Anda di halaman 1dari 14

PRODUK DAN PENENTUAN HARGA JUAL

(Dosen Pengampu : Muhammad Nasrullah, S.Pd., M.Si. DLB)

Disusun oleh :

Kelompok 8

Nurseha (200620098)

Nurfiqah (200620085)

Aulanda Putri (200620072)

Fitri Nurlaila (200620091)

Siti Nurhalima (200620158)

Cut Zahratul Qhutni (200620046)

Qoid Noval Sarumpaet (180620099)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2021\2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya hingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk membangun kualitas diri
dalam memperbaiki makalah ini dimasa mendatang.

Makalah ini disusun berdasarkan silabus dengan mengambil dari beberapa


sumber makalah ini kami tujukan kepada bapak Muhammad Nasrullah, S.Pd.,
M.Si. DLB khususnya dan bagi pembaca makalah pada umumnya, Guna
memenuhi nilai tugas mata kuliah Teknologi Informasi dan Kewirausahaan. Akhir
kata kami berterimakasih kepada semua yang terkait dalam membantu
menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Lhokseumawe, Maret 2022

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………….. ii


Daftar isi …………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………... 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………... 2
1.3. Tujuan ……………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Produk ……………………… 3
2.2. Pengertian Penetapan harga Jual …… 4
2.3. Strategi Penetapan Harga Jual …………… 6
2.4. Cara-cara Penetapan Harga Jual ……….. 11

BAB III KESIMPULAN


3.1. Kesimpulan …………………………… 13

Daftar Pustaka …………………………………………… 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penentuan harga adalah proses memilih apa yang bakal diterima
sebuah syarat sebagai pertukaran untuk produknya. Faktor-faktor harga
adalah kos pengilangan, tempat pasaran, persaingan, keadaan pasaran, dan
kualiti produk. Penentuan harga juga merupakan pemboleh ubah utama
dalam teori peruntukan harga mikroekonomi. Penentuan harga adalah
aspek dasar pemodelan kewangan dan adalah salah satu dari "empat P"
campuran pemasaran. Tiga aspek lain adalah barangan, promosi dan
tempat.
Produk (Product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam definisi secara
luas, produk meliputi objek secara fisik, orang, tempat, organisasi, ide,
atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi. Penentuan hargaa produk perlu
memikirkan produk dan jasa atas tiga tingkatan. Tingkatan yang paling
dasar adalah produk inti (core product), Produk inti terdiri dari manfaat
inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka
membeli produk atau jasa. Dalam merancang produk, pemasar mula-mula
arus mendefinisikan manfaat nti yang akan disediakan produk ke
konsumen.
Selajutnya perencanaan produk harus menciptakan produk aktual
(actual product) disekitar produk inti. Produk aktual mungkin mempunyai
lima karateristik : tingkat kualitas, fitur, rancangan, nama merek, dan
kemasan. Akhirnya, penentuan produk harus mewujudkan produk
tambahan disekitar produk inti dan produk aktual dengan menawarkan jasa
dan manfaat tambahan bagi konsumen. Penambahan produk baru pada
satu lini produk disebut sebagai line extension. Jika line extension

1
memiliki kualitas yang lebih baik dari produk lainnya disebut sebagai
tindakan trading up atau brand leveraging.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan pengertian produk ?
2. Jelaskan pengertian penetapan harga jual ?
3. Bagaimana strategi penetapan harga jual ?
4. Jelaskan cara-cara penetapan harga jual ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari produk.
2. Untuk mengetahui apa itu penetapan harga jual.
3. Untuk mengetahui strategi penetapan harga jual.
4. Untuk mengetahui cara-cara penetapan harga jual.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Produk


Produk (Product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam definisi secara
luas, produk meliputi objek secara fisik, orang, tempat, organisasi, ide,
atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi. Penentuan harga produk perlu
memikirkan produk dan jasa atas tiga tingkatan. Tingkatan yang paling
dasar adalah produk inti (core product), Produk inti terdiri dari manfaat
inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka
membeli produk atau jasa. Dalam merancang produk, pemasar mula-mula
arus mendefinisikan manfaat nti yang akan disediakan produk ke
konsumen.

2
Selajutnya perencanaan produk harus menciptakan produk aktual
(actual product) disekitar produk inti. Produk aktual mungkin mempunyai
lima karateristik : tingkat kualitas, fitur, rancangan, nama merek, dan
kemasan. Akhirnya, penentuan produk harus mewujudkan produk
tambahan disekitar produk inti dan produk aktual dengan menawarkan jasa
dan manfaat tambahan bagi konsumen. Penambahan produk baru pada
satu lini produk disebut sebagai line extension. Jika line extension
memiliki kualitas yang lebih baik dari produk lainnya disebut sebagai
tindakan trading up atau brand leveraging.

2.2 Pengertian Penetapan Harga Jual


Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu perusahaan adalah
menetapkan harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama
bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan,
permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut
berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan.
Menurut Ricky W. dan Ronald J. Ebert mengemukakan bahwa:
“Penetapan harga jual adalah proses penentuan apa yang akan diterima
suatu perusahaan dalam penjualan produknya”. Perusahaan melakukan
penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-perusahaan kecil
harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian
pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga
biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini
manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum
penetapan harga serta memberikan persetujuan atas usulan harga dari
manajemen dibawahnya.
Mulyadi dalam bukunya menyatakan bahwa: “Pada prinsipnya
harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang
wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.Selain
itu Hansen & Mowen mengemukakan bahwa “Harga jual adalah jumlah
moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau

3
pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”. Dari definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa
ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu
untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang
dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan
harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga
yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen. Boyd, Walker, dan Laurreche
dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa
“Ada sejumlah cara dalam menetapkan harga, tetapi cara apapun yang
digunakan seharusnya memperhitungkan faktor-faktor situasional.
Faktor-faktor itu meliputi:
1. Strategi perusahaan dn komponen-komponen lain didalam bauran
pemasaran.
2. Perluasan produk sedemikian rupa sehingga produk dipandang berbeda
dari produk-produk lain yang bersaing dalam mutu atau tingkat
pelayanan konsumen.
3. Biaya dan harga pesaing.
4. Ketersediaan dan harga dari produk pengganti.

Menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen


Pemasaran di Indonesia menyatakan bahwa: “Penetapan harga merupakan suatu
masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi
ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan
memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketika
akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru”. Definisi tersebut
menjelaskan bahwa setiap perusahaan harus memutuskan dimana ia akan
menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harga.

4
Dalam beberapa pasar seperti pasar mobil, sebanyak delapan titik harga
dapat ditemukan. Dipasar mobil Indonesia terdapat merek puncak (standar emas),
contohnya Mercedez Benz dan Jaguar. Dibawahnya ada Merek mewah seperti
BMW, Audi dll, Dibawahnya lagi ada merek yang memenuhi kebutuhan-
kebutuhan khusus : Volvo (keamanan) dan Porche (kinerja tinggi). Di tengah-
tengah terdapat sejumlah merek seperti Honda, Mitsubishi, Toyota. Satu tingkat
dibawahnya adalah merek-merek yang terutama memberi manfaat fungsional
seperti Suzuki. Dibawah Suzuki ada merek-merek lebih murah tapi juga
memberikan kinerja memuaskan seperti Hyundai. Paling bawah adalah merek-
merek yang daya tariknya hanya harga seperti Timor. Menunjukkan bahwa
kedelapan tingkat penempatan produk ini tidak bersaing satu sama lain, tetapi
hanya bersaing dalam masing-masing kelompok. Namun dapat terjadi persaingan
antara segmen-segmen harga dan mutu.
Menunjukan sembilan kemungkinan strategi harga-mutu. Strategi diagonal
semuanya dapat bertahan pada pasar yang sama; yaitu satu perusahaan
menawarkan produk bermutu tinggi pada harga tinggi, perusahaan lain
menawarkan produk bermutu rendah pada harga rendah. Ketiga pesaing tersebut
dapat hidup bersama selama pasar terdiri dari tiga kelompok pembeli, yaitu yang
mementingkan mutu, harga, dan yang mementingkan keseimbangan antara
keduanya.
Sudarsono menyatakan bahwa “dalam menetapkan harga jual perlu
dipertimbangkan beberapa hal, antara lain :
a) Harga pokok jual barang.
b) Harga barang sejenis.
c) Daya beli masyarakat.
d) Jangka waktu perputaran modal.
e) Peraturan-peraturan dan sebagainya.

5
Faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor objektif. Artinya
pendapatan pribadi pengusaha atau pedagang tidak ikut berperan, atau
kalau pun ada hanya kecil sekali. Faktor-faktor objektif ini kadang-
kadang tidak cukup kuat untuk dipakai sebagai dasar penentuan harga,
sehingga ada faktor-faktor pertimbangan subyektif.

2.3 Strategi Penetapan Harga Jual


Strategi penetapan harga adalah tahapan dimana perusahaan
mengklasifikasikan dan menggolongkan produk atau jasa yang
dihasilkannya merupakan ‘produk baru’ yang belum memiliki konsumen
loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa
pasar tersendiri. Strategi penetapan harga ini juga berhubungan dengan
siklus kehidupan produk (Product Life Cycle) dimana suatu produk
memiliki empat tahapan utama yakni, Perkenalan, Pertumbuhan,
Kematangan dan Penurunan. Secara khusus strategi penetapan harga ini
terdiri dari :

Produk baru dalam menetapkan strategi penetapan harga yang


efektif untuk produk baru atau tahap perkenalan. Terdapat dua alternatif
strategi penetapan harga, yaitu :
1. Harga Mengapung (Skimming Price)
Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan laba
maksimum (perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa
produknya berbeda dengan produk sejenis yang lain). Pendekatan
skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen
tertentu dan pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan
untuk membatasi permintaan sampai perusahaan merasa siap untuk
melakukan produksi masal. Apalagi skimming dapat meningkatkan
nilai produk menjadi sangat prestisius.

6
2. Harga Penetrasi
Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan
permintaan, strategi ini dapat diterapankan pada situasi pasar tidak
terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda, serta produk tersebut
tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi. Pendekatan ini juga
efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga. Produk Yang Telah
Beredar Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini
tentunya tidak terlepas dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus
kehidupan produk, dalam hal ini tahapan siklusnya berada pada tiga
tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni :
1) Tahap Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat
disertai munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan
yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap mempertahankan
harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan
strategi harga agresif : menurunkan harga untuk mendorong
penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang semakin ketat.

2) Tahap Kematangan
Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci
efektivitas strategi penetapan harga. Pada tahapan ini perusahaan
harus benar-benar responsif terhadap situasi pasar, konsumen
maupun pesaing. Strategi penetapan harga dapat menggunakan
‘psikologis konsumen’ maupun ‘pemotongan harga’ (diskon),
sehingga perusahaan dapat menjaga loyalitas konsumen (pangsa
pasar) dan meningkatkan jumlah permintaan dan keuntungan yang
diperoleh.

3) Tahap Penurunan
Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya
jumlah permintaan secara terus-menerus, sebagai tahap terakhir

7
daur hidup produk terdapat dua alternatif langkah utama yang
dapat dipilih. Pertama, strategi diskonting (pemotongan harga)
Kedua, mempertahankan harga tetapi memotong biaya-biaya yang
berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk promosi.

Untuk menetapkan harga jual suatu produk maka


perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam
menetapkan kebijakan harga. Philip Kotler dalam bukunya
mengemukakan prosedur enam langkah untuk menetapkan harga,
yaitu :
1. Memilih tujuan penetapan harga.
2. Menentukan permintaan.
3. Memperkirakan biaya.
4. Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing.
5. Memilih metode penetapan harga.
6. Memilih harga akhir.

2.4 Cara-cara Penetapan Harga Jual

Ada dua pendekatan pokok dalam penentuan harga yaitu :


1. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)
perusahaan menggunakan metode ini, perusahaan menentukan harga
jual per unit produk dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit
ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang di kehendaki pada
unit tersebut, atau disebut marjin.

2. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)


Penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga
biaya plus. Para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak
menggunakan penetapan harga mark-up ini.

8
3. Penetapan Harga Break-Even (Break-Even Pricing)
Adalah cara penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar
dan masih mempertimbangkan biaya. Usaha dapat dikatakan dalam
keadaan break-even apabila penghasilan yang di terima sama dengan
biaya keluar, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah di tentukan.
Menurut cara ini, perusahaan akan mendapatkan laba apabila penjualan
yang di capai berada di atas titik break-even dan rugi jika penjualan
berada di bawah titik break-even.
Cara penetapan harga break-even ini dapat di terapkan dengan
menggunakan beberapa “syarat” tertentu, yaitu:
• Seluruh biaya perusahaan dapat digolongkan ke dalam biaya variable
dan biaya tetap.
• Seluruh barang yang di produksi akan terjual.
• Biaya variabel per unitnya tetap.

4. Penetapan Harga Dalam Hubungannya Dengan Pasar


Jika menggunakan cara yang satu ini, penentuan harga tidak di
dasarkan pada biaya, tetapi justru sebaliknya. Harga yang menentukan
biaya bagi perusahaan. Menentukan harga sama dengan tingkat harga
pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi
atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan. Tergantung
strategi dan segmentasi pasar.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan isi makalah diatas penulis dapat menarik kesimpulkan :
1. Penetapan harga jual adalah proses penentuan apa yang akan diterima
suatu perusahaan dalam penjualan produknya.
2. Untuk menetapkan harga jual suatu produk maka perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga.
Philip Kotler dalam bukunya mengemukakan prosedur enam langkah
untuk menetapkan harga,yaitu :
- Memilih tujuan penetapan harga.
- Menentukan permintaan.
- Memperkirakan biaya.
- Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing.
- Memilih metode penetapan harga.
- Memilih harga akhir.
3. Menentukan harga jual dengan menggunakan pendekatan 2 metode
4. Penulis berpendapat bahwa sangatlah penting perusahaan menentukan
penetapan harga jual karena untuk menentukan sebuah provit. Dalam
penentuan harga jual perlu memperhatikan berbagai aspek untuk acuan
pertimbangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ebert, R.J., Ronald J., Grifin, Ricky W., 2003, Introducing of Business,
6th Edition, Prentice Hall. Inc. New York.
Kismono, Gugup., 2001, Bisnis Pengantar, Edisi Pertama, BPFE,
Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai