Anda di halaman 1dari 24

PERENCANAAN DAN EVLUASI KESEHATAN

“ANALISIS SWOT”
Dosen Pembimbing: Ibu Renny Listiawaty, SKM, M.K.M

Disusun Oleh :

Elsa Afrilia 1713201012


Intan Widya Sari 1713201016
Meisye Herlen Sefia 1713201019
Yedi Saputra S 1713201042

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU


JAMBI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang sampai pada hari
ini karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul Analisis SWOT . Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Dan Evaluasi
Kesehatan,
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER……………………………………………………....1
KATA PENGANTAR……………………………………………………..2
DAFTAR ISI………………………………………………………………3
BAB 1
PENDAHULUAN…………………………………………………………..
A. Latar Belakang…………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………..4
C. Tujuan Masalah…………………………………………………...4
BAB II
A. Pengertian SWOT……………………………………………….. 5-6
B. Manfaat Analisa SWOT:………………………………………… 6-7
C. Unsur–Unsur SWOT…………………………………………….. 8
D. Teknik SWOT…………………………………………………….. 9
E. Waktu yang Tepat Menggunakan SWOT…………………….. 14-15
F. Proses Perencanaan dengan Analisa SWOT………………… 15-16
G. Contoh Analisis SWOT……………………………………………16-22
BAB III
A. Kesimpulan………………………………………………………… 23
B. Saran……………………………………………………………….. 23
C. Daftar Pustaka…………………………………………………….. 24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) atau di-
Indonesiakan menjadi analisis KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-
Ancaman) sudah sangat umum dikenal dan mudah untuk dilakukan.
Proses manajemen strategis adalah sebuah proses delapan langkah yang mencakup
perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan evaluasi.
Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat
pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan
tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah perusahaan dan organisasi
internal maupun eksternal. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian SWOT ?
2. Apa saja manfaat analisa SWOT ?
3. Apa saja yang termasuk dalam unsur–unsur SWOT ?
4. Bagaimana teknik SWOT ?
5. Kapan waktu yang tepat menggunakan SWOT ?
6. Bagaimana Proses Perencanaan Dengan Analisa SWOT?
7. Bagaimana Contoh Penereapan Analisis SWOT?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian SWOT ?
2. Untuk Mengetahui manfaat analisa SWOT ?
3. Untuk Mengetahui dalam unsur–unsur SWOT ?
4. Untuk Mengetahui teknik SWOT ?
5. Untuk Mengetahui waktu yang tepat menggunakan SWOT ?
6. Untuk Mengetahui Proses Perencanaan Dengan Analisa SWOT?
7. Untuk Mengetahui Contoh Penerapan Analisis SWOT?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian SWOT


SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness
(kelemahan) internal organisasi Puskesmas, serta Opportunity (kesempatan atau
peluang) dan Threat (ancaman atau rintangan atau tantangan)dari lingkungan
eksternal yang dihadapi organisasi Puskesmas. Yang dimaksud kekuatan adalah
kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi Puskesmas, sehingga
Puskesmas memiliki keunggulan kompetitif di pasaran. Hal ini disebabkan karena
Puskesmas memiliki sumber daya, keterampilan, produk, jasa andalan dan
sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius
bagi penampilan kinerja Puskesmas. Adapun peluang adalah sebagai situasi
lingkungan yang menguntungkan bagi Puskesmas. Sedangkan ancaman
merupakan kebalikan dari peluang, dengan demikian ancaman adalah faktor-
faktor lingkungan yang menguntungkan Puskesmas. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan
analisis strategik. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk
memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta
berperan untuk meminimalisasi kelemahan organisasi dan menekan dampak
ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisa SWOT adalah sebuah bentuk
analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa
ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang
kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang
harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa
SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi
oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan
jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisis
terhadap peluang dan ancaman merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang
berasal dari pihak luar perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan
merupakan analisis terhadap faktor-faktor intern perusahaan. Hasil analisis
ekstern ini digabungkan dengan hasil analisis intern untuk penentuan misi,visi
dan tujuan organisasi.Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya
adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

2.2 Manfaat Analisa SWOT


1. Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan
dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau,
ditopang sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akan
diproyeksikan kemasa depan.
2. Untuk menganalisis kesempatan atau peluang dan kekuatan dalam
membuat rencanajangka panjang.
3. Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai
kecendrungan menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk
perbaikan.
4. Untuk mengidentifikasi faktor eksternal (O dan S) danfaktor internal (S dan
W)

Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan


hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam
penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-
kesimpulan berdasarkan keempat faktor dimuka yang sebelumnya telah
dianalisa.
a. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan
atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan
adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat
dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat
teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya
telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.

b. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)


Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena
kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak
dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah
bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap
pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat
memanfaatkan kesempatan.

c. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)


Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi
ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat
mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang
harga.

d. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)


Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi
yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut.
Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada
situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang
lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu
perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan
hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan
dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan
mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain
perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.
2.3 Unsur – Unsur SWOT
Terdapat empat unsur pokok SWOT, yaitu :
1. Strength (Kekuatan)
Arti kata Strength di sini adalah berbagai kelebihan yang bersifat
khas yang dimiliki oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan
maka akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam
mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
2. Weakness (Kelemahan)
Arti kata Weaknessdi sini adalah berbagai kekurangan yang
bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil
diatasi akan berperan besar, tidak hanya dalam memperlancar berbagai
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam
mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi
3. Opportunities (Peluang atau Kesempatan)
Arti kata Opportunities di sini adalah peluang yang bersifat positif
yang dihadapi oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan akan
memiliki peranan yang besar dalam mencapai tujuan organisasi.
Opportunities juga diartikan sebagai suatu peluang yang berkembang di
masa yang akan datang dan akan terjadi.
4. Threat (Ancaman atau Hambatan)
Arti kata Threat di sini adalah kendala yang bersifat negatif yang
dihadapi oleh suatu organisasi dimana apabila berhasil diatasi akan besar
peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.
a. Unsur Strength dan Weakness bersifat internal, yaitu unsur yang ada atau
muncul di dalam organisasi
b. Unsur Opportunities dan Threatbersifat eksternal, yaitu unsur yang ada atau
muncul dari luar organisasi
c. Unsur Strength dan Opportunities merupakan faktor positif yang bersifat
menguntungkan bagi organisasi
d. Unsur Weakness dan Threat merupakan faktor negatif yang bersifat
merugikan bagi organisasi
Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan keempat unsur SWOT ini
perlu dimiliki
2.4 Teknik SWOT
Teknik analisis SWOT dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu :
1. Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi
Hal – hal yang dapat dilakukan untuk melakukan analisis kekuatan
dan kelemahan organisasi, yaitu :
a. Menetapkan unsur – unsur organisasi yang akan dinilai
Unsur – unsur yang akan dinilai biasanya dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a) Unsur perangkat organisasi (tool of administration) yang
terdiri dari tenaga (man), dana (money), sarana (material)
dan metode (method)
b) Unsur fungsi organisasi (function of administration) yang
terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating) serta pengawasan
(controlling)

b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai


Nilai yang diberikan untuk tiap unsur yang dinilai secara umum
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a) Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan dengan
baik atau buruk.
b) Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan
penting atau tidak penting
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
Contoh matrik hasil penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh organisasi dapat dilihat pada gambar 5.1

GAMBAR 5.1
MATRIK KEKUATAN DAN KELEMAHAN ORGANISASI

PERFORMANCE
Baik

Buruk

Penting
A B

IMPORTANCE

D C

Tidak Penting

d. Menarik kesimpulan hasil penilaian


Pedoman yang dipakai untuk menarik kesimpulan dari hasil
penilaian adalah sebagai berikut :
a) Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak A, maka berarti
unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari kekuatan
organisasi. Karena memang unsur – unsur yang masuk dalam
kotak A ini, jika ditinjau dari kehendak untuk mencapai tujuan
organisasi, mempunyai peranan yang penting serta keadaannya
juga telah baik. Adalah selayaknya kekuatan organisasi ini dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa sehingga
tujuan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (keep up the
good work)
b) Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak B, maka berarti
unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari kelemahan
organisasi. Karena memang unsur – unsur yang masuk dalam
kotak B ini, jika ditinjau dari kehendak untuk mencapai tujuan
organisai, mempunyai peranan yang penting, yang sayangnya
tidak berada dalam keadaan baik. Untuk keberhasilan prganisasi,
kelemahan yang seperti ini perlu segera diperbaiki (concentrate
here)
c) Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak C, maka berarti
unsur yang dinilai tersebut juga merupakan salah satu dari
kelemahan organisasi, meskipun peranannya tidak sepenting
unsur – unsur yang termasuk dalam kotak B. Upaya perbaikan
memang perlu dilakukan, tetapi menempati prioritas yang rendah
(low priority)
d) Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak D, maka berarti
unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari kekuatan
organisasi karena keadaannnya memang telah baik. Sayangnya
peranan unsur tersebut tidak sepenting unsur – unsur yang
termasuk dalam kotak A.

2. Melakukan analisis kesempatan organisasi


Untuk dapat melakukan analisis kesempatan yang dimiliki oleh
organisasi perlulah dilakukan hal – hal sebagai berikut :
a. Menetapkan unsur – unsur yang akan dinilai
Biasanya unsur– unsur yang akan dinilai tersebut merupakan hal–
hal yang baru bagi organisasi. Misalnya perubahan kebijakan
pemerintah, perubahan tingkat sosial ekonomi penduduk,
perubahan keadaan sosial budaya penduduk dan lain sebagainya,
b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
Nilai yang diberikan secara umum dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a) Nilai daya tarik (attractiveness) yang dinyatakan dengan tinggi
dan rendah
b) Nilai kemungkinan keberhasilan (success probability) yang
dinyatakan dengan tinggi dan rendah
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
Contoh matrik dari hasil penilaian terhadap kesempatan yang
dihadapai oleh organsasi dapat dilihat pada gambar 5.2

GAMBAR 5.2
MATRIK KESEMPATAN ORGANISASI

ATTRACTIVENES
Tinggi

Rendah

Tinggi

A B

SUCCES
PROBABILITIES

D C

Rendah

3. Melakukan analisis hambatan organisasi


Untuk dapat melakukan analisis hambatan yang dihadapi oleh
organisasi, perlu dilakukan hal – hal sebagai berikut :
a. Menetapkan unsur – unsur yang akan dinilai
Sama halnya dengan kesempatan, biasanya unsur– unsur yang
akan dinilai merupakan hal–hal yang baru bagi organisasi. Misalnya
perubahan kebijakan pemerintah, perubahan keadaan sosial
budaya penduduk dan lain sebagainnya
b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
Nilai yang diberikan secara umum dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
a) Nilai kemungkinan munculnya hambatan (probability of
occurance) yang dinyatakan dengan sering dan jarang
b) Nilai seriusnya hambatan (seriousness) yang dinyatakan
dengan serius dan tidak

c. Membuat matrik dari hasil penelaian yang dilakukan


Contoh matrik dari hasil penilaian terhadap hambatan yang
dihadapi oleh organisasi dapat dilihat pada Gambar 5.3

GAMBAR 5.3
MATRIK KELEMAHAN ORGANISASI

PROBABILITY OF OCCURANCE
Sering

Jarang

Serius
A B

SERIOUSNESS

D C

Tidak Serius

d. Menarik Kesimpulan hasil penelitian


Misal apabila unsur yang dinilai masuk dalam kolom A, maka
berarti unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari
hambatan organisasi. Karena memang unsur – unsur yang masuk
dalam kotak A ini sering muncul dan bersifat serius.
Biasanya nilai kesempatan dan hambatan sering dipadukan. Langkah
selanjutnya yang akan dilakukan, tergantung dari kombinasi kedua nilai tersebut.
Contoh nilai kombinasi yang dimaksud dapat dilihat pada table 5.4
TABEL 5.4
NILAI KOMBINASI ANALISIS SWOT
KESEMPATAN HAMBATAN NILAI KOMBINASI
A D Ideal business
A A Speculative business
B D Mature business
D A Troubled business

Ada delapan langkah yang diperlukan untuk menyusun matriks SWOT,


yaitu:
1. Tulis peluang eksternal kunci organisasi
2. Tulis ancaman eksternal kunci organisasi
3. Tulis kekuatan internal kunci organisasi
4. Tulis kelemahan internal kunci organisasi
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi
SO dalam kuadrat yang sudah ditentukan
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catatlah
strategi WO dalam kuadrat yang sudah ditentukan
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah
strategi ST dalam kuadran yang sudah ditentukan
8. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah
strategi WT dalam kuadran yang sudah ditentukan.
2.5 Waktu yang Tepat Menggunakan SWOT
SWOT digunakan saat mengembangkan rencana strategis atau
perencanaan solusi untuk masalah. Namun SWOT baru dapat diaplikasikan
setelah menganalisis lingkungan eksternal dan internal.Cara menggunakannya:
1. Analisis Internal
Menguji kemampuan sistem  tersebut. Ini dapat dilakukan dengan
menganalisis suatu sistem dengan kekuatan dan kelemahan
2. Analisis Eksternal
Melihat pada titik-titik utama dalam analisis dan mengidentifikasi titik-titik
yang menimbulkan peluang.Untuk sistem tersebut, dan yang menimbulkan
ancaman atau hambatan terhadap kinerja.

Untuk membangun analisis SWOT dan  mengatur sebuah program untuk


perencanaan dan memeriksa situasi yang ada pada saat ini. Maka perlu
diketahui terlebih dahulu kekuatan dan kelemahannya. Bagaimana kita bisa
memanfaatkan  kekuatan dan mengatasi kelemahan yang ada, dan apakah
peluang eksternal dan internal dalam ancaman bidang  yang dipilih.

2.6 Proses Perencanaan dengan Analisa SWOT

Misi/Tujuan

Faktor Faktor
Intern Ekstern

SWOT
Strength
Weakness
Opportunity
Treath

Sasaran / Rencana Strategis

Target

Anggaran Operasional
Dari gambar tersebut kita dapat mengetahui proses perencanaan
produksi dengan berbagai kaitan antara variabel-variabel yang perlu diperhatikan
dalam proses perencanaan itu.
Pada gambar dapat dilihat bahwa tujuan perusahaan merupakan arah
sasaran yang paling utama dimana tujuan bagian produksi harus disesuaikan
dengan tujuan perusahaan. Kemudian dalam tahap pencapaian tujuan bagi
perusahaan,maka perlu dilihat kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada
serta tekanan-tekanan (threats) dari luar yang dialami perusahaan itu.
Setelah itu analisa intern terhadap faktor-faktor produksi akan
menghasilkan rumusan tentang kekuatan-kekuatan (strengths) yang dimiliki serta
kelemahan-kelemahan (weakness) yang ada. Dari hal tersebut haruslah
ditentukan strategi pemanfaatan faktor-faktor produksinya untuk meraih
kesempatan yang ada dengan kekuatan, kelemahan serta tekanan-tekanan yang
dialaminya.

G. Contoh Analisis SWOT Puskesmas Tahun 2009


1. Analisis Lingkungan Dalam Puskesmas
a. Strength (kekuatan)
i. Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk
menjangkau seluruh wilayah kerja, Puskesmas diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu sereta Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk
daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, puskesmas
dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Juga ditunjang oleh Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) berupa Posyandu,
Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
-Desa Siaga, dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)- Usia lanjut,
dan lain-lain.
ii. Pemerintah daerah telah menyediakan dana dari pengembalian
retribusi pendapatan Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di
setiap kabupaten/kota, pengadaan tenaga, obat-obatan, alat
kesehatan dan sebagainya.
iii. Adanya tenaga kesehatan Puskesmas yang telah ditempatkan di
sarana kesehatan baik di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu,
Balai Pengobatan Desa, Pos Kesehatan Desa dan Bidan Desa di
wilayah kerja Puskesmas.
iv. Adanya standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap
dalam Puskesmas.
v. Adanya sistem informasi manajemen Puskesmas yang bersumber
dari sitem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, sistem informasi
Posyandu, laporan sarana kesehatan swasta, laporan lintas sektor,
dan lain-lain.
vi. Adanya sistem Kesehatan Nasional dan UU tentang Kesehatan
serta peraturan perundang-undangan lainnya sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

b. Weakness (kelemahan)
i. Visi, misi dan tujuan Puskesmas belum dipahami sepenuhnya oleh
pimpinan dan staf Puskesmas. Hal tersebut dapat melemahkan
komitmen, dukungan dan keikutsertaan pegawai dalam
mengembangkan fungsi Puskesmas. Mereka terperangkap oleh
tugas-tugas rutin yang bersifat kuratif yang kebanyakan dilakukan di
dalam gedung Puskesmas. Akibatnya, kegiatan Puskesmas di luar
gedung yang bersifat promotif dan preventif kurang mendapatkan
perhatian.
ii. Beban kerja Puskesmassebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
kesehatan kabupaten atau kota terlalu berat. Pertama karena rujukan
kesehatan dan dari Dinas kesehatan kabupaten atau kota kurang
berjalan. Keduakarena Dinas kesehatan kabupaten atau kota yang
sebenarnya bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah kabupaten
atau kota lebih banyak melaksanakan tugas-tugas administratif.
iii. Puskesmas masih bersifat sentralistis, dimana Puskesmas belum
memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat.
iv. Waktu kerja pegawai Puskesmas kurang efektif dan kurang optimal.
v. Ketidakefisienan Puskesmas juga tampak dari pemanfaatan ruang
rawat inap di beberapa Puskesmas dengan tempat perawatan.
Kurang tegasnya pemisahan antara tugas pokok untuk melakukan
perawatan pasien rawat inap dengan pelayanan kesehatan
masyarakat merupakam salah satu kendala pengembangan upaya
kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas dengan tempat
perawatan.
vi. Citra Puskesmas masih kurang baik, utamanya yang berkaitan mutu,
penampilan fisik Puskesmas kurah bersih, nyaman, disiplin
profesionalisme, dan keramahan petugas dalam pelayanan
kesehatan yang masih lemah.
vii. Belum tersedianya sumber daya Puskesmas yang memadai seperti
ketersediaan tenaga belum sesuai standar ketenagaan Puskesmas
dan Penyebaran tidak merata, kemampuan dan kemauan petugas
belum memadai, penanggung jawab program Puskesmas belum
memiliki kemampuan manajerial program, pengembangan sumber
daya tenaga kesehatan tidak berorientasi pada kebutuhan
Puskesmas atau program, namun seringkali merupakan keinginan
dari pegawai yang bersangkutan: kurangnya tanggung jawab,
motivasi, dedikasi,loyalitas dan kinerja petugas Puskesmas.
viii. Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas, alat
kesehatan juga kurang memadai, dana operasional maupun program
sangat kurang dan hanya bersumber dari presentase pengembalian
retribusi Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap
kabupaten atau kota.
ix. Belum tersedianya data dan informasi registrasi vital tentang
kependudukan dan program kesehatan yang sahid dan akurat.

2. Analisis Lingkungan Luar Puskesmas


a. Opportunity (kesempatan/peluang)
i. Amandemen UUD 1945 Pasal 28 H yang menyatakan bahwa setiap
warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang
optimal merupakan dukungan landasan hukum sebagai peluang bagi
pemerintah dan masyarakat dalam mempercepat upaya pemerataan
pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
ii. Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukan UU RI No. 1999
yang kemudian disempurnakan dengan UU RI No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan daerah memberi peluang yang besar bagai
Puskesmas untuk memperbaiki sistem, rencana strategik, dan
rencana operasional, mengembangkan program dan kegiatan
Puskesmas secara mandiri sesuai kebutuhan masyarakat dan
potensi yang tersedia.
iii. Kesepakatan para bupati atau walikota pada tanggal 28 Juli 2000
untuk menyediakan alokasi dana kesehatan minimal 15 % dari APBD
atau 15% PDRB merupakan peluang yang besar bagi Puskesmas
untuk mengembangkan program-program kesehatan di wilayah
kerjanya dengan dukungan anggaran yang memadai.
iv. Adanya komitmen dan dukungan politis dari pemerintah daerah dan
DPRD kabupaten atau kota untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
v. Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan
memberi peluang untuk mempercepat peningkatan pemerataan
pelayanan serta kualitas pelayanan Puskesmas.
vi. Adanya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatn berupa
UKBM antara lain Posyandu, Polindes, Poskesdes, Posbindu, dan
lain-lain.
vii.Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan yang bersumber
dari masyarakat melalui program JPKM, Dana Kesehatan
Masyarakat, Dana Sekolah Sehat, Dana Sosial Ibu Bersalin, beras
perelek atau jimpitan, dana kematian dan sebagainya.
viii. Adanya dana stimulasi dari pemerintah daerah untuk dana sosial
ibu bersalin yang dapat dikembangkan menjadi Dana Sehat berpola
JPKM.
ix. Adanya komitmen dan dukungan dari stakeholders serta tokoh
masyarakat terhadap program Puskesmas.
x. Adanya momentum program kesehatan yang strategis seperti
Gerakan Sayang Ibu, Desa Siaga, Gerakan Terpadu Nasional, dan
lain-lain.
xi. Keadaan geografis yang dapat dijangkau oleh kendaraan serta
tersedianya sarana transportasi dan komunikasi yang sudah
menjangkau seluruh wilayah kerja Puskesmas.

b. Threat (ancaman/ rintangan/ tantangan)


i. Ketidakmampuan pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan
kabupaten ataukota untuk memanfaatkan era desentralisasi sebagai
peluang dan kesempatan untuk melakukan reformasi Sistem
Pembangunan Kesehatan Daerah dapat menjadi ancaman dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja
puskesmas
ii. Terjadinya transisi epidemiologi baik oleh pengaruh perubahan
struktur penduduk dan perubahan gaya hidup masyarakat
menyebabkan beban ganda pelayanan kesehatan yaitu tidak saja
pada masalah penyakit infeksi tetapi juga penyakit degeneratif.
Selain itu pelayanan kesehatan juga menghadapi masalah penyakit
yang pada akhir ini cenderung meningkat seperti tuberculosa,
demam berdarah dengue. Fenomena-fenomena tersebut merupakan
tantangan sekaligus ancaman pengembangan Puskesmas.
iii. Terjadinya krisis ekonomi yang belum sepenuhnya pulih tidak saja
menambahi jumlah penduduk miskin, tetapi juga menurunkan
kemampuan pemerintah dalam menyediakan anggaran untuk
pembangunan kesehatan.
iv. Manajemen program Puskesmas belum dirumuskan oleh Dinas
Kesehatan kabupaten atau kota sebagai pedoman dan rujukan
Puskesmas.
v. Kurangnya pembinaan dan bimbingan program dari Dinas Kesehatan
kabupaten atau kota.
vi. Kurangnya komitmen, dukungan dan keikutsertaan lintas sektoral
dalam program kesehatan.
vii.Kurangnya komitmen dan dukungan stakeholders Puskesmas
terhadap program Puskesmas.
viii. Jumlah kader kesehatan masih kurang, tingginya drop out kader,
adanya kejenuhan dari kader, sulitnya mencari kader baru,
kurangnya dana stimulasi kader, kurangnya sarana kegiatan kader
seperti buku pegangan kader, sarana pencatatan dan pelaporan
kegiatan kader dan sebagainya.
ix. Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah
perkembangan masa depan, yakni sistem pembiayaan praupaya
untuk pelayanan kesehatan perorangan.
x. Puskesmas masih belum berhasil dalam menggali, menghimpun dan
mengorganisasi partisipasi masyarakat serta membina kemitraan
dengan sektor lain yang terkait.
xi. Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta yang lebih profesional,
bermutu, dan bernuansa profit merupakan ancaman terhadap
pelayanan kesehatan pemerintahan termasuk Puskesmas.
xii.Kurangnya penggunaan obat generik karena banyaknya pasokan
obat pasien menyebabkan tingginya harga obat-obatan dan
merupakan ancaman pelayanan kesehatan terutama untuk
masyarakat miskin.
xiii. Mobilisasi penduduk yang tinggi menyebabkan penularan penyakit
yang cepat serta perubahan lingkungan dan perilaku sosial budaya
masyarakat merupakan ancaman terhadap semakin meningkatnya
masalah kesehatan.
xiv. Pemanfaat tenaga dan sarana kesehatan Puskesmas masih
kurang, termasuk pemanfaatan bidan desa, dimana bidan desa lebih
banyak dimanfaatkan dalam upaya promotif dan preventif.
xv. Masih adanya persalinan dukun paraji dan belum tejalin kemitraan
antara bidan desa dengan dukun paraji.
xvi. Perilaku Hidup Bersih dana Sehat (PHBS) masih belum
memasyarakat dan membudaya baik PHBS rumah tangga, sarana
kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja, mauoun tempat-tempat
umum.

Berdasarkan analisis SWOT Puskesmas tahun 2009 tersebut diatas,


dapat disimpulkan bahwa Puskesmas saat ini terdapat pada kuadran 4 yaitu
menghadapi kondisi yang paling buruk karena harus menghadpi ancaman/
rintangan/ tantangan (threat) besar yang bersumber pada lingkungan luar dan
pada saat yang bersamaan dilanda berbagai kelemahan internal (weakness).
Strategi yang tepat pada keadaan demikian ialah strategi defensif dalam arti
mengurangi atau mengubah bentuk perlayanan kesehatan yakni:
a. Mengubah paradigma yaitu dari paradigma sakit menjadi paradigma
sehat. Paradigma sehat yakni upaya kesehatan menitikberatkan pada
upaya promotif dan preventiftanpa mengesampingkan upaya promotif
dan rehabilitatif.
b. Upaya kesehatan Puskesmas lebih menitikberatkan pada upaya
kesehatan yanjg mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan
AKI dan AKB seperti program keterpaduan KB-kesehatan di
Posyandu
c. Upaya kesehatan Puskesmas menfokuskan pada program basic-six
Pembinaan dan pengembangan Puskesmas hendaknya diupayakan
untuk memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang atau kesempatan
(strategi SO (strength-oportunitty) atau Strategi Kekuatan-Peluang) dengan
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (strategi WT-weatness-
threat atau strategi kelemahan-ancaman), sehingga Puskesmas berada pada
kuadran 1, dimana Puskesmas menghadapi berbagai peluang-kesempatan
lingkungan luar dan memiliki berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan
berbagai peluang tersebut, sehingga strategi yang tepat yaitu strategi
pertumbuhan (agresif).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan
Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan atau
peluang) dan Threat (ancaman atau rintangan atau tantangan).
 Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam
melakukan analisis strategik, karena analisis ini memiliki
kemampuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan
dan memanfaatkan peluang serta berperan untuk
meminimalisasi kelemahan organisasi dan menekan dampak
ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
 SWOT digunakan saat mengembangkan rencana strategis atau
perencanaan solusi untuk masalah, namun baru dapat
diaplikasikan setelah menganalisis lingkungan eksternal dan
internal.
 Analisis SWOT merupakan perkembangan hubungan atau
interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan
ancaman.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi dan
pembaca untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan
mengenai analisa SWOT
3.3 DAFTAR PUSTAKA
o Azwar Azrul DR. Dr. M.P.H. 1996. PengantarAdministrasi Kesehatan Edisi
Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara.
o Sulaeman, Endang Sutisna.2009.Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di
Puskesmas.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
o Mulyad. 2001, Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja
Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
o Mulyono, Agus.; Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Prinsip Dasar Manajemen Edisi
3 .Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai