Anda di halaman 1dari 9

Nama : Hamdika Dwi Wijaya

NIM : 2002010154

Prodi : Manajemen B Pagi

UAS Manajemen Pemasaran

1. Menjelaskan dan memberikan contoh peran pemerintah dalam penetapan harga.


Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan perekonomian supaya
menanggulangi kegagalan pasar sehingga tidak adanya eksternalitas yang merugikan
banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni dengan melakukan
intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung. Di bawah ini merupakan
penjelasannya:
disinilah peran pemerintah dalam bidang ekonomi Untuk mengatasi kegagalan pasar
(market failure) seperti kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang merugikan
maka peran pemerintah sangat diperlukan dalam perekonomian suatu negara. Peranan
ini dapat dilakukan dalam bentuk intervensi secara laungsung maupun tidak langsung.
Berikut adalah intervensi pemerintah secara langsung dan tidak langsung dalam
penentuan harga pasar untuk melindungi konsumen atau produsen melalui kebijakan
penetapan harga minimum (floor price) dan kebijakan penetapan harga maksimum
(ceiling price).
I. Intervensi Pemerintah secara Langsung
1) Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh
pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk
produk dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga
pasar yang terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak
(orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali
dengan harga yang mahal) yang membeli produk tersebut diluar harga
yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada
yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan
Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme
penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar
gela, yaitu pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum
2) Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET)
yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen.
Kebijakan HET dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar dianggap
terlalu tinggi diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak
diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut.
Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia antara lain harga obat-
obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan atau transportasi
seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti
halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga
mendorong terjadinya pasar gelap.
II. Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
a) Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas.
Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat
meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut
menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang
harganya relatif lebih murah.
b) Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan
dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi
biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan- perusahaan
penghasil barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada
perusahaan yang baru berkembang untuk menekan biaya produksi
supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor. Kebijakan ini
ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk
melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju
inflasi.
c) Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan yang
bersifat ekonomi (ekonomi lemah) jadi dimana seseorang tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokok (kebutuhan primer) karena pendapatannya
rendah. Kemiskinan terjadi karena beberapa faktor. Karena rendahnya
pendapatan yang menyebabkan rendahnya daya beli. Selain itu karena
rendahnya pendidikan masyarakat sehingga masyarakat tidak
mendapatkan hidup yang layak.
Untuk mengatasi kemiskinan yaitu dengan cara membantu
masyarakat. pemerintah melakukan program ‘Program Inpres Desa
Tertinggal’ atau IDT, pemberian kredit untuk para petani dan pengasuh
kecil berupa ‘Kredit Usaha Kecil’ atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen
(KMKP),Program Kawasan Terpadu (PKT), Program Gerakan Orang Tua
Asuh (GN-OTA), Raskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta program-
program lainnya.
Sedangkan unruk salah satu contohnya peran pemerintah dalam
penetapan harga adalah :
Pada saat harga bahan pokok naik terutama beras yang
merupakan kebutuhan pangan yang penting dalam masyarakat. Di sini lah
pemerintah mengambil peran untuk menjaga kestabilan harga agar tidak
terjadi aksi ambil keuntungan oleh pihak yang berusaha memonopoli
pasar. Contoh nya adalah untuk pengendalian harga beras, pemerintah
mendirikan BULOG sebagai penyeimbang dan penampung utama dari
produksi beras agar harga di pasaran tetap stabil. Bila jumlah nya kurang
pemerintah mencoba mencarikan dengan impor dari vietnam, semua itu
agar harga nya stabil.

2. Menjelaskan serta memberikan contoh bagimana cara perusahaan membangun merek


dan ekuitas merek yang kuat.
Bagi sebuah perusahaan menciptakan brand equity adalah dengan berinovasi
sekreatif mungkin hingga para konsumen tidak merasakan kecewa. Setelah suatu
perusahaan mempunyai ekuitas merek yang unggul, para komsumen akan
memberanikan diri. Mereka mempercayakan produk dari perusahaan Anda meskipun
diluar sana lebih banyak produk yang lebih murah. Karena, setiap konsumen pasti akan
merasakan kepuasan tersendiri dari apa yang menjadi produk kita.

Dan berikut ini adalah cara perusahaan membangun merek dan ekuitas yang kuat:
A. Membangun brand identity
Langkah utama yang perlu dilakukan untuk membangun ekuitas brand ialah
dengan membuat brand identity terlebih dahulu. Brand identity merupakan elemen
berisi value perusahaan yang biasanya berupa desain visual, simbol, logo, dan
lainnya. Brand identity atau identitas merk ini sangat erat kaitannya ekuitas brand.
Dengan membangun identitas merk yang kuat, maka perusahaan bisa mendapatkan
beberapa manfaat sekaligus seperti memperoleh kepercayaan dan loyalitas
konsumen, meningkatan distribusi, punya referensi profesional, dan menjadi
pembeda yang unik. Ke-semua aspek tersebut tentunya bisa menciptakan brand
equity perusahaan yang kuat.
B. Tentukan nilai dari brand
Selanjutnya, tentukan nilai brand perusahaan Anda. Nilai perlu diambil dari citra
yang akan dibangun dan kinerja dari perusahaan Anda. Citra merupakan aspek sosial
dan psikologis dari sebuah brand. Citra ini yang nantinya akan menggiring loyalitas
pelanggan. Bahkan pelanggan juga bisa melakukan pemasaran word of mouth jika
perusahaan sudah memiliki citra yang baik. Sedangkan kinerja merupakan gambaran
dari seberapa baik kualitas produk Anda dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi,
untuk memiliki ekuitas yang baik, nilai brand yang Anda bangun perlu punya unsur
kinerja dan citra di atas. Anda bisa mendiskusikannya dengan team inti, karena dalam
membangun nilai tidak bisa hanya diambil dari perspektif pribadi saja. Dengan nilai
yang kuat, pelanggan bisa dengan mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan.
C. Ciptakan perspektif pelanggan yang positif
Pelanggan akan melihat suatu brand melalui perasaan mereka sendiri. Bahkan
perasaan-perasaan ini lebih bersifat subjektif. Biasanya perspektif pelanggan ini
dibangun dari kualitas produk, kredibilitas, keunggulan produk dengan kompetitor,
hingga kecocokan produk atau jasa dengan kebutuhan pelanggan. Menciptakan
pengalaman atau perspektif positif pada pelanggan ini memegang bagian penting dalam
membangun brand equity perusahaan. Karena itu buatlah perspektif yang
menggambarkan kehangatan, keamanan, dan kegembiraan. Semua perasaan positif
tersebut perlu bersentuhan langsung dengan brand. Misalnya dengan menyelipkan pada
bagian motto, visual art, logo, iklan, pelayanan, dan lainnya.
D. Bangun ikatan mendalam dengan pelanggan
Beberapa marketer menilai bahwa membangun ikatan yang mendalam dengan
pelanggan cukup sulit. Tapi hal ini juga bisa menjadi tolok ukur keberhasilan dalam
berbisnis. Jika brand Anda sudah sudah berhasil memiliki ikatan psikologis yang kuat
dengan pelanggan, maka mereka tidak akan mudah berpaling. Pelanggan juga akan
terus melakukan pembelian di perusahaan Anda. Bahkan tidak jarang pula yang
memberikan masukan demi kebaikan usaha Anda. Tidak hanya itu, jika pelanggan sudah
menaruh hati maka mereka akan melakukan pemasaran dari mulut ke mulut. Selain bisa
meningkatkan penjualan, hal ini juga bisa membuat ekuitas brand perusahaan menjadi
sangat kuat. Membangun brand equity ini perlu dilakukan dengan hati-hati disertai
semangat yang kuat. Bahkan tidak jarang yang perlu melakukan usaha marketing jangka
panjang agar hasil yang diperoleh bisa maksimal. Tapi jika ekuitas sudah kuat, dalam
keadaan apapun perusahaan Anda bisa tetap berjalan dengan baik.

Sedangkan contoh dariperusahaan yang telah membangun merek dan ekuitas


yang kuat adalah:
a. ASSUS
Banyak keluaran gadgets yang lebih canggih dan lebih booming dari pada
Assus. Namun karena telah memiliki brand equity, Assus menjadi salah satu
merek yang banyak diambil para konsumen. Meskipun banyak merek lain
yang lebih berkualitas namun untuk mendapatkan sebuah brand equity perlu
proses yang panjang.
b. Brand Equity Teh Botol Sosro
Untuk mencapai brand equity ini teh botol sosro awalnya dari produksi
merek teh melati oleh keluarga Pak Sosrodjojo, hingga saat ini telah
berkembang menjadi sedemikian rupa yang akrab sekali dengan para
konsumen hingga tidak kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar
yang telah mempunyai nama besar.

3. Menjelaskan perbedaanya dan memberikan contoh yang konkrit mengenai pasar


konsumen dan pasar bisnis.
A. Pasar Bisnis
Pasar bisnis (Business Market) merupakan semua organisasi yang membeli
barang dan jasa untuk dipergunakan dalam memproduksi produk atau dengan
tujuan dijual lagi atau disewakan kepada pihak lain dengan mengambil untung. Ini
artinya sang pembeli tidak menggunakan langsung barang yang dibelinya melainkan
akan digunakan untuk produksi produk baru yang akan dijual, disewakan, atau
dipasok kepada pihak lain.
Industri utama yang membentuk adanya pasar bisnis adalah pertanian,
kehutanan, perikanan, pertambangan, perusahaan manufaktur dan konstruksi,
transportasi, komunikasi, sarana umum, perbankan, keuangan dan asuransi,
distribusi, dan lain sebagainya.
Berdasar pengertian dan contoh industrinya, dapat dilihat bahwa pasar bisnis
adalah pasar yang besar dan melibatkan jumlah uang dan barang yang banyak.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan pembuat ban tentu akan membeli karet dari
petani besar dan peralatan penunjang lain. Kemudian setelah jadi, mereka akan
memasok ban tersebut kepada penjual pabrik perakit kendaraan atau kepada
pengecer. Di pabrik perakit kendaraan, ban akan dipasang sehingga dihasilkan
produk baru berupa kendaraan.
B. Pasar Konsumen
Pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang
untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Ini artinya,
pasar jenis ini adalah jenis pasar yang lumrah kita jumpai dalam kehidupan rumah
tangga (non bisnis).
Pada pasar konsumen, perilaku pembelian dipengaruhi oleh faktor-faktor
budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Diantara keempat hal tersebut, faktor yang
dipercaya paling berpengaruh adalah faktor budaya. Budaya menjadi penentu
keinginan dan perilaku paling dasar. Dalam budaya, terdapat sub-budaya yang lebih
menampakkan identifikasi dan sosial yaitu diantaranya adalah agama, kebangsaan,
ras, dan wilayah geografis.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor sosial yang diantaranya terkait
keluarga, kelompok acuan, serta peran dan status sosial. Selanjutnya adalah faktor
pribadi yang melingkupi usia, pekerjaan, lingkungan ekonomi, dan gaya hidup. Hal-
hal ini berpengaruh penting dalam pemasaran karena perilaku konsumen dibentuk
melalui hal-hal tersebut. Dan contohnya dari pasar konsumen seperti rumah tangga
yang membeli kebutuhan rumah tangga seperti membeli kebutuhan pokok untuk
kehidupan sehari-hari.
C. Perbedaan Pasar Bisnis dan Pasar Konsumen
1. Struktur Pasar
Pemasar Bisnis umumnya berhubungan dengan konsumen yang jumlahnya lebih
sedikit namun memiliki kapasitas besar dibandingkan pemasar konsumen. Hal ini
juga terjadi dalam pasar bisnis yang besar, dimana pembeli sering mendominasi
pembelian.

2. Karakteristik Permintaan
Perbedaan pasar konsumen dan pasar bisnis berdasarkan karakteristik
permintaan adalah sifat permintaan, stabilitas permintaan dan elastisitas
permintaan. Sifat permintaan bisnis merupakan permintaan turunan (derived
demand) dari permintaan konsumen. Jadi, kenaikan dan penurunan permintaan
suatu produk bisnis dipengaruhi seberapa besar permintaan konsumen terhadap
produk tersebut.

Stabilitas permintaan rentan terganggu (more volatile) pada pasar bisnis


dibanding pasar konsumen. Hal ini disebabkan karena pembeli dalam pasar
konsumen lebih dominan dibandingkan dengan pembeli dalam pasar bisnis, namun
skala pembelian setiap pembeli besar sehingga perusahaan menggantungkan
penjualan pada jumlah pembeli yang terbatas.

Elastisitas permintaan dalam pasar bisnis umumnya ditemukan elastisitas


terbalik, dimana jika harga naik maka permintaan juga akan naik dan jika harga
turun maka permintaan akan turun. Hal ini terjadi karena sifat spekulasi dalam pasar
bisnis, dimana saat harga naik muncul spekulasi bahwa harga akan semakin naik
nantinya. Sedangkan dalam pasar konsumen elastisitas tersebut jarang terjadi.

3. Karakteristik unit pembelian


Pembelian dalam pasar bisnis biasanya ikut melibatkan pihak lainnya dalam
mengambil keputusan sehingga usaha pembelian lebih professional dibandingkan
dengan pasar konsumen.

4. Tipe keputusan dan proses pengambilan keputusan


Umumnya pembeli bisnis menghadapi keputusan pembelian yang lebih
kompleks dibandingkan dengan pembeli bisnis konsumen. Hal ini disebabkan
pembelian biasanya mencakup jumlah besar, jadi perlu dilakukan pertimbangan
teknis dan ekonomi yang lebih kompleks serta banyak interaksi yang dilakukan pada
level tertentu pada pihak pembeli.

Selain itu, dikarenakan hal tersebut umumnya hubungan antara penjual dan
pembeli dalam pasar bisnis lebih dekat dan stabil. Sedangkan dalam pasar
konsumen, hubungan antara penjual dan pembeli umumnya jauh dan seringkali
pembeli bertukar-tukar produk maupun tempat membeli.

5. Karakteristik pemasaran
Perbedaan antara pasar konsumen dan pasar bisnis dari sisi karakteristik
pemasarannya terdapat banyak perbedaan pula dan untuk lebih jelasnya lihat
kembali poin di atas yang membahas mengenai karakteristik pasar konsumen dan
karakteristik pasar bisnis.

6. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar antara pasar bisnis dan pasar konsumen pada dasarnya adalah
sama. Hanya saja pada pasar bisnis dilakukan secara bertahap dengan urutan
tahapannya yang sistematis.

7. Proses Transaksi
Pada pasar konsumen, keputusan dalam proses transaksi tentu tidak akan rumit.
Berbeda dengan pasar bisnis dimana transaksi bersifat multi-step karena ada
kebijakan, batasan, dan persyaratan atau instrumen yang perlu dipertimbangkan.
Pembelian pada pasar bisnis juga biasanya akan melibatkan pihak lainnya.
Pengambilan keputusan dilakukan secara profesional sehingga usaha pembelian
menjadi tidak sesederhana pada pasar konsumen.
4. Anda sebagai seorang pimpinan menyaksikan seorang karyawan sering menggunakan
internet untuk keperluan pribadi. Bagaimana pendekatan komunikasi antar-pribadi anda
untuk mencari solusi tersebut?
 Saya sebagai seorang pemimpin akan menasehatinya untuk tidak menggunakan
properti kantor, yang di sediakan sebagai sarana penunjang pekerjaan seperti
hanya internet. Karena, apabila karyawan tersebut menggunakan internet
terutama saat jam kerja pasti akan menggangu kinerja serta produktivitas dalam
menjalankan pekerjaannya yang telah di tugaskan oleh atasan. Jadi walaupun dia
telah menyelesaikan pekerjaannya, namun saya tetap akan melarangnya
menggunakan internet kantor untuk kepentingan pribadi kecuali itu mendesak
dan sangat darurat. Saya akan lebih menyarankannya untuk menggunakan
waktu luang sebelum jam istirahat tersebut untuk ngecek ulang hasil kerja
tersbut dengan teliti sebelum di berikan kepada atasan agar tidak ada masalah
kedepannya.

5. Sebutkan dan jelaskan kategori bauran jasa.serta berikan contoh dari masing masing
bauran!
Bauran jasa merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan,
diorganisasi dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan
pemasaran yang efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Bauran jasa sendiri memiliki beberapa katagori di dalamnya seperti:
a. Barang berwujud murni (pure tangible goods)
adalah Penawaran terutama terdiri dari barang berwujud seperti sabun,
shampo, sikat gigi dan lain sebagainya. Tidak terdapat jasa yang
menyertai produk.
b. Barang berwujud dengan disertai jasa (tangible goods with
accompanying service)
adalah penawaran dalam kategori ini terdiri dari barang berwujud yang
disertai dengan satu atau beberapa jasa. Contohnya adalah sebuah
dealer sepeda motor seperti honda, yamaha dan lain sebagainya, dimana
dealer tersebut juga memberikan layanan service perbaikan terhadap
kendaraan tersebut, tetapi juga menyediakan spare part atau alat – alat
pendukung lainnya.
c. Hibrida (hybrid)
adalah penawaran yang terdiri dari barang dan jasa yang sama
proporsinya. Contohnya adalah sebuah restaurant dimana konsumen
datang dengan menikmati layanannya dan makananya.
d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa kecil (Major service with
accompanying minor goods and services )
adalah penawaran yang disertai dengan jasa utama beserta
tambahan jasa atau barang pendukung. Contohnya adalah sebuah
pelayanan dari kereta api dimana dalam kereta api selain jasa
transportasi sebagai jasa utamanya, tetapi juga menyediakan beberapa
barang tambahan seperti souvenir dan layanan makanan.
e. Jasa Murni (pure service)
adalah Penawaran yang murni jasa tanpa ada unsur barang
berwujud sedikit pun. Contohnya adalah jasa tukang pijat dimana
merupakan penawaran jasa murni dalam pemijatan tanpa ada unsur
barang berwujud sedikitpun.

Anda mungkin juga menyukai