Walaupun bagaimanapun juga, Magna Charta tetap menjadi tonggak awal penegakan
HAM di dunia. Sekalipun ikatan perjanjian HAM hanya melingkupi orang-orang papan atas di
Inggris. Raja Inggris yang bijak tersebut bernama Raja John yang memerintah Kerajaan Inggris
di abad ke-12. Selanjutnya, sebagai wujud nyata tindak lanjut dari Magna Charta, di tahun 1679,
para tahanan yang ditahan sebelum Magna Charta menjadi kesepakatan mulai dihadapkan
kepada raja. Kali ini bukan untuk disiksa atau dihakimi lagi. Mereka mendapatkan kepastian
alasan penahanan selama bertahun-tahun. Sehingga para tahanan tanpa pengadilan yang dulunya
diseret paksa masuk penjara mulai dapat menerima keadaan dan tidak lagi hidup dalam
kebencian.
Bill of Rights
Di tahun 1689, Inggris mengeluarkan akta HAM lagi yang dinamai Bill of Rights. Akta
penandatanganan ini membatasi kekuasaan raja yang masih tergolong absolut. Lagi-lagi yang
berusaha memperjuangkan dikeluarkannya akta Bill of Rights adalah golongan bangsawan.
Mereka meminta raja tidak dikebalkan hukum. Bagaimanapun juga, raja sangat mungkin
melakukan kesalahan karena beliau hanyalah manusia biasa.
Ketika raja melakukan kesalahan, hukum yang berlaku harus menghukum sesuai
pelanggaran yang dilakukan raja. Selain itu, raja tidak lagi berhak semena-mena menyiapkan
pasukan kecuali dalam kondisi siaga perang. Raja adalah pemimpin pemerintahan yang harus
mempertanggungjawabkan tugasnya di hadapan parlemen Inggris. Karena telah menyangkut
hak-hak parlementer, piagam Bill of Rights dianggap sebagai piagam modern pertama di dunia.
Terlepas dari prakteknya yang hanya berlaku untuk para bangsawan berjenis kelamin laki-laki
saja.
Amerika Serikat
Setelah mulai berkembang baik di Britania Raya alias Inggris, Hak Asasi Manusia mulai
dikembangkan di negara lain. Tepatnya United States of America (U.S.A) yang waktu itu masih
menjadi negara muda. Amerika Serikat di awal kemerdekaannya sangat terinspirasi dengan
pemikiran-pemikiran Jean Jacques Rousseau, John Locke serta Mountesquieu. Sehingga
Amerika Serikat memasukkan pendapat mereka mengenai hak asasi manusia ke dalam dasar
negara. 4 Maret 1789 menjadi tanggal yang penting bagi sejarah HAM di Amerika Serikat. Pada
tahun tersebut, Amerika Serikat resmi memasukkan aturan HAM yang bersumber dari pendapat
filsuf terkenal di atas ke dalam Undang-undang Dasar Negaranya.
Secara alamiah manusia lebih menyukai perdamaian dibandingkan perang yang meminta
tumbal nyata dan biaya yang tidak sedikit. Seusainya perang dunia II yang sangat dahsyat, HAM
diakui secara internasional. Melalui United Nation Organization (UNO) alias PBB yang menjadi
payung atas banyak negara dari beberapa benua, HAM diakui secara resmi.
Karena yang mengakui adalah organisasi resmi tingkat dunia, maka HAM telah dijunjung
tinggi di atas bumi. Bukan hanya satu atau dua negara saja yang menegakkan, mulai 10
Desember 1948 HAM harus dibela oleh masyarakat internasional. Tidak boleh ada perang yang
menyalahi HAM sebagaimana yang dilakukan Hitler dan NAZI ketika masa Perang Dunia II.
HAM yang telah diakui oleh PBB ini disahkan secara tertulis melalui sebuah deklarasi bernama
The Universal Declaration of Human Rights. Semenjak itulah, setiap negara yang tergabung
dalam PBB juga menegakkan HAM di negaranya masing-masing. Sampai sekarang, HAM masih
dijaga baik oleh setiap negara di dunia.
Di Indonesia HAM sebenarnya telah lama ada. Sebagai contoh, HAM di Sulawesi
Selatan telah dikenal sejak lama, kemudian ditulis dalam buku-buku adat (Lontarak). Antara lain
dinyatakan dalam buku Lontarak (Tomatindo di Lagana) bahwa apabila raja berselisih faham
dengan Dewan Adat, maka Raja harus mengalah. Tetapi apabila para Dewan Adat sendiri
berselisih, maka rakyatlah yang memustuskan. Jadi asas-asas HAM yang telah disorot sekarang,
semuanya sudah diterpkan oleh Raja-Raja dahulu, namun hal ini kurang diperhatikan karena
sebagian ahli hukum Indonesia sendiri agaknya lebih suka mempelajari teori hukum Barat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa HAM sudah lama lahir di Indonesia, namun dalam
perkembangannya tidak menonjol karena kurang dipublikasikan.
Human Rights selalu terkait dengan hak individu dan hak masyarakat. Sesungguhnya
dalam Human Rights sudah implisit adanya kewajiban yang harus memperhatikan kepentingan
masyarakat. Demikian juga tidak mungkin kita mengatakan ada hak kalau tanpa kewajiban.
Orang yang dihormati haknya berkewajiban pula menghormati hak orang lain. Jadi saling
hormat-menghormati terhadap masing-masing hak orang.
Berikut ini adalah perkembangan HAM di Indonesia:
1) Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)
Sebelum Indonesia merdeka,banyak organisasi pergerakan nasional berpemikiran
HAM,beberapa organisasi telah memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan
pendapat melalui petisi-petisi yang dilakukan kepada colonial maupun dalam tulisan dalam surat
kabar.Beberapa organisasi yang bergerak dalam konteks pemikiran HAM sebelum kemerdekaan
adalah: Boedi Oetomo, Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Partai Komunis Indonesia,
Indische partij, Partai Nasional Indonesia, Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia.