Anda di halaman 1dari 4

Nama : Moh Fikri Aulia

Nim : 200231100304
Kelas : Ekonomi Pembangunan D

Analisis Ekspor dan Produksi Minyak Sawit di Indonesia

PENDAHULUAN
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dan jasa dari suatu
negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses
ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas
dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain melalui prosedur dan tata cara
yang ditetapkan pemerintah. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan
campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah
bagian penting dari perdagangan internasional.

Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983.


Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring
dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi
impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau
konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim.
Persaingan sangat tajam antar berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu
barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.

Salah satu sektor penyumbang ekspor terbesar Indonesia berasal dari sektor
pertanian subsektor perkebunan yaitu minyak kelapa sawit. Industri minyak kelapa
sawit merupakan salah satu industri strategis sektor pertanian (agro-based industry)
yang banyak berkembang di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan
Thailand. Hasilnya biasa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti
industri makanan, industri kosmetika, dan industri sabun. Prospek perkembangan
industri kelapa sawit saat ini sangat pesat, karena terjadi peningkatan jumlah produksi
kelapa sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat. Perkebunan industri minyak
kelapa sawit menyerap lebih dari 4,5 juta petani dan tenaga kerja serta menyumbang
sekitar 4,5 persen dari total nilai ekspor nasional (Suharto, 2007).

Industri/perkebunan minyak kelapa sawit sebagai salah satu sektor unggulan


Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap ekspor nonmigas nasional
dan setiap tahun cenderung terus mengalami peningkatan (Tryfino, 2006). Ekspor
CPO Indonesia setiap tahunnya juga menunjukkan tren meningkat dengan rata-rata
peningkatan adalah 12,97 persen. Minyak kelapa sawit adalah salah satu minyak yang
paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia. Minyak yang murah, mudah
diproduksi dan sangat stabil ini digunakan untuk berbagai variasi makanan, kosmetik,
produk kebersihan, dan juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel.

PEMBAHASAN

Kelapa sawit di Indonesia

Menurut Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) Kementerian


Pertanian, pada 2017 , kelapa sawit Indonesia telah berkembang menjadi bagian yang
paling penting di dunia. Dalam hal produksi minyak sawit, Indonesia adalah nomor satu
yaitu dari 64 juta ton produksi sawit dunia, Indonesia menyumbang 35 juta ton (54%).
Perkiraan pada tahun 2050 dunia memerlukan tambahan 60 – 170 juta ton minyak
nabati untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin berkembang, dan akan
dibutuhkan sekitar 12-34 juta hektar tambahan lahan untuk perkebunan kelapa sawit
(PSEK; 2022). Akan tetapi untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan strategi
kebijakan guna menghadapi permasalahan yang akan muncul. Masalah utama saat ini
adalah tentang lahan. Diperkirakan sebanyak 1,7 juta lahan sawit rakyat saat ini
statusnya belum jelas, baik dari hukum penguasaan maupun peruntukan lahan. Selain
itu diperkirakan sebanyak 13,50% (1,5 juta ha) lahan sawit berada di lokasi lahan
gambut, serta permasalahan yang diakibatkan deforestasi/ekspansi sawit (PSEKP;
2022).

Perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia


Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengungkapkan nilai
ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mencapai US$ 35 miliar pada
2021. Nilai ini meningkat 52,8% dari US$ 22,9 miliar pada 2020. Naiknya nilai ekspor
ini berkat harga rata-rata CPO yang tinggi pada 2021. Harga rata-rata mencapai US$
1.194 per ton, 67% lebih tinggi dibanding US$ 715 per ton pada 2020. Meski nilai
ekspor meningkat, produksi CPO lebih rendah daripada 2020. Produksi CPO tercatat
sebesar 46,89 juta ton pada 2021, turun dari 47,03 juta ton pada 2020. Nilai ekspor
pada 2021 menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Pada 2017, nilai ekspor
tercatat sebesar US$ 22,97 miliar. Nilai tersebut meningkat menjadi US$ 23 miliar
pada 2018. Nilai ekspor turun menjadi US$ 20,22 miliar pada 2019. Tahun selanjutnya,
nilai ekspor kembali meningkat menjadi US$ 22,9 miliar.
Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia dan Target untuk Tahun 2050

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi perkebunan kelapa sawit


Indonesia melonjak selama lima tahun terakhir. Pada 2019, produksinya mencapai
48,42 juta ton atau meningkat 12,92% dari tahun sebelumnya yakni 42,88 juta ton.
Perkembangan produksi kelapa sawit tercatat terus bertambah dari sebesar 31,07 juta
ton pada 2015 menjadi 31,49 juta ton setahun setelahnya. Lonjakan tertinggi pada
2017-2018 yakni dari 34,94 juta ton menjadi 42,88 juta ton atau naik sekitar 22,72%.
Untuk tahun 2050 sendiri produksi kelapa sawit Indonesia diharapkan mampu
mencapai angka 155 juta ton, dan untuk mencapai target ini tentu dibutuhkan
tambahan lahan sawit sebanyak 25 juta hektar dan produktifitas harus naik rata-rata 6
ton minyak per hektar.

Anda mungkin juga menyukai