Pandemi
DOSEN PENGAMPU :
DI SUSUN OLEH :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena hanya dengan
segala rahmat-Nyalah akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini
mata kuliah Ekonomi Mikro dengan judul “Harga Minyak Goreng Di Masa Pasca
Pendemi “ tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Dwi Aprillita, S.S.T.,M.M selaku dosen yang telah memberikan tugas ini kepada
kami sehingga kami mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khususnya
dalam materi mata kuliah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia sering dikaitkan dengan keberadaan atau ketersediaan
minyak goreng yang merupakan salah satu input penting dalam proses produksi.
Ketersediaan minyak goreng dalam mendukung pertumbuhan dan kegiatan
perekonomian menjadi tolak ukur keberhasilan suatu Negara dalam mencapai
target, kebutuhan akan minyak goreng sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi
baik dalam skala mikro maupun makro. Aktivitas ekonomi yang didukung oleh
input yang baik akan menghasikan pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih baik.
Minyak goreng memiliki peranan yang penting dalam perekonomian suatu
negara. Purwanti (2011) menyatakan bahwa salah satu faktor penggerak
perekonomian dunia adalah minyak. Kinerja harga minyak dunia menjadi tolak
ukur perekonomian dunia karena memiliki peranan penting dalam kegiatan
produksi. Hal tersebut disebabkan karena minyak merupakan komoditas yang
paling diperdagangkan.
Indonesia merupakan negara perekonomian terbuka kecil dan negara importir
minyak goreng. Hal ini menyebabkan guncangan harga minyak akan berpengaruh
terhadap kegiatan perekonomian. Fluktuasi harga minyak berdampak pada harga
produk olahan minyak yang dikonsumsi masyarakat. Peningkatan harga minyak
yang berkelanjutan berakibat pada penurunan perekonomian Indonesia.
Pandemi COVID-19 memang sempat mendorong masyarakat di berbagai
belahan dunia melakukan panic buying atau pembelian minyak goreng secara
berlebihan sebagai respon atas kekhawatiran terjadinya krisis. Lonjakan
permintaan terhadap minyak goreng tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan
permintaan dan penawaran yang ada sehingga berujung pada kenaikan harga
minyak goreng. Tidak hanya kenaikan harga, ketersediaan stok pangan juga mulai
terancam ketika sejumlah negara yang menjadi sumber bahan pangan mulai
mengurangi pasokannya.
Sebagai upaya dalam menjaga ketersediaan minyak dan harga yang tetap
terjangkau di masa dan pasca Pandemi COVID-19, Kementerian Perdagangan
terus berupaya melakukan berbagai kebijakan strategis untuk menjaga stabilitas
harga dan menjamin ketersediaan bahan pokok. Agar kebijakan-kebijakan tersebut
tepat sasaran maka perlu dilakukan analisis untuk mengidentifikasi lebih lanjut
bagaimana dampak sebenarnya dari pandemi COVID-19 terhadap ketersediaan
pangan nasional. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan diharapkan dapat
diterapkan dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap ketersediaan
pangan nasional.
B. Rumusan Masalah
Minyak Goreng merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat. Sedangkan masyarakat indonesia memiliki pendapatan yang berbeda-
beda, maka harga minyak goreng harus sesuai dengan daya beli masyarakat
indonesia pada umumnya. Berdasarkan hal tersebut dapat di rumuskan dalam
penelitian ini adalah;
1. Bagaimana dampak kenaikan harga Minyak Goreng terhadap daya beli
masyarakat di Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk.
2. Bagaimana Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kenaikan Harga Minyak
Goreng di Masa Pasca Pandemi.
C. Tujuan Penilitian
1. Untuk mengetahui dampak kenaikan harga Minyak Goreng terhadap daya
beli masyarakat di Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk.
2. Untuk mengetahui Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kenaikan Harga
Minyak Goreng di Masa Pasca Pandemi.
D. Manfaat Penilitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai bahan studi ilmu pengetahuan bagi mahasiswa agar dapat menambah
wawasan mengenai bagaimana pengaruh kenaikan harga minyak goreng
terhadap daya beli masyarakat di Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon
Jeruk.
b. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademisi dan lembaga pendidikan yang
tertarik untuk meneliti masalah kenaikan harga minyak goreng terhadap daya
beli masyarakat.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah khazanah keilmuan tentang nilai-nilai pengetahuan serta memberi
masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas ilmu pengetahunan.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia
pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
A. Landasan Teori
1. Kenaikan Harga Minyak Goreng
Minyak Masakan atau lebih dikenal dengan istilah Minyak Goreng
adalah minyak atau lemak yang berasal dari pemurnian
bagian tumbuhan, hewan, atau dibuat secara sintetik yang dimurnikan dan
biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak masakan umumnya
berbentuk cair dalam suhu kamar. Minyak masakan kebanyakan diperoleh dari
tumbuhan, seperti kelapa, serealia, kacang-kacangan, jagung, kedelai,
dan kanola.
Agar sebuah keluarga bisa dikatakan cukup sejahtera, tentu stok minyak
goreng harus mencukupi yang wajib tersedia. Untuk harga minyak goreng
dimasa pasca Pandemi ini tampaknya mengalami kenaikan seiring dengan
naiknya harga BBM yang diresmikan oleh pemerintah belum lama ini. Pasalnya,
dengan kenaikan harga BBM membuat secara otomatis harga tarif angkutan
untuk mengangkut beragam barang kebutuhan sehari-hari tersebut menjadi naik.
Sehingga tak terelakan lagi jika harga sembako menjadi ikut naik. Kebutuhan
barang-barang pokok di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis, dikarenakan
harga barang-barang pokok yang melonjat naik.
Kenaikan ini juga berakibat pada kesejahteraan rumah tangga yang
sebelumnya dapat memenuhi hampir semua kebutuhannya, tapi setelah
langkanya bahan-bahan pokok mereka mulai membatasinya. Dan itu sangat
mengganggu ketentraman rumah tangganya. Seharusnya masyarakat dapat
mengesampingkan kebutuhan sekunder dan tersier dan harus lebih
mengutamakan kebutuhan primer yang berperan dalam 8 kehidupan sehari-hari.
Ini merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
2. Kebijakan Masa Pandemi
Hukum sebagai Sosial Kontrol atau pengendali sosial merupakan wujud
implementasi dari kepastian hukum, sehingga peraturan perundang-undangan
yang dilakukan benar terlaksana oleh penguasa dan penegak hukum. Perubahan
hukum harus dapat untuk mengatasi kepincangan-kepincangan yang timbul yang
dapat mengganggu ketertiban dan produktivitas masyarakat. Untuk mencegah
wabah Covid-19 diperlukan pembentukan hukum sebagai pengendali sosial.
Wabah Covid19 telah membawa perubahan pergerakan struktur ekonomi
masyarakat. Penekan asas-asas hukum diperlukan untuk memperlancar
terbentuknya struktur ekonomi masyarakat.
3. Hukum Permintaan dan Penawaran
Dalam dunia ekonomi pasti kita mengenal tentang istilah permintaan dan
penawaran. Dimana istilah ini selalu ada ketika kita melakukan kegiatan atau
aktivitas yang berhubungan dengan ekonomi mulai dari yang berskala kecil,
seperti transaksi jual beli yang ada di pasar maupun yang berskala besar, seperti
ekspor dan impor. Penawaran dan permintaan menjadi satu kesatuan yang tidak
bisa berdiri sendiri, misalkan di suatu tempat ada sebuah kegiatan yaitu
permintaan, pasti disitu juga terjadi penawaran hingga menemukan satu titik
yang sama antara kedua pihak yang sedang melakukan transaksi. Permintaan
adalah sejumlah barang atau jasa yang akan dibeli atau diminta dengan harga
dan waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan.
a. Hukum Permintaan
Jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang dan
sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang yang diminta akan bertambah.
permintaan bisa dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Permintaan Absolute
Permintaan ini diartikan sebagai keseluruhan permintaan terhadap barang
ataupun jasa, baik yang memiliki tenaga beli, kemampuan beli maupun yang
tidak memiliki sama sekali.
2. Permintaan Efektif
Permintaan ini didefinisikan sebagai permintaan terhadap barang dan jasa
yang disertai dengan adanya kemampuan daya beli.
3. Permintaan Potensial
Hal ini hampir sama dengan permintaan efektif, permintaan ini diikuti
dengan adanya kemampuan daya beli, namun masih belum ada sebuah
keinginan untuk membeli dari konsumen.
4. Permintaan Individu
Permintaan individu merupakan permintaan yang dilakukan oleh seorang
individu atau satu konsumen saja.
5. Permintaan Pasar
Permintaan ini lawan dari permintaan individu, dimana yang hanya
dilakukan oleh satu konsumen saja, namun perminmtaan pasar ini dilakukan
oleh banyak konsumen yang berada di pasar.
b. Hukum Penawaran
Jika barang turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang.
Sebaliknya jika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan
bertambah. Ada beberapa jenis penawaran, antara lain:
1. Penawaran Marginal
Penawaran marginal adalah sebuah penawaran yang dilakukan oleh
penjual dengan syarat mampu menjual suatu produk dengan harga pasaran.
2. Penawaran Super Marginal
Hampir sama dengan penawaran marginal, penawaran super marginal ini
adalah sebuah penawaran yang dilakukan oleh seorang penjual yang bisa
menjual produknya di atas harga pasar.
3. Penawaran Individu
Sesuai dengan namanya berarti penawaran ini merupakan suatu penawaran
yang dilakukan oleh satu orang individu.
4. Penawaran Pasar
Berbeda dengan penawaran individu yang hanya dilakukan oleh satu orang
individu namun penawaran ini dilakukan oleh banyak penjual yang ada di
pasar.
B. Tinjauan Empiris
Analisis Dampak Kenaikan harga Minyak Goreng Terhadap Pendapatan
Usaha Gorengan Skala Kecil dan Rumah tangga (Studi Kasus: Kelurahan Duri
Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat), adapun tujuan dari penelitian
ini adalah Mengidentifikasi kenaikan harga minyak goreng di Kelurahan Duri
Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Menganalisis dampak kenaikan
harga minyak goreng terhadap usaha gorengan dan pendapatan yang diterima
pengrajin.
Alat analisis yang dipakai adalah Analisis Pendapatan Usaha, Analisis Titik
Impas, Analisis R/C ratio, Kenaikan harga minyak goreng yang mencapai 62,94
persen berdampak pada kemampuan pengrajin dalam produksi, diantaranya
perubahan siklus produksi, penurunan volume produksi, penurunan penggunaan
faktor input, peningkatan harga jual, penurunan penerimaan dan penurunan
pendapatan usaha. Analisis rasio penerimaan dan biaya menyatakan bahwa usaha
gorengan masih menguntungkan dan masih layak untuk dijalankan dan
berdasarkan analisis titik impas untuk tetap dapat mempertahankan usahanya dan
tidak mengalami kerugian, pengrajin harus meningkatkan volume penjualan dan
meningkatkan penerimaan.
C. Kerangka Pikir
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan analisis harga – harga sembilan
bahan pokok (sembako) sehingga didapatkan kewajaran kenaikan harga sembako
dan pengaruh terhadap ekonomi masyarakat, maka dapat disusun kerangka pikir
sebagai berikut :
Kenaikan Harga
Sembako
Daya Beli
Masyarakat
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini
menggunakan dua metode yaitu:
b. Kutipan tidak langsung yaitu mengutip suatu karangan dengan bahasa atau
redaksi tanpa mengubah maksud dan pengertian yang ada.
E. Instrumen Wawancara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak dan Luas Wilayah
Duri Kepa adalah kelurahan yang terletak di kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat, provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Kelurahan ini
memiliki penduduk terbanyak di kecamatan Kebon Jeruk, yakni 73.972 jiwa.
Jumlah RT 135 RT
Jumlah RW 14 RW
Jumlah KK 23.958 KK
2. Keadaan Geografis
Kelurahan ini berbatasan dengan:
3. Keadaan Demografi
a. Penduduk
Pada tahun 2017, kelurahan ini dihuni oleh 67.389 penduduk yang terbagi dari
33.698 laki-laki dan 33.691 perempuan dengan seks rasio 100,02 dan
22.235 kepala keluarga. Sementara pada tahun Sensus Penduduk Indonesia
2020, jumlah penduduk kelurahan Duri Kepa sebanyak 73.972 jiwa, sudah
termasuk 28 jiwa Warga Negara Asing.
b. Agama
Penduduk kelurahan Duri Kepa memiliki keberagaman latar belakang suku dan
agama, sehingga wilayah ini menjadi salah satu kawasan di Jakarta
Barat sebagai kampung kerukunan, simbol keragaman suku dan agama, dalam
menjaga toleransi di kawasan tersebut. Berdasarkan data Kementerian Dalam
Negeri 2021, besaran penduduk kelurahan Duri Kepa menurut agama yang
dianut ialah Islam sebanyak 59,47%, kemudian Kristen 31,25%
dimana Protestan 17,95% dan Katolik 13,30%. Sebagian lagi menganut
agama Buddha sebanyak 8,94%, kemudian sebagian kecil
beragama Hindu yakni 0,22% dan Konghucu 0,12%. Fasilitas rumah ibadah,
terdapat 11 masjid, 28 mushola, 8 gereja dan 1 vihara.
c. Pendidikan
Fasilitas pendidik yang terdapat di kelurahan ini yakni terdapat 15 Sekolah
Dasar, 3 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 11 Sekolah Menengah Pertama, 5 Sekolah
Menengah Atas, 3 Sekolah Menengah Kejuruan, dan 2 Perguruan
Tinggi swasta.