PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
1. Jelaskan apa perbedaan moral, etiket dan etika, etika administrasi publik dan
mengapa etika penting dalam administrasi public.
Moral
Moral adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan
sebagainya. Moral merupakan standar perilaku yang memungkinkan setiap orang untuk
dapat hidup secara kooperatif dalam suatu kelompok. Moral dapat mengacu pada sanksi-
sanksi masyarakat terkait perilaku yang benar dan dapat diterima
Etika
Etika adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etiket
Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan
antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Etiket berasal dari kata bahasa
Prancis "etiquette"
Pendekatan Deontologi
Deontologi adalah pandangan etika normatif yang menilai moralitas suatu tindakan
berdasarkan kepatuhan pada peraturan. Etika ini kadang-kadang disebut etika berbasis
"kewajiban" atau "obligasi" karena peraturan memberikan kewajiban kepada seseorang.
Etika deontologis biasanya dianggap sebagai lawan dari konsekuensialisme, etika pragmatis,
dan etika kebajikan.Etika Deontologi bersumber kepada 3 (tiga) eksistensi Metafisis yaitu
Kebebasan, Keabadian dan Tuhan. Ketiga ide inilah yang menjadi dasar dari Kehendak Baik
manusia yang mendorongnya untuk bermoral. Ketiga ide ini bersifat intuitif, alamiah dan
kodrati manusia, sehingganya, manusia itu dapat disimpulkan sebagai mahluk moral. Hanya
saja, didalam upayanya untuk mengembangkan moralitasnya manusia kerapkali terbentur
kepada kenyataan dirinya sendiri serta keberadaannya ditengah tengah manusia lainnya,
sehingga sebagai akibatnya, perdebatan etika kemudian muncul demi hanya untuk mengukur
ukuran baik dan buruk menurut sudut pandang masing masing individu.
Pendekatan Teleologis
Teleologi adalah ajaran yang menerangkan bahwa segala sesuatu dan segala kejadian menuju
pada tujuan tertentu. Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang
memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran,
arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum,
teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan
di alam maupun dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran filosofis-
religius tentang eksistensi tujuan dan "kebijaksanaan" objektif di luar manusia. Dalam dunia
etika, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu tindakan
dilakukan. Perbedaan besar tampak antara teleologi dengan deontologi. Secara sederhana,
hal ini dapat kita lihat dari perbedaan prinsip keduanya. Dalam deontologi, kita akan melihat
sebuah prinsip benar dan salah. Namun, dalam teleologi bukan itu yang menjadi dasar,
melainkan baik dan jahat. Ketika hukum memegang peranan penting dalam deontologi,
bukan berarti teleologi mengacuhkannya. Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan
mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan
akibat. Betapapun salahnya sebuah tindakan menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan
berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik. Ajaran teleologis dapat menimbulkan bahaya
menghalalkan segala cara. Dengan demikian tujuan yang baik harus diikuti dengan tindakan
yang benar menurut hukum. Hal ini membuktikan cara pandang teleologis tidak selamanya
terpisah dari deontologis. Perbincangan "baik" dan "jahat" harus diimbangi dengan "benar"
dan "salah". Lebih mendalam lagi, ajaran teleologis ini dapat menciptakan hedonisme, ketika
"yang baik" itu dipersempit menjadi "yang baik bagi saya"
Good Governance
Adalah seperangkat proses yang diberlakukan dalam organisasi baik swasta maupun negeri
untuk menentukan keputusan. Tata laksana yang baik ini walaupun tidak dapat menjamin
sepenuhnya segala sesuatu akan menjadi sempurna - namun, apabila dipatuhi jelas dapat
mengurangi penyalah-gunaan kekuasaan dan korupsi. Kunci utama memahami good
governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip
ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa
dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance
2. Transparansi/(Transparency)
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh
pemerintah. Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara
pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di
dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Tranparansi dibangun atas dasar
arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan
informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang
tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. Sehingga bertambahnya
wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan, meningkatnya jumlah
masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan dan berkurangnya pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan.
3. Kesetaraan/(Equity)
Kesetaraan yakni kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Semua warga masyarakat
mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka.
Prinsip kesetaraan menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Informasi adalah suatu kebutuhan
penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan daerah. Berkaitan dengan
hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif memberikan informasi lengkap tentang
kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat. Pemerintah daerah perlu
mendayagunakan berbagai jalur komunikasi seperti melalui brosur, leaflet, pengumuman
melalui koran, radio serta televisi lokal. Pemerintah daerah perlu menyiapkan kebijakan
yang jelas tentang cara mendapatkan informasi
4. Efektifitas dan Efisiensi/(Effectiveness and Efficiency)
Untuk menunjang prinsip-prinsip yang telah disebutkan di atas, pemerintahan yang baik
dan bersih juga harus memenuhi kriteria efektif dan efisien yakni berdaya guna dan
berhasil-guna. Kriteria efektif biasanya di ukur dengan parameter produk yang dapat
menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan
lapisan sosial. Agar pemerintahan itu efektif dan efisien, maka para pejabat pemerintahan
harus mampu menyusun perencanaan-perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan nyata
masyarakat, dan disusun secara rasional dan terukur. Dengan perencanaan yang rasional
tersebut, maka harapan partisipasi masyarakat akan dapat digerakkan dengan mudah,
karena program-program itu menjadi bagian dari kebutuhan mereka. Proses-proses
pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga
masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal
mungkin.
5. Akuntabilitas/(Accountability)
Akuntabilitas adalah pertangungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang
memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Para pengambil
keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat
bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang
berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya
tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan. Instrumen dasar akuntabilitas adalah
peraturan perundang-undangan yang ada, dengan komitmen politik akan akuntabilitas
maupun mekanisme pertanggungjawaban, sedangkan instrumen-instrumen
pendukungnya adalah pedoman tingkah laku dan sistem pemantauan kinerja
penyelenggara pemerintahan dan sistem pengawasan dengan sanksi yang jelas dan
tegas.
4. Jelaskan dengan contoh Old public administration, new public management dan new public
services.
New Public Management (NPM) merupakan paradigma baru pada tahun 1990.Istilah
NPM pertama kali dikemukakan oleh Crishtopher Hood .NPM biasanya dikawankan
dengan Old Public Management (OPM).Konsep NPM muncul pada tahun 1980-an
digunakan untuk melukiskan sector public di inggris dan selandia baru.NPM
menekankan ada control atas output kebijakan pemerintah,desentralisasi otoritas
manajement,penganalan pada dasar kuasimekanisme pasar,serta layanan yang
berorientasi customer.
Asal NPM berasal dari pendekatan atas manajemen public dan birokrasi.Fokus dari
NPM sebagai sebuah gerakan pengadopsian keunggulan teknik manajemen
perusahaan sector public untuk diimplementasikan dalam pengadministrasiannya.
Karakteristik NPM,meliputi :
a. Manajemen professional disektor public;secara bertahap mereka mulai
menerapkan mengelola organisasi secara professional,memberikan batasan,tugas
pokok dan fungsi serta deskripsi kerja yang jelas
b. Penekanan terhadap pengendalian output dan outcome;sudah dilakukan
dengan penguunaan performance budgeting yang dirancang oleh Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.
c. Pemecahan unit-unit kerja di sector public,hal ini sudah dilakukan oleh Depkeu
juga BPK yaitu adanya unit-unit kerja tingkat eselon1
d. Menciptakan persaingan disektor public,seperti adanya mekanisme kontrak dan
tender kompetitif dalam rangka penghematan biaya dan peningkatan kualitas serta
privatisasi
e. Mengadopsi gaya manajemen dari sector bisnis ke sector public seperti adanya
modernisasi kantor baik di Ditjen Pajak,Ditjen Perbendaharaan maupun Ditjen Bea
Cukai.Selain itu hubungan antara atasan dan bawahan semakin dinamis,gap
senioritas dan muncul hal-hal profesionalisme yang dibutuhkan
f. Disiplin dan penghematan penggunaan sumber daya;dalam hal disiplin
biaya,implementasi pada kedua instansi masih diragukan karena masih ada aset-aset
yang melebihi spesifikasi kebutuhan.Sedangkan dalam hal disiplin pegawai adanya
modal presensi menggunakan finger print yang sudah sangat efektif