Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGARUH KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG CURAH TERHADAP


MINAT BELI KONSUMEN

Mata Kuliah : Pemasaran Global

Dosen Pengampuh : Nunung Nurnilasari,SE,.M.M

DISUSUN OLEH :

Nadia Fitriani C61201181008


Lia Winda SW C61201181026
Mahathir Muhammad C61201181010
Nadia Melidiana Rahayu C61201181030
Fatima Tuzahro C612011810

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Identifikasi Masalah.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................6
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................7
2.1 HARGA............................................................................................................................7
2.2 MINAT BELI KONSUMEN...........................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................12
PEMBAHASAN......................................................................................................................12
3.1 Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Kenaikan Harga Minyak Goreng Curah.............12
3.2 Penyebab Kenaikan Harga Minyak Goreng Curah........................................................14
BAB IV....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan serta kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “ Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Goreng Curah Terhadap Minat Beli
Konsumen ”. Shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi besar kita yaitu Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup kepada kita yakni Al-Qur’an untuk
keselamatan umat di dunia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Nunung Nurnilasari, SE.,M.M selaku dosen
pembimbing mata kuliah Pemasaran Global Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis di Universitas 17 agustus 1945 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 22 Desember 2021

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Identifikasi Masalah
Minyak goreng bagi masyarakat Indonesia adalah salah satu kebutuhan pokok atau
merupakan salah satu dari Sembako (sembilan bahan pokok) menurut keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan. Dalam kehidupan sehari-hari minyak goreng dikonsumsi
oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia baik yang berada di perkotaan maupun perdesaan.
Minyak goreng digunakan untuk memasak seperti: penumisan, penggorengan dalam jumlah
yang sedikit maupun banyak. Sebab minyak goreng dapat memberikan aroma yang sedap,
cita rasa yang lebih lezat, gurih, membuat makanan menjadi renyah atau crispy, serta
penampilan yang lebih menarik memberikan warna keemasan dan kecoklatan daripada
makanan yang dikukus, direbus atau dipanggang.

Minyak goreng dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status
sosial, ekonomi dan politik. Menurut surat Keputusan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan Nomor : 02240/B/SK/VII/1991 tentang pedoman persyaratan mutu serta label
dan periklanan makanan yang dimaksud minyak goreng (cooking oil) adalah minyak yang
diperoleh dari atau dengan cara memurnikan minyak nabati, dengan tujuan untuk
menghilangkan bahan-bahan logam, bau, asam lemak bebas dan zat-zat warna.

Minyak goreng secara umum terdiri dari dua kelompok, yakni minyak goreng hewani dan
minyak goreng nabati. Minyak nabati adalah yang paling banyak digunakan, terutama untuk
menggoreng, karena lebih mudah didapatkan. Minyak goreng nabati ini dapat dibuat dari
berbagai sumber seperti kelapa, kelapa sawit, dan kedelai. Di Indonesia minyak goreng nabati
yang paling sering digunakan adalah minyak goreng bahan baku kelapa sawit. Selain karena
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit, minyak ini juga cukup ideal dari segi
harga dan ketersediaan .

Minyak goreng kelapa sawit terbagi dalam dua jenis, yaitu minyak goreng curah dan
minyak goreng kemasan yang bermerek. Minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan
yang bermerek merupakan sama-sama hasil dari proses industri namun berbeda dari kualitas
prosesnya. Untuk minyak goreng kemasan yang bermerek penyaringannya dilakukan 3-4
kali, sedangkan minyak goreng curah hanya dilakukan 1 kali penyaringan. Sehingga jika

i
dilihat dari warnanya sangat berbeda, minyak goreng kemasan yang bermerek bewarna lebih
jernih di bandingkan dengan minyak goreng curah yang berwarna kuning keruh.

Dilihat dari aspek kebersihan serta kualitas produk, minyak goreng curah tidak sebaik
minyak goreng kemasan yang bermerek. Minyak goreng curah di distribusikan dalam drum-
drum dengan wadah terbuka sehingga membuat kebersihannya tidak terjamin. Sedangkan
minyak goreng kemasan yang bermerek lebih higenis, lebih sehat dan kemasan lebih layak.
Dari segi kandungan minyak goreng curah kadar lemaknya lebih tinggi dibandingkan dengan
minyak goreng kemasan yang bermerek. Selanjutnya diikuti dengan harganya minyak goreng
curah relatif lebih murah dari pada minyak goreng kemasan yang bermerek.

Beredarnya minyak goreng curah di pasaran serta berbagai macam produk minyak goreng
kemasan yang bermerek yang semakin gencar ditawarkan membuat konsumen memiliki
banyak pilihan dalam melakukan pembelian. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk, sehingga perlu diketahui faktor-faktor
apa saja yang membuat konsumen membeli dan mengkonsumsi produk minyak goreng curah
hingga saat ini, ditengah semakin banyaknya para pesaing dalam menyusun strategi
pemasaran yang menekankan pada faktor-faktor tersebut.

Keputusan pembelian dari konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial,
pribadi, dan psikologis. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan
oleh pemasar. Jadi, semakin banyak pengetahuan pemasar tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, semakin besar kemampuan mereka untuk
mendesain penawaran produk dan jasa yang menarik, serta mengenali dan menargetkan
segmen-segmen pasar yang berarti.

Pentingnya penelitian konsumen untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan konsumen


dan juga bagaimana tanggapannya akan produk yang dikonsumsinya yang berarti
berhubungan dengan kepuasan konsumen serta penelitian dapat berfungsi sebagai basis untuk
pendidikan dan perlindungan konsumen, dan melengkapi informasi yang penting untuk
keputusan kebijakan umum. Pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen akan
menjadikan konsumen memiliki informasi yang lebih baik mengenai dirinya, sehingga dapat
mengendalikan perilakunya agar dapat menjadikan konsumen yang bijak dan melindungi
dirinya dari praktik-praktik bisnis yang merugikan mereka. Selain itu penelitian konsumen ini
dapat membantu produsen dalam memahami konsumen untuk mengambil keputusan yang
lebih baik. Untuk bersaing di pasaran produsen dapat memperbaiki kualitas dari produk yang

ii
ditawarkan sehingga dapat menarik perhatian konsumen baru dan mempertahankan
konsumen yang sudah ada.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga minyak goreng
curah?
2. Apa saja penyebab kenaikan harga minyak goreng curah?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga minyak
goring curah.
2. Untuk mengetahui penyebab kenaikan harga minyak goring curah.

iii
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 HARGA
1. Pengertian dan Tujuan Penetapan Harga
A. Pengertian Harga
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu
produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P =
product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu
nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga
merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan
seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik
berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan
akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat
diperoleh organisasi perusahaan.
Menurut Hasan (2008:105), “Harga ialah barang yang nilainya dinyatakan dengan
sejumlah uang”. Hal ini menunjukkan bahwa harga merupakan satu-satunya alat untuk
melakukan transaksi pembelian.
Menurut Tjiptono (2008:151), “Harga merupakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapan bagi perusahaan, sedangkan ketiga
unsur lainnya (produk, distribusi dan promosi) 11 menyebabkan timbulnya biaya
(pengeluaran). Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat
fleksibel. Artinya dapat diubah dengan cepat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan harga merupakan suatu moneter atau
ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang
berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.

B. Tujuan Penetapan Harga

iv
Menurut Tjiptono (2008:151), tujuan penetapan harga kadang kala ditentukan
keputusan-keputusan bisnis dan posisi sebelumnya, terdapat sepuluh (10) tujuan
dalam harga, yaitu sebagai berikut :
1. Mempertahankan kelangsungan operasi usaha.
2. Perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya yang telah
dikeluarkan dan laba yang diinginkan, dari laba tersebut maka perusahaan
mendapatkan biaya operasi untuk kelangsungann jalannya perusahaan.
3. Merebut pangsa pasar.
4. Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah sehingga dapat menarik
lebih banyak konsumen dan dapat merebut pangsa pasar.
5. Mengejar keuntungan.
6. Perusahaan dapat menetapkan harga yang bersaing agar bisa mendapatkan
keuntungan yang optimal bagi produk atau jasa.
7. Mendapatkan return on investment atau pengembalian modal.
8. Agar perusahaan dapat menutup biaya investasi, harga dapat ditetapkan
tinggi.
9. Ditengah persaingan beragam produk yang ditawarkan di pasar.
10. Produk yang telah mendapatkan pangsa pasar perlu dipertahankan
keberadaannya dengan penetapan harga yang tepat.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga


Setelah manajer pemasaran membuat sasaran penetapan harga, mereka harus
menentukan harga tertentu untuk meraih tujuan tersebut. Harga yang mereka tetapkan
untuk tiap produk tersebut sebagai besar tergantung pada dua factor : permintaan atas
produk atau jasa & biaya bagi penjual untuk barang dan jasa tersebut. Ketika tujuan
utama penetapan harga adalah berorentasi penjual/ pertimbangan permintaan menjadi
dominan. Faktor lainnya seperti strategi distribusi & promosi, persepsi kualitas & tahapan
daur hidup produk, dan juga mempengaruhi harga.
Menurut Soekartawi (2008:80) mengatakan “faktor-faktor yang mempengaruhi harga
adalah: Usia produk, Differensiasi produk, Kemampuan membeli konsumen, Saluran
pemasaran ,Distribusi, Strategi promosi, Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
produk, Iklim ekonomi, Peraturan pemerintah.”
Masing-masing P1, P2, P3 dan P4 dapat dikuasai oleh perusahaan atau disebut
controllable factor. Kombinasi dari P1, P2, P3 dan P4 disebut “marketing mix”.

v
Gabungan dari 4P di atas dapat dirubah sewaktu-waktu menurut keinginan dari pimpinan
perusahaan sebab faktor ini dapat dikuasai. Namun demikian kebebasan mengubahnya
dibatasi oleh faktor-faktor yang tidak dapat dikuasai (uncontrollable factor) seperti
peraturan pemerintah, tujuan perusahaan, bentuk persaingan yang dihadapi, agama dan
adat-istiadat dari pembeli, serta tingkat pendapatan pembeli

2. Indikator Pengukuran Harga


Menurut Lupiyoadi (2006:104-107), indikator yang mencirikan harga yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu: Keterjangkauan harga produk, Daya saing harga produk,
Kesesuaian dengan manfaat produk

2.2 MINAT BELI KONSUMEN


1. Pengertian Minat Beli Konsumen
Minat beli (willingness to buy) merupakan bagian dari komponen perilaku dalam
sikap mengkonsumsi. Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk
pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian
pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu altenatif yang paling disukainya atau
proses yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh
bermacam pertimbangan (Pramono, 2012:136).
Pengertian minat beli menurut Kotler dan Keller (2009:15), “Minat beli merupakan
perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan
konsumen untuk melakukan pembelian”. Menurut Durianto dan Liana (2004:44), “Minat
beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli
produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan minat beli merupakan pernyataan mental dari
konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Suatu produk dikatakan telah dikomsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut
telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Karakteristik pribadi konsumen yang
dipergunakan untuk memproses rangsangan sangat komplek, dan salah satunya adalah
asanya dorongan atau motivasi konsumen untuk membeli. Dari beberapa pendapat diatas
maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah kesungguhan hati untuk memiliki sesuatu
pengorbanan dimana minat beli itu timbul karena konsumen merasa puas terhadap kualitas
produk yang diberikan oleh perusahaan.

vi
Perilaku seseorang sangat tergantung pada minatnya, sedangkan minat berperilaku
sangat tergantung pada sikap dan norma subyektif atas perilaku. Keyakinan atas akibat
perilaku sangat mmepengaruhi sikap dan norma subyektifnya. Sikap individu terbentuk dari
kombinasi antara keyakinan dan evaluasi tentang keyakinan penting seseorang konsumen,
sedangkan norma subyektif ditentukan oleh keyakinan dan motivasi.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen


Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan sebuah keputusan
pembelian untuk melakukan transaksi pembelian. Dimana konsumen akan
membandingkan atau mempertimbangkan satu barang dengan barang yang lainnya untuk
mereka konsumsi. Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen (Kotler dan
Keller 2009) yaitu :
a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai
seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap
alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan
orang lain.
b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah
pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran
konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu
barang atau tidak.
Menurut Durianto dan Liana (2004:32), dalam melaksanakan niat pembelian,
konsumen tersebut dapat membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut :
a. Keputusan merk
b. Keputusan pemasok
c. Keputusan kuantitas
d. Keputusan waktu
e. Keputusan metode pembayaran
Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan
dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu produk, berdasarkan hal tersebut maka
analisa mengenai bagaimana proses minat dari dalam diri konsumen sangat penting
dilakukan, maka cara terbaik untuk mempengaruhi adalah mempelajari apa yang
difikirkannya, dengan demikian akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentu
lebih bagaimanan proses informasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya.

vii
Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (proses pemebelian). Proses pemebelian
meliputi 5 hal yaitu :
a. Need (kebutuhan) Proses pembelian berawal dari adanya kebutuhan yang tak harus
dipenuhi atau kebutuhan yang muncul pada saat itu dan memotivasi untuk melakukan
pembelian.
b. Recognition (pengenalan) Kebutuhan belum cukup untuk merangsang terjadinya
pembelian karena mengenali kebutuhan itu senddiriuntuk dapat menetapakan sesuatu
untuk memenuhinya.
c. Search (pencarian) Merupakan bagian aktif dalm pembelian yaitu mencari jalan
untuk mengisi kebutuhan tersebut.
d. Evaluation (evaluasi) Suatu proses untuk mempelajari semua yang didapat selama
proses pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan.
e. Decision (keputusan) Langkah terakhir dari suatu proses pemebelian untuk
mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima.

2. Indikator Pengukuran Minat Beli Konsumen


Seorang konsumen tidak dengan sendirinya memiliki keputusan dalam pembelian
barang atau jasa. Terlebih dahulu konsumen mencari informasi dari orang terdekat atau
orang yang benar-benar dipercaya untuk membantunya dalam pengambilan keputusan.
Indikator di dalam penelitian ini Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat di
identifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a. Minat transaksional Kecenderungan seseorang untuk membeli produk .
b.Minat refrensial Kecenderungan seseorang untuk merekomendasi produk kepada
oranglain
c. Minat eksploratif Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk
mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

viii
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Kenaikan Harga Minyak Goreng Curah
Pemerintah berencana memakai dana kelolaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa
Sawit (BPDPKS) untuk stabilisasi harga minyak goreng. Kementerian Perdagangan telah membawa
usulan ini ke Kementerian Koordinator bidang Perekonomian untuk dibahas. Harga minyak goreng
curah hingga kemasan terpantau masih stabil tinggi di atas harga acuan Rp11.000 per liter, seiring
dengan harga minyak sawit mentah atau CPO yang berada di atas US$1.000 per ton. Kemendag
melaporkan harga CPO internasional telah menyentuh US$1.305 per ton, harga ini 27,17 persen lebih
tinggi daripada harga pada awal 2021. Kenaikan harga CPO telah memicu kenaikan harga minyak
goreng curah yang kini telah menyentuh Rp17.600 per liter dan minyak goreng kemasan di level
Rp19.000 per liter.

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim mengatakan


kementerian dan lembaga terkait akan membahas solusi harga minyak goreng yang tinggi, termasuk
soal usul penggunaan dana BPDPKS untuk stabilisasi harga minyak goreng. Isy mengatakan upaya
stabilisasi kemungkinan dilakukan dengan pemberian subsidi bagi produsen penyedia minyak goreng
sehingga bisa menjual dengan harga lebih murah. Tetapi, dia belum bisa menyampaikan potensi
kebutuhan anggaran dalam usulan kebijakan ini.

Pemakaian dana yang dihimpun BPDPKS untuk pangan disebut Isy memungkinkan karena
tertuang dalam Pasal 11 Peraturan Presiden (Perpres) No. 66/2018 tentang Penghimpunan dan
Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Selain untuk peremajaan kebun kelapa sawit dan
penelitian serta pengembangan, beleid tersebut menyebutkan dana yang dihimpun bisa digunakan
dalam rangka pemenuhan hasil perkebunan sawit untuk pangan, penghiliran industri, dan pemanfaatan
biodiesel. BPDPKS sendiri mengelola dana yang bersumber dari pungutan ekspor CPO dan produk
turunannya. Badan layanan umum tersebut sempat memproyeksikan potensi dana yang dihimpun
pada 2021 mencapai Rp45 triliun jika harga CPO stabil di kisaran US$870 per ton.

MENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merevisi dan menaikkan upah minimum provinsi
(UMP) tahun 2022 sebesar 5,1% atau naik Rp 225.667 menjadi Rp 4.641.854. Kenaikan UMP DKI
Jakarta ini lebih besar dari sebelumnya yang hanya sekitar 0,85% atau sebesar Rp 37.749. Direktur
Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengapresiasi langkah yang diambil
Anies ini. Bhima menilai, peningkatan upah ini akan melindungi masyarakat, terutama kelas
menengah. 

Semakin tinggi kenaikan upah, maka bisa meningkatkan daya beli masyarakat, dan akan
mendorong permintaan masyarakat,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (20/12).  Ini pun
kemudian memberikan efek multiplier, yaitu meningkatnya konsumsi rumah tangga DKI Jakarta yang
juga memberi sumbangan kepada konsumsi rumah tangga secara nasional.  Apalagi, data Badan Pusat
Statistik (BPS) menunjukkan, rata-rata sumbangan pertumbuhan konsumsi rumah tangga daerah DKI
Jakarta selama 6 tahun terakhir terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga nasional mencapai
18,95%. Tentu ini akan menjadi angin segar bagi prospek pertumbuhan ekonomi karena konsumsi
rumah tangga merupakan motor penggerak terbesar pertumbuhan ekonomi. 

ix
Bhima kemudian mengimbau, langkah peningkatan UMP ini kemudian ditiru dan diikuti oleh
kepala-kepala daerah lainnya. Sehingga, pemulihan akan semakin terasa.  Selain berpotensi
meningkatan pertumbuhan ekonomi, Bhima memandang, kenaikan UMP ini akan melindungi
masyarakat pekerja dari peningkatan inflasi di tahun 2022. Bhima khawatir, inflasi pada tahun depan
bisa tembus 5%, alias di atas kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%.
Peningkatan inflasi yang sangat signifikan ini dipengaruhi oleh beberapa hal. 

Pertama, potensi kenaikan tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM) non subsidi melihat
perkembangan harga minyak mentah dunia alias tren peningkatan harga energi. 

Kedua, potensi peningkatan harga inflasi pangan karena ancaman persediaan dari cuaca ekstrem,
badai LaNina, serta peningkatan harga internasional yang memengaruhi barang-barang pangan seperti
contohnya minyak goreng. 

Ketiga, peningkatan harga imported inflation karena efek pengurangan penambahan likuiditas
(tapering off) dari bank-bank sentral yang memberi tekanan eksternal pada nilai tukar rupiah. Ini pun
memengaruhi harga-harga barang yang diimpor. 

Keempat, tren kenaikan suku bunga bisa mendorong terjadi inflasi karena ada peningkatan cost of
borrowing. Pengusaha pun bisa saja meneruskan ini pada konsumen. 

Kelima, kebijakan peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% dan juga ada potensi
kenaikan cukai rokok yang tentu saja ini akan memberikan sumbangan kepada peningkatan inflasi. 

Jadi, peningkatan UMP ini akan melindungi pekerja yang rentan dari peningkatan inlfasi tersebut.
Karena kalau inflasi meningkat, bisa saja ada imbas yang cukup signifikan terhadap penurunan daya
beli, khususnya daya beli kelas menengah.

3.2 Penyebab Kenaikan Harga Minyak Goreng Curah.


Harga minyak goreng naik, baik minyak goreng kemasan maupun minyak goreng curah.
Bahkan kenaikan harga minyak goreng diperkirakan terjadi hingga kuartal I-2022. Menurut Direktur
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan kenaikan harga minyak
disebabkan oleh beberapa faktor.

Oke melalui pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (25/11/2021),


menjelaskan terdapat beberapa penyebab harga minyak di Indonesia menjadi mahal.

1. Harga internasional yang naik cukup tajam

Oke mengatakan, kenaikan harga minyak goreng lebih dikarenakan harga internasional yang
naik cukup tajam. Kendati demikian, pasokan minyak goreng di masyarakat sejauh ini masih aman.
Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa
mencapai 8,02 juta ton. Perlu diketahui, meskipun Indonesia adalah produsen crude palm oil (CPO)
terbesar, namun kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar produsen minyak goreng tidak
terintegrasi dengan produsen CPO.

"Dengan entitas bisnis yang berbeda, tentunya para produsen minyak goreng dalam negeri harus
membeli CPO sesuai dengan harga pasar lelang dalam negeri, yaitu harga lelang KPBN Dumai yang
juga terkorelasi dengan harga pasar internasional. Akibatnya, apabila terjadi kenaikan harga CPO

x
internasional, maka harga CPO di dalam negeri juga turut menyesuaikan harga internasional,” kata
Oke.

2. Turunnya panen sawit pada semester kedua

Selain itu, faktor yang menyebabkan harga minyak di Indonesia mahal adalah turunnya panen
sawit pada semester kedua. Sehingga, kata dia, suplai CPO menjadi terbatas dan menyebabkan
gangguan pada rantai distribusi (supply chain) industri minyak goreng,

3. Kenaikan permintaan CPO dan turunnya pasokan minyak sawit dunia

Penyebab lain yang menyebabkan naiknya harga minyak goreng yakni adanya kenaikan
permintaan CPO untuk pemenuhan industri biodiesel seiring dengan penerapan kebijakan B 30. Dia
menjelaskan tren kenaikan harga CPO sudah terjadi sejak Mei 2020. Hal itu juga juga disebabkan
turunnya pasokan minyak sawit dunia seiring dengan turunnya produksi sawit Malaysia sebagai salah
satu penghasil terbesar.

4. Rendahnya stok minyak nabati lainnya

Penyebab lainnya yakni rendahnya stok minyak nabati lainnya. Adanya krisis energi di Uni
Eropa, China, dan India menyebabkan negara-negara tersebut melakukan peralihan ke minyak nabati.

5. Gangguan logistik karena pandemi

Faktor lainnya, yaitu gangguan logistik selama pandemi Covid-19, seperti berkurangnya
jumlah kontainer dan kapal. Oke mengatakan Kementerian Perdagangan terus berupaya menjaga
pasokan dan harga minyak goreng di dalam negeri. Hal itu dilakukan dengan meminta asosiasi dan
produsen minyak goreng sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah serta minyak goreng
kemasan sederhana. Itu dilakukan minimal hingga menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN)
Natal dan Tahun Baru 2022.

Oke mengatakan, harga CPO Dumai dilaporkan sebesar Rp 12.700 per liter atau naik 5,06
persen dibandingkan bulan lalu. Berdasarkan pantauan Kemendag, harga minyak goreng per 12
November 2021 lalu tercatat sebesar Rp 16.500 per liter untuk minyak goreng curah. Sementara itu
Rp 16.800 per liter untuk minyak goreng kemasan sederhana dan Rp 18.300 per liter untuk minyak
goreng kemasan premium.

xi
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Akibat dari melonjaknya harga minyak goreng juga dirasakan oleh para rakyat kecil, mereka
kebanyakan juga berjualan makanan ringan yang membutuhkan minyak goreng membuat mereka
harus menaikkan harga jual makanan mereka sehingga masyarakat yang akan membeli makanan
mereka akan berfikir 2 kali dengan harga yang naik tersebut. Hal ini sungguh menyusahkan rakyat
kecil mereka hanya bergantung dengan jualan mereka, dengan harga yang naik maka mereka akan
kesusahan untuk mendapatkan pembeli sungguh mirisnya hidup mereka. Dari beberapa akibat yang
terjadi berikut tanggapan dari pemerintah

Untuk stabilisasi harga minya pemerintah akan menggunakan dana kelolaan Badan Pengelola
Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk stabilisasi harga minyak goreng. Dana ini nantinya
akan diberikan kepada produsen minyak untuk sebagai subsidi agar nantinya dapat menjual ke
konsumen dengan harga yang terjangkau dan murah serta dapat menurunkan harga diseluruh
Indonesia. Namun, berapa nominal dana subsisidi yang bisa dialokasikan untuk menanggulangi kasus
ini belum diketahui karena masih dalam proses

xii
DAFTAR PUSTAKA
https://economy.okezone.com/amp/2021/12/01/320/2510077/5-fakta-biang-kerok-kenaikan-
harga-minyak-goreng-jangan-kaget-makin-mahal-hingga-2022?page=2

https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/26/080500865/5-penyebab-harga-minyak-goreng-
masih-mahal?
page=all&jxconn=1*1a2r594*other_jxampid*bTNFblFmR200akVUTmttRk9nS1ZYYlNaMkQ5ZUpGa2g
4aHZxRnV5dUxKYW13TWwtWDhiSmo2dnd5TWpjdUhFWQ..#page2

https://www.kompasiana.com/alfinadav/61bfed167a6d8870252011a3/harga-minyak-meroket-
masyarakat-bisa-apa

https://m.bisnis.com/amp/read/20211214/12/1477493/stabilisasi-harga-minyak-goreng-
pemerintah-pakai-jurus-ini

https://amp.kontan.co.id/news/ump-dki-naik-51-ekonom-ini-menyebut-akan-naikkan-daya-beli

xiii
xiv

Anda mungkin juga menyukai