MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Kebijakan Publik Pada Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi
Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo
OLEH
KADIR DINA
NPM: P1 6631 9013
Pada makalah kedua ini penulis mengangkat tema yang berbeda dari tema pertama, kalau
pada tema pertama penulis mengangkat kedalaman materi tentang tata cara atau alur dalam
merumuskan suatu kebijakan publik, namun pada tema kali ini penulis mengangkat materi
tentang evalusasi yang menjadi akhir dari suatu pelaksanaan kebijakan tersebut.
Tentu penulis sangat bangga dengan adanya tugas ini, mengingat masalah utama dalam
pelaksanaan suatu kebijakan itu yakni terletak pada intensitas evaluasi yang dilakukan oleh
Saya selalu berharap agar makalah ini bisa memberi manfaat ruang untuk menggali
Penyusun
DAFTAR ISI
PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 1
a. sejarah....................................................................................................... 1
B. kebijakan publik....................................................................................... 2
C. pembagian kebijakan publik..................................................................... 6
D. fungsi kebijakan publik............................................................................ 8
E. perumusan................................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang mencoba menilai suatu objek
tertentu, objek ini bisa jadi adalah suatu kebijakan, kinerja kegiatan, atau alur pelaksanaan
suatu kebijakan meliputi berhasil atau tidaknya kebijakan tersebut. Dalam proses evaluasi
tentu tidak lepas dari proses penilaian alur kebijakan yang telah dilaksanakan dan kemudian
dalam evaluasi juga akan ada standar operasional prosedur dan standar penilaian tertentu
yang menjadi identitas khusus bagi aparat yang merumuskan kebijakan publik tersebut.
Bagi suatu negara tentu evaluasi merupakan hal terpenting setelah adanya kebijakan
publik, setelah melewati tahap tahap-tahap lain dalam alur kebijakan publik maka hal utama
yang harus dilakukan adalah penilaian terhadap kebijakan yang telah dijalankan di ranah
publik. Perlu dipahami bahwa proses evaluasi sangat urgen dilakukan karena ini menyangkut
berhasil atau tidaknya suatu kebijakan. Dan berkesinambungan atau tidaknya pemerintah
melakukan kebijakan sejenis tergantung pada bobt nilai yang diberikan dari proses evaluasi,
apabila tingkat keberhasilan mencapai 70 % maka itu sudah cukup untuk pemerintah kembali
melanjutkan program kebijakan tersebut. Sehingga dengan latar ini sudah cukup bagi penulis
menjadi suatu alasan pengambilan judul makalah dengan tema”langkah evaluasi kebijakan
publik”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan isi permasalahan dalam
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka dapat dijelaskan bahwa tujuan dan
PEMBAHASAN
Kebijakan publik adalah istilah yang biasa dinisbatkan untuk menggambarkan kinerja
operasional pemerintah dalam mengatur tata negaranya, dalam kebijakan tentu adalah proses
perumusan dan masukan dari beberapa orang yang dianggap berkompeten dibidangnya untuk
dimintai argumentasinya. Selain itu dalam kebijakan publik juga mengandung pelaksanaan
hasil rumusan kebijakan yang telah sah dengan ketentuan reward and panishment bagi orang
Dengan adanya batasan kebijakan publik seperti ini maka jelaslah pengertiannya bahwa
kebijakan publik adalah proses perumusan kerangka kerja dengan asas pelayanan dan
instruksi kerja kepada setiap lembaga yang telah diatur oleh perundang-undangan dengan
ketentuan-ketentuannya telah diatur pada standar operasional tertentu, dan ini merupakan
hasil perumusan pemerintah berwenang yang telah disepakati bersama oleh banyak kalangan
ahli dengan tujuan implementasi kebijakan adalah seluruh lapisan masyarakat dengan
Fungsi pemerintah berwewenang bisa dibagi menjadi beberapa tugas, diantaranya adalah
sebagai manajer, sebagai manajer masksudnya yakni pemerintah berhak untuk mengatur
aparat yang dianggap berhak untuk diarahkan termasuk masyarakat bawah segabai ujung dari
perumusan suatu kebijakan. Sebagai manajer artinya juga bahwa pemerintah berhak
dalam pelaksanaan alur atau siklus kebijakan publik tadi, baik kesalahan ini terjadi pada
tingakat pusat maupun daerah, karena jangan sampai kesalahan tersebut akan terjadi secara
berulang dan makin meluas, sehingga perlu untuk ditanggulangi oleh pemerintah. Sebagai
manajer juga mengandung arti yang luas yakni pemerintah berhak mengarahkan aparat
birokrasi untuk bekerja sebagai mana yang diharapkan untuk melayani masyarakat dengan
pemerintah memiliki tugas serius yang lain, misalnya: koordinasi kegiatan pemberdayaan
Membina pemerintahan desa/kelurahan; dan Melayani masyarakat. Ini adalah beberapa fungsi utama
Kebijakan publik merupakan instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk mencapai
sentralisasi pelaksanaan tata kelola administrasi suatu bangsa, dengan kebijakan publik pula
aktivitas kegiatan diseluruh daerah akan merata dan memiliki pedoman yang jelas pada
pelaksanaannya walaupun pada tataran tujuan pembangunan berbeda-beda. Ada daerah yang
obsesi pembangunannya ditujukan untuk sekrtor pertanian karena dengan alasan geograpi
yang menuntun mereka mengembangkan sektor tersebut, ada juga daerah yang
mengembangkan sektor pariwisata karena memang terletak berada dekat dengan bibir pantai
atau dikarenakan memiliki tempat wisata yang banyak didalamnya, bahkan ada juga yang
tidak memiliki sumberdaya alam yang bisa dibanggakan atau bahkan tidak memiliki tempat
destinasi wisata yang melimpah namun tetap saja mereka mengembangkan sektor lain,
misalnya industri manufaktur atau industri lainnya yang bisa dikelola oleh UMKM bahkan
usaha rumahan didaerah tersebut, lokasi yang cocok dengan potret demikian adalah wilayah
perkotaan yang jauh dari alam yang hijau dan pantai yang luas.
Pentingnya kebijakan publik bagi suatu pemerintahan bisa dilihat dari perkembangan
kondisi negara tersebut, apabila ada negara yang maju disemua lini kehidupannya, maka itu
adalah dampak jangka panjang yang diberikan oleh tatanan kebijakan yang diterapkan
dinegara tersebut, begitupun sebaliknya apabila ada negara yang tidak berkembang sama
sekali pada berbagai bidangnya maka itu adalah dampak dari penerapan kebijakan
didalamnya. Singkatnya dapat dijelaskan bahwa negara akan maju atau mundur dikarenakan
kebijakan yang diimplementasikan didalamnya. Ini adalah alasan mengapa kebijakan itu
sangat penting untuk sebuah negara. Dari penjelasan sebelumnya maka penulis dapat
Telah disebutkan sebelumnya bahwa kebijakan publik itu bukan saja sebagai penentu
maju mundurnya suatu bangsa, namun kebijakan publik adalah instrumen bagi pemerintah
untuk memanjangkan jangkauan instruksinya hingga melintasi jarak yang membentang luas,
dengan adanya kebijakan publik maka alur pemecahan masalah yang dihadapi bangsa dapat
tersatukan dan merata disemua warga negara. Bukan hanya itu, untuk ukuran bangsa yang
luas dan lebar tentunya metode yang digunakan harus mengikuti kaidah relevansi dengan
kebutuhan bangsa itu sendiri, harus menganut asas kemajemukan dan menghargai perbedaan
yang ada didalamnya. Dengan adanya kebijakan ini maka informasi mengenai tata laksana
pembangunan akan terdengar diseluruh pelosok masyarakat dan pedesaan, tanpa ada ruang
yang membatasi jembatan bertemunya pemerintah dan masyarakat. Sebagai negara yang
kepada pemerintah daerah-maka tentu Indonesia tentu paham bahwa sangat penting untuk
meneruskan kebijakan publik yang telah disusun rapi untuk kemudian dibebankan kepada
pemerintah daerah sebagai perpanjangan tangan sekaligus sebagai administrator dan manajer
Kebijakan publik sebagai jembatan dapat kita artikan bahwa kebijakan publik itu sebagai
jembatan yang mempertemukan pemerintah selaku orang yang mengatur dan masyarakat
sebagai orang yang diatur dengan memiliki berbagai persoalan tuntutan kepada pimpinannya.
Yang keduanya salaing berinteraksi dan bertukar fikiran guna menemukan solusi yang jelas
akan pemecahan masalah yang semestinya dilakukan terhadap persoalan yang dihadapi.
apakah pemerintah yang mereka percayai telah mengedepankan pelayanan yang baik atau
buruk, telah menerapkan prinsip good governance atau tidak. Semua akan menjadi penilaian
tersendiri.
Dari kedua deskripsi ini dapat diambil sebuah gambaran bahwa kebijakan publik itu
bukan saja hal-hal yang bersifat rutinitas tanpa arti, sebaliknya lebih jauh dalam kebijakan
publik akan terbentuk pola hubungan yang baik, koordinasi yang bagus antara pihak
pemerintah dan masyarakat sebagai ujung atau hilir dari pemetakan kebijakan yang telah
disepakati sebelumnya.
B. Evaluasi Kebijakan
Evaluasi secara sempit bisa kita artikan sebagai proses penilaian suatu objek tertentu,
namun yang pasti evaluasi yang dimaksud disini ialah penilaian kebijakan publik yang sudah
dilakukan atas adanya proses yang panjang terhadap pemberlakuan aturan main mengenai
pelaksanaan tata kelola negara, beserta pelaksanaan tugas dan fungsi dari badan pemerintahan
juga pelaksanaan tugas-tugas dan solusi-solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh
negara.
Sekian banyak menteri yang diangkat oleh presiden tentu memiliki berbagai program
kebijakan didalamnya, kebijakan ini yang biasa disebut dengan kebijakan publik, karena
menyangkut kepentingan publik atau masyarakat luas. Sebelum memutuskan suatu kebijakan
itu, antara memutuskan untuk berhasil atau tidak dalam hal evaluasi maka pemerintah
membutuhkan data pendukung untuk prosesi penilaian tersebut, misalnya data tentang
peningkatan pertumbuhan sektor pertanian, data tentang pertumbuhan ekonomi dan
sebagainya yang berasal dari lembaga terpercaya, misalnya badan pusat statistik nasional atau
Evaluasi ini nantinya yang akan menentukan arah kebijakan pemerintah kedepannya,
karena unsur yang terkandung dalam evaluasi ini adalah data dan fakta nyata tentang keadaan
sebenarnya yang terjadi dikalangan akar rumput, apapun yang terjadi dengan keadaan
masyarakat itu sudah bisa untuk diambil sebuah kesimpulan untuk menentukan raport
terhadap hasil kebijakan yang telah dilaksanakan. Apabila angka statistik menunjukan
keberhasilan maka ini akan menjadi statemen awal untuk pemerintah menyatakan bahwa
langkah kebijakan yang diambil sudah sesuai dan mencapai target yang dipasang
sebelumnya, tetapi apabila angka statistik menunjukan stagnan atau bahkan tidak berhasil
kebijakan tersebut.
Inilah pentingnya evaluasi, saya belokkan sedikit, bahwa dalam ilmu hukum tentu anda
berbagai negara di dunia, misalnya keputusan hukum yang mengacu pada keputusan hakim-
hakim sebelumnya, ketentuan seperti ini sering kali diberlakukan pada negara yang menganut
sistem anglosaxon, yakni keputusan hukum apapun yang sulit untuk ditemui dalam kitab
hukum positif maka yang akan dilakukan adalah meilih putusan hukum yang dilakukan oleh
para ahli sebelumnya terlepas putusan hukum itu benar atau tidak. Seperti inilah potret
kebijakan publik, apabila kebijakan sebelumnya dianggap berhasil untuk membangun bangsa
maka itu menjadi dasar untuk penerapan kebijakan ini pada waktu yang akan datang,
walaupun dengan tampilan yang beda namun dengan esensi dan tujuan yang sama.
apabila seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan mau bekerja bersama mengevaluasi
kebijakan tersebut. Sebagai suatu rangkaian sistem administrasi suatu bangsa maka tentu
sistem evaluasi ini memerlukan berbagai rujukan guna mendukung keberhasilan salah satu
alur dalam administrasi publik ini. Ada beberapa langkah tentunya yang menjadi inti
pelaksanaan evaluasi kebijakan publik, diantara langkah tersebut dapat dilihat dengan uraian
sebagai berikut:
Penelitian evaluasi kebijakan bukanlah hal yang dapat dipandang sepele karena dari hasil
penelitian tersebut diharapkan diperoleh masukan balik dan penilaian-penilaian yang akurat
atas sebuah kinerja kebijakan program, serta hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan. Untuk
1. Sebelum pelaksanaan :
Yang dimaksud dengan prosedur-prosedur ilmiah disini adalah evaluasi yang memenuhi
kaidah keilmuan, kaidah keilmuan itu seperti realistis, rasional, terukur dan dapat dibuktikan,
realistis maksudnya apa yang dinilai nantinya menunjukan keadaan sebenarnya, tidak ada
kesalahan dalam pengumpulan data. Karena data yang salah cenderung menjadi penghambat
dalam evaluasi nanti, kemudian terukur, terukur artinya dari segi waktu nyatanya kebijakan
tersebut berhasil untuk diterapkan dan tidak memerlukan waktu tambahan lagi untuk
disempurnakan, terakhir adalah dapat dibuktikan, maksudnya data ini tidak ada sentuhan
rekayasa dari pihak yang ingin mencari keuntungan dari kebijakan tersebut, data yang ada
sesuai dengan data yang ada di instansi manapun, tidak ada yang namanya simpang siur atau
ketik sesuaian.
menempuh jalan mana, ada banyak sekali orang seperti ini, begitu juga dengan pelaku
birokrasi pemerintahan yang masih tidak memahami esensi dari apa yang mereka lakukan,
hingga tidak jarang ada perilaku korup dan suka merampok uang rakyat, begitu juga dengan
evaluasi, banyak yang kurang memahami makna dari tujuan evaluasi itu sendiri, yang mereka
tau adalah melaksanakan apapun tugas yang sudah tertulis dan terinstruksikan, maka tidak
salah kalau kita mendengar para ahli ilmu administrasi itu sering mengidentikkan
administrasi di Indonesia itu seperti patung, kaku, itu itu saja tak pernah ada perubahan.
Maka bagi seorang evaluator penting kiranya untuk memahami tujuan dari pelaksanaan
kebijakan atau malah menggantinya dengan kebijakan lain, kriteria disini maksudnya adalah
kriteria untuk penilaian keberhasilan, nilai berapa yang pas untuk menyatakan bahwa suatu
program berhasil dilaksanakan, dan nilai berapa yang menunjukan ketidak peningkatan.
Sensitivitas metode mengacu kepada bisa tidaknya cara yang kita gunakan untuk bisa
menangkap arti dari data yang ada, apakah cara yang kita gunakan sudah bisa
atau malah pelaksana evaluasi malah dikecohkan oleh data yang tampaknya menunjukan
angka positif namun sebenarnya tidak dikarenakan oleh adanya metode yang tidak pas untuk
membaca keadaan data tersebut, ini tentu merupakan tugas yang berat karena dibutuhkan
demikian dapat diperoleh informasi mengenai aktifitas-aktifitas apa menghasilkan apa; serta
f. Jangan batasi dampak hanya pada sasaran-sasaran yang dinyatakan secara formal saja, sebab
mungkin terjadi akibat program/kebijakan juga dipertimbangkan. Untuk itu manfaatkan hasil
penelitian yang terkait, gunakan logika, atau pengalaman-pengalaman atas program yang
serupa.
mendatang, bukan hanya kebutuhan saat ini. Bersikaplah sebagai ilmuwan, bukan teknisi
evaluasi.
Harus dipastikan bahwa label yang diberikan pada sebuah program memiliki makna dan
maksud yang sama bagi semua yang terlibat, sehingga jelas data mana yang harus diukur
(definisi konsep harus jelas, sehingga definisi operasionalnya juga jelas dan dapat
direplikasikan).
b. Spesifikasi Sasaran
secara spesifik agar dapat diperoleh tolok ukurnya. Sayangnya seringkali tujuan/sasaran
tersebut hanya disebutkan secara umum, jangka panjang, bahkan kadang kontradiksi dan
tidak terkait dengan aktifitas-aktifitas program. Jika hal ini terjadi, maka peneliti
3. Keterkaitan Rasional.
Harus ada keterkaitan rasional antara program yang akan dievaluasi dengan sasaran yang
dituju dan dampak yang diharapkan. Ada tidaknya kaitan rasional tersebut, dapat menentukan
apakah program tersebut yang harus dimodifikasi atau sasaran dan hasil yang harus dirubah
(misal Program Pelatihan Angkatan Kerja dengan sasaran jangka panjang berkurangnya
angka pengangguran. Akan lebih masuk akal jika dikaitkan dengan sasaran jangka pendek :
Kendati studi evaluasi dimaksudkan sebagai akuntabilitas program, serta untuk memberikan
informasi yang terkait dengan pelaksanaan dan hasil program kepada pembuat keputusan dan
yang disebut oleh Edward Suchman sebagai Pseudoevaluations. Karenanya evaluator juga
harus mengetahui siapa yang menghendaki dan mendanai studi evaluasi tersebut untuk
dengan memperjelas terdiri dari komponen-komponen aktifitas apa saja program tersebut
Bukan hanya yang dinyatakan secara formal dalam dokumen atau oleh pengelola program,
namun juga sasaran-sasaran latent dan dampak-dampak lain yang diharapkan oleh
masyarakat (misal kasus program Bantuan Langsung Tunai BLT yang ditujukan untuk
ditanggapi beragam – missal: apa criteria ‘miskin’ dan apa criteria ‘meringankan’ yang
dimaksudkan oleh program tsb? Karena jawabannya dapat beragam, demikian juga
dampaknya).
Anteseden variable adalah factor-faktor konteks yang dapat mempengaruhi jalannya program
Antecedent factors
8) Measurement : setelah mengetahui apa saja yang harus diukur, maka langkah
selanjutnya adalah memilih tehnik pengukuran yang tepat untuk menilai. Untuk itu perlu : a).
ketepatan indicator (tolok ukur) yang digunakan; b). Reliabilitas alat ukur (hasil yang
diberikan konsisten meski dilakukan dalam situasi yang berbeda) dan c). Validitas alat ukur
Ada beberapa kriteria umum yang harus diperkuat dalam siklus evaluasi kebijakan
1. Relevansi
harus mampu memberikan informasi yang tepat pada pembuat dan pelaku kebijakan, mampu
3. Validitas
mampu memberikan pertimbangan yang tepat sesuai dengan hasil nyata/data empiric
4. Reliabilitas
5. Obyektif
6. Tepat waktu
7. Daya guna
hasil penelitian dapat dipahami dan dimanfaatkan oleh pelaku dan pembuat kebijakan
Dari penjelasan ini tentu kita banyak mengerti bahwa untuk mengevaluasi suatu kebijakan
tidaklah mudah butuh berbagai prosedur penilaian, ada tahap persiapan penilaian sebelum
diadakannya evaluasi dan ada juga tahap penilaian tertentu pada waktu sedang
berlangsungnya evaluasi kebijakan publik, namun inti dari kegiatan evaluasi adalam mencari
pembenaran yang tepat terhadap hasil yang dicapai oleh lembaga pemerintahan dalam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat membagi kesimpulan makalah ini kepada beberapa sub,
akan melibatkan pemerintah, Dewan perwakilan yang ada di kabupaten dan provinsi, dengan
tiga tahapan pokok, pertama adalah input, yakni tahap penerimaan kritikan, saran, dan
aspirasi masyarakat, kemudian kedua adalah pengolahan, yakni proses saring pendapat yang
terjadi dikancah wali masyarakat dan terakhir adalah output atau pengesahan kebijakan
2. Evaluasi kebijakan publik terdiri dari banyak tahap namun dapat dirangkum menjadi dua
kegiatan inti yakni tahap perivikasi sebelum evaluasi kebijakan berlangsung dan kedua
adalah tapap penilaian dengan sistem tertentu pada saat berlangsungnya kegiatan penilaian
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah kiranya makalah ini menjadi bahan renungan kita
bersama bahwa dalam proses kebijakan publik ada suatu sub siklus didalamnya, yakni
evaluasi, evaluasi ini menentukan untuk pemberlakuan kembali suatu kebijakan yang
dianggap berhasil atau tidak, sehingga proses ini perlu diperhatikan oleh pemerintah guna