Anda di halaman 1dari 9

EKONOMI PEMBANGUNAN

“KELANGKAAN DAN NAIKNYA HARGA MINYAK


GORENG”

DOSEN PENGAMPUH :

Dr. Didin S,Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Jaftiyan Abneldy

210605501034

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILLMU SOSIAL DAN HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KELANGKAAN DAN NAIKNYA HARGA MINYAK”
bisa terselesaikan dengan baik. Saya berharap melalui makalah yang saya susun ini, pembaca
bisa memahami serta menegtahui masalah Kelangkaan dan Naiknya Harga Minyak Goreng dari
permasalahan ekonomi yang ada di Indonesia degan baik. Walaupun saya sadar bahwa dalam
makalah ini masih banyak yang kurang jelas secar spesifik menjelaskan sesuai dengan tema
makalah yang diangkat, namun saya berharap pembaca dapat membaca makalah ini dengan baik
serta bisa mengambil hal-hal positif didalam makalah ini.

Makassar, 18 April 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang.......................................................................................................................1

Rumusan Masalah..................................................................................................................1

Tujuan.....................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

BAB III Penutup

A. Kesimpulan.................................................................................................................5
B. Saran..........................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah ekonomi selalu menarik perhatian besar individu, atau masyarakat, dan berbagai cara
telah dilakukan pemerintah untuk memecahkan masalah tersebut. Realitasnya kesejahteraan
masyarakat masih minim terjadi, atau dengan kata lain tingkat kelangkaan dan naiknya harga
minyak terus bertambah yang terjadi pada saat ini.
Kelangkaan dan naiknya harga minyak merupakan suatu masalah yang terjadi di Negara kita
pada saat ini dimana hal ini menjadi penghambat perekonomian yang sedang terjadi di Negara
kita. Kelangkaan dan naiknya harga minyak ini menjadi masalah yang rumit dan masih belum
bisa terselesaikan.
Ketika suplai minyak goreng terganggu, harga naik dan barang langka, lalu muncul kepanikan
public pemerintah yang kemudian juga membuat panik pengusaha minyak goreng yang pada
akhirnya juga membuat pemilik kebun sawit yang tidak memproduksi minyak goreng juga resah,
mesikpun harga sawit dunia sedang tinggi.
Berbagai spekulas muncul di public, sementara pemeritah terkesan tidak berdaya dan ujung-
ujungnya bukan mencari penyebab persoalan ini, tapi memberikan Bantuan Langsung Tunai
(BLT) ke sekelompok masyarakat yang dapat menimbulkan masalah lain. Langkah pemberian
BLT bukan langkah yang cerdas dan tepat, tetapi merupakan langkah ngasal—yang penting
masyarakat miskin berhenti protes dan demo karena diberi uang tunai Rp 100.000/bulan selama 3
bulan di bayarkan langsung. Namun permasalahan minyak goreng tidak menemukan jalan keluar.
Sedihnya, dalam dalamm hal ini Kementrian Perdagangan dan Kementrian Perindustrian tidak
dapat berbuat banyak.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh rumusa masalah yaitu antara lain:
1. Apa penyebab kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng?
2. Apa pengaruhnya terhadap perekonomian yang ada di Indonesia?
3. Apa solusi pemerintah untuk kelangkaan dan naiknya harga minyak
C. Tujuan
1. Mengetahui penyebab kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng
2. Mengetahui pengaruh dari kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng terhadap
perekonomian yang ada di Indonesia
3. Mengetahui solusi pemerintah untuk kelangkkaan dan naiknya harga minyak

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Penyebab Kelangkaan dan Kenaikan Harga Minyak


Beberapa bulan ini warga Indonesia dihebohkan dengan langkahnya minyak goreng.
Hingga saat ini minyak goreng masih menjadi barang langka di pasaran. Sehingga,
kenapa harga minyak goreng mahal dan langka menjadi pertanyaan bagi sebagian besar
masyrakat Indonesia.
Kenaikan harga minyak goreng telah terjadi sejak akhir 2021 dan sampai saat ini belum
terselesaikan. Dimulai sejak November 2021, harga kemasan minyak goreng bermerek
sempat naik hingga Rp 24.000 per liter.
Pemerintah pun turun tanga dengan mematok kebijakan satu harga untuk miinyak
goreng, yakni Rp 14.000 per liter. Dikutip dari Kompas.co.id (31/12/2022), Kementrian
Perdagangan juga menerapkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan
Domestik Price Obligation (DPO).
Kemendag menerapkan kebijakan DMO dan DPO minyak goreng pada 27 Januari 2022.
Dengan kebijakan DMO dan DPO terssebut, Mentri Perdagangan M.Lutfi menyatakan
Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng berlaku baru.
Dikutip dari Kompas.com (26/11/2021) Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Kementrian Perdagangan, Oke Nurwan mengatakan, kenaikan harga minyak goreng lebih
dikarenakan harga internasional yang naik cukup tajam.
Selain itu, faktor yang menyebabkan harga minyak goreng di Indonesia mahal adalah
turunnya panen sawit pada semester kedua. Sehingga, suplai CPO menjadi terbatas dan
menyebabkan gangguan pada rantai distribusi (supply chain) industry inyak goreng.
Penyebab lain yang menyebabkan naiknya harga minyak goreng yakni adanya kenaikan
pemerintah CPO untuk pemenuhaan industry biodiesel seiring dengan penerapan
kebijakan B30. Faktor lainnya, yaitu gangguan logistic selama pandemic Covid-19.
Menteri Perdagangan M.Lutfi juga menyatakan bahwaada 2 kemmungkinan penyebab
langkanya minyak goreng di pasaran. Pertama, lantaran ada kebocoran untuk idustri,
yang kemudia dijual dengan harga tak sesuai patokan pemerintah. Kedua adanya
penyelundupan dan penimbunan dari sejumlah oknum. Padahal, Lutfi mengatakan stok
minyak goreng yang dimiliki pemerintah cukup, bahkan melimpah. Berdasarkan temuan,
adanya penimbunan minyak goreng oleh sejumlah oknum membuat harga mahal dan stok
barang di pasaran menjadi langka ditambah denga panic buying juga menjadi penambah
minyak goreng langka dan mahal. Tetapi setelah minyak goreng angkah, minyak goreng
kemudian banyak stoknya tapi dengan harga dua kali lipat. Ternyata dibalik mahal dan
langkahnya minyak goreng ada sebabnya. Kejaksaan Agung RI menetapkan 4 orang

2
tersangka kasus penerbitan izin ekspor minyak goreng alias mafia minyak goreng.
Keempatnya diduga berperan bersama-sama telah melawan hokum.
Jaksa Agung ST Burhanuddi menyampaikan bahw keempat tersangka melakukan
perbuata melawan hokum dengan bekerja sama dalam penerbitan izin ekspor minyak
goreng meski tidak memenuh syarat. Tidak memenuhi syarat tersebut dimaksudkan
adalah mendistribusikan Crude Palm Oil (CPO) atau RBD Palm Oilein tidak sesuai
dengan harga penjualan dalam negeri (DPO).
4 tersangka kasus minyak goreng :
a. Tersangka Indasari Wisnu Wardhana
Menerbitkan persetujuan ekspor (PE) terkait komoditas Crude Palm Oil (CPO) dan
produk turunannya yang syarat-syaratnya tidak terpenuhi sesuai peraturan perundang-
undangan.
b. Tersangka Parulian Tumanggor
Berkomunkasi secara intens dengan tersangka IWW terkait penerbitan izin
Persetujuan Ekpor (PE) PT. Wilmar Nabati Indonesia dan PT. Multimas Nabati
Asahan. Serta mengajukan permohonan izin Persetujuan Ekspor (PE) dengan tidak
memenuhi syarat distribusi kebutuhan dalam negeri (DMO).
c. Tersangka Stanley MA
Berkomunikasi secara intens dengan tersangka IWW terkait penerbitan izin
Persetujuan Ekspor (PE) Permata Hijau Group (PHG). Dan mengajukan permohonan
izin Persetujuan Ekspor (PE) dengan tidak memenuhi syarat distribusi kebutuhan
dalam negeri (DMO).
d. Tersangka Togar Sitanggang

Inilah mengapa minyak goreng mahal dan langka dan terungkap peran para tersangka,
pejabat dan 3 Bos Perusahaan Sawit.

2. Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Yang Ada di Indonesia


Lembaga riset Institude for Demographic and Poverty Studies (Ideas) memperkirakan
kerugian ekonomi yang ditanggung masyarakat akibat krisis kenaikan harga minyak
goreng mencapai Rp3,38 triliun. Kerugian ini merupakan akumulasi dari selisih harga
rata-rata minyak goreng pada periode April 2021-Januari 2022 dibandinngkan dengan
sebelumnya.
Dalam riset kebijakan ideas, estimasi kerugian masyarakat diperoleh dengan menjadikan
harga rata-rata minyak goreng pada Januari-Maret 2021 sebagai harga normal.
Akumulasi kerugian sendiri berasal dari 2 periode, yakni pada April-September 2021
sebesar Rp980 miliar dan Oktober 2021-Januari 2022 sebesar Rp2,4 triliun. Sementara
berdasarkan wilayah, kerugian ekonomi terbesar dari harga tinggi minyak goreng dialami
oleh konsumen rumah tangga di Jawa. Denan konsumsi 5,1 juta per liter per hari,
masyarakat Jawa menanggung kerugian sebesar Rp1,99 triliun.

3
Kerugian terbesar kedua dialami konsumen rumah tangga di Sumatra yang total per
harinya mencapai 2,5 juta liter. Kerugian diestimasi mencapai Rp850 miliar selama April
2021-Januari 2022. Sementara itu, total kerugiian yang dirasakan konsumen wilayah lain
seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali Nusa Tenggara, Maluku dan Papua diestimasi
mencapai Rp540 miliar.
3. Solusi yang diberikan Pemerintah untuk Kelangkaan dan Naiknya Harga Minyak
Dalam hal ini pemerintah sangat berusaha dan melakukan berbagai cara untuk
menyelesaikan masalah ini seperti pada Februari 2022 muncul peraturan dari kemedag
tentang kebijakan DMO-DPO dengan 3 HET (minyak goreng curah Rp 11.500/liter,
kemasan sederhaa Rp 13.500/liter, dan kemasan premium Rp 14.000/liter). Kebijakan ini
tidak dapat menurunkan harrga dan ketersediaan minyak goreng. Ada juga Surat Edaran
No. 9/ Tahun 2022 Tentang Relaksasi Penerapan Harga Minyak Goreng Sawit Minyak
Goreng Kemasan Sederhana dan Kemasan Premium.
Di tengah kenaikan harga CPO, pemerintah terus mengintervensi melalui penerbitan
berbagai peraturan lain. Pada Maret 2022 terbit Permendag No.6 Tahun 2022 Tentang
Penerapan Harga Tertinggi Minyak Goreng Sawit, antara lain minyak goreng murah Rp
11.500/liter (minyak goreng curah), namun kemudian dicabut dan diterbitkan Permendag
No. 11 Tahun 2022 Tentang Penetapan Harga Eceran Tertiggi (HET) Minyak Goreng
Curah untuk menyediakan minyak goreng murah, antara lain melalui kebijakan satu
harga (Rp 14.000/liter).
Lalu masih pada Maret 2022, muncul lagi kebijakan baru terkait minyak goreng curah
bersubsidi dengan HET Rp. 14.000/liter. Namun berhubung sudah muncul distorsi pasar
yang sangat serius, di mana banyak spekulasi dan penyimpangan yang sulit dikontrol di
rantai distribusi, maka kebijakan DMO-DPO dibatalkan. Selain itu kepanikan di tingkat
konsumen bawah-atas juga memperburuk kondisi suplai. Karena memperluasnya
pemberitaan langka dan mahal.
Dengan berbagai kebijakan diatas, pemeritah gagal membereskan distribusi, maka
keluarlah Permenperen No. 8 Tahun 2022 Tentang Penyediaan Minyak Goreng Curah
untuk Kebutuhan Masyarakat, Usai Mikro, dan Usaha Kecil dalam Rangka Pembiayaann
oleh Badan Pengelolah Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Kementrian
menetapkan alokasi pada setiap produsen minyak goreng (pemilik kilang CPO) terkait
dengan volum dan wilayah distribusi. Kebijakan ini bukannya menyelesaika masalah
yang ada, malah membuat masalah baru karena kapasitas produksi dan kemampuan
distribusi tidak dipertimbangkan. Pemerintah juga memberikan Bantuan Langsung Tunai
(BLT) ke sekelompok masyarakat yang dapat menimbulkan masalah lain. Langkah
pemberian BLT bukan langkah yang cerdas dan tepat, tetapi merupakan langkah ngasal—
yang penting masyarakat miskin berhenti protes dan demo karena diberi uang tunai Rp
100.000/bulan selama 3 bulan di bayarkan langsung. Namun permasalahan minyak
goreng tidak menemukan jalan keluar. Sedihnya, dalam dalamm hal ini Kementrian
Perdagangan dan Kementrian Perindustrian tidak dapat berbuat banyak.

4
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdsarkan hasil dari makalah ini, saya menyimpulkan bahwa terkait permasalahan
ekonomi yang sedang di hadapi Indonesia pada saat ini terutama Kelangkaan dan
Naiknya Harga Minyak itu masih sangat susah untuk pemerintah mendapatkan dan
menjalankan kebijakan dalam menghadapi permasalahan ini. Sudah banyak yang
dilakukan pemerintah tapi tetap saja hal tersebut terkesan sia-sia dan terkesan hanya
melakukan hal yang ngasal terutama pelaku atau penyebab dari masalah ini merupakan
ulah dari pemerintah sendiri padahal masyarakat sudah berharap banyak kepada
pemerintah dalam menghadapi hal ini.
Masalah ini juga sangat mempengaruhi perekonomin yang ada di Indonesia dimana
rakyat mengalami kerugian ekonomi yang sangat banyak.

B. SARAN
Dalam menghadapi masala ini pemerintah harusnya tegas dalam mengambil keputusan
atau kebijakan, bukan hanya terus menerus mengeluarkan peraturan kebijakan yang sia-
sia tanpa memikirkan apakah ini sudah tepat diterapkan atau tidak. Pemerintah juga
hanya bisa berkomentar tetapi tidak melakukan kebijakan tegas terhadap masalah ini.
Pemerintah juga kurang kurang dalam memberikan solusi terhadap masalah ini, apalagi
penyebab dari masalah ini juga merupakan ulah dari pemerintah sendiri.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://industri.kontan.co.id/news/ini-penyebab-kenapa-minyak-goreng-mahal-
dan-langka-menurut-kemendag-1

https://m.tribunnews.com/bisnis/2022/03/14/kenapa-minyak-goreng-langka-dan-
mahal-apa-penyebabnya-kemendag-hingga-ombudsman-beri-penjelasan?page=3

https://manado.tribunnews.com/amp/2022/04/20/baru-terungkap-penyebab-
minyak-goreng-langka-pantas-ternyata-ada-permainan-dari-sosok-ini?page=3

https://m.bisnis.com/ekonomi-bisnis/read/20220312/12/1509841/harga-minyak-
goreng-maahal-kerugian-ekonomi-tembus-rp338-triiun

https://news.detik.com/kolom/d-603783/mencari-solusi-kelangkaan-minyak-
goreng

Anda mungkin juga menyukai