Teknologi dapat diartikan sebagai alat bantu manusia, dengan demikian tujuannya tak
lain dan tak bukan untuk memudahkan kamu dalam menyelesaikan pekerjaan. Begitulah fungsi
dari teknologi. Apakah terbayang jika di dunia memiliki teknologi? Tidak hanya teknologi, tetapi
Big Data dan Revolusi Industri 4.0 juga sudah mempengaruhi kehidupan kita saat ini. Lalu
bagaimana perkembangan teknologi untuk menghadapi Big Data pada era Industri 4.0?
Revolusi Industri 4.0 pastinya sudah tidak asing lagi untuk kita. Sejak tahun 2011, kita
memasuki masa Industri 4.0 dengan ditandai oleh meningkatnya konektivitas, interaksi, dan
batas antara manusia, mesin dan sumber daya lainnya. Revolusi Industri 4.0 disebut juga
gabungan dari masa teknologi otomatisasi dan teknologi cyber. Contoh jelas yang dapat dilihat
dari pemanfaatan teknologi ini adalah proses produksi pada bidang industri yang kini dapat
dengan mudah diakses oleh siapa saja dan kapan saja.
Revolusi industri 4.0 ini ditandai dengan pemanfaatan teknologinya, karakteristik dari
teknologi ini adalah interkonektivitas dari sistem cerdas dan otomasi. Ada lima teknologi yang
dianggap menjadi pilar utama dari Industri 4.0 yaitu, Internet of Things, Big Data, Artificial
Intelligence, Cloud Computing dan Additive Manufacturing. Di bidang lain seperti sosial,
ekonomi, dan budaya pun juga mengalami perubahan di era Industri 4.0. Dari perubahan ini
berbagai aspek bisnis juga akan terus berubah dan dapat memberikan peluang bisnis yang lebih
besar.
Perkembangan jaman hingga saat ini sangat berdampak besar terhadap kehidupan
sekarang. Salah satu hal yang berubah adalah cara menggunakan data. Hal tersebut sangat
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, karena dapat dilihat sekarang penggunaan tiap
individu terhadap data sudah sangat tinggi, hampir semua orang memiliki data dalam setiap
perangkatnya (komputer / laptop, smartphone, flashdisk, harddisk eksternal, dll) yang jika
dijumlahkan akan menjadi besar sekali. Hal ini dipengaruhi juga dengan mudahnya tiap individu
untuk mendapatkan data yang diinginkannya (film, musik, games, dll) melalui internet. Internet
menghubungkan tiap individu di seluruh dunia dengan mudah tanpa memperdulikan jarak /
lokasi dan waktu. Sekarang dengan terjadinya perkembangan teknologi, data menjadi hal yang
penting dalam menjalankan berbagai hal, beberapa diantaranya; mengetahui tren pasar,
mengetahui keinginan konsumen saat ini, meningkatkan hasil penjualan, dll. Hasil perubahan ini
sangatlah besar, data pun diolah dengan lebih terkomputerisasi sehingga penyimpanan beberapa
data dapat menghemat tempat dalam kantor perusahaan dengan cara penyimpanan softcopy. Data
yang tersimpan ini lama kelamaan menjadi sangat banyak dan besar sehingga semakin susah
untuk digunakan, hal tersebut disebut big data. Dengan perkembangan sekarang, big data ini
sudah dapat diolah dan digunakan lagi, bahkan memberikan hasil yang lebih baik karena
mencakup pengolahan data yang ada di dalam
Teknologi Big Data sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak, baik perusahaan
besar, usaha kecil dan menengah, maupun pemerintah. Meski pemanfaatan Big Data terbilang
rumit dan mahal, namun UKM bermodal kecil pun bisa memanfaatkannya asal tahu persis tujuan
bisnisnya sehingga memudahkan proses identifikasi data yang dibutuhkan, untuk mendapatkan
manfaat yang lebih besar dari investasi yang dikeluarkan. Beberapa manfaat Big Data yang
sudah dirasakan khususnya bagi dunia usaha diantaranya untuk mengetahui respons masyarakat
terhadap produk-produk yang dikeluarkan melalui analisis sentimen di media sosial; membantu
perusahaan mengambil keputusan secara lebih tepat dan akurat berdasarkan data; membantu
meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan; untuk perencanaan usaha dengan mengetahui
perilaku pelanggan, seperti pada perusahaan telekomunikasi dan perbankan; serta mengetahui
tren pasar dan keinginan konsumen.
Salah satu teknologi yang menjadi pilar utama dari Revolusi Industri 4.0 adalah Big Data.
Penggunaan Big Data disebabkan begitu banyak data yang bisa dianalisis untuk ditemukan
pemecahan masalahnya dengan tepat. Big Data kini adalah bagian dari kehidupan sosial.
Perkembangan Teknologi Big Data di Indonesia dapat dilihat dari meningkatnya penjualan dari
layanan e-commerce dan juga layanan transportasi daring. Disamping itu, kini banyak
perusahaan startup yang bermunculan dengan berbasis data, Artificial Intelligence (AI) maupun
teknologi Big Data. Agar banyak teknologi terus berkembang di Indonesia, maka kita harus peka
terhadap kondisi saat ini, melihat peluang, tantangan serta terus menggali manfaat dari teknologi
yang berkembang di era Industri 4.0 ini.
Dengan perkembangan inilah big data muncul dan saat ini mulai berkembang.
Penggunaannya pun semakin luas, hingga mencakup social media, sehingga dapat menganalisa
tren pasar dengan melihat sentimen analisis pelanggan melalui social media. Dengan
perkembangan saat ini, ada baiknya untuk memahami lebih dalam mengenai big data, sehingga
dapat dimanfaatkan dengan lebih maksimal.
1. Bidang Pemerintahan
IT Management
Big Data merupakan tren teknologi untuk melakukan pendekatan baru dalam
memahami dunia dan membuat keputusan. Keputusan-keputusan ini dibuat
berdasarkan data dalam volume yang sangat besar terstruktur, tidak terstruktur dan
kompleks.
Tata Kelola IT dengan framework COBIT 5
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)
adalah salah satu kerangka kerja (framework) yang diciptakan oleh ISACA yang
berfungsi untuk dijadikan panduan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Organisasi yang dimaksud merupakan sebuah enterprise yakni organisasi yang
menjalankan fungsi IT sebagai bagian dari proses bisnisnya.
Menurut COBIT, informasi merupakan sumber daya kunci bagi sebuah
enterprise. Teknologi mempunyai peranan penting terhadap proses kelangsungan
informasi, mulai dari sebuah informasi diciptakan sampai dimusnahkan.
Enterprise yang sukses memperlakukan TI sebagai bagian yang signifikan dalam
melaksanakan proses bisnis. Proses bisnis dan TI harus berkolaborasi dan
bekerjasama sehingga TI dapat masuk ke dalam tata kelola dan manajemen.
COBIT 5 memiliki beberapa pengungkit yang diturunkan dari tujuan organisasi
yang telah didefinisikan. Pengungkit tersebut merupakan faktor yang
mempengaruhi governance dan management dari enterprise TI, yaitu: Prinsip,
kebijakan dan framework; Proses; Struktur organisasi; Budaya, etika dan perilaku;
Informasi; Layanan, infrastruktur dan aplikasi; dan SDM, kemampuan dan
kompetensi.
Informasi yang efektif adalah informasi yang mampu memenuhi
kebutuhan konsumen informasi (stakeholder). Dalam kasus Big Data, enterprise
(organisasi) adalah stakeholder dan salah satu pilar utama adalah kualitas
informasi. Big Data harvesting diharapkan bisa menghasilkan kualitas informasi
yang mendukung pengambilan keputusan. Kualitas informasi yang baik akan
mengakibatkan hasil keputusan organisasi yang baik sehingga akan meningkatkan
keuntungan bagi enterprise. Big Data merupakan sebuah proses pengumpulan
data untuk menemukan pola dan korelasi yang mungkin tidak jelas pada awalnya,
tetapi berpeluang menjadi berguna dalam pengambilan keputusan pada sektor
pemerintahan.
1.3.2 Sumber Daya Manusia
Karena kompleksitas dari sistem Big Data, dibutuhkan kemampuan teknis
beragam untuk dapat mengimplementasikannya. Namun karena Big Data
Engineering sendiri masih merupakan sesuatu yang baru serta berhadapan dengan
teknologi dan posisi pekerjaan yang juga baru, maka saat ini belum ada spesifikasi
baku mengenai kompetensi SDM yang dibutuhkan untuk bidang ini. Berdasarkan
proses kerja Big Data pada umumnya yaitu Collect, Store, Transform, dan Analysis,
maka ada empat hal yang harus diperhatikan terkait dengan kompetensi SDM yang
dibutuhkan dalam implementasi Big Data, diantaranya:
a. Data Collection
Data yang akan diproses dalam sistem Big Data biasanya diambil dari
website atau API (Application program interface), pada umumnya dengan
menggunakan teknik crawling. Kompetensi SDM yang diperlukan antara lain
Data APIs, SQL dan Data Modeling.
b. Data Warehouse
Data yang telah diambil dari berbagai macam sumber akan disimpan
dalam server yang sudah disiapkan untuk sistem Big Data. Sesuai dengan
namanya, Big Data membutuhkan kapasitas penyimapanan data yang sangat
besar, karena masuknya data yang sangat besar dan beragam ke dalam server
setiap harinya. Salah satu alasan inilah disebut Data Warehouse karena proses
penyimpanan, pengolahan, dan pengambilan data dari server akan sangat
berbeda dengan Database biasa. Kompetensi yang dibutuhkan diantaranya
Relational Databases (MySQL, MS SQL Server, Oracle, DB2, dsb) dan
NoSQL (HBase, SAP HANA, HDFS, Cassandra, MongoDB, CouchDB,
Vertica, Greenplum, Pentaho, Teradata, dsb.)
c. Data Transformation
Salah satu sifat dari Big Data selain ukuran data yang sangat besar, juga
jenis data yang sangat beragam. Agar data-data tersebut dapat dianalisis
dengan baik, maka terkadang data-data tersebut perlu diubah ke dalam format
lain sehingga memungkinkan untuk dianalisis. Kompetensi yang dibutuhkan
termasuk ETL Tools (Informatica, DataStage, SSIS, Redpoint, dsb) dan
Scripting (Linux/Unix commands, Python, Ruby, Perl, dsb.)
d. Data Analysis
Tahapan terakhir yaitu menganalisis data yang sudah diambil dan
dikumpulkan sebelumnya, mengolah data tersebut menjadi informasi, hingga
menjadi hasil statistik jika diperlukan. Kompetensi yang dibutuhkan
diantaranya ialah Data mining atau machine learning (Mahout, Neural
Network, dsb.), Statistical analysis software (R, SPSS, SAS, Weka,
MATLAB, dsb.) dan Programming skills (Java, Scala, Ruby, C++, dsb.)
1.3.3 Sistem
Dibalik penggunaan Big Data tersebut, yang terpenting adalah perencanaan yang
matang dalam memutuskan pemanfaatanya agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Jangan sampai pemerintah seperti latah dengan beramai-ramai menggunakan Big
Data dan mengalokasikan anggaran yang fantastis untuk implementasinya, tanpa
tujuan dan perencanaan yang jelas. Sebab data besar menimbulkan peluang besar dan
tantangan besar pada saat yang sama, namun kekuatannya tidak bergantung pada
teknik pengolahan data yang digunakan, tetapi lebih pada bagaimana hasilnya dapat
menjadi informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang tepat dan
cerdas.
1.3.4 Tantangan Penerapan Big Data di Pemerintahan adalah sebagai berikut :
Ketersediaan Data
Standarisasi Data Pemerintah
Privasi Data
Kompetensi SDM
Infrastruktur Penunjang
Terjadinya komunikasi yang positif antara guru siswa akan dapat membantu meningkatkan
kualitas interaksi pembelajaran dan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran, disamping
dapat untuk mengarahkan sikap dan perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Nilai karakter lain
yang perlu ditanamkan melalui Big Data adalah budaya baca. Budaya baca yang mulai hilang
dari dunia pendidikan kita harus sudah digiatkan kembali dengan pemerolehan data e-learning,
konten-konten edukasi atau website yang berkorelasi dengan dunia pendidikan. Pemanfaatan Big
Data juga untuk melihat perkembangan siswa dari setiap aspek secara menyeluruh, sehingga
rekam akademik dan data perkembangannya dapat digunakan sebagai salah satu acuan dan
pertimbangan dalam memberikan perlakuan serta proses asesment terhadap siswa.
3. Bidang Kesehatan
Perkembangan berbagai teknologi basis data membuat beragam data dan informasi medis
disimpan dalam bentuk digital. Data medis ini tersedia dan dapat diakses dengan mudah. Sebagai
contoh, database kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI1 menyediakan data puskesmas, data
kanker, data kesehatan per provinsi dan kabupaten di Indonesia. Data tersebut dapat digunakan
untuk mendapatkan pengetahuan dalam rangka menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih
tepat sasaran.
Data medis saat ini hadir dalam bentuk big data, yaitu data yang tidak hanya memiliki jumlah
yang besar, tetapi juga bersifat kompleks, variatif, dan aktual [1]. Para penyedia perawatan
kesehatan mulai memanfaatkan big data untuk mendapatkan wawasan dan memperbaiki kualitas.
Big data dalam bidang kesehatan ini dapat digunakan untuk melihat penyebaran suatu wabah
penyakit dalam suatu wilayah, mengetahui jenis pengobatan yang paling efektif untuk suatu jenis
penyakit, memberi informasi mengenai kebutuhan pasien, dan membantu dokter dalam
mengambil keputusan.
Big data merupakan sebuah kombinasi teknologi yang dapat mengelola data yang beragam
dalam jumlah besar, dengan kecepatan yang tepat, dan pada saat yang tepat untuk keperluan
analisis dan reaksi. Secara khusus big data memiliki tiga karakteristik, yaitu volume, velocity,
dan variety [2]. Pada rujukan [3] dituliskan bahwa data pada penyedia perawatan kesehatan
memiliki jumlah dan variasi yang sedang, kecepatan data yang tinggi, dan nilai potensi
pemanfaatan yang besar.
4. Bidang Agrikultur
Pertanian atau disebut sebagai sektor pangan adalah sektor strategis dan vital bagi
berlangsungnya kehidupan dan perekonomian. Pengaruh pangan tidak lagi hanya pada tingkat
individu, bahkan sampai ke tingkat masyarakat dalam tatanan negara dan dunia. Seperti negara-
negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia dikenal sebagai negara dengan ladang persawahan yang
sangat luas. Sebagian besar warga negaranya juga menjadikan nasi sebagai makanan dan sumber
energi di kehidupan sehari-hari.
Fakta bahwa negara ini merupakan salah satu ne-gara agraris terbesar di dunia membuat kita
tidak boleh melupakan profesi petani, yang sudah sepantasnya mendapatkan dukungan penuh
dari berbagai pihak. Dengan semakin berkembangnya teknologi digital, bukan lagi hal yang tabu
untuk memanfaatkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan petani, sekaligus menggenjot
Indonesia supaya bisa mewujudkan swasembada pangan di negeri ini. Pada era 4.0 sekarang
banyak teknologi yang mutakhir yang bisa digunakan untuk agrikultur terutama di Indonesia.
Salah satunya yaitu HARA
4.1 HARA
Platform Internet industrial of Things (IIoT) mungkin lebih banyak dikaitkan
dengan bidang-bidang seperti manufaktur, pertambangan, penerbangan atau transportasi.
Tetapi HARA yang dikembangkan Dattabot mengingatkan kita bahwa Big Data dan
Internet of Things juga bisa diterapkan untuk pertanian.
HARA adalah solusi digital untuk pertanian yang dibangun Dattabot di atas
platform Predix dari GE. Seperti yang dituturkan Dina Kosasih dari Dattabot, HARA
memfokuskan diri pada masalah dan tantangan yang dihadapi pertanian pada tahap
praproduksi dan produksi.
HARA adalah perwujudan visi besar Regi Wahyu, CEO Dattabot, untuk
membantu masyarakat petani. Solusi digital yang diajukan sesuai dengan latar belakang
Dattabot, yaitu big data analytics. Sebelumnya beberapa peralatan sudah dicoba, seperti
drone (pesawat terbang nirawak) dan satelit. HARA dapat menangani beberapa masalah
yang dihadapi oleh petani.
Pertama adalah masalah potensi lahan, terutama pengetahuan terhadap nutrisi
tanah. Pengetahuan tentang potensi lahan ini membantu memecahkan masalah
lain, yaitu optimasi pertanian. Terakhir HARA juga memecahkan masalah
penanganan hama dan penyakit tanaman.
Sistem ini memiliki tiga fitur utama. Pertama aplikasi ponsel yang
berfungsi untuk mengambil data dari pada petani. Aplikasi tersebut dapat
memetakan lahan petani tersebut, mengukur luas dan posisi lahan. Aplikasi ini
juga membantu mencatat kegiatan pertanian yang dilakukan, seperti jenis dan
banyak pupuk yang digunakan, bibit yang ditanam, serta hama dan penyakit apa
saja yang terjadi.
Fitur kedua kedua adalah platform analitik berbasis web. Lewat platform ini
perusahaan agrikultur dapat memantau posisi lahan, hama, juga penyakit yang
terdapat pada lahan tersebut.
Dan fitur ketiga adalah prediksi hasil panen dan rekomendasi langkah-langkah
untuk petani. Rekomendasi yang diberikan misalnya berupa bibit dan pupuk apa
saja yang mesti digunakan.
Sumber data yang digunakan HARA untuk analisis tidak hanya berasal
dari aplikasi ponsel. Data lain seperti data historis yang dikumpulkan oleh
perusahaan agrikultur juga merupakan sumber tambahan; juga data pertanian dari
luar, jika ada. HARA juga akan memanfaatkan data dari sensor, seperti sensor
cuaca dan sensor tanah. Data sensor ini dapat dikumpulkan secara real-time.
Penerapan sistem ini berhasil mendapatkan peningkatan panen. Dina Kosasih dari Dattabot
memberikan contoh dalam penggunaan pupuk. Tanpa bantuan HARA, seorang petani mungkin
akan melakukan pemberian pupuk secara coba-coba, yang belum tentu optimal. Sebagai contoh,
seorang petani yang tidak mengetahui bahwa lahannya sudah mengandung banyak unsur
nitrogen (N) mungkin masih akan terus memakai pupuk N, padahal yang diperlukan adalah
unsur P(fosfor) atau K (kalium).
Bila petani mengetahui nutrisi dalam tanah, serta pupuk dan benih apa saja yang sudah
digunakan, dia akan bisa menggunakan sarana produksi pertanian yang tepat. HARA juga
membantu mengantisipasi hama dan penyakit dengan lebih baik. Semua ini berakibat pada
optimalisasi produksi, dan mencegah gagalnya panen yang disebabkan oleh hama dan penyakit.
Peningkatan panen yang dicapai rata-rata 60 persen.
Aspek lain yang dibantu adalah penekanan biaya. Sebagian petani percaya, bahwa
menggunakan pupuk yang berlebih akan meningkatkan panen. Padahal ini tidak tepat, karena
pemakaian pupuk tergantung keadaan tanahnya. Pemakaian pupuk yang sesuai dengan jumlah
yang tepat berarti biaya yang dikeluarkan akan lebih murah.
Antisipasi hama dan penyakit yang lebih baik juga akan menekan pengeluaran petani. Petani
tidak perlu terus-terusan menggunakan pestisida dalam jumlah banyak. Dia mungkin akan
memakai obat, atau cara lain yang lebih baik dan lebih murah.
Sebelum menerapkan HARA dalam skala besar, pihak Dattabot sudah melakukan uji coba
lapangan pada Oktober 2016 lalu di Lampung, untuk tanaman jagung, dan di Merauke untuk
padi. Menurut Dina, tantangan utama yang dihadapi adalah memberdayakan orang-orang untuk
menggunakan alat-alat digital. Tantangan lain adalah membuat perangkat keras yang sesuai
dengan iklim Indonesia yang beragam.
5. Bidang Manufaktur
Big Data telah memainkan peran yang cukup esar dalam dunia industri dalam beberapa tahun
terakhir. Menurut Wikibon, pendapatan market Big Data pada seluruh dunia untuk software dan
services diprojeksikan akan meningkat dari $42B pada tahun 2018 menjadi $103B pada tahun
2027, dengan mengasumsikan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 10.48 %. Inilah
kenapa sertifikasi Big Data merupakan salah satu kemampuian yang paling diminati dalam dunia
industri.
Tujuan utama dari aplikasi – aplikasi Big Data adalah untuk menolong perusahaan –
perusahaan agar dapat lebih mendapatkan informasi untuk mendukung keputusan bisnis dengan
cara menganalisa data dalam jumlah besar. Data dapat meliputi log pada sebuah web server,
internet click stream data, konten pada social media, konten – konten pada email dan data – data
dari banyak sensor. Big Data sangat populer digunakan dalam berbagai bidang, dalam bidang
kesehatan Big Data dapat digunakan untuk memberikan perlakuan yang paling efektif untuk
pasien yang memiliki kondisi tertentu. Keputusan ini dapat menolong pasien dan juga dapat
menurunkan ongkos yang diperlukan. Pada bidang media dan entertainment Big Data dapat
digunakan untuk melakukan profiling, sehingga kita dapat memprediksi apa yang diinginkan
oleh para penikmat acara atau dapat memberikan iklan yang sesuai untuk para penikmat acara.
Tentu saja, Big Data juga memainkan peranan penting dalam bidang manufaktur.
Dikarenakan jumlah data yang semakin membanyak, organisasi yang bergerak pada bidang
manufaktur harus mencari cara untuk mengatasi dan memproses jumlah data yang belom pernah
terjadi sebelumnya. Tidak semua data yang diperoleh dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi yang berguna, namun sekitar 33 % dari total data dapat berguna setelah dianalisa.
Namun, hanya 0.5 % data yang dapat diproses oleh perusahaan. Hal ini menyatakan, bahwa
perusahaan – perusahaan manufaktur tidak menggunakan 32.5 % data yang dapat memberikan
nilai bisnis dan peningkatan pendapatan.
Industri dalam bidang manufaktur adalah sebuah industri yang paling banyak terkena
dampak dari tren Big Data. Hal ini dikarenakan sifat dasar dan jumlah data yang diproduksi dari
bidang tersebut. Kebanyakan dari perusahaan manufaktur baru memulai untuk mencari potensi –
potensi tools Big Data. Namun, ada juga beberapa perusahaan yang sudah menjadi pioneer dan
sudah memberikan sejumlah kasus yang dapat diselesaikan dengan menggunakan Big Data.
Berikut merupakan hal – hal dalam proses manufaktur yang dapat ditingkatkan dengan
menggunakan Big Data :
5.5 Logistik
Dalam proses logistik, penggunaan big data juga dapat dilakukan. Warehousing
dan transportasi merupakan bidang dimana Big Data dapat digunakan untuk
mengembalikan investasi. Namun, masih sedikit perusahaan di seluruh dunia yang
mengoperasikan data-driven logistic services. Pioner dalam bidang automasi dari
warehousing adalah DHL, Amazon & Ocado. Mereka adalah perusahaan yang telah
melakukan substitusi sebagian besar dari pekerjaan buruh manusia dengan robot pintar,
yang dapat bekerja secara sistematis untuk memindahkan barang dalam gudang dan
mengambil setiap item yang dikirim. Kecepatan untuk mengirimkan barang dari
perusahaan ini sudah sangat berkembang, serta dapat mengurangi ongkos dari pekerjaan
manusia dan menghilangkan kesalahan – kesalahan yang dapat dibuat oleh manusia.
Transportasi juga termasuk bidang yang penting dalam perusahaan logistik dan
manfuktur. Infrastruktur Big Data memperbolehkan mereka untuk melacak barang, cuaca
serta kondisi jalan secara waktu yang sebenarnya. Dengan itu, truk – truk dapat dialihkan
kapan saja ketika ada jalan yang lebih efisien.
Dengan proses data integrasi dan manajemen yang benar, perusahaan manufaktur dapat
meningkatkan nilai data strategis, memperbaiki tindakan, meningkatkan keuntungan dan
memperkuat hubungan dengan kustomer, partner & pemasok. Sangat penting untuk
menggunakan Big Data dalam proses bisnis dan sekarang lah saatnya untuk mencari nilai data
agar dapat melakukan data integrasi dan manajemen yang baik.