Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “Analisis Dampak Kenaikan Harga Minyak Goreng Terhadap Keberlangsungan
Usaha Informal Pedagang”
Makalah ini disusun kami dengan harapan semoga makalah ini dapat menambah
sedikit pengetahuan bagi teman-teman sekalian. Namun karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..
1.2 Permasalahan …………………………………………………………………..
1.3 Tujuan …………………………………………………………………..
1.4 Manfaat …………………………………………………………………..
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Teori Umum ( Pendapat Para Pakar ) ………………………………….
2.2 Kajian teori yang berhubungan dengan tema ………………………………….
BAB III PEMBAHASAN
2.1 3.1 Pembahasan yang berkaitan dengan Tema ………………………………….
2.3 3.2 Analisis dan Konsep Implementasinya ………………………………….
2.4 DAFTAR PUSTAKA …………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
1. Apa penyebab naiknya harga minyak?
2. Sejauh mana dampak kenaikan minyak terhadap keberlangsungan usaha
informal pedagang?
3. Upaya apa yang semestinya dilakukan pemerintah untuk mengurangi
tekanan terhadap pedagang baik secara langsung maupun tidak langsung?
4. Bagaimana Penawaran dan Permintaan Membuat Keseimbangan Harga?
5.
1.4 Manfaat
a. Kepada Penelitian
Memberikan informasi kepada pembaca tentang dampak ketika Minyak
goreng mengalami kenaikan dan apa dampaknya terhadap keberlangsungan usaha
informal pedagang
Memberikan acuan bagi pemerintah terkait dengan pelaksanaan peraturan
pemerintah yang melarang penggunaan minyak goreng curah serta menjadi
pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan yang akan di ambil oleh pemerintah.
Manfaat penelitian ini bagi penelitian yang akan datang adalah sebagai acuan
dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan perilaku konsumen
terhadap minyak goreng curah.
b. Kepada Penulis
Memberikan manfaat bagi penulis berupa pemahaman yang lebih mendalam
mengenai Dampak kenaikan minyak goreng terhadap keberlangsungan usaha
informal pedagang
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Harga dalam ekonomi termasuk salah satu unsur buran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan. Harga dimaksudkan untuk mengkomunikasikan posisi nilai
produk yang disebut produsen. Besar kecilnya volume penjualan dan laba yang di
peroleh perusahaan tergantung kepada harga yang ditetapkan perusahaan terhadap
produk.
Harga dalam bahasa Inggris dikenal dengan price. Harga merupakan nilai
yang diberikan pada apa yang dipertukarkan. Harga bisa juga berarti kekuatan
membeli untuk mencapai kepuasan dan manfaat. Semakin tinggi nilai tukar dari
barang atau jasa tersebut.
Menurut kamus ekonomi, harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan
untuk satu unit barang atau jasa. Para ahli ekonomi sering kali mengartikan harga
dalam pengertian yang lebih luas untuk menunjukan apa saja, uang maupun barang,
yang harus dibayarkan. Harga yang di maksud adalah jumlah uang yang harus
dibayarkan untuk barang atau jasa yang ditawarka. Dalam hal ini, harga tidak hanya
berupa uang tapi juga berupa barang. Barang atau jasa yang telah diberikan ditukar
dengan barang lain yang mempunyai nilai guna.
Menurut Kotler dan Basu Swastha, harga adalah sejumlah uang yang
diberikan oleh konsumen kepada penjual atau pemasar untuk memperoleh produk
berikut pelayanannya. Harga yang dimaksud adalah sejumlah uang yang dikeluarkan
oleh konsumen kepaa penjual beserta pelayanan yang diberikan.
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah
nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh
pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikut
pelayanannya.
1. Utility
Adalah suatu atribut yang melekat pada suatu barang , yang memungkinkan
barang tersebut memenuhi kebutuhan, keinginan, dan memuaskan konsumen.
2. Nilai (value)
Adalah suatu produk untuk ditukar dengan produk lain. Nilai ini dilihat dalam
situasi barter yaitu pertukaran barang dengan barang. Saat ini kegiatan perekonomian
sudah tidak melakukan barter, melainkan menggunakan uang sebagai ukuran yang
disebut harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.
Definisi diatas memberikan arti bahwa harga merupakan sejumlah uang yang
digunakan untuk menilai untuk mendapatan produk maupun jasa yag dibutuhkan
konsumen.
Selain harga mempunyai konsep harga, ada juga dimensi strategi harga. Harga
merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang membutuhkan pertimbangan
cermat. Ini dikarenakan adanya sejumlah dimensi strategik harga dalam hal :
a. Harga merupakan pernyataan dari suatu produk.
b. Harga merupakan aspek yang sangat jelas bagi para pembeli.
c. Harga adalah determinan utama permintaan.
d. Harga berkaitan dengan pendapatan dan laba.
e. Harga memengaruhi citra dan strategi positioning dalam pemasaran
produk pretisius yang mengutamakan citra kualitas dan eksklusivitas,
harga menjadi unsur penting.
f. Harga bersifat fleksibel.
PEMBAHASAN
Dalam dunia ekonomi pasti kita mengenal tentang istilah permintaan dan penawaran.
Dimana istilah ini selalu ada ketika kita melakukan kegiatan atau aktivitas yang berhubungan
dengan ekonomi mulai dari yang berskala kecil, seperti transaksi jual beli yang ada di pasar
maupun yang berskala besar, seperti ekspor dan impor. Penawaran dan permintaan menjadi
satu kesatuan yang tidak bisa berdiri sendiri, misalkan di suatu tempat ada sebuah kegiatan
yaitu permintaan, pasti disitu juga terjadi penawaran hingga menemukan satu titik yang sama
antara kedua pihak yang sedang melakukan transaksi. Permintaan adalah sejumlah barang
atau jasa yang akan dibeli atau diminta dengan harga dan waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan.
a. Hukum permintaan
Jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta akanJika harga naik, maka jumlah
barang yang diminta akan berkurang dan sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang
yang diminta akan bertambah (Oka A. Yoeti, 2008:18). permintaan bisa dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu :
1. Permintaan absolute
Contoh Permintaan Absolut : adalah ketika Anda ingin membeli mobil tetapi saat ini
pendapatan Anda masih belum cukup.
2. Permintaan efektif
Permintaan ini didefinisikan sebagai permintaan terhadap barang dan jasa yang
disertai dengan adanhya kemampuan daya beli.
3. Permintaan potensial
Hal ini hampir sama dengan permintaan efektif, permintaan ini diikuti dengan adanya
kemampuan daya beli, namun masih belum ada sebuah keinginan untuk membeli dari
konsumen.
Contoh Permintaan Pontesial : Ibu Emi mempunyai uang yg banyak untuk membeli
perhiasan,tapi ibu Emi tidak berkeinginan membeli perhiasan
4. Permintaan individu
Contoh Permintaan Individu: seorang IBU Membeli sebuah Baju di Toko Pakaian Dan
IBU ini meminta tolong kepada Penjual untuk mencarikan baju yang berwarna merah,
sehingga penjual mengambilkan baju warna merah Dan memberikannya kepada seorang IBU
tersebut. Berdasarkan contoh ini maka terdapat satu permintaan dari seorang Ibu yang
membeli baju.
5. Permintaan pasar
Permintaan ini lawan dari permintaan individu, dimana yang hanya dilakukan oleh
satu konsumen saja, namun perminmtaan pasar ini dilakukan oleh banyak konsumen yang
berada di pasar.
Contoh Permintaan Pasar: suatu toko tas menjual berbagai tas, jika tas yang
ditawarkan maka tingkat barang tinggi dan jumlah penawaran banyak, dan juga sebaliknya.
b. Hukum Penawaran
Jika barang turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang. Sebaliknya
jika harga barang naik, maka jumlah barangyang ditawarkan akan bertambah (Oka A. Yoeti,
2008:21). Ada beberapa jenis penawaran, antara lain :
1. Penawaran marginal
3. Penawaran individu
4. Penawaran pasar
Berbeda dengan penawaran individu yang hanya dilakukan oleh satu orang
individu namun penawaran ini dilakukan oleh banyak penjual yang ada di pasar.
Dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, minyak goreng mempunyai andil
terhadap inflasi umum sebesar 0,31%. Semenjak Juli 2020, minyak goreng telah
menunjukkan kenaikan harga sebesar 46,32%. Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan
Strategis (PIHPS) per 31 Desember 2021, harga minyak goreng telah mencapai Rp 19.900,00
per liter.
“Kenaikan harga CPO saat ini memang berdampak terhadap konsumen yaitu kenaikan
harga minyak goreng sebagai salah satu turunannya. Namun di sisi lain juga memberikan
insentif kepada kesejahteraan petani yang terlihat dari kenaikan Nilai Tukar Petani
Perkebunan Rakyat (NTPR),” ungkap Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto.
Kenaikan ini juga berakibat pada kesejahteraan rumah tangga yang sebelumnya dapat
memenuhi hampir semua kebutuhannya, tapi setelah langkanya bahan-bahan pokok mereka
mulai membatasinya. Dan itu sangat mengganggu ketentraman rumah tangganya. Seharusnya
masyarakat dapat mengesampingkan kebutuhan sekunder dan tersier dan harus lebih
mengutamakan kebutuhan primer yang berperan dalamkehidupan sehari-hari. Ini merupakan
suatu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
Dalam mengatasi naiknya harga minyak goreng, disebutkan juga bahwa saat ini
pemerintah bersama dengan produsen minyak goreng dan pengusaha ritel membuat program
penyediaan 11 juta liter minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp 14.000 per liter yang
dilakukan melalui skema operasi pasar, khususnya menjelang periode Natal 2021 dan Tahun
Baru 2022.
"Untuk memastikan tidak ada kecurangan itu, kita akan melartaskan, bukan melarang.
Untuk minyak jelantah, palm olein, dan CPO," kata Lutfi dalam konferensi pers, Selasa
(18/1/2022).
Adapun kecurangan yang dimaksud yakni mengekspor minyak sawit ke luar negeri
yang harganya telah disubsidi oleh pemerintah. Praktik tersebut harus dicegah agar
masyarakat bisa mendapatkan pasokan minyak goreng dengan harga terjangkau secara
mudah.
Menteri Perdagangan Lutfi juga menuturkan bahwa upaya tengah berupaya dalam
menstabilkan harga minyak goreng dan menjaga pasokan agar kebutuhan masyarakat tetap
terpenuhi,kepada Komisi VI DPR RI di tengah melonjaknya harga komoditas tersebut di
pasar internasional.
"Pemerintah akan memantau sesuai harga acuan khusus untuk minyak goreng kemasan
sederhana. Sedangkan untuk kemasan lainnya tetap mengikuti mekanisme pasar," ujar Oke
Nurwan Rabu (27/10/2021).
“Pemberlakuan kebijakan satu harga untuk minyak goreng yakni sebesar Rp 14 ribu
per liter akan dimulai pada Rabu tanggal 19 Januari 2022 pukul 00.00 WIB di seluruh
Indonesia," tuturnya.
1. Harga Barang menjadi faktor utama besar kecilnya penawaran. Semakin tinggi harga
barang, maka semakin tinggi pula penawaran yang dilakukan oleh konsumen.
2. Jumlah Penjual atau ProdusenJika jumlah produsen suatu barang tertentu tinggi, maka
jumlah penawaran terhadap barang tersebut juga akan tetap tinggi. Misalnya, jika suatu
daerah menjadi sentra penghasil sepatu. Maka penawaran sepatu di daerah tersebut akan
tinggi.
3. Bencana Alam
Jika terjadi bencana alam pada suatu daerah penghasil suatu produk. Maka bisa dipastikan
bahwa jumlah produksi barang tersebut akan menurun dan mempengaruhi tingkat
penawarannya.
Apabila harga suatu barang meningkat maka penawaran terhadap barang pengganti akan
mengalami peningkatan karena penjual akan menawarkan barang pengganti sebagai alternatif
barang utama yang mengalami kenaikan. Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan
harga barang penggantinya yaitu teh terlihat lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak
menjual teh.
5. Biaya Produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya
untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong,
dan sebagainya.
Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang barang diproduksi akan tinggi.
Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit.
6. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan.
Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan
barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan
biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang
banyak. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang, kemajuan teknologi
menimbulkan dua efek, yaitu produksi dapat ditambah dengan lebih cepat dan biaya produksi
semakin murah sehingga keuntungan bertambah tinggi.
7. Pajak
Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya harga. Jika pajak suatu barang menjadi tinggi, maka permintaan
akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.
Perkiraan harga di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran. Jika
perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan masyarakat
tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya
pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa naik, sementara penghasilan relatif
tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi barang dan jasa, karena takut
tidak laku.
9. Kebijakan Pemerintah dan Situasi Politik
Kebijakan pemerintah juga memengaruhi komoditas pasar. Misalnya kebijakan kenaikan bea
cukai atau penghapusan bea cukai. Selain kebijakan pemerintah, situasi politik dalam suatu
negara juga memengaruhi penawaran. Jika suatu negara dalam situasi politik yang kritis,
maka semakin tinggi penawaran pasar.
Selain dari hal disampaikan ini diharapkan juga sebagai gagasan dalam
pemenuhan kebutuhan pangan, kemudian bagi pemerintah Indonesia dalam
menetapkan kebijakan serta kepada pengusaha dibidang kelapa sawit namun
secara khusus diharapkan studi ini juga memberi manfaat yaitu ;
1. Dengan mengetahui pengaruh dari volume produksi minyak goreng terhadap
perubahan harga minyak goreng. adalah sebagai informasi kepada produsen
minyak goreng dan juga kepada Departermen Perdagangan untuk penetapan
kebijakan.
2. Dengan memahami perubahan pendapatan perkapita (GDP) terhadap perubahan
harga minyak goreng. Ditujukan sebagai informasi kepada Departermen
Perdagangan tentang dasar didalam permintaan minyak goreng dipasar nasional.
3. Dengan membuktikan perubahan indeks harga konsumen terhadap perubahan
harga minyak goreng. Diharapkan menjadi suatu informasi kepada Pemerintah
yakni Departermen Perdagangan didalam mengantisipasi laju inflasi didalam
negeri.
4. Dengan mengamati dampak pajak ekspor CPO Indonesia terhadap harga
minyak goreng. Menjadi suatu informasi kepada Depatermen Keuangan dan
Departermen Perdagangan tentang hubungan sebab akibat dari kebijakan harga
yang diambil.
5. Dengan mengungkap pengaruh dari nilai tukar Rp/US$ (kurs) terhadap
perubahan harga minyak goreng. Ditujukan sebagai informasi kepada Bank
Sentral tentang pengaruh nilai tukar uang terhadap harga barang pokok didalam
negeri.
6. Dengan mengetahui pengaruh dari volume produksi CPO terhadap perubahan
harga minyak goreng, adalah sebagai informasi kepada produsen minyak goreng
dan Departermen Perdagangan untuk kebijakan perdagangan minyak goreng
7. Dengan mengungkap pengaruh harga minyak goreng terhadap harga CPO
Internasional. Diharapkan sebagai informasi kepada Departermen Perdagangan
dalam menetapkan kebijakan perdagangan harga minyak goreng.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kenaikan minyak goreng dipengaruhi oleh harga CPO dunia yang nak menjasi US$
1.340/MT.CPO duni yang naik memicu peningkatan harga CPO domestik dan jumlah
persediaan untuk pasar domestik.
2. Pandemi Covid-19 juga turut menjadi faktor penyebab minyak goreng naik karena
produksi CPO ikut menuru drastis, selain itu Covi-19 juga turut mempengaruhi arus
logistic.
3. Kota Bekasi adalah salah satu Kota di daerah Jababeka yang mengalami kenaikan
harga inyak goreng tertinggi yaitu sekitar 41,5 persen per kg dan mempengaruhi
usaha informal yang berada di Bekasi
4. Minyak goreng mempunyai andil terhadap inflasi umum sebesar 0,31%. Semenjak
Juli 2020, minyak goreng telah menunjukkan kenaikan harga sebesar 46,32%.
Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per 31 Desember
2021, harga minyak goreng telah mencapai Rp 19.900,00 per liter.
5. Dalam mengatasi naiknya harga minyak goreng, saat ini pemerintah bersama dengan
produsenminyak goreng dan pengusaha ritel membuat programpenyediaan 11 juta
liter minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp. 14.00 per liter melalui skema
operasi pasar.