Anda di halaman 1dari 16

LANGKAH EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Kebijakan Publik Pada Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi
Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo

OLEH

KADIR DINA
NPM: P1 6631 9013

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)


BINA TARUNA GORONTALO
TAHUN 2017
PENGANTAR

Pada makalah kedua ini penulis mengangkat tema yang berbeda dari tema pertama, kalau

pada tema pertama penulis mengangkat kedalaman materi tentang tata cara atau alur dalam

merumuskan suatu kebijakan publik, namun pada tema kali ini penulis mengangkat materi

tentang evalusasi yang menjadi akhir dari suatu pelaksanaan kebijakan tersebut.

Tentu penulis sangat bangga dengan adanya tugas ini, mengingat masalah utama dalam

pelaksanaan suatu kebijakan itu yakni terletak pada intensitas evaluasi yang dilakukan oleh

pemerintah dalam memantau efektivitas pelaksanaan kebijakan di kalangan masyarakat.

Saya selalu berharap agar makalah ini bisa memberi manfaat ruang untuk menggali

sumber-sumber ilmu khususnya berkenaan dengan masalah evaluasi kebijakan publik.

Gorontalo, Februari 2017

Penyusun

DAFTAR ISI
PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. iii


A. Latar belakang.......................................................................................... iii
B. Rumusan masalah..................................................................................... iii
C. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian................................................. iv

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 1
a. sejarah....................................................................................................... 1
B. kebijakan publik....................................................................................... 2
C. pembagian kebijakan publik..................................................................... 6
D. fungsi kebijakan publik............................................................................ 8
E. perumusan................................................................................................ 10

BAB III PENUTUP....................................................................................... 15


A. Kesimpulan............................................................................................... 15
B. Saran ....................................................................................................... 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evaluasi pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang mencoba menilai suatu objek

tertentu, objek ini bisa jadi adalah suatu kebijakan, kinerja kegiatan, atau alur pelaksanaan

suatu kebijakan meliputi berhasil atau tidaknya kebijakan tersebut. Dalam proses evaluasi

tentu tidak lepas dari proses penilaian alur kebijakan yang telah dilaksanakan dan kemudian

dalam evaluasi juga akan ada standar operasional prosedur dan standar penilaian tertentu

yang menjadi identitas khusus bagi aparat yang merumuskan kebijakan publik tersebut.
Bagi suatu negara tentu evaluasi merupakan hal terpenting setelah adanya kebijakan

publik, setelah melewati tahap tahap-tahap lain dalam alur kebijakan publik maka hal utama

yang harus dilakukan adalah penilaian terhadap kebijakan yang telah dijalankan di ranah

publik. Perlu dipahami bahwa proses evaluasi sangat urgen dilakukan karena ini menyangkut

berhasil atau tidaknya suatu kebijakan. Dan berkesinambungan atau tidaknya pemerintah

melakukan kebijakan sejenis tergantung pada bobt nilai yang diberikan dari proses evaluasi,

apabila tingkat keberhasilan mencapai 70 % maka itu sudah cukup untuk pemerintah kembali

melanjutkan program kebijakan tersebut. Sehingga dengan latar ini sudah cukup bagi penulis

menjadi suatu alasan pengambilan judul makalah dengan tema”langkah evaluasi kebijakan

publik”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan isi permasalahan dalam

makalah ini dengan uraian sebagai berukut:

1. Apa itu evaluasi kebijakan publik?

2. Bagaimana langkah evaluasi kebijakan publik?

C. Tujuan Dan Keguaan

Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka dapat dijelaskan bahwa tujuan dan

kegunaan penulisan ini adalah:

1. Dapat mengetahui dan menjelaskan makna evaluasi kebijakan publik

2. Dapat mengetahui dan memahami langkah evaluasi kebijakan publik


BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah istilah yang biasa dinisbatkan untuk menggambarkan kinerja

operasional pemerintah dalam mengatur tata negaranya, dalam kebijakan tentu adalah proses

perumusan dan masukan dari beberapa orang yang dianggap berkompeten dibidangnya untuk

dimintai argumentasinya. Selain itu dalam kebijakan publik juga mengandung pelaksanaan

hasil rumusan kebijakan yang telah sah dengan ketentuan reward and panishment bagi orang

yang mematuhi kebijakan atau orang yang melanggar kebijakan tersebut.

Dengan adanya batasan kebijakan publik seperti ini maka jelaslah pengertiannya bahwa

kebijakan publik adalah proses perumusan kerangka kerja dengan asas pelayanan dan

instruksi kerja kepada setiap lembaga yang telah diatur oleh perundang-undangan dengan

ketentuan-ketentuannya telah diatur pada standar operasional tertentu, dan ini merupakan

hasil perumusan pemerintah berwenang yang telah disepakati bersama oleh banyak kalangan

ahli dengan tujuan implementasi kebijakan adalah seluruh lapisan masyarakat dengan

pengawas pelaksanaan adalah pemerintah itu sendiri.

Fungsi pemerintah berwewenang bisa dibagi menjadi beberapa tugas, diantaranya adalah

sebagai manajer, sebagai manajer masksudnya yakni pemerintah berhak untuk mengatur

aparat yang dianggap berhak untuk diarahkan termasuk masyarakat bawah segabai ujung dari

perumusan suatu kebijakan. Sebagai manajer artinya juga bahwa pemerintah berhak

mengambil langkah prefentif untuk pencegahan segala kemungkinan terjadinya kesalahan

dalam pelaksanaan alur atau siklus kebijakan publik tadi, baik kesalahan ini terjadi pada

tingakat pusat maupun daerah, karena jangan sampai kesalahan tersebut akan terjadi secara
berulang dan makin meluas, sehingga perlu untuk ditanggulangi oleh pemerintah. Sebagai

manajer juga mengandung arti yang luas yakni pemerintah berhak mengarahkan aparat

birokrasi untuk bekerja sebagai mana yang diharapkan untuk melayani masyarakat dengan

sebenar-benarnya tanpa mengedepankan kepentingan golongan diatas kepentingan rakyat.

Adapun fungsi pemerintah yang lain adalah sebagai administrator, maksudnya

pemerintah memiliki tugas serius yang lain, misalnya: koordinasi kegiatan pemberdayaan

masyarakat, Koordinasi penegakan perundang-undangan;, Koordinasi kegiatan pemerintahan,

Membina pemerintahan desa/kelurahan; dan Melayani masyarakat. Ini adalah beberapa fungsi utama

dari diangkatnya pemerintahan yang sah di republik ini.

Kebijakan publik merupakan instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk mencapai

sentralisasi pelaksanaan tata kelola administrasi suatu bangsa, dengan kebijakan publik pula

aktivitas kegiatan diseluruh daerah akan merata dan memiliki pedoman yang jelas pada

pelaksanaannya walaupun pada tataran tujuan pembangunan berbeda-beda. Ada daerah yang

obsesi pembangunannya ditujukan untuk sekrtor pertanian karena dengan alasan geograpi

yang menuntun mereka mengembangkan sektor tersebut, ada juga daerah yang

mengembangkan sektor pariwisata karena memang terletak berada dekat dengan bibir pantai

atau dikarenakan memiliki tempat wisata yang banyak didalamnya, bahkan ada juga yang

tidak memiliki sumberdaya alam yang bisa dibanggakan atau bahkan tidak memiliki tempat

destinasi wisata yang melimpah namun tetap saja mereka mengembangkan sektor lain,

misalnya industri manufaktur atau industri lainnya yang bisa dikelola oleh UMKM bahkan

usaha rumahan didaerah tersebut, lokasi yang cocok dengan potret demikian adalah wilayah

perkotaan yang jauh dari alam yang hijau dan pantai yang luas.

Pentingnya kebijakan publik bagi suatu pemerintahan bisa dilihat dari perkembangan

kondisi negara tersebut, apabila ada negara yang maju disemua lini kehidupannya, maka itu

adalah dampak jangka panjang yang diberikan oleh tatanan kebijakan yang diterapkan
dinegara tersebut, begitupun sebaliknya apabila ada negara yang tidak berkembang sama

sekali pada berbagai bidangnya maka itu adalah dampak dari penerapan kebijakan

didalamnya. Singkatnya dapat dijelaskan bahwa negara akan maju atau mundur dikarenakan

kebijakan yang diimplementasikan didalamnya. Ini adalah alasan mengapa kebijakan itu

sangat penting untuk sebuah negara. Dari penjelasan sebelumnya maka penulis dapat

memetakkan analisis mengenai kebijakan publik sebagai berikut:

1. Kebijakan publik sebagai instrumen

Telah disebutkan sebelumnya bahwa kebijakan publik itu bukan saja sebagai penentu

maju mundurnya suatu bangsa, namun kebijakan publik adalah instrumen bagi pemerintah

untuk memanjangkan jangkauan instruksinya hingga melintasi jarak yang membentang luas,

dengan adanya kebijakan publik maka alur pemecahan masalah yang dihadapi bangsa dapat

tersatukan dan merata disemua warga negara. Bukan hanya itu, untuk ukuran bangsa yang

luas dan lebar tentunya metode yang digunakan harus mengikuti kaidah relevansi dengan

kebutuhan bangsa itu sendiri, harus menganut asas kemajemukan dan menghargai perbedaan

yang ada didalamnya. Dengan adanya kebijakan ini maka informasi mengenai tata laksana

pembangunan akan terdengar diseluruh pelosok masyarakat dan pedesaan, tanpa ada ruang

yang membatasi jembatan bertemunya pemerintah dan masyarakat. Sebagai negara yang

pernah merasakan otonomi daerah-kekuasaan dan tanggung jawab sebagian dilimpahkan

kepada pemerintah daerah-maka tentu Indonesia tentu paham bahwa sangat penting untuk

meneruskan kebijakan publik yang telah disusun rapi untuk kemudian dibebankan kepada

pemerintah daerah sebagai perpanjangan tangan sekaligus sebagai administrator dan manajer

proyek kebijakan publik tersebut.

2. Kebijakan publik sebagai jembatan

Kebijakan publik sebagai jembatan dapat kita artikan bahwa kebijakan publik itu sebagai

jembatan yang mempertemukan pemerintah selaku orang yang mengatur dan masyarakat
sebagai orang yang diatur dengan memiliki berbagai persoalan tuntutan kepada pimpinannya.

Yang keduanya salaing berinteraksi dan bertukar fikiran guna menemukan solusi yang jelas

akan pemecahan masalah yang semestinya dilakukan terhadap persoalan yang dihadapi.

Jembatan ini nantinya akan membentuk persepsi masyarakat mengenai pemerintah,

apakah pemerintah yang mereka percayai telah mengedepankan pelayanan yang baik atau

buruk, telah menerapkan prinsip good governance atau tidak. Semua akan menjadi penilaian

tersendiri.

Dari kedua deskripsi ini dapat diambil sebuah gambaran bahwa kebijakan publik itu

bukan saja hal-hal yang bersifat rutinitas tanpa arti, sebaliknya lebih jauh dalam kebijakan

publik akan terbentuk pola hubungan yang baik, koordinasi yang bagus antara pihak

pemerintah dan masyarakat sebagai ujung atau hilir dari pemetakan kebijakan yang telah

disepakati sebelumnya.

B. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi secara sempit bisa kita artikan sebagai proses penilaian suatu objek tertentu,

namun yang pasti evaluasi yang dimaksud disini ialah penilaian kebijakan publik yang sudah

terlanjur dijalankan di tengah tengah masyarakat umum. Penilaian yang berlangsung

dilakukan atas adanya proses yang panjang terhadap pemberlakuan aturan main mengenai

pelaksanaan tata kelola negara, beserta pelaksanaan tugas dan fungsi dari badan pemerintahan

juga pelaksanaan tugas-tugas dan solusi-solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh

negara.

Sekian banyak menteri yang diangkat oleh presiden tentu memiliki berbagai program

kebijakan didalamnya, kebijakan ini yang biasa disebut dengan kebijakan publik, karena

menyangkut kepentingan publik atau masyarakat luas. Sebelum memutuskan suatu kebijakan

itu, antara memutuskan untuk berhasil atau tidak dalam hal evaluasi maka pemerintah

membutuhkan data pendukung untuk prosesi penilaian tersebut, misalnya data tentang
peningkatan pertumbuhan sektor pertanian, data tentang pertumbuhan ekonomi dan

sebagainya yang berasal dari lembaga terpercaya, misalnya badan pusat statistik nasional atau

badan yang bertugas untuk mengaudit program kegiatan pemerintah tersebut.

Evaluasi ini nantinya yang akan menentukan arah kebijakan pemerintah kedepannya,

karena unsur yang terkandung dalam evaluasi ini adalah data dan fakta nyata tentang keadaan

sebenarnya yang terjadi dikalangan akar rumput, apapun yang terjadi dengan keadaan

masyarakat itu sudah bisa untuk diambil sebuah kesimpulan untuk menentukan raport

terhadap hasil kebijakan yang telah dilaksanakan. Apabila angka statistik menunjukan

keberhasilan maka ini akan menjadi statemen awal untuk pemerintah menyatakan bahwa

langkah kebijakan yang diambil sudah sesuai dan mencapai target yang dipasang

sebelumnya, tetapi apabila angka statistik menunjukan stagnan atau bahkan tidak berhasil

maka ini sudah cukup untuk pemerintah menggugurkan kelangsungan pemberlakuan

kebijakan tersebut.

Inilah pentingnya evaluasi, saya belokkan sedikit, bahwa dalam ilmu hukum tentu anda

pernah belajar mengenai macam-macam sistem keputusan hukum yang diberlakukan di

berbagai negara di dunia, misalnya keputusan hukum yang mengacu pada keputusan hakim-

hakim sebelumnya, ketentuan seperti ini sering kali diberlakukan pada negara yang menganut

sistem anglosaxon, yakni keputusan hukum apapun yang sulit untuk ditemui dalam kitab

hukum positif maka yang akan dilakukan adalah meilih putusan hukum yang dilakukan oleh

para ahli sebelumnya terlepas putusan hukum itu benar atau tidak. Seperti inilah potret

kebijakan publik, apabila kebijakan sebelumnya dianggap berhasil untuk membangun bangsa

maka itu menjadi dasar untuk penerapan kebijakan ini pada waktu yang akan datang,

walaupun dengan tampilan yang beda namun dengan esensi dan tujuan yang sama.

C. Langkah Evaluasi Pada Kebijakan


Evaluasi itu bukanlah persoalan yang mudah, tapi juga bukan pekerjaan yang rumit

apabila seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan mau bekerja bersama mengevaluasi

kebijakan tersebut. Sebagai suatu rangkaian sistem administrasi suatu bangsa maka tentu

sistem evaluasi ini memerlukan berbagai rujukan guna mendukung keberhasilan salah satu

alur dalam administrasi publik ini. Ada beberapa langkah tentunya yang menjadi inti

pelaksanaan evaluasi kebijakan publik, diantara langkah tersebut dapat dilihat dengan uraian

sebagai berikut:

Penelitian evaluasi kebijakan bukanlah hal yang dapat dipandang sepele karena dari hasil

penelitian tersebut diharapkan diperoleh masukan balik dan penilaian-penilaian yang akurat

atas sebuah kinerja kebijakan program, serta hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan. Untuk

itu Leonard memberikan panduan yang perlu diperhatikan

1. Sebelum pelaksanaan :

a. Gunakan prosedur-prosedur ilmiah

Yang dimaksud dengan prosedur-prosedur ilmiah disini adalah evaluasi yang memenuhi

kaidah keilmuan, kaidah keilmuan itu seperti realistis, rasional, terukur dan dapat dibuktikan,

realistis maksudnya apa yang dinilai nantinya menunjukan keadaan sebenarnya, tidak ada

kesalahan dalam pengumpulan data. Karena data yang salah cenderung menjadi penghambat

dalam evaluasi nanti, kemudian terukur, terukur artinya dari segi waktu nyatanya kebijakan

tersebut berhasil untuk diterapkan dan tidak memerlukan waktu tambahan lagi untuk

disempurnakan, terakhir adalah dapat dibuktikan, maksudnya data ini tidak ada sentuhan

rekayasa dari pihak yang ingin mencari keuntungan dari kebijakan tersebut, data yang ada

sesuai dengan data yang ada di instansi manapun, tidak ada yang namanya simpang siur atau

ketik sesuaian.

b. Mengamati dan memahami tujuan evaluasi


Tidak jarang disekitar kita ada orang yang tidak tau akan tujuan hidupnya, mau kemana dan

menempuh jalan mana, ada banyak sekali orang seperti ini, begitu juga dengan pelaku

birokrasi pemerintahan yang masih tidak memahami esensi dari apa yang mereka lakukan,

hingga tidak jarang ada perilaku korup dan suka merampok uang rakyat, begitu juga dengan

evaluasi, banyak yang kurang memahami makna dari tujuan evaluasi itu sendiri, yang mereka

tau adalah melaksanakan apapun tugas yang sudah tertulis dan terinstruksikan, maka tidak

salah kalau kita mendengar para ahli ilmu administrasi itu sering mengidentikkan

administrasi di Indonesia itu seperti patung, kaku, itu itu saja tak pernah ada perubahan.

Maka bagi seorang evaluator penting kiranya untuk memahami tujuan dari pelaksanaan

evaluasi itu sendiri

c. Mengamati dan memilih kriteria

Kriteria sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk melanjutkan suatu

kebijakan atau malah menggantinya dengan kebijakan lain, kriteria disini maksudnya adalah

kriteria untuk penilaian keberhasilan, nilai berapa yang pas untuk menyatakan bahwa suatu

program berhasil dilaksanakan, dan nilai berapa yang menunjukan ketidak peningkatan.

d. Mengamati sensitivitas metode

Sensitivitas metode mengacu kepada bisa tidaknya cara yang kita gunakan untuk bisa

menangkap arti dari data yang ada, apakah cara yang kita gunakan sudah bisa

menggambarkan bahwa pemerintah berhasil menerapkan kebijakannya untuk pembangunan

atau malah pelaksana evaluasi malah dikecohkan oleh data yang tampaknya menunjukan

angka positif namun sebenarnya tidak dikarenakan oleh adanya metode yang tidak pas untuk

membaca keadaan data tersebut, ini tentu merupakan tugas yang berat karena dibutuhkan

ketelitian yang besar.


e. Focus pada proses dan outcomes program, bukan hanya pada outcomesnya saja. Dengan

demikian dapat diperoleh informasi mengenai aktifitas-aktifitas apa menghasilkan apa; serta

memungkinkan upaya replikasi di kemudian hari.

f. Jangan batasi dampak hanya pada sasaran-sasaran yang dinyatakan secara formal saja, sebab

tidak semua sasaran kebijakan dinyatakan secara formal. Konsekuensi-konsekuensi yang

mungkin terjadi akibat program/kebijakan juga dipertimbangkan. Untuk itu manfaatkan hasil

penelitian yang terkait, gunakan logika, atau pengalaman-pengalaman atas program yang

serupa.

g. Pertimbangkan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pembuat keputusan di masa

mendatang, bukan hanya kebutuhan saat ini. Bersikaplah sebagai ilmuwan, bukan teknisi

evaluasi.

2. Persiapan sebelum menguji Program:

a. Definisi Program Secara Jelas.

Harus dipastikan bahwa label yang diberikan pada sebuah program memiliki makna dan

maksud yang sama bagi semua yang terlibat, sehingga jelas data mana yang harus diukur

(definisi konsep harus jelas, sehingga definisi operasionalnya juga jelas dan dapat

direplikasikan).

b. Spesifikasi Sasaran

Karena sasaran-sasaran merupakan criteria keberhasilan program, maka harus dinyatakan

secara spesifik agar dapat diperoleh tolok ukurnya. Sayangnya seringkali tujuan/sasaran

tersebut hanya disebutkan secara umum, jangka panjang, bahkan kadang kontradiksi dan

tidak terkait dengan aktifitas-aktifitas program. Jika hal ini terjadi, maka peneliti

bertanggung-jawab untuk merumuskannya secara bersama-sama dengan perencana program

dan manajer program.

3. Keterkaitan Rasional.
Harus ada keterkaitan rasional antara program yang akan dievaluasi dengan sasaran yang

dituju dan dampak yang diharapkan. Ada tidaknya kaitan rasional tersebut, dapat menentukan

apakah program tersebut yang harus dimodifikasi atau sasaran dan hasil yang harus dirubah

(misal Program Pelatihan Angkatan Kerja dengan sasaran jangka panjang berkurangnya

angka pengangguran. Akan lebih masuk akal jika dikaitkan dengan sasaran jangka pendek :

pencapaian tenaga kerja berketrampilan.

4. Pastikan Kegunaan Evaluasi.

Kendati studi evaluasi dimaksudkan sebagai akuntabilitas program, serta untuk memberikan

informasi yang terkait dengan pelaksanaan dan hasil program kepada pembuat keputusan dan

manajemen, namun seringkali studi evaluasi dilakukan dengan maksud-maksud tertentu,

yang disebut oleh Edward Suchman sebagai Pseudoevaluations. Karenanya evaluator juga

harus mengetahui siapa yang menghendaki dan mendanai studi evaluasi tersebut untuk

mencegah timbulnya ketegangan dengan administrator program.

5) Spesifikasikan Variabel-variabel Evaluasi

a) Spesifikasikan komponen-komponen program

dengan memperjelas terdiri dari komponen-komponen aktifitas apa saja program tersebut

(misalnya PKK dengan 10 Program PKKnya). Gunanya adalah sebagai Component

testing untuk menguji sumbangan keefektifan masing-masing komponen terhadap program.

b) Spesifikasikan sasaran-sasaran dan efeknya.

Bukan hanya yang dinyatakan secara formal dalam dokumen atau oleh pengelola program,

namun juga sasaran-sasaran latent dan dampak-dampak lain yang diharapkan oleh

masyarakat (misal kasus program Bantuan Langsung Tunai BLT yang ditujukan untuk

meringankan beban masyarakat miskin akibat kenaikan harga BBM, dapat

ditanggapi beragam – missal: apa criteria ‘miskin’ dan apa criteria ‘meringankan’ yang
dimaksudkan oleh program tsb? Karena jawabannya dapat beragam, demikian juga

dampaknya).

6) Spesifikasikan Variabel-variabel antesedennya.

Anteseden variable adalah factor-faktor konteks yang dapat mempengaruhi jalannya program

(misalnya karakteristik target kebijakan; sifat dasar permasalahan sehingga memerlukan

intervensi kebijakn, dll).

7) Spesifikasikan variable-variabel Interveningnya

dengan menanyakan : ”setelah program dijalankan, factor-faktor apakah yang dapat

mendukung atau menghambat pencapaian sasaran program?

Antecedent factors

8) Measurement : setelah mengetahui apa saja yang harus diukur, maka langkah

selanjutnya adalah memilih tehnik pengukuran yang tepat untuk menilai. Untuk itu perlu : a).

ketepatan indicator (tolok ukur) yang digunakan; b). Reliabilitas alat ukur (hasil yang

diberikan konsisten meski dilakukan dalam situasi yang berbeda) dan c). Validitas alat ukur

(ketepatan alat ukur dalam mengukur fenomena).

c. Kriteria yang harus dipenuhi dalam evaluasi :

Ada beberapa kriteria umum yang harus diperkuat dalam siklus evaluasi kebijakan

publik, diantara kriteria tersebut yakni:

1. Relevansi

harus mampu memberikan informasi yang tepat pada pembuat dan pelaku kebijakan, mampu

menjawab secara benar pertanyaan dalam waktu yang tepat


2. Signifikan

harus mampu memberikan informasi yang baru dan penting.

3. Validitas

mampu memberikan pertimbangan yang tepat sesuai dengan hasil nyata/data empiric

mengenai hasil kebijakan.

4. Reliabilitas

dapat membuktikan bahwa hasilnya diperoleh dengan penelitian yang teliti

5. Obyektif

tidak memihak /bias

6. Tepat waktu

7. Daya guna

hasil penelitian dapat dipahami dan dimanfaatkan oleh pelaku dan pembuat kebijakan

Dari penjelasan ini tentu kita banyak mengerti bahwa untuk mengevaluasi suatu kebijakan

tidaklah mudah butuh berbagai prosedur penilaian, ada tahap persiapan penilaian sebelum

diadakannya evaluasi dan ada juga tahap penilaian tertentu pada waktu sedang

berlangsungnya evaluasi kebijakan publik, namun inti dari kegiatan evaluasi adalam mencari

pembenaran yang tepat terhadap hasil yang dicapai oleh lembaga pemerintahan dalam

mengimplementasikan program kegiatannya pada seluruh masyarakat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas penulis dapat membagi kesimpulan makalah ini kepada beberapa sub,

untuk lebih jelasnya perhatikan butir butir uraian dibawah ini:


1. Kebijakan publik adalah suatu rumusan yang akan melalui banyak alur didalamnya yang

akan melibatkan pemerintah, Dewan perwakilan yang ada di kabupaten dan provinsi, dengan

tiga tahapan pokok, pertama adalah input, yakni tahap penerimaan kritikan, saran, dan

aspirasi masyarakat, kemudian kedua adalah pengolahan, yakni proses saring pendapat yang

terjadi dikancah wali masyarakat dan terakhir adalah output atau pengesahan kebijakan

menjadi sebuah dasar dalam berperilaku ditengah tengah masyarakat.

2. Evaluasi kebijakan publik terdiri dari banyak tahap namun dapat dirangkum menjadi dua

kegiatan inti yakni tahap perivikasi sebelum evaluasi kebijakan berlangsung dan kedua

adalah tapap penilaian dengan sistem tertentu pada saat berlangsungnya kegiatan penilaian

kebijakan publik tersebut.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah kiranya makalah ini menjadi bahan renungan kita

bersama bahwa dalam proses kebijakan publik ada suatu sub siklus didalamnya, yakni

evaluasi, evaluasi ini menentukan untuk pemberlakuan kembali suatu kebijakan yang

dianggap berhasil atau tidak, sehingga proses ini perlu diperhatikan oleh pemerintah guna

melahirkan kebijakan yang lebih pro terhadap pembangunan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai