BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi, akan tetapi
lumbung minyak di tanah air ini banyak dikelola oleh perusahaan asing. Pertamina
sebagai jargon BUMN dalam pengelolaan minyak bumi hanya sebagai pajangan dan
Pemerintah lebih bernafsu memberikan izin pengelolaan kepada perusahaan asing.
besar masyarakat. Pada umumnya pergolakan di negeri mereka akibat wacana untuk
pengurangan ataupun penghapusan subsidi. Ambil contoh saja, kasus subsidi BBM
yang sering menjadi pemicu berbagai demontrasi masyarakat di Indonesia. Subsidi
BBM adalah jenis subsidi energi yang berkaitan erat dengan hampir seluruh aspek
kehidupan masyarakat. Subsidi BBM jelas berbeda dengan kasus subsidi lain (subsidi
non BBM). Sebagai ilustrasi untuk subsidi pupuk, pihak pemerintah mengeluarkan
anggaran yang dibayarkan kepada industri pupuk dalam bentuk insentif. Misalnya
seperti menjual gas alam (LNG, bahan baku utama pembuatan urea) dengan harga
yang lebih rendah dari harga pasar, memberikan potongan harga untuk pasokan
energi (listrik dan BBM), dan bentuk insentif lainnya yang dapat menurunkan harga
pokok.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi subsidi.
2. Untuk mengetahui pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar.
3. Untuk mengetahui pengaruh subsidi terhadap inflasi
4. Untuk mengetahui manfaat dan dampak subsidi.
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Definisi Subsidi
Arti kata subsidi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bantuan
uang dan sebagainya kepada yayasan, perkumpulan, dan sebagainya (biasanya dari
pihak pemerintah). Menurut Milton H. Spencer dan Orley M. Amos, Jr. Dalam
bukunya Contemporary Economics Edisi ke-8 halaman 464 sebagaimana dikutip oleh
Rudi Handoko dan dan Pandu Patriadi menulis bahwa subsidi adalah pembayaran
yang dilakukan pemerintah kepada perusahaan atau rumah tangga untuk mencapai
tujuan tertentu yang membuat mereka dapat memproduksi atau mengkonsumsi suatu
produk dalam kuantitas yang lebih besar atau pada harga yang lebih murah. Secara
ekonomi, tujuan subsidi adalah untuk mengurangi harga atau menambah keluaran
(output).
4. Disamping hal tersebut, semua bentuk income dan price support juga
merupakan subsidi apabila bantuan tersebut menimbulkan suatu
keuntungan.
Dengan demikian, dalam pendekatan profit loss ini seperti dijelaskan di atas,
pihak produsen tidak mendapatkan keuntungan, tetapi tidak pula mengalami
kerugian. Produsen dikatakan rugi apabila harga yang dijual di bawah harga
pokoknya. Penghitungan harga pokok sudah memperhitungkan keseluruhan ongkos
produksi yang dibayarkan oleh pihak konsumen. Sebagai ilustrasi, apabila Pertamina
6
tentu saja besarnya subsidi yang harus ditanggung pemerintah menjadi lebih besar.
Misalnya, apabila pemerintah menetapkan harga jual bensin premium Rp4.500 per
liter, maka besarnya subsidi yang dibayarkan pemerintah sebesar Rp 5.400 per liter
bensin premium. Hal ini didasarkan pada perhitungan harga pasar (Pm) – harga jual =
Rp9.900 – Rp4.500 = Rp5.400.
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering
juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya terhadap keseimbangan
pasar berbanding terbalik dengan pengaruh pajak. Subsidi yang diberikan atas
produksi/penjualan sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi
lebih rendah. Dengan adanya subsidi, biaya produksi suatu barang atau jasa menjadi
lebih rendah sehingga produsen bersedia menjual produknya lebih murah.
Adanya subsidi yang diberikan pemerintah atas penjualan suatu barang atau
jasa akan menyebabkan produsen menurunkan harga jual barang atau jasa tersebut
sebesar subsidi per unit (s), sehingga fungsi penawarannya akan berubah yang pada
akhirnya keseimbangan pasar akan berubah pula. Fungsi penawaran dapat
digambarkan dalam kurva sebagai berikut:
9
Adapun jumlah subsidi yang harus dibayarkan oleh pemerintah, dalam hal ini
besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung dengan
mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi (Q'e) dengan besarnya subsidi
per unit barang (s) yang besarnya 1,5. Dalam contoh kasus diatas, S = Q' × s maka S
= 9 x 1,5 = 13,5.
10
masyarakat tidak sesuai dengak kenaikan harga secara terus menerus. Lalu
pemerintah memberikan subsidi beras kepada masyarakat sebesar Rp.2000,harga
yang ditawarkan menjadi Rp.8000. Sedangkan permintaan yang dapat dipenuhi
sebesar 400 kg(d''). Setidaknya pemberian subsidi dapat menambah kuantitas sebesar
100.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh subsidi terhadap
inflasi adalah dengan adanya subsidi yang diberikan pemerintah kepada pelaku
ekonomi baik itu produsen maupun konsumen, maka inflasi dapat ditekan seminimal
mungkin atau dengan kata lain subsidi dapat menurunkan tingkat inflasi.
1. Manfaat subsidi
2. Dampak subsidi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Subsidi ditinjau dalam ilmu ekonomi terdapat dua pendekatan yang berbeda
sehingga sering menimbulkan kontroversi. Dua pendekatan tersebut menghasilkan
dua definisi yang berbeda dan berlawanan. Sejatinya memang tidak ada yang salah
dari keduanya secara definitif, tetapi tidak akan bisa bertemu dalam satu kesamaan
pandang. Keduanya diakui dan disebutkan dalam buku-buku ilmu ekonomi.
Pendekatan pertama mengatakan bahwa subsidi tidak perlu mengeluarkan biaya atau
disebut pendekatan profit loss. Sedangkan pendekatan kedua mengatakan subsidi
perlu mengeluarkan biaya atau menggunakan pendekatan cost loss. Pendekatan profit
loss diterapkan dalam lingkup mikroekonomi. Sedangkan pendekatan cost loss
digunakan untuk kebijakan ekonomi. Titik temu di antara kedua pendekatan tersebut
sebenarnya hanya terletak pada sasarannya, yaitu harga (price equilibrium).
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering
juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya terhadap keseimbangan
pasar, berbanding terbalik dengan pengaruh pajak. Subsidi yang diberikan atas
14
DAFTAR PUSTAKA
http://erwan29680.wordpress.com/2010/04/10/pengantar-mengenai-subsidi-dan
contervailling-di-dalam-perdagangan
http://leo4kusuma.blogspot.com/2012/01/definisi-subsidi-menelaah-kontroversi.html
http://www.bppk.depkeu.go.id/berita-cimahi/9631-memahami-pengertian-dan-
kebijakan-subsidi-dalam-apbn
Rudi Handoko dan Pandu Patriadi, “Evaluasi Kebijakan Subsidi NonBBM”, Kajian
Ekonomidan Keuangan, Volume 9, Nomor 4, Desember 2005