KEHIDUPAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 6 UNGGUL SEKAYU
PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
1
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam riset ini adalah mengenai
dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap kehidupan, yang
didalamnya juga berdampak pada tingkat inflasi. Masalah ini diambil karena kenaikan
harga BBM dapat mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Dalam riset ini,
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja dampak dari kenaikan harga BBM bagi kehidupan ?
1
2. Bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan
perekonomian indonesia?
3. Bagaimana langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi inflasi
yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM?
BAB II
2
PEMBAHASAN
Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam
negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM ini akan
diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Kenaikan harga
barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia mengalami kenaikan dan
mempersulit perekonomian masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan
tetap.
Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh terhadap
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah keinginan yang
disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan
(Rosyidi, 2009:291). Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu.
Permintaan dari masyarakat akan berkurang karena harga barang dan jasa yang
ditawarkan mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran, akan berkurang
akibat permintaan dari masyarakat menurun. Harga barang-barang dan jasa-jasa
menjadi melonjak akibat dari naiknya biaya produksi dari barang dan jasa. Ini adalah
imbas dari kenaikan harga BBM. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, “Jika harga
suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan sebaliknya jika
harga barang turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah” (Jaka, 2007:58).
Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM adalah
kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini terjadi karena dampak
kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat komponen biaya yang mengalami
kenaikan. Kondisi perekonomian Indonesia juga akan mengalami masalah. Daya beli
masyarakat akan menurun, munculnya pengangguran baru, dan sebagainya.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit untuk dihindari,
karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi barang. Disisi lain,
kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari, karena membebani APBN. Sehingga
Indonesia sulit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik itu tingkat investasi,
maupun pembangunan-pembangunan lain yang dapat memajukan kondisi ekonomi
nasional.
3
Dengan naiknya tingkat inflasi, diperlukan langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan
untuk mengatasinya, demi menjaga kestabilan perekonomian nasional. Diperlukan
kebijakan pemerintah, dalam hal ini Bank Sentral yakni Bank Indonesia untuk mengatur
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang yang beredar di masyarakat ini
berhubungan dengan tingkat inflasi yang terjadi. Banyaknya uang yang beredar di
masyarakat ini adalah dampak konkret dari kenaikan harga BBM.
Bank Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatasi masalah
ini, selain pemerintah tentunya, bertugas untuk mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi inflasi ini adalah
dengan mengatur tingkat suku bunga. Kebijakan menaikan dan menurunkan tingkat
suku bunga ini dikenal dengan sebutan politik diskonto yang merupakan salah satu
instrumen kebijakan moneter.
4
apabila tingkat harga dan biaya umum naik; harga bahan pokok, harga bahan bakar,
tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal juga naik (Samuelson, 1986:293).
Ada beberapa pengertian inflasi yang disampaikan para ahli. Menurut A.P. Lehner,
inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap
barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Ahli yang lain, yaitu Ackley
memberi pengertian inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus dari
barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat). Sedangkan
menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara
umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat
disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan
kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.
Dalam definisi lain, inflasi merupakan proses dimana terjadinya kenaikan harga
barang-barang dan jasa-jasa secara menyeluruh dalam satu periode tertentu, biasanya
dalam satu tahun. Inflasi terjadi ketika harga mengalami kenaikan, sementara nilai uang
mengalami penurunan. Inflasi juga dapat diartikan sebagai proses menurunnya nilai
mata uang yang diakibatkan karena jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih
banyak dibandingkan jumlah barang dan jasa yang tersedia. Berdasarkan berbagai
definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara
umum inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus (berkelanjutan)
terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi
dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
1. Jenis-Jenis Inflasi
a. Berdasarkan Tingkat Keparahan
1. Inflasi ringan (creeping inflation) :Besarnya inflasi ini di bawah 10% dalam
setahun.
2. Inflasi sedang :Besarnya inflasi antara 10% - 30% setahun.
3. Inflasi berat : Besarnya inflasi antara 30% - 100%.
4. Hiperinflasi : Besarnya inflasi ini diatas 100% dalam setahun.
b. Berdasarkan Sumbernya
5
1. Importer Inflation
Inflasi ini berasal atau bersumber dari luar negeri, yang terjadi karena
adanya kecenderungan kenaikan barang-barang di luar negeri.
2. Domestic Inflation
Inflasi ini berasal atau bersumber dari dalam negeri sendiri, yang akan
memengaruhi pertumbuhan perekonomian dalam negeri. Domestic inflation
terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara
mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga mengalami
kenaikan.
c. Berdasarkan Penyebabnya
1. Demand Full Inflation
Adalah inflasi yang timbul karena adanya kenaikan yang sangat tinggi
terhadap permintaan barang dan jasa.
2. Cost Push Inflation
Adalah inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi barang-
barang dan jasa-jasa, bukan karena adanya ketidak seimbangan antara permintaan
dan penawaran. Selain demand full inflation dan cost push inflation, ada beberapa
jenis inflasi jika dilihat dari faktor penyebabnya, yaitu:
6
Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum naik; harga bahan pokok, harga
bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal juga naik. Selain
itu, inflasi juga diakibatkan oleh:
a. Pengeluaran pemerintah lebih banyak dari permintaan,
b. Adanya tuntutan upah yang tinggi,
c. Adanya lonjakan permintaan barang-barang dan jasa-jasa,
d. Adanya kenaikan dalam biaya produksi.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan
distribusi (kurangnya produksi (product or service) juga termasuk kurangnya distribusi).
Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter
(Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara
dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government)
seperti kebijakan fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan
pembangunan infrastruktur dan regulasi.
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan
total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar
sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan
terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-
faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena
suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan
dalam situasi full employment, dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan
volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga
disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral
dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai
dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi
dan juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, meskipun permintaan secara umum
tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran
7
distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan
normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan
dan penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru
terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya
produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di
sumber produksi, bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi, aksi spekulasi (penimbunan), sehingga memicu kelangkaan
produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada
distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat
penting.
Jika dihubungkan dengan kenaikan harga BBM, inflasi yang terjadi disebabkan oleh
adanya tekanan dalam proses produksi dan distribusi. Para produsen akan mengurangi
jumlah barang yang akan diproduksi atas pertimbangan biaya produksi yang melonjak.
Kalaupun proses produksi tetap lancar, proses distribusi lah yang akan
menghambatnya. Akibat dari kenaikan harga BBM biaya atau ongkos untuk
mendistribusikan barang hasil produksi akan mengalami kenaikan.
8
untuk menciptakan bahan bakar alternatif mengingat Indonesia adalah Negara
yang kaya akan Sumber Daya Alam. Selain itu, akan muncul juga berbagai
kendaraan pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik,
mobil yang berbahan bakar gas, dan kendaraan lainnya.
Pembangunan Nasional akan lebih pesat
Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang awalnya
Digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsid
dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah
hingga ke seluruh daerah.
Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh
pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dapat diminimalisasi.
Mengurangi Pencemaran Udara
Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian
bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat
berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat kebersihan udara.
b. Dampak negatif
Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.
Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya
produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi
perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)
Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan,
beban transportasi dll.
Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan
terputus.
Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran.
Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan
terjadi PHK.
Inflasi
9
Inflasi akan terjadi jika harga BBM menglami kenaikan. Inflasi yang terjadi
karena meningkatnya biaya produksi suatu barang atau jasa.
2.3 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi
Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya inflasi ini tidak
dapat dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium, merupakan kebutuhan
vital bagi masyarakat, dan merupakan jenis barang komplementer. Meskipun ada
berbagai cara untuk mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila subsidi BBM dicabut, harga BBM akan naik.
Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke pemerintah tapi
tetap banyak beredar di masyarakat. Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan
mengalami kenaikan pula. Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam
kasus ini adalah “Cost Push Inflation”. Karena inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan
dalam biaya produksi. Ini jika inflasi dilihat berdasarkan penyebabnya. Sementara jika
dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic Inflation”, sehingga
akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim
berinvestasi. Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi,
naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga barang-barang menjadi lebih
mahal, daya beli merosot, kerena penghasilan masyarakat yang tetap. Ujungnya
perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu.
Di sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling parah adalah
semakin sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya
sesuai dengan kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.
Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak? Subsidi
pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat juga. Meskipun negara kita
merupakan penghasil minyak, dalam kenyataannya untuk memproduksi BBM kita
masih membutuhkan impor bahan baku minyak juga.
Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan pemerintah juga
semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya adalah kenaikan
10
pendapatan ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga mendorong naiknya
harga ekspor komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit, karena minyak sawit mentah
(CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income dari naiknya harga CPO tidak akan
sebanding dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk subsidi minyak.
11
konsumen (IHK). Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli
masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain juga mempengaruhi besarnya
produksi dari suatu barang dan jasa.
12
Stok barang
Faktor yang satu ini juga sangat berpengaruh terhadap harga barang-barang,
khususnya sembako. Jika stok/pasokan barang banyak maka harga barang
cenderung menurun, dan sebaliknya jika pasokan barang sedikit maka harga
barang akan naik. Hal ini dapat kita lihat pada saat panen raya banyak produk-
produk pertanian yang harganya anjlok seprti tomat,cabe,dan sebagainya.
13
tidak penting, memaksimalkan pendapatan pajak agar tidak bocor dan lain-lainnya.
"Asal ada good will saja dari pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM," ujarnya.
14
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan simpulan
dari masalah yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya atau menurunnya nilai mata
uang karena banyaknya jumlah uang yang beredar dimasyarakat, atau suatau keadaan
dimana terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dan terjadi secara terus-
menerus (continue).
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi kehidupan
masyarakat. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang signifikan
akan terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi perekonomian nasional. Dampak
kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah akan terjadi kenaikan pada tingkat
persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah, dan akan
berdampak pula pada harga berbagai jenis barang dan jasa. Kondisi perekonomian akan
mengalami goncangan, ketidakstabilan akan terjadi. Iklim investasi akan menurun,
sehingga berpengaruh pada jumlah pendapatan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan kebijakan moneter.
Seluruh instrumen kebijakan moneter efektif dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.
3.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Pemerintah hendaknya memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan kebijakan
menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
2. Jika inflasi terjadi akibat dampak dari kebijakan pemerintah, diperlukan suatu
langkah yang tepat dalam mengatasi inflasi yang terjadi.
15
DAFTAR PUSTAKA