IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
7.1 Pendahuluan
Eugene Bardach mengatakan dalam tulisannya bahwa Douglas R. Bunker
adalah penulis awal yang memberikan perhatiannya tentang Implementasi
dimana pertama kali disajikan pada The American Association For The
Advancement Of Science tahun 1970. Pada Era ini dapat dikatakan sebagai awal
dimulainya studi implementasi dimana konsep tentang implementasi menjadi
bahan yang marak dibicarakan setelah beberapa pakar menerbitkan buku yang
sangat berpengaruh dengan judul ”New Towns in town: why a program federal
failed” oleh Martha Derthick (19720 serta ”Implementation” oleh Jeffrey
Pressman dan Aaron Wildavsky (1973) dan Erwin Hargrove (1975) dengan
bukunya” The Missing link : The Study of Implementation of social Policy .
Dalam buku ini Hangrove menyatakan bahwa selama ini studi tentang kebijakan
publik hanya berfokus pada proses pembuatan kebijakan dan studi-studi tentang
evaluasi, namun mengabaikan masalah-masalah pengimplementasian. Begitu
pula terdapat perbedaan dalam menempatkan tahap implementasi kebijakan,
namun secara prinsip setiap kebijakan publik selalu diiringi dengan
implementasi kebijakan.
Secara umum implementasi akan dilaksanakan apabila telah memiliki fokus
tujuan perumusan sebuah kebijakan. Rangkaian tahapan tersebut mencakup
persiapan bahan kajian lanjutan dari tafsiran dan penjelasan dari kebijakan itu.
Berdasarkan penjelasan tersebut didapatkan gambaran faktor apa saja yang
menjadi perhatian dalam pengelolaan proses implementasi, sehingga dapat
berhasil guna dan tepat guna dalam pencapaian tujuan kebijakan.
2 Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan
2. Instucted Delegation
a. Policy makers a. Implementers support a. Technical failure of
formulate specific policy makers goals and means
goals negotiate administrative b. Negotiation
b. Policy makers means among themselves failures
delegate to achieve goals (complexity,
administrative stalemate)
authority to
implementers to
devise the means to
achieve goals
3. Bergaining
a. Policy makers a. Implementers bargain a. Technical failure
formulate goals with policy makers over b. Bargaining failure
b. Policy makers goals and/or means to (Stalemate, non
bargain with achieve goals implementation)
implementers over c. Cooptation or
both goals and/or cheating
means to achieve
goals
4. Discretationary
Experimentation
a. Policy makers a. Implementers refine goals a. Technical failure
support abctract and means for policy of means
(underfined) goals makers b. Ambiguity
b. Policy makers c. Cooptation
delegate broad d. unaccountability
discretionary
authority to
implementers to
refine goals and
means
5. Bureaucratic
enterpreneurship
a. Policy makers a. Implementers formulate a. Technical failure
support goals and policy goals and means to of means
means formulated by carry out goals and b. Cooptation
implementer persuade policy makers to c. Unaccountability
accepted their goals d. Policy preemtion
Tabel 7.1 Model Implementasi Kebijakan Nakamura dan Smallwood
(Tachjan, 2006)
9. Model Grindle
Model ini diperkenalkan sebagai proses politik dan administrasi.
Keberhasilannya ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks
implementasinya (Nugroho, 2014). Adapun isi kebijakan model ini
mencakup : kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan, jenis
manfaat yan akan dihasilkan, derajat perubahan yang diinginkan,
kedudukan pembuat kebijakan, (siapa) pelaksana program,
sumberdaya yang dikerahkan.
Proses politik dapat terlihat melalui proses pengambilan keputusan
dimana berbagai aktor kebijakan dilibatkan, sedang proses
administrasi dapat dilihat pada proses umum mengenai aksi
administrasi yang dapat diteliti pada program tertentu. Model tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut :
Pustaka