TINJAUAN PUSTAKA
of norm and behavior that persist overtime by serving some socially valued
purpose” sedangkan organisasi adalah struktur peran yang diakui dan diterima.
Mengacu pada konsep kelembagaan yang diajukan oleh Gilin dan Gilin (1954)
tentang tingkat kemantapan tertentu dari kelembagaan, Horton dan Hunt (1984)
tentang rutinisasi dari kelembagaan, dan Uphoff (1986) dalam Saptana (2006)
yang menyatakan bahwa kelembagaan sebagai pola perilaku yang stabil, dihargai
dan berlaku dalam waktu yang lama, maka bagian pokok lainnya yang penting
tentang pola perilaku atau pola interaksi yang terjalin antar pelaku dalam suatu
kelembagaan.
Kata kelembagaan merujuk kepada sesuatu yang bersifat mantap yang hidup
institution dan pranata sosial sebagai social institution. Suatu kelembagaan adalah
suatu pemantapan perilaku yang hidup pada suatu kelompok orang. Kelembagaan
merupakan sesuatu yang stabil, mantap, dan berpola, berfungsi untuk tujuan-
tujuan tertentu dalam masyarakat, ditemukan dalam sistem sosial tradisional dan
modern atau bisa berbentuk tradisional dan modern, dan berfungsi untuk
Mengacu pada pendapat Berger dan Luckman (1966) dalam Saptana (2006),
untuk membahas kelembagaan ekonomi ada beberapa aspek yang harus dilihat
9
yaitu pelaku yang mendukung dan mengonstruksi kelembagaan ekonomi tersebut
sekaligus dengan status dan perannya, juga aturan main yang berlaku dan
dikonstruksi oleh para pelaku. Menurut North (1993) dalam Sudaryanto (2005)
kelembagaan ekonomi dibentuk oleh aturan-aturan formal berupa rule, laws, dan
dicirikan oleh tiga hal utama, yaitu: (1) yurisdiction of boundary (batas
dan ditentukan oleh: (1) sense of community (perasaan sebagai satu masyarakat),
(2) eksternalitas, (3) homogenitas, dan (4) economic of scale (skala ekonomi).
dalamnya memiliki pola perilaku tertentu serta nilai-nilai dan norma-norma yang
sudah disepakati yang sifatnya khas. Tiap kelembagaan dibangun untuk satu
Salah satu ciri umum kelembagaan adalah adanya suatu tingkat kekekalan
atau kemapanan (Gilin dan Gilin 1954 dalam Saptana 2006) sehingga aturan main
dalam suatu kelembagaan juga telah berlaku dalam waktu yang cukup lama, dan
mungkin masih akan berlaku dalam jangka waktu yang lama lagi. Namun jika
10
bahwa kelembagaan ekonomi dikonstruksikan secara sosial, maka juga tidak
berlaku. Mengacu pada pendapat di atas, maka pembahasan mengenai aturan main
dalam kelembagaan ini akan mencakup tentang aturan main itu sendiri dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada aturan main, serta bagaimana dan oleh
Dalam aspek kelembagaan terdapat nilai, aturan, norma, kepercayaan, moral, ide,
mungkin puluhan sampai ratusan interaksi atau bisa disebut kelembagaan sebagai
interaksi yang berpola. Dari interaksi inilah dapat dipahami sebuah kelembagaan
hanya dengan memahami bagaimana pola, ciri, dan bentuk sebuah interaksi dan
individualitasnya.
11
Bidang pekerjaan yang akan dilakukan, jenis, dan sifat interaksi yang ada
didalamnya.
Bentuk dan peran kelembagaan petani saat ini masih sangat dipengaruhi
urutan kegiatan yang mendekati kondisi kultural petani yang melakukan kegiatan
12
sosial dan tatanan sosial setempat. Termasuk dalam pranata dan tatanan sosial
tersebut antara lain adalah peran kelembagaan petani dalam kaitan dengan
pola komunikasi yang menggambarkan arah dan arus informasi dalam suatu
petani diposisikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembangunan dan bukan
untuk menyejahterakan petani. Pendekatan seperti ini secara langsung atau tidak
bahwa kelembagaan petani yang dibentuk secara paksa juga dapat meningkatkan
tindak komunal. Suatu lembaga struktur umumnya memiliki potensi kolektif yang
berasal dari para anggotanya. Sikap kolektif sebagai suatu kesatuan kini
Memahami dan memanfaatkan secara tepat sifat-sifat komunal dan social capital
pemberdayaan yang lebih mendasar. Kedepan, agar dapat berperan sebagai aset
13
harus dirancang sebagai upaya untuk peningkatan kapasitas masyarakat itu sendiri
organisasi, baik organisasi formal maupun organisasi non formal. Masalah lain
Tetapi saat ini, kelembagaan petani dalam hal ini adalah gapoktan, diberi
pemaknaan baru, termasuk bentuk dan peran yang baru. Gapoktan menjadi
lembaga gerbang (gateway institution) yang menjadi penghubung petani satu desa
14
diharapkan dapat menjalankan fungsi kemitraan dengan adil dan saling
menguntungkan.
sistem yang terbangun, misalnya terlibat dalam penyaluran benih bersubsidi yaitu
bertugas merekap daftar permintaan benih dan nama anggota. Kedua, gapoktan
Perdesaan (LUEP) sehingga dapat menerima dana penguatan modal, yaitu dana
pinjaman yang dapat digunakan untuk membeli gabah petani pada saat panen
karena beberapa alasan. Pertama, banyak masalah pertanian yang hanya dapat
(Anantanyu 2009).
15
Menurut Esman (1986) dalam Anantanyu (2009) pengembangan
suatu jaringan dari unit-unit yang saling mengisi yang memajukan tingkat
sendiri-sendiri.
16
4. Inisiatif anggota kelompok tinggi untuk berusaha meraih kemajuan dan
kebutuhannya.
kelompok.
2.2. Persepsi
gambaran dunia yang memiliki arti (Buzzell 1981 dalam Kotler et al. 2009).
dilakukan individu dalam mengelola dan menafsirkan kesan indra mereka dalam
tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tapi juga pada rangsangan yang
17
berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.
Poin pentingnya adalah bahwa persepsi dapat sangat beragam antara individu satu
dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama. Setiap orang dapat
memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses:
kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut
yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi karakteristik
orang yang memberi respon terhadap stimulus. Persepsi meliputi juga kognisi
(pengetahuan) yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut
dimiliki oleh setiap individu sebagai sumberdaya manusia (Nawawi dan Martini
dan perilaku yang tepat berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh
seorang individu.
Globalisasi tidak dapat dilepaskan dari suatu karya manusia yang unik,
menyatakan bahwa menyatunya dunia, sebagai kata lain dari globalisasi, hanya
18
dan teknologi modern secara lebih lanjut memungkinkan manusia untuk
tersebut tidak lagi hanya berasal dari lingkungannya, tetapi juga dari belahan
dunia lain.
petani akan menentukan sejauh mana petani mampu mandiri. Pengertian petani
mandiri disini adalah petani terbebas dari kungkungan dan ketergantungan dan
setara dalam pola kolegial (kemitraan) dengan pihak lain. Keputusan yang diambil
petani idealnya adalah keputusan yang merdeka dan dinilai secara sadar oleh
kemandirian petani tersebut akan mantap apabila potensi petani tersebut diwarnai
dengan aspek-aspek perilaku petani yang berciri modern, efisien dalam bisnis
(1974), Covey (1995), Faulkner dan Browman (1995) dalam Sumardjo (1999)
19
1. Petani mandiri mempunyai rasa percaya diri dan mampu memutuskan atau
tergantung atau tersubordinasi oleh pihak lain, baik itu berupa perintah,
4. Mempunyai daya saing yang tinggi dalam menetapkan pilihan terbaik bagi
20
nilai, inovasi institusi, dan sebagainya yang mengarah kepada perputaran inovasi
IPTEK.
melalui lima aspek yang bisa menunjukkan penciri atau penanda kesejahteraan
petani, yaitu: (1) struktur pendapatan rumah tangga (on farm, off farm, dan non
farm), (2) struktur pengeluaran rumah tangga, (3) keragaan tingkat ketahanan
pangan rumah tangga, (4) keragaan daya beli rumah tangga petani, dan (5)
Selama ini indikator sukses pertanian kita adalah sekedar jumlah atau hasil
berkelanjutan, tujuan yang ingin dicapai bukanlah sekedar target produksi jangka
pendek, tetapi lebih ditekankan pada upaya keberlanjutan sistem produksi jangka
dalam rangka peningkatan secara optimal proses-proses biologi dan ekologi dalam
tanaman (memilih jenis, pola tanam, mengatur waktu tanam yang tepat) guna
memanipulasi interaksi musim tanaman dan hama. Hal lain, harus dipikirkan pula
pupuk dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit. Pengembangan varietas
21
unggul lokal (yang sudah beradaptasi sesuai dengan kondisi setempat) perlu
unsur yang harus diperhatikan. Pertama, kegiatan pertanian itu tidak menguras
sumberdaya alam dan juga tidak merusak lingkungan. Kedua, kegiatan pertanian
bagi pelaku-pelakunya tidak saja pada saat ini tapi juga bagi pelaku-pelaku pada
perubahan karena perubahan itu pasti terjadi pada lingkungan yang dinamis ini
(Manuwoto 1998).
ekonomi. Dalam pengertian yang lain, biaya transaksi adalah biaya untuk
barang).
2. Biaya membuat kontrak atau negosiasi (bargaining cost) yaitu biaya yang
22
biaya cek kualitas, cek kuantitas, cek harga, ketepatan waktu kirim, dan
keamanan).
Dimana:
Xi = Manfaat kelembagaan
23
Biaya transaksi terdiri dari (i) pencarian informasi, (ii) manajemen
setiap pembuatan konsensus atau kesepakatan juga perlu banyak informasi. Biaya
Selatan merupakan model percontohan sistem dan usaha agribisnis di lahan sawah
perdesaan untuk mengatasi kelangkaan modal usaha dan kebutuhan konsumsi, (2)
petani dalam mewujudkan sistem kehidupan yang lebih baik, dan (4)
24
Dengan adanya pembinaan yang dilakukan secara intensif terhadap
tani yang mampu memberikan suasana kepada anggotanya untuk masuk dalam
sistem agribisnis. Hal ini juga ditunjukkan dari peranan kelompok yang semakin
(Hermanto 2007).
dibentuk pada bulan September 2006 dengan pengurus terdiri atas manajer,
sekretaris, dan bendahara. Unit usaha yang baru dikembangkan, yaitu: unit
perikanan). Dalam unit usaha alsintan/pasca panen dihimpun semua bentuk usaha
pelayanan informasi teknologi dan agribisnis, pusat pelatihan petani dan tempat
25
peragaan penangkaran benih VUTB/VUB, pembuatan pupuk kompos kascing,
Kertosari telah didukung oleh peneliti/penyuluh BPTP, staf dinas dan PPL.
Bahkan klinik ini juga telah dikunjungi oleh Bupati beserta rombongan dalam
rangka penilaian PKK desa untuk diperlombakan. Dalam hal ini Desa Kertosari,
tidak saja muncul sebagai pemenang PKK tingkat kabupaten, namun juga sebagai
26