Anda di halaman 1dari 22

Fluktuasi Kenaikan Harga Barang

Minyak Goreng Di Masa Pasca

Pandemi

DOSEN PENGAMPU :

Dwi Aprillita, S.S.T.,M.M

DI SUSUN OLEH :

Deni Pratama (111212006)

Program Studi Pengantar Ekonomi Mikro

Fakultas Manajemen Bisnis

Universitas Dian Nusantara

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena hanya dengan
segala rahmat-Nyalah akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini
mata kuliah Ekonomi Mikro dengan judul “Harga Minyak Goreng Di Masa Pasca
Pendemi “ tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Dwi Aprillita, S.S.T.,M.M selaku dosen yang telah memberikan tugas ini kepada
kami sehingga kami mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khususnya
dalam materi mata kuliah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis


hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari semua pihak, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Kami
selaku penyusun berharap semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat
serta menambah pengetahuan kami.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan yang


membutuhkan perbaikan, kepada dosen pengampu mata kuliah ini, kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang
dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia sering dikaitkan dengan keberadaan atau ketersediaan
minyak goreng yang merupakan salah satu input penting dalam proses produksi.
Ketersediaan minyak goreng dalam mendukung pertumbuhan dan kegiatan
perekonomian menjadi tolak ukur keberhasilan suatu Negara dalam mencapai
target, kebutuhan akan minyak goreng sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi
baik dalam skala mikro maupun makro. Aktivitas ekonomi yang didukung oleh
input yang baik akan menghasikan pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih baik.
Minyak goreng memiliki peranan yang penting dalam perekonomian suatu
negara. Purwanti (2011) menyatakan bahwa salah satu faktor penggerak
perekonomian dunia adalah minyak. Kinerja harga minyak dunia menjadi tolak
ukur perekonomian dunia karena memiliki peranan penting dalam kegiatan
produksi. Hal tersebut disebabkan karena minyak merupakan komoditas yang
paling diperdagangkan.
Indonesia merupakan negara perekonomian terbuka kecil dan negara importir
minyak goreng. Hal ini menyebabkan guncangan harga minyak akan berpengaruh
terhadap kegiatan perekonomian. Fluktuasi harga minyak berdampak pada harga
produk olahan minyak yang dikonsumsi masyarakat. Peningkatan harga minyak
yang berkelanjutan berakibat pada penurunan perekonomian Indonesia.
Pandemi COVID-19 memang sempat mendorong masyarakat di berbagai
belahan dunia melakukan panic buying atau pembelian minyak goreng secara
berlebihan sebagai respon atas kekhawatiran terjadinya krisis. Lonjakan
permintaan terhadap minyak goreng tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan
permintaan dan penawaran yang ada sehingga berujung pada kenaikan harga
minyak goreng. Tidak hanya kenaikan harga, ketersediaan stok pangan juga mulai
terancam ketika sejumlah negara yang menjadi sumber bahan pangan mulai
mengurangi pasokannya.
Sebagai upaya dalam menjaga ketersediaan minyak dan harga yang tetap
terjangkau di masa dan pasca Pandemi COVID-19, Kementerian Perdagangan
terus berupaya melakukan berbagai kebijakan strategis untuk menjaga stabilitas
harga dan menjamin ketersediaan bahan pokok. Agar kebijakan-kebijakan tersebut
tepat sasaran maka perlu dilakukan analisis untuk mengidentifikasi lebih lanjut
bagaimana dampak sebenarnya dari pandemi COVID-19 terhadap ketersediaan
pangan nasional. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan diharapkan dapat
diterapkan dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap ketersediaan
pangan nasional.

B. Rumusan Masalah
Minyak Goreng merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat. Sedangkan masyarakat indonesia memiliki pendapatan yang berbeda-
beda, maka harga minyak goreng harus sesuai dengan daya beli masyarakat
indonesia pada umumnya. Berdasarkan hal tersebut dapat di rumuskan dalam
penelitian ini adalah;
1. Bagaimana dampak kenaikan harga Minyak Goreng terhadap daya beli
masyarakat di Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk.
2. Bagaimana Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kenaikan Harga Minyak
Goreng di Masa Pasca Pandemi.
C. Tujuan Penilitian
1. Untuk mengetahui dampak kenaikan harga Minyak Goreng terhadap daya
beli masyarakat di Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk.
2. Untuk mengetahui Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kenaikan Harga
Minyak Goreng di Masa Pasca Pandemi.
D. Manfaat Penilitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai bahan studi ilmu pengetahuan bagi mahasiswa agar dapat menambah
wawasan mengenai bagaimana pengaruh kenaikan harga minyak goreng
terhadap daya beli masyarakat di Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon
Jeruk.
b. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademisi dan lembaga pendidikan yang
tertarik untuk meneliti masalah kenaikan harga minyak goreng terhadap daya
beli masyarakat.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah khazanah keilmuan tentang nilai-nilai pengetahuan serta memberi
masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas ilmu pengetahunan.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia
pendidikan.

BAB II
TINJAUAN PUSAKA
A. Landasan Teori
1. Kenaikan Harga Minyak Goreng
Minyak Masakan atau lebih dikenal dengan istilah Minyak Goreng
adalah minyak atau lemak yang berasal dari pemurnian
bagian tumbuhan, hewan, atau dibuat secara sintetik yang dimurnikan dan
biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak masakan umumnya
berbentuk cair dalam suhu kamar. Minyak masakan kebanyakan diperoleh dari
tumbuhan, seperti kelapa, serealia, kacang-kacangan, jagung, kedelai,
dan kanola.
Agar sebuah keluarga bisa dikatakan cukup sejahtera, tentu stok minyak
goreng harus mencukupi yang wajib tersedia. Untuk harga minyak goreng
dimasa pasca Pandemi ini tampaknya mengalami kenaikan seiring dengan
naiknya harga BBM yang diresmikan oleh pemerintah belum lama ini. Pasalnya,
dengan kenaikan harga BBM membuat secara otomatis harga tarif angkutan
untuk mengangkut beragam barang kebutuhan sehari-hari tersebut menjadi naik.
Sehingga tak terelakan lagi jika harga sembako menjadi ikut naik. Kebutuhan
barang-barang pokok di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis, dikarenakan
harga barang-barang pokok yang melonjat naik.
Kenaikan ini juga berakibat pada kesejahteraan rumah tangga yang
sebelumnya dapat memenuhi hampir semua kebutuhannya, tapi setelah
langkanya bahan-bahan pokok mereka mulai membatasinya. Dan itu sangat
mengganggu ketentraman rumah tangganya. Seharusnya masyarakat dapat
mengesampingkan kebutuhan sekunder dan tersier dan harus lebih
mengutamakan kebutuhan primer yang berperan dalam 8 kehidupan sehari-hari.
Ini merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
2. Kebijakan Masa Pandemi
Hukum sebagai Sosial Kontrol atau pengendali sosial merupakan wujud
implementasi dari kepastian hukum, sehingga peraturan perundang-undangan
yang dilakukan benar terlaksana oleh penguasa dan penegak hukum. Perubahan
hukum harus dapat untuk mengatasi kepincangan-kepincangan yang timbul yang
dapat mengganggu ketertiban dan produktivitas masyarakat. Untuk mencegah
wabah Covid-19 diperlukan pembentukan hukum sebagai pengendali sosial.
Wabah Covid19 telah membawa perubahan pergerakan struktur ekonomi
masyarakat. Penekan asas-asas hukum diperlukan untuk memperlancar
terbentuknya struktur ekonomi masyarakat.
3. Hukum Permintaan dan Penawaran
Dalam dunia ekonomi pasti kita mengenal tentang istilah permintaan dan
penawaran. Dimana istilah ini selalu ada ketika kita melakukan kegiatan atau
aktivitas yang berhubungan dengan ekonomi mulai dari yang berskala kecil,
seperti transaksi jual beli yang ada di pasar maupun yang berskala besar, seperti
ekspor dan impor. Penawaran dan permintaan menjadi satu kesatuan yang tidak
bisa berdiri sendiri, misalkan di suatu tempat ada sebuah kegiatan yaitu
permintaan, pasti disitu juga terjadi penawaran hingga menemukan satu titik
yang sama antara kedua pihak yang sedang melakukan transaksi. Permintaan
adalah sejumlah barang atau jasa yang akan dibeli atau diminta dengan harga
dan waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan.
a. Hukum Permintaan
Jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang dan
sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang yang diminta akan bertambah.
permintaan bisa dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Permintaan Absolute
Permintaan ini diartikan sebagai keseluruhan permintaan terhadap barang
ataupun jasa, baik yang memiliki tenaga beli, kemampuan beli maupun yang
tidak memiliki sama sekali.
2. Permintaan Efektif
Permintaan ini didefinisikan sebagai permintaan terhadap barang dan jasa
yang disertai dengan adanya kemampuan daya beli.
3. Permintaan Potensial
Hal ini hampir sama dengan permintaan efektif, permintaan ini diikuti
dengan adanya kemampuan daya beli, namun masih belum ada sebuah
keinginan untuk membeli dari konsumen.
4. Permintaan Individu
Permintaan individu merupakan permintaan yang dilakukan oleh seorang
individu atau satu konsumen saja.
5. Permintaan Pasar
Permintaan ini lawan dari permintaan individu, dimana yang hanya
dilakukan oleh satu konsumen saja, namun perminmtaan pasar ini dilakukan
oleh banyak konsumen yang berada di pasar.

b. Hukum Penawaran
Jika barang turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang.
Sebaliknya jika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan
bertambah. Ada beberapa jenis penawaran, antara lain:
1. Penawaran Marginal
Penawaran marginal adalah sebuah penawaran yang dilakukan oleh
penjual dengan syarat mampu menjual suatu produk dengan harga pasaran.
2. Penawaran Super Marginal
Hampir sama dengan penawaran marginal, penawaran super marginal ini
adalah sebuah penawaran yang dilakukan oleh seorang penjual yang bisa
menjual produknya di atas harga pasar.
3. Penawaran Individu
Sesuai dengan namanya berarti penawaran ini merupakan suatu penawaran
yang dilakukan oleh satu orang individu.
4. Penawaran Pasar
Berbeda dengan penawaran individu yang hanya dilakukan oleh satu orang
individu namun penawaran ini dilakukan oleh banyak penjual yang ada di
pasar.

4. Mensiasati Kenaikan Harga Minyak Goreng


a. Konsumen
Dalam mensiasati kenaikan harga maka konsumen dapat menggunakan
barang subtitusi. Barang subtitusi adalah barang yang dapat mengganti fungsi
dari barang lain. Konsumen dapat membeli barang subtitusi dan menurunkan
pembelian terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Contoh, terjadi
kenaikan harga Minyak Goreng. Maka para konsumen minyak goreng dapat
menurunkan pembelian terhadap minyak goreng dan untuk menutupi kerugian
karena berkurangnya minyak goreng yang dibeli maka dapat dibeli barang
subtitusinya. Misalnya, jika terjadi kenaikan harga minyak goreng maka
mengalihkan membuat masakan hanya dengan air bersih dengan cara direbus
bukan di goreng. Konsumen dituntut kreatif dalam mensiaati kenaikan harga.
Pikirkan alternatif-alternatif lain yang memungkinkan yang membuat kantong
konsumen tidak tipis akibat kenaikan harga suatu barang.
Dengan berpikir maka konsumen dapat mengatasi masalah kenaikan harga.
Atau bila terjadi kenaikan terhadap beras maka konsumen dapat menurunkan
membeli beras dan meningkatkan pembelian barang subtitusi seperti ubi,
menambah sayur-sayuran, atau beras dijadikan lontong. Konsumen tidak
mempunyai daya untuk menentukan harga suatu komoditi jadi inisiatif dan
kreatifitas konsumen dituntut dalam hal ini untuk mensiasati kenaikan harga.
Cara kedua yang dapat dilakukan konsumen adalah dengan cara menambah
pendapatannya. Kenaikan harga sangat merugikan orang-orang yang
berpendapatan rendah dan berpendapatan tetap. Karena itu jika konsumen
mampu untuk menambah penghasilannya maka dengan penghasilan tambahan
tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhannya yang berkurang akibat
kenaikan harga. Mengingat kesejahteraan relatif sifatnya sehingga walaupun
ada penggantian konsumsi terhadap barang-barang tertentu tetapi bila
konsumen memiliki konsep kesejahteraan tersendiri maka masalah
kesejahteraan akibat kenaikan harga dapat teratasi.
b. Produsen
Produsen dapat menurunkan kapasitas produk. Produsen juga dapat
menurunkan kepadatan atau ukuran dari produknya. Misalnya, pedagang
gorengan dapat mengurangi ukuran atau kepadatan dari gorengan yang
dijualnya. Hal ini memang akan menurunkan jumlah konsumen tapi penurunan
jumlah konsumen lebih kecil dibanding jika pedagang tersebut
mempertahankan ukuran dan kepadatan gorengan seperti biasanya tapi
menaikkan harga. Hal ini disebabkan konsumen yang lebih peka terhadap
harga yang naik dibanding dengan penurunan ukuran atau kepadatan produk.
Memang produsen akan mengalami penurunan jumlah konsumen (akibat
pengalihan konsumsi oleh konsumen), laba produsen dapat mengalami
penurunan juga. Tapi yang jelas produsen jangan sampai mengalami
kebangkrutan.
Untuk mengatasi masalah penurunan jumlah konsumen dan laba ini maka
podusen dituntut kreatif dan inovatif. Produsen dituntut kreatif dan inovatif
dalam mengolah komposisi bahan baku dan bahan pelengkap alternatif.
Produsen dapat mengganti komposisi bahan produknya sehingga biayanya
dapat lebih terjangkau dan harga yang ditetapkan juga dapat terjangkau oleh
konsumen.
c. Pemerintah
Campur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi masalah
kenaikan harga. Ahli Ekonomi Keynes mengatakan bahwa peran pemerintah
dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi pada suatu negara termasuk
kenaikan harga. Menurut Keynes, masalah kenaikan harga dapat diatasi bila
ada campur tangan pemerintah melalui kebijakannya, begitu juga dengan
masalah-masalah ekonomi lainnya karena masalah-masalah ekonomi bila
dibiarkan saja seperti pada prinsip mekanisme pasar bebas maka tidak dapat
mengatasi masalah-masalah tersebut. Karena itu dalam mensiasati kenaikan
harga, apalagi untuk kebutuhan pokok maka sangat diperlukan peran
pemerintah.
Pemerintah harus segera berpikir dan bekerja keras untuk mengatasi
masalah tersebut. Hal ini untuk kesejahteraan masyarakat dan negara itu
sendiri. Pemerintah harus mencari akar masalah kenaikan harga tersebut dan
segera mencari solusi dan membuat kebijakan untuk mengatasinya dimana
kebijakan tersebut tidak merugikan salah satu pelaku ekonomi seperti
konsumen dan produsen. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan
tarif, pajak, subsidi, suplai, demand, atau kebijakan harga.
5. Pengaruh Terhadap Daya Beli Masyarakat
Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat
dikatakan masalah ekonomi makro. Mengapa kenaikan harga ini menjadi suatu
masalah? Hal ini karena kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan
konsumen dan produsen, termasuk pemerintah.
Jika dilihat dari segi konsumen, dengan adanya kenaikan harga maka daya
beli konsumen akan menurun dengan syarat pendapatan tidak naik. Masalah
daya beli konsumen berarti masalah kemampuan konsumen dalam membeli
barang atau jasa yang dibutuhkan dan diinginkan yang harganya mengalami
kenaikan tersebut. Jadi jika suatu barang dan jasa mengalami kenaikan pada
harganya maka jumlah yang diminta terhadap barang atau jasa tersebut akan
menurun dengan asumsi faktor lain dianggap tetap, ceteris paribus. Karena
berkurangnya jumlah barang atau jasa yang dibeli yang mengalami kenaikan
harga maka kepuasan konsumen terhadap barang atau jasa tersebut menjadi
berkurang juga.
6. Cara Mengatasi Kenaikan Harga Minyak Goreng
1. Menyeimbangkan Produksi dengan Kebutuhan
Upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu yang lama ini
dengan meningkatkan persediaan barang keperluan sebanyak-banyaknya untuk
menjamin kebutuhan yang akan datang dengan cara saling mendahului di antara
masyarakat untuk mencari dan membeli barang kebutuhan terutama kebutuhan
pokok. Hal ini menyebabkan konsumsi dalam masyarakat menjadi meningkat
pesat. Meningkatnya konsumsi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan
persediaan untuk jangka waktu yang lama tidak seiring dengan ketersediaan
barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Barang- barang dibutuhkan
masyarakat dapat diperoleh dipasar-pasar dengan proses jual-beli.
Meningkatnya konsumsi masyarakat mengakibatkan barang kebutuhan
menjadi langka, cepat habis bahkan lenyap. Kelangkaan barang kebutuhan di
pasar-pasar mengakibatkan masyarakat panik. Kepanikan masyarakat dalam
memperoleh barang kebutuhan mempengaruhi proses jual-beli di pasar-pasar.
Masyarakat berusaha secepatnya memperoleh barang kebutuhannya sementara
pedagang di pasar-pasar berusaha menyediakan barang kebutuhan masyarakat
secara lengkap dan sebanyak-banyaknya. Untuk menyediakan Barang- barang
kebutuhan masyarakat untuk dijual, pedagang-pedagang berusaha memperoleh
ketempat-tempat produksi barang kebutuhan masyarakat.
2. Operasi Pasar
Guna menekan kenaikan harga kebutuhan pangan, pemerintah harus
meningkatkan volume operasi pasar terutama di daerah-daerah rawan kenaikan
harga. Operasi pasar ini perlu, untuk mencegah para spekulan menaikkan harga
semaunya. Tujuannya melindungi masyarakat, supaya tidak terbebani kenaikan-
kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako). Operasi pasar disinyalir bisa
menekan inflasi. Karena kenaikan harga kebutuhan pokok biasa diikuti inflasi.
Seperti yang sering kita alami di Masa Pasca Pandemi, beberapa harga
bahan pokok sepertinya akan terus mengalami kenaikan, seperti telur, ayam,
beras, dan terutama minyak goreng. Perubahan harga kebutuhan pokok
khususnya minyak goreng harus segera direspon oleh pemerintah. Di Masa
Pasca Pandemi ini kebutuhan konsumtif masyarakat semakin tinggi, bila tidak
ada operasi pasar maka harga dikhawatirkan akan terus melambung. Harga
bahan pokok yang mengalami kenaikan di masa pasca pandemi, menurut saya
juga tidak terlepas dari pengusaha dan distributor bahan pokok yang nakal yang
melakukan aksi penimbunan seperti yang saya ungkapkan di atas sebelumnya.
Bukannya ingin menuduh, tetapi dari yang sudah-sudah hal tersebut telah sering
terjadi di negeri yang kita cintai ini.
3. Pengendalian Stok
Kenaikan harga pangan di dunia ternyata mempengaruhi harga pangan di
dalam negeri. Apalagi saat ini sepengetahuan saya sebagian besar bahan pangan
yang ada di pasar dalam negeri diperoleh dari impor. Karena itu, menurut saya
selama indonesia masih tergantung pada pasokan pangan impor, kenaikan harga
pangan dunia yang dipastikan terus terjadi setiap tahunnya akan berujung pada
tambahan beban bagi masyarakat, ditambah lagi kebijakan pemerintah yang
menyerahkan pengadaan bahan pangan kepada mekanisme pasar membuat harga
barang kebutuhan pokok selalu mengalami kenaikan. Khususnya setiap
menjelang hari besar keagamaan seperti puasa dan lebaran.

B. Tinjauan Empiris
Analisis Dampak Kenaikan harga Minyak Goreng Terhadap Pendapatan
Usaha Gorengan Skala Kecil dan Rumah tangga (Studi Kasus: Kelurahan Duri
Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat), adapun tujuan dari penelitian
ini adalah Mengidentifikasi kenaikan harga minyak goreng di Kelurahan Duri
Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Menganalisis dampak kenaikan
harga minyak goreng terhadap usaha gorengan dan pendapatan yang diterima
pengrajin.
Alat analisis yang dipakai adalah Analisis Pendapatan Usaha, Analisis Titik
Impas, Analisis R/C ratio, Kenaikan harga minyak goreng yang mencapai 62,94
persen berdampak pada kemampuan pengrajin dalam produksi, diantaranya
perubahan siklus produksi, penurunan volume produksi, penurunan penggunaan
faktor input, peningkatan harga jual, penurunan penerimaan dan penurunan
pendapatan usaha. Analisis rasio penerimaan dan biaya menyatakan bahwa usaha
gorengan masih menguntungkan dan masih layak untuk dijalankan dan
berdasarkan analisis titik impas untuk tetap dapat mempertahankan usahanya dan
tidak mengalami kerugian, pengrajin harus meningkatkan volume penjualan dan
meningkatkan penerimaan.

C. Kerangka Pikir
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan analisis harga – harga sembilan
bahan pokok (sembako) sehingga didapatkan kewajaran kenaikan harga sembako
dan pengaruh terhadap ekonomi masyarakat, maka dapat disusun kerangka pikir
sebagai berikut :

Kenaikan Harga
Sembako

Daya Beli
Masyarakat

Upaya Peningkatan Daya


Beli Masyarakat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Metode
penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Dengan metode ini penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang
akurat dan lengkap bedasarkan fakta yang ada dilapangan. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa
kata-kata dan bukan berupa angka-angka. Semua yang dikumpulkan
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah dii teliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Keluruhan Duri Kepa, Kecamatan Kebon
Jeruk, Jakarta Barat. Sedangkan waktu penelitian diperkirakan selama kurang
lebih seminggu, mulai 29 Mei sampai 5 Juni.
C. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini meliputi :
1. Data primer, yaitu informasi yang bersumber dari pengamatan langsung
kelokasi penelitian dengan cara observasi dan wawancara dengan unsur
pemerintah (pemerintah kecamatan ) dan unsur masyarakat.
2. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari dokumentasi atau study
kepustakaan.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini
menggunakan dua metode yaitu:

1. Penelitian pustaka (Library Research), adalah penelitian yang dilakukan


dengan cara membaca atau mempelajari buku-buku literature lainnya yang erat
hubungannya dengan judul yang diajukan dengan masalah yang diteliti. Dalam
hal ini metode yang dipergunakan sebagai berikut:
a. Kutipan langsung yaitu mengutip suatu karangan tanpa mengubah
redaksinya.

b. Kutipan tidak langsung yaitu mengutip suatu karangan dengan bahasa atau
redaksi tanpa mengubah maksud dan pengertian yang ada.

2. Penelitian lapangan (field research), adalah mengumpulkan data melalui


penelitian lapangan dengan menggunkan metode yang telah di tentukan. Untuk
memperoleh informan dari lapangan biasanya dilakukan dengan cara key
person yang digunakan apabila peneliti sudah mengetahui atau memahami
informan awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian. Karena
peneliti sudah mengetahui informan awal tentang objek penelitian. Cara untuk
mendapatkan data informan dengan menggunakan key person yaitu dengan
melalui dua tahap yaitu:

a. Observasi, dilakukan dalam bentuk pengamatan secara langsung pada objek


penelitian sehubungan dengan pengumpulan data yang diperlukan.

b. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab


terhadap responden yang di kerjakan secara sistematik dan berlandaskan
kepada tujuan penelitian.

E. Instrumen Wawancara

Wawancara atau interview merupakan tekhnik pengumpulan data untuk


mendapatkan keterangan lisan melalui tanya jawab dan berhadapan langsung
dengan orang yang dapat memberikan keterangan. dalam penelitian ini yang
menjadi tokoh kunci (key person) adalah: pedagang, anggota masyarakat.

F. Tekhnik Analisis Data


Seluruh data yang telah di kumpulkan dalam penelitian, baik melalui
penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan di analisis dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu mengadakan analisis data secara
induktif dan bersifat deskriptif dengan mengungkapkan fakta (menguraikan data)
yang ada di lapangan, untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang di
bahas dalam penelitian serta di kembangkan berdasarkan teori yang ada.
Proses analisis data penelitian ini di mulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah di
tulis dalam catatan lapangan, dokumen-dokumen pribadi, dokumen resmi dan
sebagainya. Metode penelitian ini dimaksudkan bahwa data yang di perlukan
dalam penelitian ini bersifat kualitatif karena untuk menemukan apa yang di
inginkan oleh penulis pengelolaan data selanjutnya diinterprestasikan dalam
bentuk konsep yang dapat mendukung objek pembahasan dengan menarik seluruh
kesimpulan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak dan Luas Wilayah
Duri Kepa adalah kelurahan yang terletak di kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat, provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Kelurahan ini
memiliki penduduk terbanyak di kecamatan Kebon Jeruk, yakni 73.972 jiwa.

Luas 3,87 km²

Jumlah penduduk 73.972 jiwa (2021)

Kepadatan 19.065 jiwa/km²

Jumlah RT 135 RT

Jumlah RW 14 RW

Jumlah KK 23.958 KK
2. Keadaan Geografis
Kelurahan ini berbatasan dengan:

Utara Kedoya Utara

Timur Tanjung Duren Utara

Selatan Kebon Jeruk

Barat Kedoya Utara dan Kedoya Selatan

3. Keadaan Demografi
a. Penduduk
Pada tahun 2017, kelurahan ini dihuni oleh 67.389 penduduk yang terbagi dari
33.698 laki-laki dan 33.691 perempuan dengan seks rasio 100,02 dan
22.235 kepala keluarga. Sementara pada tahun Sensus Penduduk Indonesia
2020, jumlah penduduk kelurahan Duri Kepa sebanyak 73.972 jiwa, sudah
termasuk 28 jiwa Warga Negara Asing.
b. Agama
Penduduk kelurahan Duri Kepa memiliki keberagaman latar belakang suku dan
agama, sehingga wilayah ini menjadi salah satu kawasan di Jakarta
Barat sebagai kampung kerukunan, simbol keragaman suku dan agama, dalam
menjaga toleransi di kawasan tersebut. Berdasarkan data Kementerian Dalam
Negeri 2021, besaran penduduk kelurahan Duri Kepa menurut agama yang
dianut ialah Islam sebanyak 59,47%, kemudian Kristen 31,25%
dimana Protestan 17,95% dan Katolik 13,30%. Sebagian lagi menganut
agama Buddha sebanyak 8,94%, kemudian sebagian kecil
beragama Hindu yakni 0,22% dan Konghucu 0,12%. Fasilitas rumah ibadah,
terdapat 11 masjid, 28 mushola, 8 gereja dan 1 vihara.
c. Pendidikan
Fasilitas pendidik yang terdapat di kelurahan ini yakni terdapat 15 Sekolah
Dasar, 3 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 11 Sekolah Menengah Pertama, 5 Sekolah
Menengah Atas, 3 Sekolah Menengah Kejuruan, dan 2 Perguruan
Tinggi swasta.

B. Upaya pemerintah Kecamatan untuk meningkatkan daya beli masyarakat


1. Program pemberdayaan masyarakat pedagang
Program pemberdayaan masyarakat pedagang minyak goreng yang ditujukan
oleh Pemerintah Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap komodity dipasar
serta harga yang semakin hari semakin meningkat membuat pemerintah
membentuk program tersebut. Dari program ini diharapkan dapat membantu
masyarakat untuk menambah penghasilan sehingga daya beli semakin
meningkat.
2. Visi dan Misi pemberdayaan pedagang
a. Visi pemberdayaan pedagang di kelurahan Duri Kepa adalah pusat pelayanan
usaha pedagang seperti budidaya, modal, pasar dan pengelolaan hasil kelompok
dagang Kelurahan Duri Kepa.
b. Misi pemberdayaan pedagang kelurahan Duri Kepa adalah menjaga kualitas
kelembagaan, jasa, modal dan pemasaran bagi anggotanya18 dalam pengelolaan
usaha dagang yang efesien, efektif dan berkelanjutan.

C. Dampak dari Kenaikan


Menurut bapak ismail selaku konsumen (pembeli) terasa berat utuk
membeli minyak goreng saat ini karena minyak goreng yang tadi bisa membeli
minyak di harga 50 Rb bisa mendapat 2/3 liter ini hanya bisa membeli 1 dan itu
pun harus menghemat karna harga minyak yang awalnya sekitar 14rb – 28 Per
liter nya sekarang menjadi di harga hampir kisaran 50 rb per liternya dan ini
masyarakat terasa terbebankan. Setelah melonjak nya harga minyak, masyarakat
lebih memilih membeli minyak eceran di warung-warung karena untuk
menghemat biaya kebutuhan yang lain nya untuk membeli ikan,ayam dll.
D. Tanggapan Masyarakat Setelah Harga Minyak Naik
Apakah kenaikan harga Minyak Goreng berpengaruh terhadap daya
beli masyarakat di masa Pasca Pandemi. Dari hasil wawancara oleh beberapa
warga salah satunya dari Ibu Rini yang menyatakan bahwa “Kami masyarakat
pedagang keuangannya sangat terbatas apa lagi sekarang di masa pandemi
BBM naik yang secara otomatis mempengaruhi harga komoditi dipasar”
Lain halnya dengan pernyataan Ibu Ani yang mengatakan bahwa “Dengan
melihat kenaikan harga Minyak Goreng maka kita harus belajar cara
subtitusi atau menggantinya dengan barang lain. Misalnya, kita biasanya
memasak dengan menggunakan minyak goreng maka mengalihkan
membuat masakan hanya dengan air bersih dengan cara direbus bukan di
goreng”
Pernyataan berbeda dipaparkan oleh bapak Husain yang pekerjaannya
Pedagang Gorengan. Tetapi saat ditanya apakah Bapak Husain tetap membeli
Minyak Goreng meskipun harganya tinggi, maka pak Husain memaparkan bahwa
“Tentu saya akan tetap membeli minyak goreng meskipun harganya mahal
karena ini adalah kewajiban bagi saya. Gak mungkin dong, saya penjual
gorengan cara memasaknya harus direbus pakai air bukan digoreng”
Saat peneliti melakukan wawancara langsung dengan Ibu Fifi dengan
pertanyaan apakah kenaikan harga Minyak Goreng berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat “Kalau harga minyak goreng naik kesejahteraan
rakyat juga harus di naikkan kalo belum bisa mensejahterahkan rakyat
pemerintah seharusnya berpikir ulang lagi sebelum menaikkan harga
minyak apalagi sekarang banyak kasus mafia masalah penimbunan minyak
goreng harapan saya sebagai masyarakat kecil saya minta
kepada pemerintah agar bisa memberantas kasus mafia dan secepatnya
stabilkan harga minyak seperti semula karna minyak goreng adalah
kebutuhan yang paling utama”

Itulah tadi tanggapan warga sekitar Pasar Kelurahan Duri Kepa,


Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat. Mengenai melonjaknya harga
Minyak Goreng yang sangat drastic di masa Pasca Pandemi.
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemerintah kelurahan Duri Kepa
dalam Upaya peningkatan daya beli masyarakat
1. Faktor Pendukung
Terkait dengan pelaksanaan pemberdayaan dan penyuluhan kelompok
pedagang serta pembuat minyak goreng yang didatangkan oleh pemerintah
kelurahan Duri Kepa, kecamatan Kebon Jeruk saat ini terbilang lancar karena di
sebabkan oleh beberapa faktor pendukung diantaranya adalah:
a. Program pemerintah mendapat respon positif dari masyarakat meskipun dalam
pelaksanaan tersebut masih terdapat kekurangan.
b. Pemerintah kecamatan mempunyai kerja sama yang baik dengan pihak swasta
dalam hal pemasaran produk usaha dagang dan pemberdayaan masyarakat.
c. Sudah banyak kendaraan pengangkut hasil produksi pedagang minyak goreng
sehingga tidak perlu meminta bantuan dari Kelurahan lain.
2. Faktor Penghambat
Namun demikian, pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di
Kelurahan Duri Kepa tidak terlepas dari kendala dan hambatan. Diantaranya:
a. Tekanan dari masyarakat yang masih terinveksi oleh virus politik pemilihan
Lurah
b. Anggaran yang kurang memadai, sarana dan prasarana dari Kelurahan dan
pelatihan yang masih ada kekurangan.
c. Masyarakat belum bisa mengoptimalkan proses penyuluhan dan tidak bisa
membagi waktu.
d. Sebagian masyarakat kurang memiliki kesadaran untuk ikut berpartisipasi
dalam setiap program yang di laksanakan oleh Pemerintah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kenaikan harga Minyak Goreng berpengaruh terhadap daya beli masyarakat di
Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk.
2. Upaya Pemerintah setempat untuk meningkatkan daya beli masyarakat di
Kelurahan Duri Kepa yaitu melalui program pemberdayaan usaha pedagang
seperti budidaya, modal, dan pasar.
3. Faktor pendukung, Program pemerintah mendapat respon positif dari
masyarakat meskipun dalam pelaksanaan tersebut masih terdapat
kekurangan, Pemerintah kecamatan mempunyai kerja sama yang baik
dengan pihak swasta dalam hal pemasaran produk usaha dagang dan
memberdayaan masyarakat.
4. Faktor penghambat, Anggaran yang kurang memadai, sarana dan prasarana dari
Kelurahan dan pelatihan yang masih ada kekurangan.
B. Saran
1. Meningkatkan kerjasama yang baik dengan pihak swasta dalam hal pemasaran
produk usaha dagang dan pemberdayaan masyarakat, agar meratanya
kebutuhan minyak goreng yang dibutuhkan masyarakat.
2. Kenaikan harga minyak goreng, pemerintah perlu menyiapkan langkah
stabilisasi harga dan pasokannya melalui pemantauan pasokan secara lebih
intensif ke produsen dan juga menjamin kecukupan stok di dalam negeri
dalam rangka mengantisipasi fluktuasi harga lebih lanjut.
3. Secara berkesinambungan melakukan pengawasan terhadap penyimpanan dan
penyaluran minyak untuk menjamin mutu minyak goreng yang dikonsumsi
masyarakat dan juga mencegah terjadinya penimbunan minyak goreng,
sehingga harga yang terbentuk di pasar benar-benar mencerminkan
permintaan dan penawaran bahan kebutuhan pokok secara akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ritonga, Abdulrahman. 1987. “Statistika Terapan Untuk Penelitian”. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Siegel, Sidney. 1992. “SatistikNonparametrik”. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sudjana. 2002. “Metode Statistika”. Bandung :Tarsito.
Heni, Agnes, Triyuliana. “Panduan Praktis Pengolahan Data Statistik”.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan dan Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Bone.
Muslich, prof, july 2008. Perlindungan konsumen. Yokyakarta Data Media
Dwiasuti, R. A Shinta, dan R, Iskandar. 2012. Ilmu Perilaku Konsumen. UB
Press. Malang
Yuliwidy, 2004, perekonomian Indonesia, masaalah dan kebijakan dampak
kenaikan BBM), online. Jogjakarta
Koler. P, 2000. Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Pernhalondo
Siswanto, A, 2001, Kebijakan Pemerintah. Semarang: Gramedia
Wahyu A, 2007. Ekonomi jilid 1. Jakarta : erlangganews Kemendag.go.id
Hamid, Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah sembako .
Jogjakarta: UII Press. Online
Sadono sukirno, pengantar teori ikro eknomi, (jakarta: PT RajagGrafindo
persada 2000)
Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada
Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali Pers. Hal. 102
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Al-Fabeta, 2005)
Nasution, D. A., et al. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
Perekonomian Indonesia. Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224).
Yamali, F.R., dan R.N. Putri. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi
Indonesia. Journal of Economics and Business, 4(2), September 2020, 384-
388.

Anda mungkin juga menyukai