Anda di halaman 1dari 3

Ruang Lingkup Stakeholder :

Henriques (1999:89) mengemukakan beberapa ruang lingkup stakeholders, yaitu:


1. Pemerintah (Governmental), yaitu pemerintah dan peraturanperaturan yang dikeluarkan
pemerintah menjadi aspek penting yang harus diperhatikan oleh organisasi.
2. Kelompok Masyarakat (Community), kelompok masyarakat harus diperhatikan, karena
kelompok masyarakat adalah elemen konsumen yang akan mengkonsumsi hasil produksi dari
organisasi.
3. Organisasi Lingkungan (Environmental Organization), dewasa ini telah menjadi salah satu
kekuatan kontrol sosial yang dapat mengawasi aktifitas organisasi. Orientasi organisasi
lingkungan secara umum adalah menghindari eksploitasi yang berlebihan terhadap
lingkungan hidup demi kepentingan organisasi (profit).
4. Media Massa (Mass Media) dalam lingkungan bisnis saat ini memiliki peran yang sangat
dominan dalam membentuk opini masyarakat terhadap suatu aktifitas organisasi. Media
menyediakan informasi bagi organisasi dan dapat pula sebagai alat publikasi dan sosialisasi
yang digunakan oleh organisasi untuk dapat membangun kepercayaan (image) publik tentang
aktifitasaktifitas sosial yang dijalankan organisasi.
Wibisono (2007) membagi stakeholders menjadi sebagai berikut:
a. Stakeholders internal dan stakeholders eksternal.
Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi.
Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham. Sedangkan stakeholders eksternal adalah
stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok,
konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok sosial, responsible
investor, licensing partner dan lain-lain.
b. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal.
Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Organisasi perlu menyusun
skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut stakeholders primer, stakeholders
yang kurang penting disebut stakeholders sekunder dan yang biasa diabaikan disebut
stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi setiap organisasi meskipun produk
atau jasanya sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu.
c. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan.
Karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini
sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah
stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada
organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial.
d. Proponents, opponents, dan uncommitted.
Di antara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents), menentang
organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu
mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun
rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional.
e. Silent majority dan vokal minority.
Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung
organisasi, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara vokal (aktif)
namun ada pula yang menyatakan secara silent (pasif)
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatu isu,
stakeholder dapat diketegorikan ke dalam beberapa kelompok yaitu stakeholder primer,
sekunder dan stakeholder kunci, berikut penjelasan kelompok stakeholder (ODA, 1995):
1) Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan
secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus
ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Masyarakat
dan tokoh masyarakat, masyarakat yang terkait kebijakan, yakni masyarakat yang
diidentifikasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak (kehilangan
tanah dan kemungkinan kehilangan mata pencaharian). Sedangkan tokoh masyarakat
adalah anggota masyarakat yang oleh masyarakat di wilayah itu ditokohkan sekaligus
dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat. Di sisi lain, stakeholders utama adalah
juga pihak manajer publik yakni lembaga/badan publik yang bertanggung jawab dalam
pengambilan dan implementasi suatu keputusan.
2) Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan
kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi
memiliki kepedulian (concern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan
berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah. Beberapa yang
termasuk dalam stakeholders pendukung (sekunder):
a) Lembaga (Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung
jawab langsung.
b) Lembaga pemerintah yang terkait dengan isu tetapi tidak memiliki kewenangan
secara langsung dalam pengambilan keputusan.
c) Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat: LSM yang bergerak di bidang yang
sesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki concern
(termasuk organisasi massa yang terkait).
d) Perguruan Tinggi yakni kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam
pengambilan keputusan pemerintah serta Pengusaha (Badan usaha) yang terkait
sehingga mereka juga masuk dalam kelompok stakeholder pendukung.
e) Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.
3) Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan pemangku kepentingan yang memiliki kewenangan
secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah
unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci pembuat
keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten. Adapun beberapa yang termasuk
dalam stakeholder kunci yaitu:
 Pemerintah Kabupaten/kota
 DPR Kabupaten/kota
 Dinas terkait
Dalam penelitian ini yang disebut dengan stakeholder yaitu individu, sekelompok
manusia, komunitas atau masyarakat, baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang
memiliki hubungan serta kepentingan terhadap organisasi. Penelitian ini menggunakan teori
yang dikemukakan oleh ODA (1995) yaitu stakeholder utama, stakeholder pendukung, dan
stakeholder kunci.

Referensi :
Umiyati, S., & Tamrin, M. H. (2020). Pengembangan Wisata Halal, Tanggung Jawab Siapa?
Studi Kasus Kolaborasi Stakeholder Halal Tourism di Kota Malang. Diakses melalui :
https://dspace.hangtuah.ac.id/xmlui/bitstream/handle/dx/1150/monograf%20ebook.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai