Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

https://www.kompasiana.com/
rnpacses0820/624b1187951051194c495772/analisis-kasus-penimbunan-
minyak-goreng-di-indonesia-dalam-perspektif-ekonomi-islam

Berbagai macam penyebab tersebut membuat harga minyak goreng


nasional mulai Januari 2022 mengalami tren kenaikan dalam jangka waktu
yang relatif cepat. Kondisi ini direspon pemerintah melalui Menteri
Perdagangan Muhammad Lutfi yang menetapkan kebijakan HET (Harga
Eceran Tertinggi) pada minyak goreng dengan rincian harga minyak
goreng curah Rp11.500,-per liter, minyak goreng kemasan sederhana
Rp13.500,- per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000,-
per liter yang berlaku pada 1 Februari 2022 (Timorria, 2022). Kebijakan ini
bertujuan untuk melindungi rakyat agar tetap mendapatkan minyak goreng
dengan harga normal.

Namun kondisi ini memunculkan fenomena baru yaitu minyak goreng


yang semakin langka ditemukan di pasar-pasar modern maupun
tradisional. Salah satu faktor dari semakin langkanya minyak goreng ini
adalah adanya oknum yang melakukan penimbunan terhadap barang
minyak goreng. Berikut beberapa kasus penimbunan minyak goreng yang
terjadi:

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kalimantan Selatan


menemukan gudang penimbunan minyak goreng kemasan dengan
sebanyak 16.850 pcs atau berat total sebesar 31. 320liter yang ditemukan
di Jalan Gubernur Soebarjo Desa Tatah Layap, Kabupaten Banjar
(Santoso, 2022).

Kapolres Lebak Banten menemukan gudang penimbunan minyak


goreng dari informasi warga dengan total ada 2.000 karton atau
24.000liter minyak goreng yang berada di samping rumah di Desa
Cempaka, Kecamatan Warunggunung, Lebak Banten (Darmawan, 2022).

Polda Sulawesi Tengah menemukan dua gudang penimbunan minyak


goreng oleh CV yang beralamat di Jalan I Gusti Ngurah Rai Kelurahan
Tavanjuka, Kecamatan Tatang yang berisi 1.748 dos atau 21. 355liter
minyak goreng dan beralamat di Jalan Tavanjuka Kompleks Ruko
Bundaran Palupi Permai Palu yang berisi 2. 461 dos atau 32.514liter
minyak goreng (Darmawan, 2022).
Polda Sumatera Utara bersama Satgas Pangan menemukan gudang
penimbunan minyak goreng sebanyak 1,1 juta kilogram yang disimpan di
beberapa tempat di Kabupaten Deli Serdang (Litbang MPI, 2022).

Masalah kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng muncul sejak


akhir tahun 2021. Kendati pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk
mengatasinya, namun hingga Maret 2022 kelangkaan minyak goreng
masih tetap ditemukan. Ada kebijakan pemerintah yang mendorong
kelangkaan namun menguntungkan korporasi sawit.

Semenjak permasalahan minyak goreng muncul, pemerintah sedikitnya


telah mengeluarkan tiga kebijakan dalam waktu berdekatan. Kebijakan
tersebut antara lain mengatur subsidi minyak goreng menggunakan dana
perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), kebijakan Harga Eceran Tertinggi
(HET) Minyak Goreng Sawit, dan Domestic Market Obligation (DMO) atau
kewajiban perusahaan untuk memasok produksi bagi pasar dalam negeri.
Seluruhnya diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan. 

Sedikitnya terdapat tiga kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Pertama,


mensubsidi minyak goreng kemasan dengan dana perkebunan kelapa
sawit yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
(BPDPKS). Kedua, yaitu Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag)
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Penyediaan Minyak Goreng Kemasan
Sederhana Untuk Kebutuhan Masyarakat Dalam Kerangka Pembiayaan
Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang kemudian
diubah menjadi Permendag Nomor 3 Tahun 2022, dan Permendag Nomor
6 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyak
Goreng Sawit.

Kelangkaan minyak goreng di Indonesia sudah dialami masyarakat


Inbdonesia selama 2 bulan terakhir ini. Secara ekonomi, turbulensi harga
minyak goreng di pasar domestik amat mudah dijelaskan, yaitu dengan
mendedah fakta bahwa kenaikan harga selaras dengan melonjaknya
harga minyak mentah sawit (crude palm oil/CPO), bahan baku utama
minyak goreng.

Menurut Meidi, kebijakan negara di sektor industri sawit diantaranya


hilirisasi industri berbasis kelapa sawit sejak 2007, dengan inovasi
Indonesia berhasil mengembangkan 168 jenis produk turunan, 80%
ekspor produk turunan serta produksi minyak goreng. Adanya sentralisasi
dibawah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)
serta ada program B30 yaitu pencampuran 30% biodiesel sawit dengan
70% minyak solar program ini diklaim menguntungkan negara melalui
penambahan devisa sebab 30 persen bahan baku untuk pembuatan solar
diperoleh dari komoditas kelapa sawit Indonesia. Dari bebrapa langkah
Pemrintah ini sudah terlihat bahwa Pemerintah sudah berupaya
mengembangkan industri sawit di dalam negeri. Dilema yang dihadapi
oleh negara di satu sisi negara ingin mengembangkan industri kelapa
sawit tetapi di sisi lain diterpa isu isu seperti lingkungan hidup, alih lahan
hutan dan isu keberpihakan pada masyarakat.

enteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi mengatakan setidaknya


ada tiga tersangka mafia minyak goreng yang diduga menjadi biang kerok
kenaikan harga serta kelangkaan barang pokok tersebut di pasaran.

Dalam agenda rapat dengar pendapat dengan anggota Komisi VI DPR


pada Kamis pekan lalu, kata dia, polisi telah mengantongi nama-nama
tersangka itu. Luthfi bahkan menjanjikan para mafia tersebut akan
diumumkan oleh kepolisian pada Senin (21/3).

Baca artikel CNN Indonesia "Kasus Minyak Goreng dan Mafia yang Sulit
Terungkap" selengkapnya di sini:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220325092101-12-775952/kas
us-minyak-goreng-dan-mafia-yang-sulit-terungkap.

Kelangkaan minyak goreng di pusat perbelanjaan ritel modern disebabkan


oleh terhambatnya pasokan dari distributor serta ulah para spekulan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N
Mandey mengakui masih adanya kelangkaan pasokan minyak goreng
murah di sejumlah ritel modern hingga pekan ini. Keterbatasan pasokan
minyak goreng itu juga terjadi di sebagian wilayah Jabodetabek. Roy
mengatakan kelangkaan itu disebabkan karena pasokan dari distributor
yang terhambat akibat ulah spekulan yang membuat harga di tengah
masyarakat tertahan tinggi sejak akhir tahun lalu.
PENYEBAB:

CPO (Crude Palm Oil) merupakan salah satu jenis minyak nabati yang
paling banyak diminati oleh masyarakat dunia. Saat ini harga CPO di
pasar dunia sedang mengalami kenaikan harga. Kenaikan itu dari 1100
dolar AS menjadi 1340 dollar. Akibat kenaikan CPO, produsen minyak
goreng lebih memilih menjual minyak goreng ke luar negeri dibandingkan
ke dalam negeri (Handoyo, 2022).

Adanya kenaikan harga minyak dunia dan meningkatnya ekspor minyak


menjadi pemicu penyebab munculnya kelangkaan minyak goreng yang
diperkirakan menimbulkan kerugian yang cukup berdampak pada
perekonomian Indonesia. Dilansir dari kompas.com bahwa Lembaga Riset
Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) telah
memperkirakan kerugian ekonomi yang ditanggung masyarakat akibat
naiknya harga minyak goreng sebesar Rp3,38 triliun. Nilai kerugian
tersebut diakumulasikan dari dua periode pada April-September 2021 dan
Oktober 2021-19 Januari 2022 (Catriana, 2022).

DAMPAK :

Berbagai macam penyebab tersebut membuat harga minyak goreng


nasional mulai Januari 2022 mengalami tren kenaikan dalam jangka waktu
yang relatif cepat. Kondisi ini direspon pemerintah melalui Menteri
Perdagangan Muhammad Lutfi yang menetapkan kebijakan HET (Harga
Eceran Tertinggi) pada minyak goreng dengan rincian harga minyak
goreng curah Rp11.500,-per liter, minyak goreng kemasan sederhana
Rp13.500,- per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000,-
per liter yang berlaku pada 1 Februari 2022 (Timorria, 2022). Kebijakan ini
bertujuan untuk melindungi rakyat agar tetap mendapatkan minyak goreng
dengan harga normal.

Namun kondisi ini memunculkan fenomena baru yaitu minyak goreng


yang semakin langka ditemukan di pasar-pasar modern maupun
tradisional. Salah satu faktor dari semakin langkanya minyak goreng ini
adalah adanya oknum yang melakukan penimbunan terhadap barang
minyak goreng

SOLUSI :

Masalah kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng muncul sejak


akhir tahun 2021. Kendati pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk
mengatasinya, namun hingga Maret 2022 kelangkaan minyak goreng
masih tetap ditemukan. Ada kebijakan pemerintah yang mendorong
kelangkaan namun menguntungkan korporasi sawit.

Semenjak permasalahan minyak goreng muncul, pemerintah sedikitnya


telah mengeluarkan tiga kebijakan dalam waktu berdekatan. Kebijakan
tersebut antara lain mengatur subsidi minyak goreng menggunakan dana
perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), kebijakan Harga Eceran Tertinggi
(HET) Minyak Goreng Sawit, dan Domestic Market Obligation (DMO) atau
kewajiban perusahaan untuk memasok produksi bagi pasar dalam negeri.
Seluruhnya diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan. 

Anda mungkin juga menyukai