Oleh : Kelompok 4
Anisah Lutfiyah
Dinah Wika Maharani
Kelas : 4 KIB
Dosen Pembimbing : Ir. Erwana Dewi M.Eng
A.Pengertian
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus tergantung proses
penggilingannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian, rumah tangga, dan bahan baku
industri. Tepung bisa berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka dari
singkong, maizena dari jagung atau hewani misalnya tepung tulang dan tepung ikan.
B. Macam-macam tepung
1. Tepung Terigu (Wheat Flour)
Kalau tepung yang satu ini, pasti sudah pada tahu dong ya. Tepung terigu adalah tepung
yang berasal dari biji gandum murni. Disebut murni karena yang diambil adalah bagian daging
yang sudah bebas dari kulit ari maupun inti gandum. Tepung terigu ini memiliki tekstur halus,
juga elastisitas yang tinggi. Tepung terigu ini dibagi lagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu:
Tepung terigu protein tinggi
Sesuai namanya, tepung ini mengandung kadar protein sekitar 11-13% atau lebih. Paling cocok
digunakan sebagai adonan makanan yang bertekstur elastis dan tidak mudah rusak seperti mie,
roti, pasta, donat, dan puff pastry.
Mengandung kadar protein paling rendah, hanya sekitar 6-8%. Nah, tepung terigu jenis ini
biasanya digunakan untuk membuat adonan yang bersifat renyah dan crumbly seperti
gorengan, cookies, pie crust, dan short bread.
2. Maizena (Corn Starch)
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ternyata maizena ini bukan nama tepungnya, melainkan
nama merek dagang dari tepung jagung. Tapi sepertinya orang Indonesia lebih sering
menggunakan kata tepung maizena ya dibanding tepung jagung. Teksturnya hampir sama seperti
tepung terigu, hanya saja warnanya lebih pucat dan keruh. Biasanya maizena ini digunakan
sebagai bahan utama pembuatan custard. Maizena ini sering juga digunakan sebagai pengental
pada sup maupun saus. Jika digunakan pada sponge cake dan puding, akan memberikan efek
lembut. Sedangkan pada cookies, akan memberikan efek renyah.
3. Tepung Ketan (Glutinous Rice Flour)
Tepung ketan terbuat dari beras ketan hitam atau putih yang ditumbuk. Tepung ini bersifat liat
dan kenyal, sehingga sangat cocok digunakan untuk pembuatan onde-onde, getas, putri mandi,
opak, kue bugis, dan lain-lain.
Tepung yang masuk ke dalam jenis pati ini terbuat dari bagian tengah pohon sagu atau pohon
aren, ladies. Bagian tengah pohon ini dikeruk, dihaluskan, dicampur air, dan didiamkan hingga
mengendap. Endapan ini kemudian dikeringkan sampai berbentuk tepung.Teksturnya teoung
sagu agak kesat dan berpasir dengan warna yang agak keruh. Tepung sagu ini paling sering
digunakan untuk pembuatan bubur, pempek, kue bika ambon, kue Bagea (kue kering khas
Ambon), dan kue sagu tentunya.
6. Tepung Hunkwe (Mungbean Starch)
Tepung hunkwe terbuat dari pati kacang hijau lho, ladies. Tepung ini berwarna putih dan
teksturnya sedikit lebih kasar dari tepung terigu, juga memiliki aroma yang harum. Biasanya sih
dibuat menjadi cendol, puding, kue lapis, kue pisang, atau es gabus.
7. Tapioka (Tapioca Starch)
Tepung tapioka ini dibuat dari pati singkong. By the way, tepung ini nyaris tidak mengandung
protein, lho. Tepung ini memiliki warna yang bening, kental dan bersifat agak lengket (sticky)
jika dipanaskan. Biasanya, tepung ini sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan bakso, atau sering juga dijadikan pengental pada berbagai tumisan.
8. Tepung Beras (Rice Flour)
Tepung beras ini terbuat dari beras yang ditumbuk. Proses pembuatannya sama ya dengan tepung
ketan, hanya beda bahan utamanya saja. Untuk tekstur dari tepung beras ini sedikit lebih halus
dari tekstur tepung ketan. Biasanya, tepung beras ini sering digunakan untuk pembuatan kue
tradisional seperti kue talam dan kue mangkok. Tepung beras ini juga digunakan menjadi bahan
baku untuk pembuatan bihun.
Mungkin kalian masih asing ya dengan tepung yang satu ini, Karena memang tepung kentang
masih jarang digunakan di Indonesia. Contoh olahan tepung kentang adalah kroket dan mashed
potatoes.
10. Tepung pisang (banana Flour)
3. Pencucian
Setelah dikupas, kemudian singkong dicuci dengan menggunakan air bersih. Hindari
penggunaan air yang mengandung kaporit atau terkontaminasi bahan kimia. Penggunaan
air yang mengandung kaporit akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri fermentasi
terhambat.
5. Fermentasi / Perendaman.
Proses fermenasi chips singkong dilakukan dengan menggunakan drum plastik yang diisi
air kemudian dilarutkan starter Bio-Mocaf. Perendaman chip singkong diupayakan
sedemikian hingga seluruh chip singkong tertutup air. Proses perendaman dilakukan 30-
48 jam.
6. Pencucian.
Setelah proses fermentasi selesai, kemudian dilakukan pencucian kembali untuk
menghilangkan sifat asam pada chips singkong hingga tidak berasa dan tidak berbau.
lebih cepat kering.
7. Pengeringan / Penjemuran.
Setelah chips dicuci bersih, kemudian tiriskan dengan menggunakan penjemuran terbuat
dari anyaman bambu/tampah, plat seng dengan ukuran bisa 120 cm x 60 cm, atau dapat
dengan menggunakan terpal. Pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan energi
matahari. Penjemuran dengan menggunakan terpal lebih praktis penanganannya jika
terjadi hujan. Penjemuran dengan mengunakan nampan dari plat lebih cepat kering. Jika
panas matahari normal maka penjemuran dapat dilakukan minimal 3 hari.
8. Penepungan.
Setelah chips singkong betul-betul kering hingga mencapai kadar air maksimal 13%,
selanjutnya dapat dilakukan proses penggilingan dengan menggunakan mesin penepung.
9. Pengayakan
Pengayakan dilakukan untuk mengasilkan tepung mocaf yang lembut. Pengayakan dapat
dilakukan secara manual menggunakan saringan atau dengan menggunakan mesin
sehingga kapasitasnya lebih besar dan waktu yang digunakan lebih singkat dengan mesh
100-200.
10. Pengemasan.
Setelah menjadi produk tepung kemudian dikemasi sesuai ukuran yang kita kehendaki.
Jenis kemasan sesuai dengan tujuan pasar, kemasan plastik umumnya digunakan untuk
produk eceran, sedangkan kemasan karung umumnya pemasaran ke industri atau
pedagang besar.