FAKULTAS FISIP
PRODI ADMINSTRASI NEGARA
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
A. PENDAHULUAN
1) LATAR BELAKANG
Saat ini di era globalisasi banyak perubahan sosial yang terjadi, baik itu pembangunan
dalam masyarakat kota maupun pembangunan masyarakat desa. Perubahan-perubahan tersebut
memberi dampak di segala aspek kehidupan masyarakat, salah satunya bagi kehidupan
masyarakat Papua. Namun apakah dampak tersebut bersifat positif atau negatif, dalam arti
apakah hal itu memberi perubahan yang bersifat menguntungkan atau bersifat merugikan bagi
masyarakat?.
Kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki Papua nampaknya belum dimanfaatkan
dengan baik, terlihat dari banyak masyarakat yang masih hidup susah, contohnya kasus di
pertambangan Freeport Timika, dimana yang merasakan hasil alam bukan masyarakat setempat
tetapi masyarakat asing. Seharusnya kekayaan alam yang dimiliki menjadi pemicu dalam
pembangunan daerah tersebut, tetapi apa yang terjadi malah sebaliknya. Pembangunan tentu
telah terlaksana, namun masih begitu rendah atau minim, sehingga mempengaruhi sektor
lainnya salah satunya adalah bidang kesehatan. Otonomi khusus pun telah diberikan oleh pihak
pemerintah dalam mengadakan pembangunan, tetapi jika kita lihat pelaksanaannya belum
membawa kemajuan yang lebih baik.
Pembangunan merupakan proses perubahan yang disengaja dan direncanakan dengan
tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehendaki kearah yang dikehendaki
(Rahardjo,1999 hal 192). Pembangunan di suatu daerah, termasuk Papua merupakan bagian dari
pembangunan nasional, dan dapat dikatakan sebagai pembangunan pedesaan. Pembangunan
tersebut tidak terlepas dari peranan pihak pemerintah, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
yang merencanakan dan merekayasa pembangunan adalah negara.
Pembangunan di suatu daerah sangat berdampak bagi daerah tersebut dan
masyarakatnya, termasuk terhadap kesehatan masyarakat. Saat ini, jika diperhatikan
masyarakat Papua khususnya daerah pedalaman Papua masih memerlukan peningkatan dalam
pembangunan kesehatan .
Pembangunan kesehatan belum dapat dikatakan terlaksana dengan baik, hal itu
dikarenakan keterbatasan pelayanan kesehatan dan cara hidup masyarakat yang masih begitu
sederhana, misalnya kebiasaan mereka yang terus menerus mengkonsumsi makanan yang tidak
bergizi, dan masih banyak lagi.Rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan yang terjadi
menjadi hal yang penting untuk ditinjau lebih lanjut. Oleh karena itu pembangunan dalam
bidang kesehatan mesti ditingkatkan. Dengan adanya pembangunan yang dilakukan pada
wilayah ini, diharapkan nantinya memberi pengaruh yang positif bagi kesehatan masyarakat
Papua dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2) RUMUSAN MASALAH
a) Apa saja Kebijakan Pemerintah Papua menyangkut Kebijakan Pembangunan Kesehatan
b) Bagaimana Proses jalannya Kebijakan Pembangunan Kesehatan di Papua
3) TUJUAN
a) Untuk Mengetahui Kebijakan- Kebijakan Apa Saja Yang Menyangkut Dengan Pembangunan
Kesehatan di Papua
b) Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Jalannya Kebijakan Pembangunan Kesehatan Di
Papua
4) MANFAAT
Tulisan ini diharapkan memberikan informasi bagi para pembaca mengenai apa saja
Kebijakan- Kebijakan Pemerintah Papua Terkait Dengan pembangunan kesehatan pada
masyarakat Papua.serta bagaimana proses jalannya kebijakan tersebut. Penulis berharap tulisan
ini dapat menambah wawasan para pembaca, khususnya para akademik dan mahasiswa.
B. KONSEP ATAU PENGERTIAN KEBIJAKAN
Menurut Budi Winarno (2007 : 15), istilah kebijakan (policy term) mungkin
digunakan secara luas seperti pada “kebijakan luar negeri Indonesia” , “kebijakan
ekonomi Jepang”, dan atau mungkin juga dipakai untuk menjadi sesuatu yang lebih
khusus, seperti misalnya jika kita 13 mengatakan kebijakan pemerintah tentang
debirokartisasi dan deregulasi. Namun baik Solihin Abdul Wahab maupun Budi
Winarno sepakat bahwa istilah kebijakan ini penggunaanya sering dipertukarkan dengan
istilah lain seperti tujuan (goals) program, keputusan, undang-undang,
ketentuanketentuan, standar, proposal dan grand design (Suharno :2009 : 11).
Irfan Islamy sebagaimana dikutip Suandi (2010: 12) kebijakan harus dibedakan
dengan kebijaksanaan. Policy diterjemahkan dengan kebijakan yang berbeda artinya
dengan wisdom yang artinya kebijaksanaan. Pengertian kebijaksanaan memerlukan
pertimbangan pertimbangan lebih jauh lagi, sedangkan kebijakan mencakup
aturanaturan yang ada didalamnya. James E Anderson sebagaimana dikutip Islamy
(2009: 17) mengungkapkan bahwa kebijakan adalah “ a purposive course of action
followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of concern”
(Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan
oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu).
Konsep kebijakan yang ditawarkan oleh Anderson ini menurut Budi Winarno
(2007: 18) dianggap lebih tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya
dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Selain itu konsep ini
juga membedakan secara tegas antara kebijakan (policy) dengan keputusan (decision)
yang mengandung arti pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada.
Richard Rose sebagaimana dikutip Budi Winarno (2007: 17) juga menyarankan
bahwa kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak
berhubungan beserta konsekuensikonsekuensi bagi mereka yang bersangkutan daripada
sebagai keputusan yang berdiri sendiri. Pendapat kedua ahli tersebut setidaknya dapat
menjelaskan bahwa mempertukarkan istilah kebijakan dengan keputusan adalah keliru,
karena pada dasarnya kebijakan dipahami sebagai arah atau pola kegiatan dan bukan
sekadar suatu keputusan untuk melakukan sesuatu.
Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kebijakan adalah tindakan-tindakan atau kegiatan yang sengaja dilakukan atau
tidak dilakukan oleh seseorang, suatu kelompok atau pemerintah yang di dalamnya
terdapat unsur keputusan berupa upaya pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada
guna mencapai maksud dan tujuan tertentu.
C. KONSEP PEMBANGUNAN
Antropologi mempunyai metode yang khas dan tidak dimiliki oleh ilmu-ilmu lain,
yaitu Observasi partisipasi. Metode ini yang sering menghebohkan dunia ilmu
pengetahuan dengan penemuan-penemuan baru yang sangat berguna dalam membangun
suatu masyarakat. Kadang-kadang di lingkungan dunia “praktis”, cara masuk untuk
menumbuhkan partisipasi masyarakat sangat lambat dan bahkan tidak berhasil karena
pendekatan yang digunakan keliru. Ilmu Antropologi memahami kebudyaan manusia
dan mengerti orientasi nilai dalam suatu masyarakat yang menjadi acuan dalam
hidupnya untuk melakukan sesuatu (partisipasi dalam bahasa dunia “praktis”). Dengan
memahami orientasi nilai ini, partisipasi sangat mudah dibangun dalam menjalankan
program pembangunan. Disinilah letak penggunaan ilmu antropologi dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Oleh karena itu
tenaga antropologi sangat dibutuhkan dalam program pembangunan kesehatan di Papua.
Sering terjadi pada masyarakat sederhana lebih percaya pada pengobatan
tradisional dari pada pengobatan modern karena alasan nilai yang dipakai untuk melihat
sistem pelayanan yang dibangun oleh kedua pengobatan tersebut. Ahli antropologi lebih
memahami konsep ini daripada tenaga kesehatan. Konsep “Etik” dan Konsep “Emik”
lebih dikuasai oleh ahli antropologi daripada tenaga kesehatan. Oleh karena itu ahli
antropologi sangat dibutuhkan dalam merancang sistem pelayanan kesehatan moderen
yang bisa diterima masyarakat tradisional
E. PEMBAHASAN
1. Masalah nasional yang tidak dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sector lain.
1. VISI.
2. MISI
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya
1) Konsep atau pengertian kebijakan adalah serangkaian Konsep yang menjadi dasar / asas
proses perubahan yang disengaja dan direncanakan dengan tujuan untuk mengubah
keadaan yang tidak dikehendaki kearah yang dikehendaki
2) Konsep atau dasar kebijakan pembangunan kesehatan di papua ada 4 yaitu :
A) Dasar perikemanusiaan
B) Dasar Pemberdayaan dan Kemandirian
C) Dasar Adil dan Merata
D) Dasar Pengutamaan dan Manfaat
3) Kebijakan- Kebijakan Pemerintah Papua menyangkut dengan pembagunan kesehatan
yaitu :
1) Peningkatan kerjasama lintas sektoral : Hali harus mencakup tahap perencanaan
dan penilaian serta melandaskan dengan seksama pada dasar-dasar pembangunan
Kesehatan.
2) Peningkatan Prilaku, Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan swasta : Peran
masyarakat swasta dan organisasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
terutama melalui penerapan konsep pembangunan kesehatan masyarakat tetap
didorong dan bahkan dikembangkan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan
serta kesinambungan upaya kesehatan.
3) Peningkatan kesehatan lingkungan : Kesehatan lingkingan perlu diselenggarakan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat yaitu keadaan lingkungan
yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup
manusia.
4. Peningkatan Upaya kesehatan : Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan kemanusiaan dan darurat atau
krisis. Selanjutnya pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu
teru – menerus diupayakan.
5. Peningkatan Sumber daya kesehatan.
Pengembangan tenaga Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan
atau daya guna tenaga dan penyediaan jserta mutu tenaga kesehatan dari
masyarakat dan pemerintah yang mampu melaksanakan pembangunan kesehatan.