Keuangan Publik
Disusun Oleh :
Indhira Paramitasari / 195030400111043
Laila Nur Farida / 195030400111051
Rama Semida Nehemia M. / 195030401111001
Ayuningtyas Bunga H. / 195030401111021
Muh. Syahidil Mufid / 195030401111028
Filzah Farah Egalita / 195030401111040
FAKULTAS ILMUADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
APRIL 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME yang telah meberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Program
Pemberian Subsidi yang Diterapkan di Indonesia Berdasarkan Tinjauan Teori Subsidi
Pemerintah” sesuai dengan ketentuan dan waktu yang ditentukan.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok untuk mata
kuliah Keuangan Publik. Berbagai kendala seringkali penulis hadapi dalam penyusunan
makalah ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Latifah Hanum,
S.E., MSA., Ak. selaku dosen mata kuliah Keuangan Publik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah
ini dan sebagai acuan penulis untuk bisa melangkah lebih maju lagi di masa depan. Akhir
kata, penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat untuk semuanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.3. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2.1. Teori Subsidi Pemerintah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2.2. Contoh Kasus Pemberian Subsidi Pemerintah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2.3. Analisis Pemberian Subsidi Berdasarkan Teori Subsidi Pemerintah . . . . . . . 9
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori subsidi pemerintah.
2. Untuk mengetahui contoh kasus program pemberian subsidi oleh pemerintah di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui analisis program pemberian subsidi oleh pemerintah berdasarkan
teori subsidi pemerintah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teori Subsidi Pemerintah
Subsidi pertama kali dipakai di Inggris pada abad 10-11 di bawah kekuasaan Raja
Charles II. Namun, subsidi baru berkembang/meluas pada abad 20. Sejak saat itu program-
program subsidi menjadi sebuah cara yang lazim digunakan pemerintah dalam anggaran
keuangannya.
Adapun beberapa landasan pokok dalam penerapan subsidi antara lain: suatu bantuan
yang bermanfaat yang diberikan oleh pemerintah kepada kelompok-kelompok atau
individu-individu yang biasanya dalam bentuk cash payment atau potongan pajak.
Diberikan dengan maksud untuk mengurangi beberapa beban dan fokus pada keuntungan
atau manfaat bagi masyarakat. Subsidi didapat dari pajak. Jadi, uang pajak yang dipungut
oleh pemerintah akan kembali lagi ke tangan masyarakat melalui pemberian subsidi. Dapat
dilihat di sini bahwa subsidi menjadi sebuah alat pemerintah dalam melakukan distribusi
pendapatan masyarakat. Di Indonesia, ada beberapa macam subsidi yang diterapkan, yaitu:
a. Price Distorting Subsidies
Merupakan bantuan pemerintah kepada masyarakat dalam bentuk pengurangan
harga di bawah harga pasar sehingga menstimulus masyarakat untuk meningkatkan
konsumsi atau pembelian komoditi tersebut. Harga yang dibayarkan lebih rendah
dari harga pasar, dan pemerintah yang menanggung atau membayar selisih harga
tersebut. Contoh dari subsidi ini antara lain:
1. potongan harga/tarif listrik,
2. potongan harga untuk sewa rumah,
3. potongan harga pupuk,
4. beras miskin,
5. biaya sekolah (BOS),
6. potongan harga BBM
b. Cash Grant
Merupakan bantuan pemerintah kepada masyarakat dalam dengan memberikan
sejumlah uang tunai dan alokasi konsumsi akan uang tersebut diserahkan
sepenuhnya oleh masyarakat. Contohnya adalah bantuan tunai langsung.
c. Kelonggaran atau Potongan Pajak
Selain itu, subsidi diberlakukan hanya jika keuntungan (manfaat) yang diperoleh
2
lebih besar daripada jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pemberian subsidi.
Meskipun subsidi ada untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat, mereka
mengakibatkan pajak yang lebih tinggi atau peningkatan harga untuk barang-barang
konsumen. Logikanya, karena subsidi meningkat maka pajak yang dipungut juga
meningkat karena pajak merupakan sumber dana untuk subsidi, sehingga harga-
harga barang pun juga akan meningkat karena adanya tuntutan pajak yang semakin
naik. Ini semua tentu saja menuntut kehati-hatian pemerintah dalam memutuskan
kebijakan subsidi. Karena bila tujuan subsidi yang pada awalnya bertujuan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan berubah menjadi sebuah
keputusan yang hanya memberikan keuntungan bagi segelintir golongan.
Di Indonesia sendiri, kebijakan subsidi yang paling santer terdengar adalah subsidi
harga BBM. Hal ini mengingat BBM sebagai sebuah komoditi yang strategis dan
berkenaan akan kepentingan publik. Tingginya harga pasar minyak tidak diikuti dengan
daya beli masyarakat yang baik. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk
meredistribusi pendapatan guna mengurangi kesenjangan antar anggota masyarakat.
Program-program yang ditetapkan tidak jarang menuai kritikan di antara pihak yang
berseberangan dan kepentingan.
3
Menyediakan barang atau jasa di luar prasarana umum ataupun pembelian pada
suatu barang.
Pihak pemerintah melakukan pembayaran pada suatu mekanisme pendanaan
ataupun memberikan otorisasi pada suatu badan swasta dalam melakukan tugas
pemerintah dalam hal penyediaan dana.
Seluruh bentuk income dan juga price support adalah subsidi jika bantuan
tersebut bisa menyebabkan suatu keuntungan.
Subsidi juga bisa diterapkan dalam dunia perdagangan internasional, yakni bantuan
keuangan yang diberikan oleh pihak pemerintah pada suatu perusahaan, industri, atau
eksportir untuk bisa meningkatkan kegiatan ekspor atau meminimalisir kegiatan impor
dari atau ke negara berkembang. Subsidi bisa diberikan kepada siapa saja secara
langsung ataupun tidak langsung.
a. Subsidi Langsung
Subsidi langsung adalah suatu subsidi yang di dalamnya melibatkan
pembayaran berupa dana aktual untuk individu, kelompok, ataupun untuk suatu
industri tertentu. Subsidi langsung ini mampu memberikan keuntungan untuk
pihak penerima karena mereka akan merasakan manfaat subsidi secara langsung.
Selain itu, mereka juga akan merasakan manfaat yang tidak langsung pada
bidang lainnya, seperti lapangan pekerjaan. Contoh sederhana dari subsidi
langsung adalah pemberian uang tunai untuk pengusaha kecil agar bisa
mengembangkan bisnisnya. Dari bantuan tersebut, mereka bisa merekrut
pegawai yang lebih banyak agar bisa menghasilkan barang yang lebih banyak
dari biasanya.
b. Subsidi Tidak Langsung
Subsidi tidak langsung adalah suatu subsidi yang mempunyai nilai moneter
yang sudah ditentukan sehingga tidak akan melibatkan pengeluaran secara
aktual. Kebijakan subsidi tidak tidak langsung ini meliputi berbagai kebijakan
penurunan harga produk barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat luas.
Artinya, masyarakat yang menjadi target penerima subsidi bisa membeli suatu
komoditas atau barang berada dibawah harga pasar. Kebijakan subsidi tidak
langsung ini umumnya digunakan pada bidang industri energi dan juga pangan.
Contoh sederhananya adalah pemerintah memberikan potongan harga untuk
bahan bakar minyak yang lebih dikenal dengan produk premium. Premium
4
sendiri adalah bahan bakar minyak yang disubsidikan oleh pemerintah secara
langsung. Dengan bahan bakar yang murah ini, diharapkan pengeluaran
masyarakat dalam melakukan mobilitas sehari-hari akan semakin terbantu.
Dalam subsidi termasuk semua bantuan dalam bentuk uang atau barang yang
diberikan pemerintah pada perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Yang
dimaksud dengan subsidi dalam bentuk barang adalah subsidi untuk barang-barang
yang habis dipakai dalam satu kali proses produksi, sehingga bantuan berupa barang
modal dan dalam bentuk uang untuk pembentukan modal tidak termasuk. Tujuan
pemberian subsidi, antara lain, adalah menjaga kestabilan harga, menutupi kerugian
yang diderita perusahaan dan lain-lain. Data yang tercakup dalam perincian subsidi ini
adalah subsidi bahan bakar dan subsidi pupuk.
5
mengherankan, mengingat negara sebagai regulator juga berharap melalui rangkaian
kebijakan dapat menghasilkan kesejahteraan masyarakatnya.
Tidak ada negara yang tidak menggunakan subsidi. Bahkan negara yang bergabung
dalam Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) seperti
Inggris dan Amerika Serikat juga menjadikan instrumen subsidi dalam pembangunan
ekonomi. Kita lihat bagaimana subsidi kepada petani merupakan instrumen yang sangat
penting diambil oleh negara OECD. Dia tidak saja dimaksudkan untuk memenuhi
produksi dalam negeri, namun adalah untuk memperluas pangsa pasar internasional.
Selain itu, program jaminan sosial yang dilakukan di negara-negara OECD juga
menunjukan bagaimana negara maju sangat konsen terhadap kebijakan subsidi dalam
rangka memberikan pelayan terhadap warga negara. Kerangka dasar kebijakan subsidi
dalam ilmu ekonomi sebenarnya berasal dari sifat dan karakteristik suatu barang dan
jasa. Dalam ilmu ekonomi publik, kita mengenal tiga jenis barang atau jasa yaitu barang
publik (public goods), barang campuran (quasi/mixed goods) dan barang private
(private goods). Public goods adalah jenis barang yang semua masyarakat dapat
memanfaatkannya tanpa adanya persaingan (non rival) seperti pelayanan pendidikan
dasar. Public goods dalam praktiknya memerlukan peranan negara dalam
mendistribusikan kepada masyarakat. Negara wajib melakukan intervensi agar semua
lapisan masyarakat dapat mengakses dengan sempurna. Quasi/mixed goods, barang atau
jasa ini merupakan campuran antara public goods dengan private goods seperti
pendidikan menengah atau tinggi. Sifat quasi/mixed goods adalah ada sebagian dari
masyarakat yang perlu intervensi negara dalam menyediakan akses terhadap barang
atau jasa tersebut. Dan ada juga sebagian masyarakat yang perlu persaingan (rival)
dalam mengakses barang atau jasa tersebut. Private goods adalah jenis barang atau jasa
yang memerlukan persaingan murni (pure rival) dalam mengakses atau mengkonsumsi
barang tersebut seperti pelayanan kesehatan kelas eklusif atau barang dan jasa yang
bersifat tersier.
Kebijakan subsidi harus diarahkan untuk dua jenis barang atau jasa yaitu public
goods dan quasi/mixed goods. Dalam public goods, negara sepenuhnya memberikan
jaminan kepada warga negara tanpa kecuali untuk mendapatkan akses yang luas
terhadap barang atau jasa tersebut. Sedangkan dalam quasi/mixed goods, intervensi
negara sedikit berkurang. Negara hanya memberikan pelayanan terhadap kelompok
yang memang tidak mampu secara sempurna mendapatkan akses terhadap barang atau
jasa tersebut. Selanjutnya, dalam ilmu ekonomi kita mengenal eksternalitas.
6
Eksternalitas adalah efek yang ditimbulkan dalam proses pembangunan terhadap
keberlangsungan kehidupan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Efeknya bisa positif atau negatif. Eksternalitas positif seperti pendidikan dan kesehatan.
Ketika pelayanan pendidikan dan kesehatan diberikan negara sangat baik tentu akan
meningkatkan kualitas warga negara dan ini dapat mendorong produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan eksternalitas negatif seperti pembangunan industri
yang menyebabkan polusi lingkungan sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat.
Dalam model ini harus ada kompensasi/subsidi yang diberikan kepada masyarakat yang
menerima dampak.
Sedangkan eksternalitas negatif seperti pembangunan industri yang menyebabkan
polusi lingkungan sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat. Dalam model ini
harus ada kompensasi/subsidi yang diberikan kepada masyarakat yang menerima
dampak. Ada dua model pembiayaan subsidi dalam konteks kebijakan fiskal. Pertama,
subsidi langsung. Model subsidi langsung adalah program subsidi langsung diterima
oleh target group dari program subsidi seperti subsidi beras untuk masyarakat miskin
(Raskin) yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Kedua subsidi tidak langsung.
Program subsidi yang dilaksanakan untuk intervensi terhadap pasar (market
intervension), biasanya berupa subsidi terhadap harga seperti kebijakan subsidi BBM.
Subsidi tidak langsung bisa juga dilakukan negara dalam rangka memberikan insentif
terhadap input produksi seperti subsidi pupuk.
7
fiskal (fiscal space) yang besar dalam mendorong fungsi fiskal sebagai instrumen
pertumbuhan ekonomi, terhadap pengeluaran pemerintah.
Ada beberapa permasalahan dalam kondisi fiskal saat ini terutama dari sisi
pengeluaran. Pertama, ketidaksesuaian antara target program dengan alokasi anggaran.
Kasus yang menarik adalah dalam kasus penanggulangan kemiskinan melalui program
beras untuk masyarakat miskin (Raskin). Dibeberapa kasus terlihat jelas bahwa
anggaran untuk Raskin justru kurang efektif untuk mencapai sasaran kerawanan pangan
masyarakat miskin karena dalam beberapa kasus di kelompok miskin pertanian justru
Raskin tidak dimanfaatkan. Kedua, persoalan efisiensi anggaran. Buruknya sistem
perencanaan, tata kelola dan pengawasan dalam birokrasi pemerintah menyebabkan
belanja Negara tidak efisiensi. Indikasinya terlihat semakin membesarnya dana SILPA
setiap tahun. Ketiga, besarnya beban bunga hutang dan subsidi energi yang
menyebabkan ruang fiskal yang tidak sehat.
Persoalan beban bunga hutang dalam APBN merupakan persoalan yang lebih besar
dibandingkan persoalan subsidi energi. Beban bunga hutang dalam APBN terus
mengalami peningkatan yang signifikan. Bila tahun 2005, beban bunga hutang dalam
APBN hanya sebesar Rp. 65.1 triliun sedangkan tahun 2012 naik menjadi Rp. 123
triliun. Membengkaknya beban bunga hutang disebabkan agresifnya pemerintah
menambah hutang baik hutang luar negeri maupun hutang dalam negeri.
Ada beberapa aspek yang perlu dicermati dalam melihat kondisi tersebut. Pertama,
kebijakan fiskal yang mengatur masalah defisit anggaran merupakan penyebab dari
bertambahnya hutang Negara. Untuk menutup defisit anggaran, pemerintah cenderung
untuk meningkatkan hutang. Ini perlu menjadi koreksi besar bagi pemerintah bahwa
sistem kebijakan defisit perlu diperbaiki dengan skema anggaran berimbang seperti
yang sudah lama diterapkan oleh Indonesia. Kedua, membuka kembali masalah
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Karena setengah dari beban bunga hutang
merupakan efek dari kebijakan BLBI. Negara saat ini masih menanggung sebesar Rp.
60 triliun/tahun bunga dari obligasi rekap yang bersumber dari BLBI. Padahal BLBI
yang merupakan kebijakan dalam rangka penyehatan perbankan dalam Asian Financial
Crisis justru dimanfaatkan oleh para debitur debitur perbankan memperkaya diri dan
memperkuat basis bisnis mereka. Dan target dari BLBI tersebut hampir dikatakan gagal
dan justru rakyat yang menanggung beban bunga hutang tersebut.
8
2.2. Contoh Kasus Program Pemberian Subsidi di Indonesia
Pupuk memiliki peranan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Tanpa
adanya pupuk, pemakaian pemasukan lainnya seperti air, benih unggul, dan tenaga kerja
hanya akan memberi manfaat marjinal sehingga produktivitas pertanian dan petani akan
rendah. Oleh karena itu, pemerintah mengadakan program pemberian subsidi pupuk untuk
mendorong penggunaan produk.
Kebijakan pemberian pupuk telah berlangsung sejak tahun 2003. Kebijakan ini
bertujuan membantu petani untuk pengadaan dan penggunaan pupuk dalam usaha taninya
agar dapat menerapkan pemupukan berimbang, sesuai kondisi spesifik lokasi, sehingga
memperoleh hasil pertanian yang optimal. Anggaran dalam pemberian subsidi pupuk
cenderung meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2014, tahun pertama Presiden Joko
Widodo menjabat sebagai presiden, anggaran yang dialokasikan untuk subsidi pupuk
sebesar Rp21,04 triliun. Kemudian di tahun 2019, pengalokasian subsidi pupuk sebesar
Rp34,3 triliun. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada pengalokasian subsidi
pupuk dalam 1 periode Presiden Joko Widodo menjabat.
Namun, peningkatan alokasi anggaran pada subsidi pupuk tidak berbanding lurus
dengan peningkatan produktivitas pertanian. Karena pada saat yang sama, data Food and
Agriculture Organization (FAO) menunjukkan produksi sejumlah komoditas stagnan
bahkan menurun. Misalnya produksi padi yang stagnan di angka 59 juta ton selama periode
pertama dan turun menjadi 54 juta ton pada 2019. Jika dirata-rata sejak 2015 hingga 2019,
tiap tahun ada penurunan produksi padi sebesar 0,22%. Kedelai yang saat ini sedang
dikeluhkan pengrajin tempe karena harganya mahal juga sama. Pada 2014 produksinya 954
ribu ton, lalu turun ke 538 ribu ton pada 2017. Pada 2019 produksi sempat naik menjadi
940 ribu atau tetap lebih rendah ketimbang lima tahun sebelumnya.
2.3. Analisis Kasus Program Pemberian Subsidi Ditinjau dari Teori Subsidi Pemerintah
Adanya kebijakan pemerintah dalam memenuhi pengadaan pupuk melalui pupuk
bersubsidi seharusnya memang memberi harapan kepada petani untuk dapat menghasilkan
beras berkualitas, namun dalam proses pengadaan dan pendistribusian pupuk bersubsidi
tersebut jika dilihat apabila tidak berbanding lurus dengan peningkatan produktivitas
pertanian dan tidak sesuai dengan tujuannya.
Kelompok kami menganalisis bahwa model alur pendistribusian yang terlalu panjang,
sehingga mengakibatkan terjadinya keterlambatan pupuk pada musim tanam dan
mengganggu proses tanam. Kurangnya pengawasan yang rutin atau kontinyu, khusunya
9
dalam penerapan harga pupuk bersubsidi yang telah ditetapkan dalam kebijakan
pemerintah, baik melalui keputusan Menteri, Keputusan Gubernur, ataupun Keputusan
Bupati, mengakibatkan ditemukan beberapa pengecer yang menggunakan harga diatas
HET.
Mengacu dari berbagai permasalahan yang muncul, perlu adanya suatu model
pengadaan dan pendistribusian yang lebih efektif dan efisien dalam memberikan subsidi.
Sehinnga tidak menimbulkan permasalahan yang menyebabkan output yang tidak sesuai
dengan tujuan subsidi pupuk. Jika dilihat bahwa model subsidi yang diterapkan ini adalah
subsidi tidak langsung atau macam price distorting subsidies merupakan bantuan
pemerintah kepada masyarakat dalam bentuk pengurangan harga di bawah harga pasar
sehingga menstimulus masyarakat untuk meningkatkan konsumsi atau pembelian komoditi
tersebut.
Seharusnya subsidi yang diterapkan mungkin bisa melakukan metode subsidi langsung
atau cash grant yaitu bantuan pemerintah kepada masyarakat dalam dengan memberikan
sejumlah uang tunai dan alokasi konsumsi akan uang tersebut diserahkan sepenuhnya oleh
masyarakat. Jadi sebagai ganti solusinya, subsidi dilakukan dengan memberi uang langsung
kepada petani. Uang itu bisa dipakai untuk membeli kebutuhan yang memang benar-benar
ia perlukan.
Jadi nantinya perusahaan pupuk mau tidak mau harus bersaing memberikan kualitas
pupuk terbaik agar produknya dibeli petani. Sehingga pedistribusian juga bias dilakukan
dengan diserahkan ke koperasi tani atau kelompok tani. Dengan catatan, melakukan
pengawasan dan kontrol secara rutin dan berlanjutan. Lalu pemberian subsidi secara
langsung dibarengi dengan pelatihan dan penyuluhan pertanian lapangan dan kelompok
tani yang berkesinambungan dalam meningkatkan kapasita SDM yang bertujuan
meningkatkan hasil produksi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Subsidi adalah suatu pembayaran yang dilakukan oleh pihak pemerintah dalam suatu
perusahaan ataupun rumah tangga agar bisa mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan dari
pemberian subsidi adalah demi mengurangi harga atau meningkatkan pengeluaran.
Dengan adanya subsidi yang diberikan pemerintah, masyarakat dapat menikmati
fasilitas yang diberikan pemerintah untuk menunjang produktivitas serta dapat
meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat. Salah satu kasus yang diangkat pada
makalah ini adalah mengenai Subsidi Pupuk. Kebijakan pemberian pupuk telah
berlangsung sejak tahun 2003. Kebijakan ini bertujuan membantu petani untuk
pengadaan dan penggunaan pupuk dalam usaha taninya agar dapat menerapkan
pemupukan berimbang, sehingga memperoleh hasil pertanian yang optimal. Akan
tetapi, peningkatan subsidi pupuk tidak diimbangi dengan peningkatan produksi
pertanian sehingga menyebabkan pengeluaran negara semakin besar. Berdasarkan
analisis kasus subsidi pupuk tersebut, seharusnya pemerintah memberikan subsidi
berupa pemberian uang tunai langsung kepada petani dengan catatan perlu adanya
pengawasan serta kontrol dari pemberian subsidi uang tunai tersebut.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka penulis dapat memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, perlu mempertimbangkan dengan matang program kebijakan
subsidi yang akan diberikan sehingga subsidi yang diberikan dapat sesuai
dengan sasaran pemerintah.
2. Bagi mahasiswa, teori subsidi pemerintah ini sangat penting untuk dipelajari
dan dipahami untuk mengetahui serta menganalisis apakah kebijakan subsidi
pemerintah tersebut sesuai dengan landasan teori dan memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada pemerintah terkait dengan kebijakan subsidi
yang ada saat ini.
3. Bagi masyarakat, sangat perlu untuk mengawal kebijakan yang telah
dikeluarkan pemerintah khususnya program subsidi serta memberikan kritik
dan saran yang membangun agar pemberian subsidi tersebut sesuai dengan
sasaran pemerintah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Thomas, Vabian F. 2021. Amburadulnya Kebijakan Subsidi Pupuk yang Membuat Jokowi
Kesal. Melalui https://tirto.id/amburadulnya-kebijakan-subsidi-pupuk-yang-
membuat-jokowi-kesal-f9br. Diakses pada 11 April 2021.
12