NIM : 2002010154
Dan berikut ini adalah cara perusahaan membangun merek dan ekuitas yang kuat:
A. Membangun brand identity
Langkah utama yang perlu dilakukan untuk membangun ekuitas brand ialah
dengan membuat brand identity terlebih dahulu. Brand identity merupakan elemen
berisi value perusahaan yang biasanya berupa desain visual, simbol, logo, dan
lainnya. Brand identity atau identitas merk ini sangat erat kaitannya ekuitas brand.
Dengan membangun identitas merk yang kuat, maka perusahaan bisa mendapatkan
beberapa manfaat sekaligus seperti memperoleh kepercayaan dan loyalitas
konsumen, meningkatan distribusi, punya referensi profesional, dan menjadi
pembeda yang unik. Ke-semua aspek tersebut tentunya bisa menciptakan brand
equity perusahaan yang kuat.
B. Tentukan nilai dari brand
Selanjutnya, tentukan nilai brand perusahaan Anda. Nilai perlu diambil dari citra
yang akan dibangun dan kinerja dari perusahaan Anda. Citra merupakan aspek sosial
dan psikologis dari sebuah brand. Citra ini yang nantinya akan menggiring loyalitas
pelanggan. Bahkan pelanggan juga bisa melakukan pemasaran word of mouth jika
perusahaan sudah memiliki citra yang baik. Sedangkan kinerja merupakan gambaran
dari seberapa baik kualitas produk Anda dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi,
untuk memiliki ekuitas yang baik, nilai brand yang Anda bangun perlu punya unsur
kinerja dan citra di atas. Anda bisa mendiskusikannya dengan team inti, karena dalam
membangun nilai tidak bisa hanya diambil dari perspektif pribadi saja. Dengan nilai
yang kuat, pelanggan bisa dengan mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan.
C. Ciptakan perspektif pelanggan yang positif
Pelanggan akan melihat suatu brand melalui perasaan mereka sendiri. Bahkan
perasaan-perasaan ini lebih bersifat subjektif. Biasanya perspektif pelanggan ini
dibangun dari kualitas produk, kredibilitas, keunggulan produk dengan kompetitor,
hingga kecocokan produk atau jasa dengan kebutuhan pelanggan. Menciptakan
pengalaman atau perspektif positif pada pelanggan ini memegang bagian penting dalam
membangun brand equity perusahaan. Karena itu buatlah perspektif yang
menggambarkan kehangatan, keamanan, dan kegembiraan. Semua perasaan positif
tersebut perlu bersentuhan langsung dengan brand. Misalnya dengan menyelipkan pada
bagian motto, visual art, logo, iklan, pelayanan, dan lainnya.
D. Bangun ikatan mendalam dengan pelanggan
Beberapa marketer menilai bahwa membangun ikatan yang mendalam dengan
pelanggan cukup sulit. Tapi hal ini juga bisa menjadi tolok ukur keberhasilan dalam
berbisnis. Jika brand Anda sudah sudah berhasil memiliki ikatan psikologis yang kuat
dengan pelanggan, maka mereka tidak akan mudah berpaling. Pelanggan juga akan
terus melakukan pembelian di perusahaan Anda. Bahkan tidak jarang pula yang
memberikan masukan demi kebaikan usaha Anda. Tidak hanya itu, jika pelanggan sudah
menaruh hati maka mereka akan melakukan pemasaran dari mulut ke mulut. Selain bisa
meningkatkan penjualan, hal ini juga bisa membuat ekuitas brand perusahaan menjadi
sangat kuat. Membangun brand equity ini perlu dilakukan dengan hati-hati disertai
semangat yang kuat. Bahkan tidak jarang yang perlu melakukan usaha marketing jangka
panjang agar hasil yang diperoleh bisa maksimal. Tapi jika ekuitas sudah kuat, dalam
keadaan apapun perusahaan Anda bisa tetap berjalan dengan baik.
2. Karakteristik Permintaan
Perbedaan pasar konsumen dan pasar bisnis berdasarkan karakteristik
permintaan adalah sifat permintaan, stabilitas permintaan dan elastisitas
permintaan. Sifat permintaan bisnis merupakan permintaan turunan (derived
demand) dari permintaan konsumen. Jadi, kenaikan dan penurunan permintaan
suatu produk bisnis dipengaruhi seberapa besar permintaan konsumen terhadap
produk tersebut.
Selain itu, dikarenakan hal tersebut umumnya hubungan antara penjual dan
pembeli dalam pasar bisnis lebih dekat dan stabil. Sedangkan dalam pasar
konsumen, hubungan antara penjual dan pembeli umumnya jauh dan seringkali
pembeli bertukar-tukar produk maupun tempat membeli.
5. Karakteristik pemasaran
Perbedaan antara pasar konsumen dan pasar bisnis dari sisi karakteristik
pemasarannya terdapat banyak perbedaan pula dan untuk lebih jelasnya lihat
kembali poin di atas yang membahas mengenai karakteristik pasar konsumen dan
karakteristik pasar bisnis.
6. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar antara pasar bisnis dan pasar konsumen pada dasarnya adalah
sama. Hanya saja pada pasar bisnis dilakukan secara bertahap dengan urutan
tahapannya yang sistematis.
7. Proses Transaksi
Pada pasar konsumen, keputusan dalam proses transaksi tentu tidak akan rumit.
Berbeda dengan pasar bisnis dimana transaksi bersifat multi-step karena ada
kebijakan, batasan, dan persyaratan atau instrumen yang perlu dipertimbangkan.
Pembelian pada pasar bisnis juga biasanya akan melibatkan pihak lainnya.
Pengambilan keputusan dilakukan secara profesional sehingga usaha pembelian
menjadi tidak sesederhana pada pasar konsumen.
4. Anda sebagai seorang pimpinan menyaksikan seorang karyawan sering menggunakan
internet untuk keperluan pribadi. Bagaimana pendekatan komunikasi antar-pribadi anda
untuk mencari solusi tersebut?
Saya sebagai seorang pemimpin akan menasehatinya untuk tidak menggunakan
properti kantor, yang di sediakan sebagai sarana penunjang pekerjaan seperti
hanya internet. Karena, apabila karyawan tersebut menggunakan internet
terutama saat jam kerja pasti akan menggangu kinerja serta produktivitas dalam
menjalankan pekerjaannya yang telah di tugaskan oleh atasan. Jadi walaupun dia
telah menyelesaikan pekerjaannya, namun saya tetap akan melarangnya
menggunakan internet kantor untuk kepentingan pribadi kecuali itu mendesak
dan sangat darurat. Saya akan lebih menyarankannya untuk menggunakan
waktu luang sebelum jam istirahat tersebut untuk ngecek ulang hasil kerja
tersbut dengan teliti sebelum di berikan kepada atasan agar tidak ada masalah
kedepannya.
5. Sebutkan dan jelaskan kategori bauran jasa.serta berikan contoh dari masing masing
bauran!
Bauran jasa merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan,
diorganisasi dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan
pemasaran yang efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Bauran jasa sendiri memiliki beberapa katagori di dalamnya seperti:
a. Barang berwujud murni (pure tangible goods)
adalah Penawaran terutama terdiri dari barang berwujud seperti sabun,
shampo, sikat gigi dan lain sebagainya. Tidak terdapat jasa yang
menyertai produk.
b. Barang berwujud dengan disertai jasa (tangible goods with
accompanying service)
adalah penawaran dalam kategori ini terdiri dari barang berwujud yang
disertai dengan satu atau beberapa jasa. Contohnya adalah sebuah
dealer sepeda motor seperti honda, yamaha dan lain sebagainya, dimana
dealer tersebut juga memberikan layanan service perbaikan terhadap
kendaraan tersebut, tetapi juga menyediakan spare part atau alat – alat
pendukung lainnya.
c. Hibrida (hybrid)
adalah penawaran yang terdiri dari barang dan jasa yang sama
proporsinya. Contohnya adalah sebuah restaurant dimana konsumen
datang dengan menikmati layanannya dan makananya.
d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa kecil (Major service with
accompanying minor goods and services )
adalah penawaran yang disertai dengan jasa utama beserta
tambahan jasa atau barang pendukung. Contohnya adalah sebuah
pelayanan dari kereta api dimana dalam kereta api selain jasa
transportasi sebagai jasa utamanya, tetapi juga menyediakan beberapa
barang tambahan seperti souvenir dan layanan makanan.
e. Jasa Murni (pure service)
adalah Penawaran yang murni jasa tanpa ada unsur barang
berwujud sedikit pun. Contohnya adalah jasa tukang pijat dimana
merupakan penawaran jasa murni dalam pemijatan tanpa ada unsur
barang berwujud sedikitpun.