenaikan pajak ekspor, penguatan nilai tukar rupiah,
peningkatan luas perkebunan kelapa sawit, penurunan suku bunga perbankan dan
peningkatan pengeluaran pemerintah untuk pertanian, infrastruktur dan industri
memberikan dampak yang semakin positif terhadap penurunan kemiskinan,
penurunan pengangguran dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia
dimana dampak terbaik dihasilkan oleh kombinasi peningkatan produksi biodiesel
dari minyak kelapa sawit dan peningkatan pengeluaran pemerintah untuk pertanian,
infrastruktur dan industri. Serta apabila pengembangan biodiesel dari minyak kelapa
sawit yang dikombinasikan dengan kebijakan moratorium perluasan perkebunan
kelapa sawit memiliki dampak menurunkan kinerja penurunan kemiskinan dan
penurunan pengangguran di Indonesia.
Pembangunan pertanian dalam upaya menciptakan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pedesaan (petani), serta mengubah atau menambah input
kombinasi untuk menambah output produksi. Berdasarkan terminologi pembangunan
pertanian tersebut, upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pengembangan pengolahan biodiesel dapat dikatakan berhasil. Pada studi ini
juga menemukan bahwa jika kebijakan pengembangan CPO Biodiesel dapat
digabungkan dan didukung oleh beberapa kebijakan ekonomi makro seperti
peningkatan pajak ekspor, penguatan rupiah (IDR), menurunkan suku bunga bank,
meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur, dan meningkat industri
positif; dampak pembangunan akan positif dampak terhadap pengurangan
kemiskinan, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia Indonesia, di mana
dampak terbaik dihasilkan oleh kombinasi peningkatan produksi biodiesel dari CPO
dan meningkat pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur dan industri. 
Pengembangan industri biodiesel tidak terlepas dari berbagai kendala dan
dampak negatif pada beberapa aspek, yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.
Pentingnya menjelaskan dampak negatif dari pengembangan biodiesel ini sendiri,
sebagai bahan pertimbangan agar pemangku kebijakan dampak merumuskan
alternatif kebijakan lain yang mana akan menurunkan dampak negatif itu sendiri.
Sementara memaparkan kendala dari pelaksanaan kebijakan biodiesel ini juga agar
dapat menjadi sumbangan pemikiran bagaimana solusi dan langkah yang dapat
diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut.
Penelitian Susila dan Munadi (2008) menyatakan Semakin meningkatnya
persentase penggunaan campuran kelapa sawit dalam biodiesel semakin merangsang
produksi CPO dan adanya indikasi dalam peningkatan harga CPO domestic, hal
tersebut baik dalam peningkatan kesejahteraan petani. Akan tetapi, disisi lain
kenaikan harga CPO sebagai bahan baku akan menyebabkan produksi minyak goreng
menurun sebesar 2,89%. Hal ini selanjutnya akan mendorong kenaikan harga minyak
goreng sebesar 3,86%. Kenaikan harga minyak goreng tentunya akan mendorong
penurunan konsumsi sebesar -1,54%. Secara umum, industri minyak goreng
mengalami kontraksi sebagai akibat pengembangan industry biodiesel. Kenaikan
harga minyak goreng yang merupakan salah satu kebutuhan pokok akan
menyebabkan permasalahan baru apabila tidak dapat diatasi.
Penelitian Dharmawan (2018) tentang peluang dan tantangan industri biodiesel,
menyatakan dewasa kini, pemerintah terus mengeluarkan kebijakan demi mendukung
perkembangan dari biodiesel ini, dengan target pada tahun 2050 Indonesia telah dapat
memproduksi biodiesel jenis B-100. Dengan kendala pengembangan biodiesel antara
lain, belum selarasnya subsidi minyak diesel dengan insentif untuk biodiesel, harga
produksi biodiesel yang tinggi juga menyulitkan produsen dalam penetapan harga
jual dan kurangnya pemerintah daerah mendukung lancarnya program ini menjadi
hambatan utama yang dihadapi saat ini. Untuk itu pemerintah menyiapkan beberapa
instrument kebijakan guna memperlancar kebijakan ini antara lain, pemberian subsidi
baik pada konsumen maupun produsen, memberikan produsen biodiesel yang
dibiayai dengan menarik dari punguran pajak ekspor kelapa sawit dan memberi pajak
pada solar impor guna menghambat laju konsumsi impor solar.
KESIMPULAN
Penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana dampak dari pengembangan
industry pengolahan minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati (Biodiesel)
terhadap perkembangan ekonomi dan kondisi kemiskinan di Indonesia dapat terjawab
dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya pengembangan
industri biodiesel dapat meningkatkan output nasional, meningkatkan nilai tambah
dari produk minyak kelapa sawit sendiri, mengurangi pengangguran dan menurunkan
angka kemiskinan.
Hal tersebut tentu saja sudah sesuai dengan tujuan pembangunan pertanian
sendiri. Dimana tujuan dari pembangunan pertanian sendiri dapat melaksanakan
kegiatan terstruktur yang dapat menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pelaksanaan kebijakan ini juga harus sejalan dengan berbagai kebijakan
yang mendukung lainnya, seperti kebijakan pada hulu dan hilir nya agar tidak
menjadi permasalahan baru. Berikut juga pada industri terkait agar tidak menjadi
terdampak menurunkan produktivitas dari industri lain. Kebijakan pendukung juga
perlu dikeluarkan pemerintah guna mengatasi kendala-kendala yang menjadi
hambatan industri biodiesel dapat berkembang dan semakin efisien, diharapkan pula
biodiesel dapat menjadi komoditas ekspor baru yang dapat ditawarkan Indonesia
guna meningkatkan nilai tambah dari produk olahan kelapa sawit sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian A, Friyatno S, Hardono GS, Askin A, Gunawan E. 2015. Kajian Kebijakan
Pengembangan Bioenergi di Sektor Pertanian (Lanjutan). Laporan Akhir TA
2015. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.
Blank, S. C. 2003. Where is American Agriculture in Its “Life Cycle”? Journal of
Agricultural and Resource Economics, 28(3): 396-418.
Dharmawan, pA.H., Nuva, D.A. S. 2018. Pengembangan bioenergi di Indonesia:
Peluang dan tantangan kebijakan industri biodiesel. Pengemb. Bioenergi Di
Indones. Peluang Dan Tantangan Kebijak. Ind. Biodiesel .
doi:10.17528/cifor/006975.
Joni R, Gumbira-Sa E, Kusnadi N, Gumbira-Sa’id E, Harianto H, Kusnadi N. 2006.
Dampak pengembangan industri biodiesel dari kelapa sawit terhadap
perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kelapa sawit di indonesia. J.
Teknol. Ind. Pertan. 20(3):143–151.
Todaro, M. P. and S. C. Smith. 2006. Economic Development. Ninth Edition.
Pearson Education Limited, New York.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai