Anda di halaman 1dari 5

RESUME

3 ELEMEN KEBIJAKAN
Dosen : Drs, Sonny Herry Jhony Onibala, M. AP

DISUSUN OLEH :

DIANA AYU ADITA

29.0641

KELAS : I-1

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

FAKULTAS HUKUM TATA PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

2020
A. PENGERTIAN KEBIJAKAN PUBLIK

Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh


seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat
hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-
kesempatan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk
mencapai tujuan yang dimaksud (Leo Agustino, 2008:7).

Sedangkan menurut Wiliiam N. Dunn (2003:132), Kebijakan Publik (Public


Policy) adalah Pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang
saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh
badan atau kantor pemerintah.

Kebijakan publik meliputi segala sesuatu yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak
dilakukan oleh pemerintah. Disamping itu kebijakan publik juga kebijakan yang
dikembangkan atau dibuat oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah (Anderson,
1979:3).

Dalam teori sistem yang dikemukakan oleh Dunn (2003:132), dalam pembuatan
kebijakan publik melibatkan tiga elemen yaitu pelaku kebijakan, kebijakan publik dan
lingkungan kebijakan yang semuanya saling terhubung dan terkait. Ilustrasi elemen
kebijakan publik digambarkan di bawah ini:

Kebijakan publik merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang


ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau
suatu persoalan (Winarno, 2002:16). Dalam praktiknya kebijakan publik baiknya harus
mengandung unsur-unsur sebagai berikut (Widodo, 2001:190):
 Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu.

 Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah.

 Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, dan


bukan apa yang bermaksud akan dilakukan.

 Kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah


mengenai sesuatu masalah tertentu) dan bersifat negatif (keputusan pejabat
pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu).

 Kebijakan publik (positif), selalu berdasarkan pada peraturan perundangan


tertentu yang bersifat memaksa (otoritatif).

 Bentuk-bentuk Kebijakan Publik

Sumber : https://medium.com/@indotesis/pengertian-bentuk-dan-tahapan-kebijakan-
publik-b4edd8aaf462

B. SISTEM KEBIJAKAN
Teori sistem berpendapat bahwa pembuatan kebijakan publik
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan. Dunn (2004)
menyebutkan 3 (tiga) elemen kebijakan: pelaku/aktor kebijakan,
lingkungan kebijakan dan kebijakan publik. Kebijakan publik lahir
karena tuntutan-tuntutan yang merupakakan serangkaian pengaruh
lingkungan, dan kemudian ditransformasikan ke dalam suatu sistem
politik. Dalam waktu yang bersamaan ada keterbatasan dan
konstrain dari lingkungan yang akan mempengaruhi pembuat
kebijakan. Faktor lingkungan tersebut antara lain: karakteristik social
ekonomi, sumberdaya alam, iklim, topografi, demografi, budaya dan
sebagainya.

Pelaku
Kebijakan

Lingkungan Kebijakan
Kebijakan Publik

Sumber: Dunn, 2004.

Bagan diatas menjelaskan bahwa, meskipun dari berbagai definisi


tentang kebijakan publik menyiratkan bahwa pemerintah yang paling
memiliki otoritas pembuatan kebijakan, akan tetapi pembuatan kebijakan tidak
berlaku di ruang hampa. Salah satu peran pokok pemerintah adalah peran regulasi.
Namun demikian, dalam lingkungan negara yang demokratis, peran ini tentunya
tidak selalu menjadi peran dominan pemerintah. Seluruh aktor kebijakan,
pemerintah dan non pemerintah secara kolektif bisa memberikan kontribusinya.

Sumber : Modul-Pelatihan-Analisis-Kebijakan

Ketiga elemen ini saling memiliki andil, dan saling mempengaruhi.


Sebagai contoh, pelaku kebijakan dapat mempunyai andil dalam kebijakan, namun
mereka juga dapat pula dipengaruhi oleh keputusan pemerintah. Lingkungan
kebijakan juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pembuat kebijakan dan
kebijakan publik itu sendiri. Dunn (2000: 111) menyatakan, “Oleh karena itu,
sistem kebijakan berisi proses yang dialektis, yang berarti bahwa dimensi obyektif
dan subyektif dari pembuat kebijakan tidak tepisahkan di dalam prakteknya”

Sumber : (http://digilib.unila.ac.id/4560/13/BAB%20II.pdf)

Adapun Kriteria-kriteria kebijakan menurut Dunn (2003 : 24-28) yaitu :


1) Penyusunan agenda adalah perumusan masalah yang dapat memasok pengetahuan
yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari
definisi masalah.
2) Formulasi kebijakan adalah peramalan dapat menyediakan pengetahuan yang relevan
dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai
akibat dari diambilnya alternatif.
3) Adopsi kebijakan adalah rekomendasi membuahkan pengetahuan yang relevan
tentang kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya
dimasa mendatang telah diestimasikan melalui peramalan.
4) Implementasi kebijakan adalah pemantauan (monitoring) menyediakan pengetahuan
yang relevan dengan kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang diambil
sebelumnya.
5) Penilaian kebijakan adalah evaluasi membuahkan  pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan
yang benar-benar dihasilkan.

Dari beberapa pengertian tentang kebijakan yang telah dikemukan oleh para tokoh
tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakekatnya kebijakan adalah suatu
tindakan yang diambil dalam rangka menghilangkan segala macam hambatan yang
dialami suatu  organisasi agar tujuan suatu organisasi dapat tercapai.

Sumber : http://geginawu.blogspot.com/2017/10/kebijakan-publik.html

Anda mungkin juga menyukai