Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan
pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan tugas ini dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung
Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah “Nasionalisme, Kapitalisme dalam mengatasi Krisis
Kelangkaan Energi dan Minyak Goreng di Indonesia menurut Kajian Indonesia
Kontemporer.” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Anti Korupsi. Saya berharap makalah tentang Kelangkaan Energi
dan Minyak Goreng di indonesia ini dapat menambah wawasan bagi masyarakat
maupun mahasiswa.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga tugas ini dapat
diterima dengan baik dan bermanfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Adit Ardiansyah
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ………………………………………………… 25
B. Saran ………………………………………………………... 25
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………… 26
ii
BAB. 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu jenis barang kebutuhan pokok dan penting sebagaimana
disebutkan dalam PP Nomor 71 Tahun 2015, minyak goreng yang termasuk sebagai
laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai IHK (Indeks Harga Konsumen)
Februari 2022, deflasi yang terjadi pada kelompok volatile food dimana satu di
antaranya adalah minyak goreng, perlu kiranya menjadi perhatian pemerintah untuk
umum maupun bagi pelaku usaha mikro dan usaha kecil. Dalam perkembangannya,
permasalahan stabilitas harga dan kecukupan stok minyak goreng dalam memenuhi
data perkembangan harga pangan tahunan secara nasional yang dikeluarkan PIHPSN
(Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional), dimana kenaikan harga terjadi
pada Pebruari 2022 dengan nilai masih diatas HET. Selanjutnya pada pertengahan
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB. 2 PEMBAHASAN
Jika gejolak harga minyak goreng dengan mudah dipahami secara ekonomi,
tidak demikian halnya dengan dimensi politik. Dalam bingkai ekonomi-politik,
pemerintah mesti menyadari bahwa tidak ada kebijakan (ekonomi dan politik)
yang bisa memuaskan semua pihak secara optimal.Setiap kelompok
kepentingan akan berupaya mendapatkan keuntungan ekonomi sebesar-
besarnya dengan upaya yang sekecil-kecilnya. Karena itu, setiap kebijakan
(ekonomi dan politik) selalu ada pihak yang diuntungkan dan yang dirugikan.
2
Dari sisi perspektif ekonomi politik bahwa Pemerintah menghadapi tantangan
untuk membuat kebijakan yang tepat dalam krisis minyak goreng di Indonesia.
Dalam ekonoomi politik terutama pasar tidak dilihat dari aspek perilaku jual
beli tapi ada aktor konstituen yang merupakan rakyat merupakan aktor yang
penting. Demikian yang dikatakan Meidi Kosandi, Ph.D (dosen departemen
Ilmu Politik FISIP UI)., dalam sebuah webinar dengan tema Strategi
Penyelesaian Krisis Minyak Goreng di Indonesa (31/03)
3
Dilema yang dihadapi oleh negara di satu sisi negara ingin mengembangkan
industri kelapa sawit tetapi di sisi lain diterpa isu isu seperti lingkungan hidup,
alih lahan hutan dan isu keberpihakan pada masyarakat.
Beberapa persoalan yang dihadapi dalam paradigma kebijakan ada
kecenderungan kebijakan didominasi oleh paradigma kekuasaan. Ada narasi
ketergantungan konsumsi minyak goreng di dalam negeri sehingg perlu ada
perubahan perilaku masyarakat seolah itu sumber masalahnya. Kemudian ada
juga narasi penimbunan minyak goreng. Narasi- narasi yang dibangun seperti
ini bisa jadi benar tapi dalam praktiknya semua permaslahan terkait
dengan supply yang seharusnya diatur tetapi yang diangkat adalah soal yang
lain.
Stok bahan mentah yang cukup melimpah pada awal tahun ini menjadi bahan
pembicaraan publik bahwasanya isu mengenai kelangkaan minyak goreng ini
pasti ada dalang kapitalisme yang membersamainya.
4
Keberadaan melimpahnya bahan mentah ini dapat dibuktikan dengan data
yang dilansir databoks.katadata.co.id kementerian pertanian (kementan),
menunjukan bahwa luas perkebunan minyak kelapa sawit mencapai 15,08 juta
hektar (ha) pada tahun 2021.
Melalui data tersebut bisa disimpulkan bahwa Indonesia sama sekali tidak
mengalami krisis dalam segi bahan mentah. Dengan besaran lahan sawit yang
terus bertambah jika kita logika dengan akal sehat maka produksi bahan
mentah sudah dapat dipastikan akan menaik. Akan tetapi, kenyataan
dilapangan tidak demikian.
5
CPO Indonesia melakukan pengalihan atau memprioritaskan hasil produknya
ke pasar internasional atau pasar ekspor untuk mendapatkan keuntungan yang
lebih besar. Sedangkan Ratnawati Nurkhoiry M.Sc, peneliti bidang sosial tekno
ekonomi dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) menilai bahwa penyebab
dibalik kelangkaan minyak goreng adalah akibat distrbusi yang belum normal,
bukan disebabkan minimnya pasokan. Selain itu, kelangkaan menurut GAPKI
(Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) dalam siaran pers terkait
kinerja industry sawit 2021 juga dapat disebabkan rendahnya produksi CPO
Indonesia tahun 2021 yang hanya mencapai 46,9juta ton (0,31% lebih rendah
disbanding produksi tahun 2020 sebesar 47juta ton), yang diakibatkan dari
keterbatasan pemupukan dan faktor cuaca di tahun 2019 dan 2020.
6
perliter untuk minyak goreng kemasan sederhana maupun premium;
mengembalikan harga minyak goreng kemasan pada nilai keekonomiannya;
dan pemberian subsidi untuk minyak goreng curah dengan sumber dana yang
berasal dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Sedangkan dua kebijakan lainnya adalah terkait dengan kebijakan pasar
domestik (DMO) dan kebijakan harga domestik (DPO).
7
pada hasil penelitian IDEAS, maka krisis atas kelangkaan minyak goreng di
lumbung sawit dunia yang terjadi di Indonesia seharusnya dapat diuraikan dengan
cepat. Hal ini didasarkan pada pola utama perdagangan minyak goreng secara
nasional dilakukan dengan mekanisme distribusi dari produsen ke distributor, yang
selanjutnya disambungkan kepada ritel tradisional dan moden, baru kemudian ke
konsumen akhir. Sehingga dalam hal ini masyarakat sepenuhnya bergantung pada
ritel tradisional dan modern, meskipun tidak menutup kemungkinan terdapat
beberapa konsumen akhir, seperti industri pengolahan, hotel, dan restoran dapat
secara langsung mengakses ke pabrik dan distributor dalam memenuhi kebutuhan
pasokan minyak goreng. Dengan itu, implikasinya adalah tersedianya kapasitas
produksi pabrik minyak goreng yang besar, sehingga sebagian produksi yang di
ekspor atau terdapat pihak tertentu yang membuat jalur distribusi langsung dari
pabrik menuju konsumen akhir dapat ditelusuri secara jelas. Dengan kata lain,
kondisi tersebut dapat mendorong lebih cepat ditemukan dan diuraikannya “titik
kusut” atas permasalahan kelangkaan minyak goreng.
Dengan itu, kebijakan subsidi minyak goreng yang dilakukan pemerintah dapat
dinilai belum efektif. Hal ini dimungkinkan karena data dan fakta di lapangan
menunjukkan bahwa sebanyak 61% penggunaan minyak goreng pada rumah
tangga adalah jenis minyak curah, sedangkan kebijakan subsidi diterapkan pada
minyak kemasan.
8
B. Upaya Pemerinatah Dalam Penanganan Kelangkaan Minyak Goreng
Pemerintah sudah menyiapkan skema subsidi minyak goreng curah. Subsidi itu
diberikan agar harga minyak goreng curah di pasaran sesuai dengan harga eceran
tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter. Untuk itu, Pemerintah menyiapkan nilai
subsidi secara keseluruhan mencapai Rp 7,6 Triliun untuk 6 bulan.
Selama enam bulan tersebut, minyak goreng curah yang akan diprioduksi
mencapai 1,2 juta ton. Itu artinya, subsidi minyak goreng curah setara
dengan Rp.6.300/kilogram. Dengan harga jual berdasarkan HET (Harga Eceran
Tertinggi) yang senilai Rp.14 ribu/liter, maka harga asli minyak goreng curah
(Sebelum diberi subsidi) mencapai Rp 20 ribu/liter. Kamis (31/3/22).
Fakta ini akan berimplikasi pada minyak goreng kemasan. Sudah pasti harga
minyak goreng kemasan akan sangat mahal, di atas Rp 20 ribu per liter. Para
produsen minyak goreng curah pun akan tertarik menjual produknya dengan
memakai kemasan seadanya sehingga akan didapat harga jual yang tinggi. Selain
itu, sistem admisnitrasi subsidi yang biasanya rumit bisa membuat proses
penyaluran minyak goreng kemasan tetap terhambat. Saat ini, nyaris tak ada
minyak goreng curah yang dihargai Rp. 14 ribu/liter sesuai HET. Hasil sidak
Kapolri menyatakan, harga minyak goreng curah dibanderol Rp. 15.500/liter.
9
Untuk mengatasi masalah kelangkaan ini, hindari intervensi pasar yang
dilakukan di luar lokasi pasar karena akan lebih banyak menimbulkan moral
hazard. Pemerintah harus mengotimalkan fungsi pasar agar sesempurna mungkin.
Pemda dan aparat keamanan di daerah harus mengetahui dan mengumumkan
secara rutin kepada publik, kondisi ketersediaan minyak goreng di daerahnya baik
yang masih berada di produsen, di distributor level 1 s.d. 4, di gudang agen, dan
peritel melalui pemeriksaan berkala secara fisik dan dokumen.
10
Rossanto menjelaskan setidaknya ada tiga hal yang harus diupayakan oleh
pemerintah. Dengan penerapan tiga hal tersebut, diharapkan kelangkaan minyak
goreng dalam negeri bisa teratasi.
Harga minyak luar negeri saat ini memang cukup menjanjikan. Namun apabila dirasa
kurang efektif dalam mendorong kebutuhan pasar dalam negeri, pemerintah dapat
menerapkan pajak ekspor minyak goreng menjadi lebih tinggi.
“Dengan begitu pemerintah dapat memastikan pasokan minyak goreng dalam negeri
tercukupi,” jelasnya.
“Semua CPO (Crude Palm Oil, Red) yang diproduksi juga bisa terjual, baik di dalam
atau luar negeri,” paparnya.
Relaksasi Kebijakan Biodiesel 30 Persen (B30)
Kedua, menurut Rossanto, pemerintah dapat melakukan relaksasi atau pengenduran
kewajiban produsen untuk memenuhi kebutuhan biodiesel 30 persen. Persentase
biodiesel bisa dikurangi menjadi 20 persen selama masa gejolak kelangkaan minyak
11
goreng terjadi. “Jika dirasa masih cukup tinggi, bisa diturunkan lagi sampai 15
persen,” tambahnya.
“Misalnya dengan menerapkan kebijakan 20-30 persen dari produksi harus dipasarkan
di dalam negeri,” imbuhnya.
“Kita bisa lihat selama ini pemerintah melalui Kemenko Perekonomian terus
memonitor dan mengecek di lapangan agar tidak terjadi penyimpangan distribusi.
Pemerintah juga melakukan back up dalam pengamanan dan pengawasan agar
kebijakan dapat berjalan dengan baik. Bahkan penindakan bagi oknum atau pelaku
yang terbukti bersalah. Menko Perekonomian Pa Airlangga bahkan sudah menyatakan
agar mafia ini ditangkap. Data sudah ada. Jadi ini upaya sedang maksimal dilakukan,
meski tetap butuh dukungan masyarakat,” ungkap Maman dalam keterangannya,
12
Selasa (22/3). Maman tidak sepakat dengan politisi Senayan yang terkesan asal
bicara. Apalagi muncul dari anggota partai pendukung koalisi pemerintahan Presiden
Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin, yang cenderung mengkambinghitamkan
pemerintah.
"Ada pula spekulan yang mencoba mengambil untung dari kondisi ini,” katanya.
Maman menyebutkan, langka dan mahalnya harga minyak goreng saat ini, selain
karena ulah spekulan, juga karena kelangkaan bahan baku dan gangguan kondisi
rantai pasok dunia.
“Ada banyak penyebabnya. Ulah mafia dan spekulan yang mengganggu proses supply
chain di dalam negeri juga tidak bisa diabaikan,” kata Maman.
13
kata dia juga disebabkan adanya indikasi penyimpanan stok dalam jumlah di atas rata-
rata kebutuhan bulanan.
Ini kemudian dijual kembali oleh reseller atau spekulan dengan harga di atas
ketentuan. Selain itu Perang antara Rusia dan Ukraina juga mengganggu rantai pasok,
karena menyebabkan terganggunya ketersediaan gandum dan beberapa bahan
produksi lain. “Jadi sebenarnya ini sudah banyak dilakukan. Kita tidak bisa juga asal
bicara bahkan terkesan memojokan pemerintah,” pungkas Maman. (OL-7)
C. Krisis Energi
Dunia tengah dihadapkan dengan ancaman krisis energi. Harga minyak dunia
mengalami kenaikan bahkan mencatat rekor tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Sebenarnya, apa penyebab krisis energi? Krisis energi dapat melanda seluruh belahan
dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Tingginya konsumsi energi
ditambah dengan sumber daya yang semakin berkurang menyumbang pengaruh besar
dalam krisis energi di dunia.
Krisis energi merupakan suatu persoalan terbesar yang dihadapi oleh dunia,
termasuk Indonesia. Sebagai salah satu negara dengan konsumsi energi yang
tinggi. Indonesia dihadapkan pada dua isu besar yang menjadi masalah energi
sekarang ini. Masalah pertama adalah ketersediaan energi konvensional yang
semakin berkurang, sedangkan kebutuhan akan energi justru semakin meningkat.
Keterbatasan tersebut dapat berpengaruh terhadap harga beli bahan bakar dan
besaran tarif listrik.
Menurut data yang dikemukakan oleh Handbook of energy and Economic of
Indonesia menyatakan bahwa cadangan bahan bakar fosil diperkiran akan habis
sekitar 25-30 tahun lagi. Perkiraan tersebut berdasarkan pada perhitungan
penggunaan bahan bakar fosil saat ini. Masalah kedua yaitu tentang lingkungan.
Minyak bumi yang digunakan sebagai energi listrik terbukti berpengaruh buruk
terhadap kondisi lingkungan seperti misalnya sisa-sisa dari pembakaran batu bara
pada pembangkit listrik berbasis tenaga uap yang berpengaruh terhadap kondisi
udara dan global warming.
14
enurut laporan dari US Environmental Protection Agency (US-EPA) pada
tahun 2014 menyatakan bahwa lebih dari 84% gas rumah kaca yang dihasilkan
merupakan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil
ternyata tidak hanya menghasilkan gas karbon dioksida, tetapi juga menghasilkan
gas-gas polutan lainnya seperti nitrogen oksida dan juga sulfur oksida. Oleh sebab
itu, perlu sumber energi alternatif yang berkelanjutan untuk menghindari
terjadinya krisis energi serta dapat mengurangi dampak pencemaran terhadap
lingkungan.
Energi terbarukan menjadi salah satu bahasan hangat yang diperbincangkan
dikalangan penggiat energi, karena seolah menjadi jawaban dari persoalan-
persoalan energi yang dihadapi saat ini. Energi terbarukan adalah sumber energi
yang dihasilkan secara alamiah yang tidak akan habis, seperti contohnya angin, air,
panas, dan lain-lain. Sumber energi terbarukan merupakan salah satu sumber
energi yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan.
Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan salah satu dari bentuk energi
terbarukan yang ramah lingkungan dan dapat dijadikan sebagai sumber energi
alternatif dimasa yang akan datang. Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan
teknologi yang dapat mengubah energi kimia menjadi suatu energi listrik melalui
reaksi katalik dengan bantuan mikroorganisme. Microbial Fuel Cell memfasilitasi
sebuah lingkungan reduksi oksidasi yang dapat dikendalikan oleh elektron dan
menjadikannya alat yang ideal untuk mengolah mikroorganisme. Fuel cell dapat
memproduksi listrik secara berkelanjutan dengan memanfaatkan ketersediaanya
suplai dari bahan bakar eksternal, sehingga sifatnya justru berlawanan dengan
baterai.
Limbah industri makanan, yang mengandung karbohidrat, protein, dan
lemak, dapat menimbulkan beberapa masalah lingkungan dikarenakan
menimbulkan bau yang tidak sedap dan akan menjadi polusi ketika limbah
tersebut dibuang pada perairan begitu saja tanpa adanya perlakuan yang tepat.
Namun sebenarnya dengan bahan-bahan organik yang terkandung didalam air
15
limbah industri makanan tersebut, dapat dimanfaatkan dalam sistem Microbial
Fuel Cell sebagai sumber pertumbuhan untuk mikroba.
Seperti kita ketahui, industri tahu merupakan industri yang sangat banyak
dijumpai di Indonesia, karena tahu merupakan makanan yang tinggi protein dan
sangat digemari oleh masyarakat karena rasanya lezat dan juga harganya yang
murah. Namun air limbah industri pembuatan tahu, merupakan salah satu air
limbah yang banyak menimbulkan masalah terhadap lingkungan sekitarnya. Pada
saat ini, sebagian besar air limbah industri tahu belum diolah sepenuhnya
dikarenakan pembuatan yang dilakukan oleh skala rumah tangga belum memiliki
unit pengolahan air limbah. Sedangkan menurut Komala et al (2010), air limbah
industri pembuatan tahu ini masih mengandung senyawa organik dan nutrien yang
cukup tinggi. Maka dari itu, dalam hal upaya pemanfaatan terhadap air limbah ahu
dapat dimanfaatkan sebagai substrat dalam sistem microbial fuel cell untuk
produksi listrik.
Menyadari potensi MFC di masa depan sebagai salah satu energi alternatif
terbarukan, riset ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh sistem seri
pada chamber, lama waktu operasi, dan volume limbah terhadap kinerja MFC.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah ke
depan untuk mendapatkan dan menemukan sumber energi yang murah dan aman
untuk lingkungan.
Krisis energi adalah kekurangan atau gangguan pada penyediaan pasokan energi,
menurut Collinsdictionary. Krisis energi juga dapat diartikan sebagai kurangnya
persediaan sumber daya energi atau peningkatan terhadap harga sumber daya, seperti
minyak bumi.
16
menekankan aspek-aspek tertentu dan mengaburkan aspek-aspek lain dari rangkaian
peristiwa yang dirujuknya.
Jika dibandingkan dengan peristiwa sejarah, metafora ini telah mengaburkan peran
pemerintah dan industri minyak dalam pengembangan kebijakan konsumsi minyak
yang tinggi dan ketergantungan pada impor, sementara peran konsumen lebih
ditekankan dalam hal ini.
Penyebab Krisis Energi Krisis energi merupakan masalah yang cukup kompleks dan
terdiri dari berbagai penyebab. Melansir enovaenergy.com.au, berikut 10 penyebab
krisis energi:
1. Konsumsi Berlebihan
Krisis energi adalah akibat dari berbagai tekanan pada berbagai sumber daya alam.
Ada tekanan pada bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara karena
konsumsi berlebihan, yang kemudian dapat membebani sumber daya air dan oksigen
kita dengan menyebabkan polusi.
Model konsumsi saat ini sebagian besar bergantung pada sumber daya yang dapat
dikonsumsi dan terbatas seperti batu bara, minyak, dan gas alam, dan ini semakin
dekat untuk habis. Menurut proyeksi saat ini, cadangan minyak cukup untuk 40-60
tahun, minyak konvensional sekitar 60 tahun, dan cadangan batu bara sekitar 2 abad.
2. Over Populasi
Penyebab lain dari krisis adalah peningkatan yang stabil dalam populasi dunia dan
permintaannya akan energi.
Permintaan energi akan diperkuat oleh ledakan demografis dan ekonomi di daerah-
daerah yang sedang berkembang. Diperkirakan bahwa populasi dunia akan mencapai
17
hampir 10 miliar orang pada tahun 2050. Menurut Badan Energi Internasional (IEA),
permintaan energi global dapat meningkat lebih dari 50% pada tahun 2030 tanpa
adanya kebijakan publik di bidang ini.
3. Pemborosan Energi
Energi terbarukan masih tetap tidak digunakan atau kurang dimanfaatkan di sebagian
besar negara. Sebagian besar energi berasal dari sumber yang tidak terbarukan seperti
batu bara. Ini berarti ada cukup banyak ruang untuk perbaikan di area ini.
Jika kita tidak fokus serius pada energi terbarukan, masalah krisis energi dunia tidak
dapat diselesaikan. Sumber energi terbarukan dapat mengurangi ketergantungan pada
bahan bakar fosil dan juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
Penuaan infrastruktur peralatan pembangkit listrik dapat menjadi alasan lain akan
krisis energi global. Beberapa negara menggunakan peralatan usang yang membatasi
produksi energi yang efisien dan efektif.
18
sejumlah besar sumber daya tambahan, namun hal tersebut dapat menciptakan standar
kinerja tinggi dan membantu mencegah krisis energi.
Penundaan yang signifikan dalam commissioning (uji coba) pembangkit listrik baru
dapat mengisi kesenjangan antara permintaan dan pasokan energi. Hasilnya, sistem
berada di bawah tekanan besar untuk memenuhi permintaan listrik sehari-hari. Ketika
pasokan tidak sesuai dengan permintaan, hal tersebut dapat mengakibatkan pelepasan
beban, bahkan pemadaman sistem.
Pemadaman listrik atau gangguan saluran dan gangguan pasokan adalah akibat dari
sistem distribusi yang buruk. Gangguan ini juga menyebabkan pasokan menjadi lebih
mahal.
Kecelakaan-kecelakaan besar seperti patahan atau putusnya jalur utama, dan bencana
alam seperti kekeringan, banjir, angin topan, letusan gunung berapi, dan gempa bumi
menyebabkan terhentinya pasokan energi.
9. Perang
Perang antar negara juga dapat menghambat pasokan energi, terutama jika terjadi di
negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Irak, Iran, Kuwait, UEA, atau Qatar
sebagai pemasok energi utama atau minyak. Hal ini menyebabkan kenaikan harga
minyak dan kelangkaan global yang pada gilirannya memiliki efek riak yang
menyebabkan masalah bagi konsumen energi.
19
10. Faktor Lain-lain
Kenaikan pajak, pemogokan, peristiwa politik, musim panas yang parah atau musim
dingin yang dingin dapat menyebabkan peningkatan permintaan energi secara tiba-
tiba dan dapat menghambat pasokan.
Meskipun krisis energi telah terjadi saat ini, namun ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk mencegah semakin memburuknya krisis tersebut. Berikut cara
mengatasi krisis energi:
20
Bekerja secara paralel dalam gerakan menuju penggunaan sumber terbarukan yang
lebih luas perlu adanya upaya kolektif dalam meningkatkan dan meningkatkan
teknologi penyimpanan. Seperti baterai atau penyimpanan energi hidro yang dipompa
dan lebih mudah diakses serta hemat biaya.
Kesadaran untuk menggunakan energi secara efisien perlu ditingkatkan. Beberapa hal
sederhana yang dapat membantu untuk menghemat energi antara lain mematikan
kipas dan lampu saat tidak digunakan, berhati-hati saat menggunakan peralatan,
membatasi penggunaan pemanas dan pendingin, berjalan kaki, dan kegiatan kecil tapi
berdampak besar lainnya.
Audit energi adalah proses yang membantu untuk mengidentifikasi area di mana
rumah atau kantor kehilangan energi dan langkah apa yang dapat diambil untuk
meningkatkan efisiensi energi.
Audit energi dan secara umum lebih memperhatikan penggunaan energi dapat
membantu mengurangi jejak karbon, menghemat energi dan uang, dan membantu
mencegah dampak lebih lanjut pada krisis energi.
21
Baik negara maju maupun negara berkembang harus memiliki kepedulian yang sama
tentang perubahan iklim. Mereka harus fokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca
melalui mekanisme lintas batas yang efektif.
Dengan pertumbuhan populasi saat ini dan konsumsi sumber daya yang berlebihan,
konsekuensi dari pemanasan global dan perubahan iklim tidak dapat dikesampingkan.
Baik negara maju maupun berkembang harus fokus pada pengurangan emisi untuk
mengurangi separuh emisi mereka dari tingkat saat ini pada tahun 2050.
Krisis energi yang dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah telah membuka mata
berbagai pihak, baik masyarakat awam, pemerintah, maupun akademisi, bahwa
kelangkaan sumber energi merupakan masalah mendesak yang memerlukan perhatian
serius.
Dalam waktu dekat, krisis energi berpotensi memperlambat gerak produksi, dan
mengakibatkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi hingga berakibat pada
penurunan pendapatan dan daya beli, yang dapat menyebabkan kelumpuhan ekonomi
rakyat.
"Untuk mengatasi krisis energi, kita perlu memanfaatkan energi alternatif sebagai
pengganti bahan bakar seperti pemakaian tenaga surya, angin, air, atau pengembangan
energi nabati seperti penanaman jarak pagar, pemakaian minyak sawit," katanya.
22
Pemakaian energi alternatif, tambah Widayati, merupakan jawaban yang tepat atas
menipisnya sumber-sumber energi fosil yang menjadi sumber BBM.
"Jika alternatif penghematan energi ini bisa dikembangkan, tentu saja berdampak
positif bagi pemerintah yakni dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil,
dalam hal ini minyak bumi merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi subsidi,"
tambahnya.
Potensi alam yang ada memang sangat memungkinkan bisa dimanfaatkan sebagai
salah satu usaha untuk mengatasi masalah kemiskinan. Dengan memanfaatkan energi
terbarukan, sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Keterbatasan sumber energi dari minyak bumi membuat usaha untuk mencari sumber
energi terbarukan yang ramah lingkungan dan murah. Ekonomi masyarakat pedesaan
selama ini merupakan masalah pemerintah yang tidak kunjung selesai, karena
kemiskinan dan pendapatan perkapita masyarakat yang rendah dan derajat pendidikan
yang relatif rendah menambah semakin sulitnya masyarakat pedesaan untuk maju dan
berkembang disamping akses jalan yang menjadi masalah.
Dengan memanfaatkan aliran air yang mengalir pada sungai kecil / Pangkung
sebagai pembangkit tenaga listrik akan sangat membantu masyarakat setempat dalam
mendapatkan Listrik secara swadaya.Dengan metode Vertex dengan sumbu axial,
sangat memungkinkan mengingat potensi alam yang sangat mendukung.
Energi listrik yang bersumber dari Air merupakan sumber energi yang murah, dapat
dimanfaatkan untuk penerangan rumah tangga masyaarakat dimalam hari khususnya
di Dusun Gambuk, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan Bali yang selama ini
memanfaatkan minyak tanah dengan harga yang relatif mahal. Dengan memanfaatkan
potensi lingkungan yang ada berupa aliran kali (pangkung) sebagai pembangkit listrik
sederhana dengan kapasitas kecil. Lebih diutamakan disaat musim penghujan, air kali
(pangkung) yang mengalir terbuang percuma, yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi listrik. Tersedianya listrik secara swadaya dan murah, akan sangat
23
membantu meringankan beban masyarakan ditengah-tengah kemiskinan yang tidak
kunjung usai dalam masa-masa sulit seperti ini. dimanfaatkan sebagai salah satu usaha
untuk mengatasi masalah kemiskinan.
Dengan memanfaatkan aliran air yang mengalir pada sungai kecil / Pangkung sebagai
pembangkit tenaga listrik akan sangat membantu masyarakat setempat dalam
mendapatkan Listrik secara swadaya.
Dengan metode Vertex dengan sumbu axial, sangat memungkinkan mengingat potensi
alam yang sangat mendukung. Energi listrik yang bersumber dari Air merupakan
sumber energi yang murah, dapat dimanfaatkan untuk penerangan rumah tangga
masyaarakat dimalam hari khususnya di Dusun Gambuk, Kecamatan Pupuan,
Kabupaten Tabanan Bali yang selama ini memanfaatkan minyak tanah dengan harga
yang relatif mahal. Dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada berupa aliran
kali (pangkung) sebagai pembangkit listrik sederhana dengan kapasitas kecil.
24
BAB. 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
25
B. SARAN
Tidak kalah pentingnya adalah, perlu pengawasan atas tindak lanjut rekomendasi
Komisi VI DPR RI agar Kementerian Perdagangan segara berkoordinasi dengan Satgas
Pangan, Polri, maupun aprat penegak hukum untuk melakukan tindakan tegas bagi
para pelaku pelanggar hukum apabila diperlukan, tanpa terkecuali jika ditemukan
penyimpangan yang dilakukan para pengusaha minyak goreng melalui pencabutan
izin usaha dan lebih lanjut dengan pencabutan izin hak guna bagi pengusaha yang
juga mengelola bisnis kebun sawit ditanah negara. Dengan demikian diharapkan
ketersediaan dan kestabilan harga minyak goreng yang ada di pasar dapat terjamin.
DAFTAR PUSTAKA
https://fisip.ui.ac.id/krisis-minyak-goreng-dari-sisi-ekonomi-politik/
https://berkas.dpr.go.id/puskajiakn/analisis-ringkas-cepat/public-file/analisis-ringkas-
cepat-public-55.pdf
https://www.kompasiana.com/20_tedyaprilianto3560/6240625bbb44863238069282/
kelangkaan-minyak-goreng-bentuk-kapitalisme-sebagai-alat-pengacau-publik
https://news.unair.ac.id/2022/02/25/tiga-alternatif-kebijakan-pemerintah-untuk-atasi-
kelangkaan-minyak-goreng/
Sumber: https://mediaindonesia.com/ekonomi/480072/upaya-pemerintah-atasi-
kelangkaan-minyak-goreng-butuh-dukungan-masyarakat
26