Anda di halaman 1dari 20

EKONOMI POLITIK

SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DAMPAK DAN PENERAPANNYA

Dosen Pengampu:
Dra. Marlien Lapian, M.Si
Dra. Trilke Erita Tulung, MA, M.Si
Dr. Alfon Kimbal, S.Sos, M.Si
ANGGOTA KELOMPOK

• Raodatul Jannah 210811030113


• Aditya Imanuel mandag 210811030205
• Josua Ruyandi Mangi 210811030139
• Yehuda Senduk 210811030103
• Adamjordan Lendo 210811030157
• Christiani Taidi 210811030045
• Patricia Tambuwun 210811030093
• Arman Priyatna 210811030033
• Arianti Musa 210811030069
Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Subsidi

BBM adalah singkatan dari bahan bakar minyak. Istilah ini sering digunakan untuk
menyebut bahan bakar yang digunakan pada mobil dan sepeda motor. Penggunaan
BBM tidak terbatas pada kendaraan bermotor saja. Beberapa jenis BBM bahkan
digunakan untuk jenis kendaraan lain seperti pesawat terbang.

Pengertian dasarnya, subsidi adalah bantuan, intensif atau komoditas dari


pemerintah yang diberikan kepada masyarakat, yayasan atau komunitas tertentu.
Dalam bukunya berjudul Contemporary Economics, Milton H. Spencer dan Orley M.
Amos, Jr. mengemukakan bahwa subsidi adalah pembayaran oleh pemerintah untuk
suatu rumah tangga atau badan usaha dengan maksud mencapai tujuan.
Manfaat dan Tujuan Subsidi

Dalam kacamata ekonomi, tujuan subsidi adalah untuk mengurangi harga yang
menyebabkan meningkatnya pengeluaran. Selain itu, ada pula beberapa manfaat dari
diberlakukannya subsidi adalah sebagai berikut.
- Subsidi dapat membantu menurunkan harga barang atau jasa di bawah harga normal.
- Menerapkan subsidi raat kepada masyarakat miskin akan memenuhi kebutuhan sehari-
hari. mereka dan situasi ekonomi secara bertahap akan membaik.
- Menjaga daya beli warga.
- Meningkatkan produksi barang dan jasa yang lebih berdaya saing dari arang luar negeri.
- Mencegah keangkrutan para pelaku usaha yang merasa tidak aman dalam berbisnis.
Pengaruh Subsidi dalam Perekonomian

Dalam dunia perekonomian, pengaruh paling besar subsidi adalah


berhubungan dengan intervensi pasar oleh pemerintah. Program subsidi ini
sangat mempengaruhi harga pasar, termasuk juga perkembangan dan
kegiatan ekonomi di beberapa industri.

Sehingga, hal ini juga berdampak pada kesejahteraan sosial. Adanya subsidi
juga dilakukan untuk menyamaratakan kedudukan serta memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Subsidi BBM
Dikutip dari laman kementerian energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), subsidi BBM
dari pemerintah adalah selisih harga keekonomian BBM dengan harga jual
perusahaan seperti (Pertamina). Subsidi terhadap harga BBM adalah bantuan yang
diberikan pemerintah, dengan tujuan agar harga BBM bisa lebih rendah sehingga
rakyat memiliki daya beli. Indonesia menjadi salah satu negara yang harga BBM-nya
masih disubsidi pemerintah. Bahkan, Indonesia termasuk negara yang menjadi salah
satu pemberi subsidi terbesar, di antara negara-negara lainnya. Subsidi BBM memang
menjadi masalah yang cukup pelik, khususnya di Indonesia. Di satu sisi, pemerintah
memberikan subsidi terhadap BBM karena ingin membantu masyarakat menengah ke
bawah agar memiliki daya beli dan tidak terlalu berat dalam membeli BBM. Dengan
kata lain, subsidi BBM menjadi upaya negara dalam membantu masyarakatnya
menghadapi tekanan biaya hidup sehari-hari.
Namun, kenyataannya, banyak masyarakat menengah ke atas yang ikut menikmati
subsidi tersebut. Sementara itu, jika pemerintah menghilangkan atau mengurangi
subsidi, masyarakat menengah ke bawah yang akan terkena langsung dampaknya,
karena pengurangan subsidi BBM artinya kenaikan harga BBM di pasaran. Kenaikan
harga BBM sering kali menjadi pemicu naiknya harga-harga barang dan kebutuhan
lain, termasuk biaya transportasi angkutan umum yang biasa dinikmati masyarakat
menengah ke bawah. Karenanya, subsidi pada komoditas bahan bakar minyak (BBM)
dalam hal ini ditujukan untuk membantu menekan naiknya harga barang dan jasa dari
aspek biaya produksi. Sebab, secara tak langsung, efek dari kenaikan BBM akan turut
menimbulkan peningkatan kemiskinan dan pengangguran.
Ketika harga BBM naik, selalu ada kemungkinan para penyedia lapangan kerja akan
memangkas ongkos produksinya, yang di antaranya dengan melakuan PHK
(pemutusan hubungan kerja) karyawannya, demi tetap menjaga kestabilan usaha.
Ketika itu terjadi, tingkat pengangguran akan naik, dan jumlah kemiskinan bertambah.
Di Indonesia, subsidi pada sektor energi cukup besar. Pada tahun 2013, misalnya,
subsidi energi ditetapkan sebesar Rp. 272,4 triliun, yang terdiri dari subsidi BBM
sebesar Rp. 193,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp. 78,6 triliun.
Analisis Kebijakan Subsidi BBM di Indonesia

- Tujuan kebijakan subsidi BBM


Indonesia memberlakukan subsidi bahan bakar minyak (BBM) sejak bergabung
sebagai anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada tahun
1962 untuk meredam inflasi, membantu rakyat miskin, dan melaksanakan pelayanan
umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945 (Chelminski, 2018)
. Kebijakan tersebut dilakukan berdasarkan pandangan bahwa rakyat Indonesia perlu
merasakan manfaat langsung atas kepemilikan sumber daya alam minyak bumi oleh
negara. Selain itu, BBM merupakan kebutuhan dasar yang harus terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat. Dengan penetapan harga BBM lebih murah dari nilai
keekonomiannya, BBM diharapkan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,
termasuk masyarakat berpendapatan rendah (miskin).
Subsidi BBM berpengaruh pada penghasilan nyata rumah tangga baik secara
langsung maupun tidak langsung. Harga BBM murah menyebabkan porsi pendapatan
yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan energi bisa ditekan. Selain itu,
subsidi BBM berpengaruh secara tidak langsung terhadap pengeluaran rumah tangga
karena biaya yang dikeluarkan untuk barang dan jasa lain, terutama yang diproduksi
membutuhkan energi, menjadi lebih murah. Dengan demikian, subsidi BBM
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Biaya subsidi BBM
Meskipun pada dasarnya tujuan kebijakan subsidi BBM untuk mengurangi beban dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi kebijakan tersebut tampaknya bukan
kebijakan yang paling efektif untuk memenuhi tujuan ini. Subsidi energi, termasuk
bahan bakar minyak, menimbulkan biaya ekonomi, fiskal, sosial dan lingkungan yang
signifikan dan bertentangan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berikut ini adalah biaya-biaya yang muncul karena kebijakan subsidi BBM atau
subsidi energi pada umumnya.
Biaya ekonomi

Subsidi bahan bakar minyak menimbulkan efficiency cost karena mengaburkan sinyal
harga. Penetapan harga lebih rendah dari opportunity cost menimbulkan distorsi pada
konsumsi dan keputusan investasi. Dampak yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Konsumsi berlebihan. Konsumsi berlebih menyebabkan peningkatan permintaan:
mengurangi ekspor dan menambah impor.
2. Efek subsidi BBM menyebar ke berbagai sektor, khususnya sektor padat energi,
memengaruhi biaya produksi dan harga relatif barang yang diproduksinya. Perubahan
harga relatif akan memengaruhi daya saing relatif tiap-tiap barang di pasar dunia.
3. Subsidi mengurangi kemampuan dan insentif investasi pada infrastruktur baru dan
proses produksi.
4. Distorsi harga dapat pula mengakibatkan kesalahan alokasi sumber daya dan
pilihan investasi yang tidak efisien.
5. Distorsi harga energi mendorong substitusi input lain (modal dan tenaga kerja)
dengan energi. penghapusan subsidi energi dapat mendorong penyerapan tenaga
kerja.
6. Kebijakan subsidi dapat menghambat persaingan usaha. Perusahaan energi milik
negara, yang ditunjuk menjadi penyalur produk bersubsidi mendapatkan manfaat
lebih dibandingkan produsen lain yang menjual produk non subsidi.
7. Kebijakan subsidi mendorong korupsi dan penyelundupan produk bersubsidi ke
negara tetangga atau ke sektor non-subsidi di mana harga jual lebih tinggi;
menimbulkan biaya administrasi besar untuk pemantauan, mencegah dan menangani
penyalahgunaan.
Biaya fiskal

Pengeluaran untuk subsidi BBM menjadi beban berat anggaran negara. Penggunaan
anggaran untuk subsidi energi mengurangi kemampuan negara untuk membiayai
kebutuhan lain, termasuk pengeluaran subsidi pendidikan, kesehatan dan subsidi dan
bantuan yang langsung menyasar masyarakat miskin.
Kebijakan subsidi BBM juga membuat anggaran negara rentan terhadap pergerakan
harga minyak bumi di pasar global. Harga minyak bumi di pasar dunia cenderung pro-
siklus, naik ketika ekonomi tumbuh lebih cepat. Pengeluaran subsidi cenderung naik
ketika ekonomi global tumbuh cepat dan turun ketika ekonomi tumbuh lebih lambat.
Biaya sosial

Manfaat subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat


berpenghasilan tinggi sementara biaya subsidi dibebankan pada seluruh pembayar
pajak. Karena subsidi bersifat regresif, mereka yang mengonsumsi paling banyak
menerima manfaat terbesar dari subsidi tersebut. Survei menunjukkan bahwa
konsumsi bahan bakar meningkat seiring dengan tingkat pendapatan. Akibatnya, lebih
dari 90 persen subsidi bahan bakar menguntungkan 50 persen rumah tangga terkaya
di Indonesia (Agustina et al., 2008).
Biaya Lingkungan

Subsidi BBM dan energi pada umumnya, menimbulkan biaya lingkungan dengan
mendorong emisi gas rumah kaca, polusi udara lokal, dan pengurasan sumber daya
alam. Kebijakan subsidi bertentangan atau tidak sejalan dengan kecenderungan
umum untuk beralih ke ekonomi yang lebih hijau. Dengan menjaga harga tetap rendah
secara artifisial, subsidi bahan bakar mendorong konsumsi produk minyak bumi yang
berpolusi secara boros. Subsidi BBM mengurangi insentif untuk melakukan efisiensi
energi. Dengan mengaburkan sinyal harga, subsidi merusak diversifikasi sumber
energi dan teknologi yang lebih bersih.
Analisis Tantangan dan ancaman ditengah era reformasi dan
revolusi Subsidi BBM

Tantangan reformasi subsidi BBM Tantangan terbesar terhadap kebijakan


penghapusan subsidi BBM adalah adanya anggapan sementara kalangan, termasuk
mereka yang terdidik, bahwa negara kita memiliki kekayaan alam minyak bumi cukup
banyak sehingga masyarakat berhak mendapatkan BBM dengan harga murah. Harga
BBM menjadi persoalan sensitif bagi pemerintah karena kebijakan menaikkan harga
BBM selalu mendapatkan penolakan dari berbagai kalangan. Menghapus subsidi BBM
adalah kebijakan tidak popular dan memerlukan upaya keras untuk meyakinkan
masyarakat bahwa kebijakan tersebut diperlukan agar pemerintah dapat menyediakan
anggaran cukup untuk kebutuhan lain yang memberi manfaat lebih besar bagi orang
miskin. Selain itu, BBM dianggap sebagai produk strategis dan menyangkut hajat
hidup orang banyak sehingga penetapan harganya tidak dapat diserahkan
berdasarkan mekanisme pasar.
Kesimpulan
Subsidi BBM dapat diibaratkan seperti candu yang membuat konsumen terlena dan
menimbulkan ketergantungan. Untuk melepaskan diri dari ketergantungan tersebut
memang sulit, namun tentu bukan mustahil. Demi kebaikan perekonomian nasional
dan kesejahteraan bangsa, secara bertahap subsidi BBM harus dihilangkan. Kebijakan
yang sudah dilakukan di awal pemerintahan Presiden Joko Widodo sebenarnya
menjadi awal yang sangat baik, karena perlu dilaksanakan konsisten.
Dalam upaya penerapannya subsidi BBM sudah menjadi bantuan yang cukup
dinikmati oleh masyarakat namun buktinya di lapangan masih terjadi simpang siur
dalam efektifitas dalam penerapan sehingga tidak tepat sasaran namun banyak
upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah guna membuat subsidi BBM ini menjadi
tepat sasaran dengan mengubah atao mengkonversikan suatu regulasi subsidi BBM
menjadi bantuan sosial yang lebih merata
Saran
- Mengembalikan aturan penetapan harga BBM sesuai dengan formula sebagaimana
di atur oleh Perpres Nomor 191 tahun 2014. Harga biodiesel ditentukan oleh pasar
yang efisien.
- Ketakutan harga BBM berfluktuasi sehingga menyumbang pada inflasi bisa dikurangi
dengan:
- Dana tabungan (semacam dana stabilisasi)
- On/off PPN atau pungutan khusus.
- Harga jual eceran BBM ditetapkan berdasarkan formula perhitungan harga patokan
yang, sederhana dan mencerminkan keadaan sebenarnya (koefisien berdasarkan data
up to date); dan
- memperkecil peluang manipulasi dan pemburuan rente.
- Jika subsidi, karena terpaksa, masih harus diberikan, subsidi BBM seyogianya dapat
mendorong rakyat melakukan perubahan pola konsumsi BBM dan restrukturisasi
industri perminyakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai