Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Seminar Manajemen Pemasaran
Hari : Kamis
Jam : 20.00 WIB
Ruang : G.2.6
Disusun oleh:
1. Ajeng Almira Santoso B.131.17.0329
2. Yuning Farras Shafira B.131.17.0334
3. Fitria Nurhayati B.131.17.0469
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
Tahun Ajaran 2020
Bab I
Latar Belakang Masalah
Bab III
Landasan Teori
1. Memahami Penetapan Harga
1.1. Pengertian Harga
Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran atau marketing mix yang dapat
menghasilkan pendapatan, dimana elemen yang lain mendapatkan biaya. Seperti yang
diungkapkan oleh Kotler, bahwa harga merupakan bagian dari elemen bauran pemasaran yaitu
harga, produk, saluran dan promosi, yaitu apa yang dikenal dengan istilah empat P (Price,
Product, Place dan Promotion). Harga bagi suatu usaha/badan usaha menghasilkan pendapatan
(income), adapun adapun unsur-unsur bauran pemasaran lainnya yaitu Product (produk), Place
(tempat/saluran) dan Promotion (promosi) menimbulkan biaya atau beban yang harus
ditanggung oleh suatu usaha/badan usaha.
Harga merupakan pendapatan bagi pengusaha. Maka jika ditinjau dari segi konsumen,
harga merupakan suatu pengeluaran atau pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh konsumen
untuk mendapatkan produk yang diinginkan guna memenuhi kebutuhan dari konsumen
tersebut. Bagi pengusaha/pedagang, harga paling mudah disesuaikan dengan keadaan pasar
sedangkan elemen yang lain seperti product, place dan promotion memerlukan waktu yang
lebih lama dan panjang untuk disesuaikan dengan keadaan pasar, karena harga dapat
memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai kualitas produk dan merek dari produk
tersebut.
Harga bukan hanya angka-angka di label harga. Harga mempunyai banyak bentuk-
bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui
negosiasi antara pembeli dan penjual. Menetapkan satu harga untuk semua pembeli adalah ide
yang relatif modern yang timbul bersama perkembangan perdagangan eceran skala besar.
Dulu harga beroprasi sebagai determinan utama pilihan pembeli. Konsumen dan agen
pembeli mempunyai lebih banyak akses pada informasi harga dan pemberi diskon harga.
1) Lingkungan Penetapan Harga yang Berubah
Praktik penetapan harga telah mengalami perubahan besar dalam tahun-tahun
terakhir. Banyak perusahaan melawan kecenderungan harga yang rendah dan berhasil
mendorong konsumen membeli produk dan jasa yang lebih mahal dengan
menggabungkan formulasi produk unik yang melibatkan kampanye pemasaran.
Pembeli dapat melakukan :
a. Mendapatkan perbandingan harga secara langsung dari ratusan pemasok
b. Menyebutkan harga mereka dan berusaha membuatnya dipenuhi penjual
c. Mendapatkan produk secara gratis
Penjual dapat melakukan :
a. Mengamati perilaku pelanggan dan menghantarkan penawaran kepada perorangan
b. Memberikan akses untuk harga khusus kepada pelanggan tertentu
Sedangkan untuk keduanya, pembeli dan penjual bisa : Menegosiasikan harga
dilelang dan bursa online.
2) Cara Penetapan Harga
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Di perusahaan kecil,
harga sering ditentukan oleh atasan. Di perusahaan besar, penetapan harga ditangani oleh
manajer divisi dan manajer lini produk. Bahkan, manajemen puncak menetapkan tujuan
dan kebijakan penetapan harga umum dan sering menyetujui harga yang diajukan oleh
tingkat manajemen yang lebih rendah. Dalam industri dimana penetpan harga menjadi
sebuah faktor kunci.
Departemen lain yang mempengaruhi penetapan harga meliputi manajer penjualan,
manajer produksi, manajer keuangan, dan akuntan.
Bagi setiap organisasi, strategi penetapan harga yang dirancang dan
diimplementasikan secara efektif memerlukan pemahaman mendalam tentang psikologi
penetapan harga konsumen dan pendekatan sistematis untuk mengatur, menyesuaikan,
dan mengubah harga.
3) Psikologi Konsumen dan Penetapan Harga
Banyak ekonom mengasumsikan bahwa konsumen adalah “penerima harga” dan
menerima harga pada “nilai muka” atau sesuai yang diberikan. Keputusan pembelian
didasarkan pada bagaimana konsumen menganggap harga dan berapa harga aktual saat
ini yang mereka pertimbangkan, bukan harga yang dinyatakan pemasar. Pelanggan
mungkin memiliki batas bawah harga dimana harga yang lebih rendah dari batas itu
menandakan kualitas buruk atau kualitas yang tidak dapat diterima dan juga batas atas
harga yang dimana harga yang lebih tinggi dari batas itu dianggap terlalu berlebihan dan
tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkan.
Memahami bagaimana konsumen samai pada persepsi harga adalah prioritas
pemasaran yang penting. Berikut pertimbangan tiga topik kunci. Yaitu
a. Harga Referensi, riset memperlihatkan bahwa meskipun konsumen mengetahu
pengetahuan yang cukup banyak tentang kisaran harga, ternyata hanya sedikit
konsumen yang dapat mengingat harga spesifik produk secara akurat.
b. Asumsi harga dan Kualitas, banyak konsumen menggunakan indicator harga
sebagai indicator kualitas. Penetapan harga pencitraan sangat efektif produk untuk
mengkomunikasikan penghargaan yang tinggi kepada konsumen.
c. Akhiran harga, banyak penjual yakin harga harus berakhir dengan harga ganjil.
Pelanggan melihat barang dengan harga $299 berada dalam kisaran $200 bukan
$300. Riset memperlihatkan bahwa konsumen cenderung memproses harga dari
“kiri ke kanan” dan bukan membulatkan.
2. Menetapkan Harga
Perusahan harus memetapkan harga pada sat pertama kali mereka mengembangkan
produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi
atau wilayah geografis baru, dan ketika perusahaan memasukkan penawaran pekerjaan
kontrak baru. perusahaan harus memposisikan produknya berdasarkan kualitas harga.
Perusahaan harus mempertimbangkan banyak factor dalam menentukan kebijakan
penetpan harga, ada enam langkah untuk meneptapkan harga.
1. Langkah1 : memilih tujuan penetapan harga
Semakin jelas tujuan perusahaan semakin mudah perusahaan menetapkan harga, lima
tujuan utama adalah kemampuan bertahan, laba saat ini maksimum, pangsa pasar
maksimum, pemerahan pasar maksimum, dan kepemimpinan kualitas produk.
2. Langkah 2: menentukan permintaan
Setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dank arena itu akan
memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Semakin tinggi harga
semakin rendah permintaan
3. Langkah 3: memperkirakan biaya
Permintaan menetepkan batas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk
produknya. Biaya menetapkan batas bawah. Biaya perusahaan mempunyai dua
bentuk, biaya tetap dan biaya variable. Untuk menetapkan harga dengan cerdik
manajemen harus tahu bagaimana biaya nya bervariasi dengan berbagai tingkat
produksi.
4. Langkah 4 : Menganalisis Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing
Perusahaan harus mempertimbangkan biaya, harga dan kemungkinan reaksi harga
pesaing terdekat. Penawaran perusahaan mengandung fitur yang tidak ditawarkan
oleh pesaing, perusahaan harus mengevaluasi nilai mereka untuk pelanggan.
5. Langkah 5 : Memilih metode penetapan harga
Tiga pertimbangan utama dalam penetapan harga : biaya menetapkan batas bawah
ubtuk harga, harga pesaing dan harga produk pengganti memberi titik orientasi,
penilaian fitur unik menetapkan batas atas pelanggan.Ada beberapa metode penetapan
harga : Penetapan harga markup, Penetapan harga tingkat pengembalian sasaran,
penetapan harga nilai anggapan, penetapan harga nilai, penetapan harga going rate,
penetapan harga jenis lelang.
6. Langkah 6 : Memilih Harga Akhir
Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan termasuk dampak
kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga
berbagi keuntungan dan risiko dan dampak harga pada pihak lain.
3. Menyesuaikan Harga
perusahaan biasanya tidak menetapkan satu harga, tetapi mengembangkan struktur
penetapan harga yang merefleksikan variasi dalam permintaan dan biaya secara geografik,
kebutuhan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan, frekuansi pengiriman,
garansi, kontrak layanan, dan factor lainnya. sebagai hasil dari pemotongan harga, intensif
dan dukungan promosi, perusahaan jarang merealisaikan keuntungan yang sama dari
masing-masing unit yang di jual.
Berukut beberapa strategi penyesuaian harga:
1. Penetapan Harga Geografis (tunai, pertukaran, barter)
Dalam penetapan harga secara geografis, perusahaan memutuskan bagaimana
memberi harga kepada produknya untuk konsumen yang berbeda di lokasi dan negara
yang berbeda. Pertukaran dagang dapat terjadi dalam beberapa bentuk, yaitu :
a. Barter, Pembeli dan penjual secara langsung bertukar barang, tanpa uang dan
campur tangan pihak ketiga.
b. Persetujuan Kompensasi, Penjual menerima sebagian pembayaran secara tunai
dan sisanya dalam bentuk barang.
c. Pengaturan Pembelian Kembali, Penjual menjual sebuah pabrik, peralatan atau
teknologi ke negara lain dan menyetujui untuk menerima sebagian pembayaran
dalam bentuk hasil produksi yang diproduksi dengan peralatan yang dipasok.
d. Offset, Penjual menerima pembayaran penuh secara tunai tetapi setuju untuk
membelanjakan sejumlah uang di dalam negara tersebut selama periode yang
ditentukan.
2. Diskon Harga dan Insentif
Sebagian besar perusahaan akan menyesuaikan harga dan memberikan diskon serta
insentif untuk pembiayaan dini, pembelian volume, dan pembelian di luar musim.
Perusahaan harus melakukannya dengan cermat jika tidak perusahaan bisa tdak
mendapatkan laba seperti yang di rencanakan.
a. Diskon, Pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihannya tepat
waktu.
b. Diskon Kuantitas, Pengurangan harga kepada mereka yang membeli volume
besar.
c. Diskon Fungsional (Diskon Dagang), Diskon ditawarkan oleh produsen kepada
anggota saluran dagang jika mereka akan melakukan fungsi tertentu, seperti
penjualan, penyimpanan, dan pencatatan.
d. Diskon Musiman, Pengurangan harga kepada mereka yang membeli barang atau
jasa di luar musim.
e. Insentif (Allowance), Pembayaran ekstra dirancang untuk mendapatkan
partisipasi penjual perantara dalam program khusus.
3. Penetapan Harga Promosi
Perusahaan dapat menggunakan beberapa teknik penetapan harga untuk merangsang
pembelian dini:
a. Penetapan Harga Pemimpin Kerugian (loss-leader), Pasar swalayan dan
department store sering menurunkan harga merek terkenal untuk merangsang lalu
lintas toko yang lebih banyak.
b. Penetapan Harga Acara Khusus, Penjual akan menentukan harga khusus pada
musim-musim tertentu untuk menarik lebih banyak pelanggan.
c. Rabat Tunai, Rabat dapat membantu menghabiskan persediaan tanpa memotong
harga resmi yang dinyatakan.
d. Pembiayaan Berbunga Rendah, Perusahaan dapat menawarkan pembiayaan
berbunga rendah kepada pelanggan.
e. Jangka Waktu Pembayaran yang Lebih Panjang, Merentangkan pinjaman untuk
periode yang lebih panjang dan menurunkan pembayaran bulanan.
f. Jaminan dan Kontrak Jasa, Perusahaan dapat mempromosikan penjualan dengan
menambah jaminan gratis atau berbiaya murah atau kontrak jasa.
g. Diskon Psikologis, Strategi ini menetapkan harga yang cukup tinggi dan
kemudian menawarkan produk dengan penghematan yang cukup besar.
4. Penetapan Harga Terdiferensiasi
Perusahaan sering menyesuaikan harga dasar mereka untuk mengakomodasi
perbedaan pelanggan, produk, lokasi, dan seterusnya. Ketika perusahaan menjual
produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaaan
proporsional dalam biaya yang desebut diskriminasi harga ( price discrimination ).
• Dalam diskriminasi tingkat pertama, penjual menggunakan harga terpiah kepada
setiap pelanggan tergantung pada intensitas permintaan.
• Dalam diskriminasi tingkat kedua, penjual mengenakan harga yang tidak terlalu
mahal kepada pembeli dengan velume besar.
• Dalam diskriminasi tingkat ketiga, penjual mengenakan jumlah yang berbeda
terhadap berbagai kelas pembeli,
Seperti dalam kasus berikut:
a. Penetapan Harga Segmen Pelanggan, Berbagai kelompok pelanggan membayar
harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama.
b. Penetapan Harga Bentuk Produk, Berbagai versi produk diberi harga yang berbeda,
tetapi tidak proporsional dengan biaya mereka.
c. Penetapan Harga Citra, Beberapa perusahaan memberikan dua tingkat yang
berbeda untuk produk yang sama berdasarkan perbedaan citra.
d. Penetapan Harga Saluran, Harga berbeda tergantung pada tempat kosumen
membelinya.
e. Penetapan Harga Lokasi, Produk yang sama diberi harga berbeda pada lokasi
berbeda meskipun biaya penawaran di setiap lokasi sama.
f. Penetapan Harga Waktu, Harga divariasikan berdasarkan musim, hari, atau jam.
4. Memulai dan Merespon Perubahan Harga
Perusahaan sering kali menaikkan atau menurunkan harga.
1. Memulai menurunkan harga
Perusahaan membutuhkan bisnis tambahan dan tidak dapat
memunculkannya melalui peningkatan usaha penjualan,perbaikan produk,atau
usaha lain. Perusahaan dapat mulai dengan menurunkan biaya yang lebih rendah
dari pesaingnya atau mulai menurunkan harga dengan harapan mendapatkan
pangsa pasar dan menurunkan biaya. Strategi penurunan harga bias menyebabkan
kemungkinan jebakan lainnya :
• Jebakan kualitas rendah . konsumen mengasumsikan kualitas yang rendah.
• Jebakan pangsa pasar yang rentan . harga murah membeli pangsa pasar tetapi
bukan loyalitas pasar.
• Jebakan saku tipis . pesaing harga tinggi menandingi harga murah tetapi
mempunyai kekuatan bertahan yang lebih lama karena memiliki cadangan kas
yang lebih banyak.
• Jebakan perang harga.pesaing merespons dengan menurunkan harga mereka
lebih lanjut , memicu perang harga.
2. Memulai kenaikan harga
Peningkatan harga yang berhasil bisa menghasilkan laba yang cukup besar,
misalnya jika marjin laba perusahaan adalah 3%penjualan, peningkatan harga 1%
akan meningkatkan laba sebesar 33% jika volume penjualan tidak terpengaruh.
Keadaan utama yang mendorong peningkatan harga adalah inflasi biaya .
kenaikan biaya yang tidak sesuai dengan keuntungan produktivitas membuat
marjin laba menurun dan membuat perusahaan melakukan kenaikan harga secara
regular. Perusahaan sering menaikkan harga mereka melebihi peningkatan biaya,
untuk mengantisipasi inflasi lebih lanjut ataupun pengendalian harga pemerintah,
dalam praktik disebut penetapan harga antisipatif (anticipatory pricing). Factor lain
yang menyebabkan kenaikan harga adalah kelebihan permintaan.harga dapat
dinaikkan dengan cara berikut ,masing-masing mempunyai dampak yang berbeda
terhadap pembeli.
• Penetapan harga kutipan tertunda ( delayed quotation ), Perusahaan tidak
menetapkan harga akhir sampai produk selesai atau dihantarkan.
• Klausa peningkatan harga ( escalator clause ), Perusahaan mengharuskan
pelanggan membayar harga saat ini dan semua atau sebagian kenaikan inflasi
yang terjadi sebelum pengiriman.
• Penguraian, perusahaan mempertahankan harganya tetapi menghilangkan atau
menetapkan harga secara terpisah untuk satu elemen atau lebih yang menjadi
bagian penawaran sebelumnya,seperti pengiriman atau instalasi gratis.
• Pengurangan diskon, perusahaan menginstruksikan wiraniaganya untuk tidak
menawarkan diskon tunai normal dan diskon kuantitas.
3. Merespon perubahan harga pesaing
Perusahaan harus mempertimbangkan tahap produk dalam daur hidup,
arti pentingnya dalam portofolio perusahaan,maksud dan sumber daya pesaing,
harga dan sensitivitas kualitas pasar,perilaku biaya dengan volume dan peluang
alternative perusahaan.
Dalam pasar yang dicirikan dengan homogenitas produk yang tinggi,
perusahaan dapat mencari cara untuk meningkatkanproduk tambahannya. jika
perusahaan tidak dapat menemukannya . perusahaan mungkin harus memenuhi
pengurangan harga.
Bab IV
Pembahasan
Dunia smartphone sangat dinamis. Sampai saat ini, kita menyaksikan banyak brand besar
global tumbang, dan banyak brand baru naik. Pasar smartphone premium dunia sementara
masih dipimpin oleh dua brand besar, yaitu Samsung dan Apple. Setelah brand global lain
tidak mampu bersaing, sekarang brand–brand baru yang sedang naik daun, mulai mencoba
menggoyang dua brand besar tersebut. Tetapi yang sebenarnya menarik untuk pasar
Indonesia adalah pertarungan smartphone di pasar mid-end. Bisa dikatakan, di segmen ini
terjadi pertarungan yang paling sengit dan ramai, karena banyaknya brand yang bermain di
segmen mid-end ini dibanding segmen smartphone high-end atau kelas premium.
Masifnya branding oleh banyak brand lain yang mengedepankan spesifikasi hardware yang
berorientasi pada prosesor, RAM, dengan harga yang murah, tidak serta merta membuat
Samsung ikut dalam pertarungan ini. Padahal, sebagai produsen yang lebih dari kebanyakan
produsen smartphone lain dengan memiliki sendiri pabrik layar, prosesor, RAM, baterai, dan
lain-lain, sepertinya mudah saja bagi Samsung untuk ikut dalam perlombaan ini.
Begitu masifnya segmen pengguna smartphone, membuat setiap segmen bisa memiliki
kebutuhan utama yang berbeda dengan segmen pengguna lain. Misalnya saja kita analogikan
seperti mobil, walau mobil sekelas kijang yang biasanya membawa 7-9 penumpang, bisa
digunakan sehari-hari oleh anak muda yang mungkin mengendarainya sendiri atau berdua
saja, tetapi sebenarnya untuk kebutuhan parkir dan hemat bahan bakar, kemungkinan lebih
cocok menggunakan city car yang lebih kecil. Demikian juga dengan smartphone, tidak selalu
kebutuhan pengguna bisa diukur dengan kecepatan prosesor atau besaran RAM semata.
Misalnya pengguna yang baru beralih dari feature phone, tinggal di daerah rural, mungkin
lebih cocok bertransisi dengan smartphone yang memiliki daya tangkap sinyal yang lebih baik,
irit daya, dan baterai yang bisa diganti, dibanding prosesor yang kencang.
Untuk pasar orang tua, layar yang lebih besar dan lebih terang, huruf yang lebih besar dan
menu yang lebih simple, mungkin menjadi pilihan smartphone yang lebih tepat.
Untuk anak-anak muda, layar kekinian yang memanjang, koneksi data yang irit, suara audio
yang lebih bertenaga, warna casing yang lebih berani, bisa jadi lebih menarik.
Mereka yang sangat aktif di media sosial mungkin lebih memilih dual camera yang bisa
menghasilkan hasil foto yang lebih berbeda, dan lain sebagainya.
Pilihan berdasarkan riset pasar yang lebih solid ini membuat produk Samsung bisa
membuat smartphone yang lebih beragam untuk menjangkau lebih banyak segmentasi pasar
pengguna smartphone.