Anda di halaman 1dari 12

PAPER

PERMAINAN HARGA OLEH PERUSAHAAN DALAM


STRATEGI PENJUALAN

DOSEN PEMBIMBING

Evi, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH

1. Nurul Hanifah (B.133.19.0128)


2. Riyang Wiraswati (B.133.19.0130)
3. Rusnia Dwita Sari (B.133.19.0143)

DIII MANAJEMEN PERUSAHAAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2020/2021
ABSTRAK

Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh perusahaan
untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Mengingat persaingan yang sangat ketat, setiap
perusahaan harus memiliki strategi untuk dapat bertahan hidup. Persaingan bisnis merupakan
aktivitas ekonomi yang penting sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas produksi. Banyak
metode kontemporer yag digunakan para pelaku usaha untuk menghadapi persaingan. Teori
mutakhir yang kini tengah diusung adalah neuromarketing yang faktanya bisa mempengaruhi
psikologi konsumen sehingga dengan mudah tertarik untuk mengkonsumsi produk yang
ditawarkan. Dengah cara mempengaruhi psikologi, ada pebisnis yang melakukan penipuan
supaya meraup keuntungan sebesar-besarnya. Contohnya dengan praktek permainan harga
yakni diskon psikologikal yang dinaikkan harganya terlebih dahulu lalu kemudian
didiskon.Umumnya praktek tersebut biasa terjadi di perusahaan-perusahaan ritel besar.

Pertumbuhan ritel di Indonesia yang sangat pesat memungkinkan semua perusahaan


yang bergerak di bidang ritel membuat strategi yang baik untuk dapat menarik konsumen.
Fokus perusahaan ritel tidak hanya memusatkan perhatiannya pada penanganan
persaingannya, tapi harus memperhatikan konsumen yang nantinya akan menentukan
keberhasilan strategi pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan ritel yang bersangkutan.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahirnya hukum ekonomi disebabkan oleh semakin pesatnya pertumbuhan dan


perkembangan perekonomian. Di seluruh dunia hukum yang berfungsi mengatur dan
membatasi kegiatan-kegiatan ekonomi dengan harapan pembangunan perekonomian tidak
mengabaikan hak-hak kepentingan masyarakat . Tampaknya, hukum bisnis kita makin
tertinggal. Ini terbukti bahwa ketentuan dan perundangan kita sering kali tidak realistis
dengan keadaan bisnis. Misalnya saja, Hukum Amerika lebih adil yaitu tidak memperlakukan
pihak lain sewenang-wenang. Sehingga hukum bisnis di Indonesia boleh dikatakan tertinggal
cukup jauh ketimbang perkembangan bisnis itu sendiri2 . Berkaitan dengan kegiatan bisnis
para pelaku usaha, banyak didirikan Department Store yang tersebar di perkotaan. Sebagai
contoh yaitu Matahari Department Store, Lotte Mart , Ramayana Department Store dan
masih banyak lagi.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh pelaku usaha supermarket untuk menarik animo
masyarakat antara lain dengan cara : mengadakan promo untuk produk-produk tertentu;
mengadakan bazar; mengadakan penjualan dengan harga murah dalam bentuk kegiatan cuci
gudang; mengadakan event-event tertentu seperti fashion show; lomba-lomba, pentas musik,
pameran, dll; dan juga memberikan diskon secara besar-besaran, bahkan sampai dengan 70%.
Sebagai contoh harga sebuah pakaian diskon sebesar 50% . Pada faktur penjualan tertulis
harga Rp 299.900 sebelum diberikan diskon dan setelah itu diberikan diskon sebesar 50%
sehingga harga menjadi Rp 149.950. Hal ini tentu saja merupakan potongan harga yang tidak
murni atau hanya rekayasa permainan harga oleh pelaku usaha.

Meskipun begitu, Belanja dengan harga discount sangat mudah ditemui di Indonesia.
Potongan harga (discount), bisa ditemui ditempat belanja modern ataupun pasar tradisional.
Konsumen juga bisa menikmati discount hampir setiap waktu. Membeli barang bagus yang
harganya di discount memang menyenangkan bagi konsumen. Karena adanya potongan harga
(discount), orang yang semula hanya jalan-jalan bersama keluarga, berjalan jalan dengan
teman/mencuci mata dipusat perbelanjaan, bisa tergoda untuk membeli. Potongan harga
(discount) seakan menjadi daya tarik utama untuk menarik minat masyarakat membeli atau
mengkonsumsi suatu barang. Dengan adanya discount konsumen dapat membeli barang
dengan harga yang relatif rendah.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :

1. Apa itu yang dinamakan diskon sebagai salah satu permainan harga oleh penjual?
2. Bagaimana praktek pelaku usaha dalam penjualan barang-barang dengan memakai
permainan harga?
3. Bagaimana perlindungan hak konsumen terhadap praktek pelaku usaha?

C. Tujuan

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari diskon sebagai salah satu permainan harga oleh
penjual
2. Untuk mengetahui praktek pelaku usaha dalam penjualan barang-barang dengan
memakai permainan harga.
3. Untuk mengetahui perlindungan hak konsumen terhadap praktek pelaku usaha.
ISI

Pengertian Diskon

Harga adalah sejumlah uang yang diperlukan ketika ingin mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanannya”. Jadi menurut definisi di atas harga adalah
sejumlah nominal yang harus dibayarkan konsumen ketika membeli produk tertentu atau
untuk kegunaan jasa yang lainnya. Sedangkan diskon yaitu “pengurangan langsung harga
barang pada waktu pembelian selama periode waktu yang ditentukan. Menurut uraian diatas
peneliti berpendapat diskon adalah pengurangan harga di bawah harga normal ketika
konsumen membeli sebuah produk tertentu. “potongan harga (Price Discount) adalah
potongan dimana harga sesungguhnya lebih rendah dibandingkan dengan harga umum dan
potongan harga bersifat menarik.” “potongan harga adalah pengurangan harga produk dari
harga normal dalam periode tertentu.” Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan tersebut,
peneliti dapat mendefinisikan bahwa harga diskon adalah penurunan harga di beberapa
produk dalam periode tertentu.

Strategi harga diskon pada penjual merupakan strategi dengan memberikan potongan
harga dari harga yang telah ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang
atau jasa. Diskon dalam bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai / langsung tunai /
diskon penjualan yang dapat diberikan pada umum. Perusahaan memberikan hadiah kepada
konsumen atas pembayaran awal, volume pembelian, dan pembelian di waktu luar musim
dengan mengubah harga dasar suatu produk.

Demikian, harga merupakan faktor utama yang merupakan penerus posisi dan harus
diputuskan sesuai sasaran pemasaran, bauran ragam produk dan pelayanan, serta bagi
persaingan. Dengan memberikan harga yang lebih murah dari peritel lainnya dan dengan
seringnya memberikan harga promo, maka akan menarik pembelian tidak terencana
konsumen. Metode potongan harga ini diberikan juga berdasarkan pada taktik promosi
penjual kepada para konsumen agar menarik perhatian para konsumen. Tetapi potongan
harga ini juga memberikan dampak positif bagi para konsumen yang berpenghasilan rendah
karena berkat adanya potongan harga produk yang semula tidak mampu dibelinya sekarang
bisa mampu untuk dibeli. Seperti inilah seharusnya dinamika harta benda berperan dalam
kehidupan. Orang yang sebelumnya tidak mampu akhirnya diberi kesempatan untuk bisa
membeli produk yang diinginkan
Selanjutnya, discount (potongan) dapat diberikan dengan mempertimbangkan
pembelian, karena musim, ada tujuan tertentu perusahaan dan karena sistem pembayaran.
Makin banyak pembelian, maka potongan harga yang diberikan makin besar. Discount
(potongan) menurut musim, diberikan kepada konsumen,karena toko ingin menghabiskan
stok barangnya. Selanjutnya, agar barang yang lama tidak tertumpuk dengan barang yang
baru sehingga barang yang lama bisa laku terjual meskipun dengan harga dibawah harga
normal.

Praktek Pelaku Usaha dalam Penjualan Barang-barang dengan Memakai Permainan


Harga

Kita sering menjumpai di berbagai promo diskon yang diadakan oleh vendor-vendor
ternama. Tapi, mungkin kita tidak menyadari kalau ternyata ada peran ilmu psikologi yang
bermain dalam menentukan harga-harga diskon tersebut.Contohnya, kita pasti sering melihat
berbagai promo diskon yang menampilkan harga-harga seperti 49.999, 99.999, dst. Alih-alih
berpikir bahwa harga-harga tsb lebih murah, ternyata selisihnya hanya 1 rupiah saja dari
harga normal.Seperti yang harga normalnya Rp. 100.000 dijual menjadi Rp. 99.999. Tentu
kita lebih tertarik untuk membeli yang harganya Rp. 99.999. Padahal, selisihnya hanya 1
rupiah saja.Di situlah permainan psikologi harga bekerja. Para penjual menentukan harga
sedemikian rupa, sehingga kita lebih tertarik untuk membeli produk tsb secepatnya. Bagi
konsumen, fakta ini mungkin terdengar cukup menyebalkan. Karena kita baru menyadari
kalau ternyata selama ini kita sering dikelabuhi harga.

Sebaliknya, permainan psikologi harga ini menjadi pembahasan penting yang perlu
dikuasai para pengusaha, agar bisa meningkatkan penjualannya secara signifikan.Beberapa
cara yang sering dilakukan oleh pelaku usaha dalam permainan harga ini diantaranya :

1.  Teknik Harga Coret

Trik psikologi harga yang paling sering digunakan dalam menampilkan harga diskon adalah
teknik coret. Pelaku usaha cukup menampilkan harga di label, yaitu harga yang didiskon
dengan harga normal yang dicoret. Dengan menampilkan dua harga seperti ini, konsumen
akan merasa lebih diuntungkan, karena mereka bisa lebih berhemat jika membeli produk
yang didiskon. Sehingga, mereka akan melakukan pembelian secepatnya.

2. Mengurangi 1 Digit dari Harga Normal


Yakni, dengan mengurangi 1 digit/ 1 rupiah dari harga normal.Contohnya, seperti yang telah
dibahas di atas. Dari harga normal Rp. 50.000, ditulis menjadi harga Rp. 49.999, atau dari
harga normal Rp. 100.000 menjadi harga Rp. 99.999. Meskipun hanya selisih 1 rupiah saja,
konsumen berpikir harga yang telah dikurangi 1 digit tsb terkesan lebih murah, karena
mengira Rp. 99.999 hanya 90 ribuan saja (tidak sampai 100 ribu).

3.  Taktik Simpan Kata

Teknik psikologi harga selanjutnya adalah taktik simpan kata. Dalam teknik ini, penjual
menyimpan/ menyembunyikan beberapa keterangan syarat diskon yang berlaku dari harga
yang ditampilkan, agar konsumen lebih fokus pada harga.Namun, yang ditampilkan adalah
syarat dan ketentuan yang berlaku dalam ukuran lebih kecil dan dilengkapi dengan tanda
petik berupa bintang kecil (*).Secara psikologis, konsumen yang melihat tampilan harga di
atas akan langsung berpikir, “murah sekali harganya”. Padahal, di balik promo tersebut ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi (ditulis dalam ukuran font yang lebih kecil dan terlihat
tidak menonjol).

4. Menampilkan Harga Referensi yang Tepat

Artinya, penjual menjual produk yang sama dengan beberapa pilihan harga. Namun,
dibuatlah 1 harga paling mahal, tetapi terlihat paling menguntungkan.

Contohnya, ada 2 varian harga thai tea, yaitu medium dan large.

Ukuran medium : 8000/ gelas,Ukuran large : 15.000/ gelas

Dari varian harga tersebut, kebanyakan orang akan lebih memilih ukuran thai tea ukuran
medium. Karena ukuran large dirasa terlalu banyak dan harganya terlalu mahal. Tapi,
berbeda halnya jika referensi harga sebagai berikut:

Ukuran medium : 13.000/ gelas,Ukuran large : 15.000/ gelas

Nah, dari varian harga yang kedua, orang pasti akan lebih tertarik membeli thai
tea ukuran large. Karena harga yang medium tidak berbeda jauh dengan yang
berukuran large. Konsumen pun akan mengira ukuran large lebih menguntungkan, karena
isinya lebih banyak dan harganya pun tidak terlalu mahal dari ukuran medium. 

5. Menggunakan Ekuivalen Harian


Yaitu, tampilkan harga berlangganan dalam ekuivalen harian daripada bulanan/
tahunan.Contohnya, jika harga berlangganan per bulan seharga Rp. 300.000, diubah dengan
menampilkan harga berlangganan per hari. Jadi, yang ditampilkan bukan 300.000/ bulan, tapi
tertera 10.000/ hari. Atau juga mengombinasikan teknik pengurangan 1 digit menjadi 9.999/
hari.

6. Menampilkan Harga dengan Warna Mencolok/ Kontras

Supaya harga diskon terlihat lebih menonjol dan langsung menarik perhatian konsumen,
maka didesainlah label harga menggunakan warna yang mencolok. Pelaku usaha biasa
menggunakan warna merah, atau menggunakan warna kertas label yang berbeda dari label
produk lainnya yang tidak didiskon. Hal ini secara psikologis akan membuat konsumen lebih
tergiur untuk segera membeli produk yang didiskon tsb.

7. Bundling Beberapa Barang

Daripada menjual satu produk yang didiskon, akan lebih menarik lagi jika Anda menerapkan
sistem bundling (menjual beberapa barang jadi satu). Penjual menuliskan promo beli produk
A gratis produk B, atau beli 2 gratis 1, dst. Dengan cara ini, konsumen akan merasa lebih
diuntungkan, sehingga ia pun segera membeli promo bundling tsb.

8. Perkuat Nilai dan Keunggulan Produk/ Jasa

Teknik diaplikasikan dengan mencantumkan beberapa kelebihan produk penjual tersebut


daripada kompetitor. Misalnya, ada penawaran sebuah botol minum seharga 100.000. Tentu
bagi konsumen itu adalah harga yang cukup mahal. Tapi, jika penjual menyebut botol tsb
memiliki banyak manfaat yang tidak dimiliki botol minum pada umumnya, harga tsb akan
terdengar lebih masuk akal.Contohnya, tersebut bahwa botol yang ditawarkan terbuat dari
material yang ramah lingkungan (BPA free), tahan suhu dingin hingga panas, desainnya
minimalis dan terlihat

Praktek curang yang dilakukan oleh para pelaku usaha supermarket dalam
memberikan diskon secara besar-besaran adalah dengan cara menaikkan harga barang
terlebih dahulu, bahkan sampai 200% untuk kemudian dijual dengan harga jual yang di-
diskon sampai dengan 70%. Pemberian diskon sampai dengan 70% ini merupakan suatu
taktik Department Store untuk menarik minat konsumen. Sehingga dalam hal ini, Department
Store dapat dikatakan profit oriented karena pelaku usaha dalam melakukan kegiatan
usahanya dengan upaya menarik keuntungan. Berkaitan dengan salah satu usaha para pelaku
usaha supermarket dalam rangka menarik minat pembeli untuk datang ke supermarket, yaitu
dalam bentuk pemberian diskon secara besar-besaran. Tindakan ini ditengarahi terdapat suatu
tindak kecurangan yang dilakukan oleh pelaku usaha supermarket. Pada umumnya, pelaku
usaha dalam melakukan kegiatan usahanya dengan cara menarik keuntungan dari produk /
barang yang dijual sehingga nantinya upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha ini dapat
memajukan perkembangan dunia usaha mereka. Sebuah bisnis harus dipandang sebagai
proses pemuasan pelanggan, bukan proses memproduksi barang. Produk itu sementara,
sedangkan kebutuhan dasar dan kelompok pelanggan itu bertahan selamanya

Apabila praktek penjualan seperti ini, ternyata benar-benar terdapat adanya


kecurangan yang dilakukan oleh pelaku usaha supermarket maka sudah barang tentu hak-hak
konsumen khususnya terhadap permainan harga barang terabaikan.Misalnya, dalam suatu
transaksi atau pelelangan, ada penawaran atas suatu barang dengan harga tertentu, kemudian
ada sesorang yang menaikkan harga tawarnya, padahal ia tidak berniat untuk membelinya.
Dia hanya ingin menaikkan harganya untuk memancing pengunjung lainnya dan untuk
menipu para pembeli, baik orang ini bekerjasama dengan penjual ataupun tidak .

Perlindungan Hak Konsumen terhadap Praktek Pelaku Usaha

Apabila kita lihat dalam undang-undang Perlindungan Konsumen pada pasal 11


huruf f telah dijelaskan bahwa : “Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melalui
cara obral atau lelang, dilarang mengelabui atau menyesatkan konsumen dengan menaikkan
harga atau tarif barang dan atau jasa sebelum melakukan obral”. Hal ini menyebabkan
kerugian bagi konsumen dalam informasi yang jujur tentang hak konsumen. Sehingga kondisi
ini dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang.
Kurangnya pendidikan konsumen dan rendahnya kesadaran akan hak dan kewajiban
konsumen itu sendiri maka dibutuhkan Undang-undang yang melindungi kepentingan
konsumen.

Dalam praktek perdagangan yang merugikan konsumen, misalnya penentuan harga


barang maka Pemerintah harus secara konsisten berpihak pada konsumen yang pada
umumnya orang kebanyakan. Dalam hubungan ini, penjabaran perlindungan terhadap
konsumen dituangkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993 melalui Ketetapan MPR
No.II/MPR/1993, pada Bab IV, huruf F butir 4A yaitu : “Pembangunan perdagangan
ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa dalam rangka menunjang peningkatan
produksi dan daya saing, meningkatkan pendapatan produsen terutama produsen hasil
pertanian rakyat dan pedagang, melindungi kepentingan konsumen”. Akan tetapi komitmen
melindungi kepentingan konsumen yaitu konsumen akhir rupanya masih menjadi huruf-huruf
mati dalam naskah GBHN 1993, karena tidak jelas peraturan perundang-undangan
pelaksanaannya yang memang ditujukan untuk itu.Pada dasarnya banyak hak-hak konsumen
yang mestinya harus dilindungi dengan baik sesuai dengan yang terdapat dalam pasal 4
Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomer 8 Tahun 1999.
SIMPULAN

Harga adalah sejumlah nominal yang harus dibayarkan konsumen ketika membeli
produk tertentu atau untuk kegunaan jasa yang lainnya. Sedangkan diskon yaitu pengurangan
langsung harga barang pada waktu pembelian selama periode waktu yang ditentukan. Para
pelaku usaha umumnya melakukan permainan harga dengan trik psikologi harga antara lain :
Teknik harga coret, Mengurangi 1 digit dari harga normal,Taktik simpan kata, Menampilkan
harga referensi yang tepat,ekuivalen harian,Menampilkan harga dengan warna mencolok/
kontras,Bundling beberapa barang,Perkuat nilai dan keunggulan produk/Jasa.

Praktek curang yang sering dilakukan oleh para pelaku usaha supermarket dalam
memberikan diskon secara besar-besaran adalah dengan cara menaikkan harga barang
terlebih dahulu kemudian baru diberikan diskon, sehingga terkesan lebih murah padahal itu
hanyalah trik untuk meningkatkan penjualan. Untuk itu terdapat Undang-undang yang
berguna sebagai perlindungan konsumen atas hak-haknya agar pelaku usaha tidak semena-
mena melakukan kecurangan dengan permainan harga yang dapat merugikan konsumen
tersebut.
REFERENSI

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5719/Bab%202.pdf?
sequence=10

https://interactive.co.id/blog/psikologi-harga-dalam-membuat-program-diskon-yang-terlihat-
menggiurkan-145.html

https://www.wartaekonomi.co.id/read233725/ssstt-lakukan-lima-trik-penjualan-mainkan-
harga-ini-anti-rugi

Anda mungkin juga menyukai