Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu yang sangat penting di dalam


dunia kesehatan melalui sistem ini diharapkan kualitas kesehatan khususnya di
Indonesia semakin meningkat. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan
dapat tercapai dengan cara efektif dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan
kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan
kesehatan diantaranya perawat, dokter, atau tim kesehatan lain yang saling
menunjang.
Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif
dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat di harapkan perawat dapat
memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus.
Dalam mempelajari system, maka terlebih dahulu harus memahami teori
tentang system akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada dalam
system. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah system yang
antara yang satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Dalam teori system disebutkan bahwa system itu terbentuk dari subsistem
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input,
proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.
Selain itu di indonesia ada beberapa tingkatan jenjang pelayanan kesehatan
masyarakat seperti pelayanan maternal, pelayanan neonatal, pelayanan ponek dan
pelayanan poned

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud sistem pelayanan kesehatan ?
2. Kebijakan internasional apa saja yang ada di dalam pelayanan kesehatan ?
3. Kebijakan nasional apa saja yang ada dalam pelayanan kesehatan ?

1
4. Apa yang dimaksud dengan jejaring pelayanan kesehatan :
- Pelayanan kesehatan
- Pelayanan maternal
- Pelayanan neonatal
- Pelayanan ponek
- Pelayanan poned

C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi salah satu tugas konsep kebidanan
2. Untuk dapat mengetahui sistem pelayanan kesehatan
3. Untuk dapat mengetahui kebijakan nasional dan internasional dalam sistem
pelayanan kesehatan
4. Untuk menambah wawasan tentang sistem pelayanan kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem dan sistem pelayanan kesehatan


Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi
satu untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan
bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen
yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi
untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan
suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa
dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum
misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen
kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu
negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada
dinegara tersebut.

Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh
beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi Kesehatan
nurut beberapa ahli:
a. Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-
kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang
betul-betul ada dan terjadi.
b. Indrajit (2001:2), Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen
yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
c. Lani Sidharta (1995:9), Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling
berhubungan, yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.
d. Murdick, R. G (1991:27), Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk
kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari
suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau
barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi
dan/atau barang.
e. Davis, G. B (1991:45), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
beroperai bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.

Sistem pelayanan kesehatan adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai


upaya bangsa indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti
dimaksud dalam UUD 45. (Djoko Wiyono, 1997:310).

3
Menurut Dubois & Miley (2005:317) :

Sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan pelayanan interdispliner,


komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivita, diagnosis, teartment,
rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk masyrakat pada
seluruh kelompok umur dan dalam berbagai keadaan.

Menurut Zastrow (1982:319-322)

Pelayanan kesehatan diorganisasi dalam komponen :

1. Praktek dokter sendiri, kurang dupervisi, hanya bertanggung jawab kepada


pasiae, relatif terisolasi
2. Setting pelayanan rawat jalan berkelompo , seperti balai-balai pengobatan atau
klinik-klinik khusus (seperti klinik ginjal, balai pengobatan) atau yang
diselenggarakan di perguruan tinggi atau sekolah-sekolah, dipabrik-pabrik, di
perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat kerja lain.
3. Setting rumah sakit
4. Perawatan dalam rumah

Sistem pelayanan kesehatan terdiri dari :

1. Input

Subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem,
seperti sistem pelayanan kesehatan :

– Potensi masyarakat

– Tenaga kesehatan

– Sarana kesehatan

2. Proses

Kegiatan yg berfungsi untuk mengubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yg


diharapkan dari sistem tersebut, yaitu berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.

3. Output

Hasil yang diperoleh dari sebuah proses, Output pelayanan kesehatan : pelayanan
yang berkualitas, efektif dan efisien serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
sehingga pasien sembuh & sehat optimal.

4. Dampak

Akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari sistem, relative lama waktunya. Dampak
sistem Pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan & kematian
menurun.
4
5. Umpan balik (feedback)

Suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, berupa kualitas tenaga kesehatan
.

6. Lingkungan

Semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.

BIDAN DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Sesuai dengan definisi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan
Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai tenaga
professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri
dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup
upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak,
dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi
orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau
kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan
pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan
lainnya (IBI, 2007). Dengan demikian bidan sebagai suatu profesi dan sebagai tenaga
kesehatan harus memahami sistem pelayanan kesehatan.

B. KEBIJAKAN NASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN.

Ragam Indonesia Sehat sebagai upaya mewujudkan masyarakat Indonesia


yang berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, serta mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.

Program Indonesia Sehat terdiri atas


1) Paradigma Sehat;
2) Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer; dan
3) Jaminan Kesehatan Nasional. Ketiganya akan dilakukan dengan menerapkan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko (health risk).

5
Paradigma sehat mempunyai tujuan sasaran pada
1) penentu kebijakan pada lintas sektor, untuk memperhatikan dampak kesehatan dari
kebijakan yang diambil baik di hulu maupun di hilir,
2) Tenaga kesehatan, yang mengupayakan agar orang sehat tetap sehat atau tidak
menjadi sakit, orang sakit menjadi sehat dan orang sakit tidak menjadi lebih sakit;
3) Institusi Kesehatan, yang diharapkan penerapan standar mutu dan standar tarif
dalam pelayanan kepada masyarakat, serta 4) Masyarakat, yang merasa kesehatan
adalah harta berharga yang harus dijaga.

Kementerian Kesehatan akan melakukan penguatan pelayanan kesehatan untuk tahun


2015-2019. Penguatan dilakukan meliputi 1) Kesiapan 6.000 Puskesmas di 6 regional;
2) Terbentuknya 14 RS Rujukan Nasional; serta Terbentuknya 184 RS Rujukan
regional.

Khusus untuk daerah terpencil dan sangat terpencil, di bangun RS kelas D Pratama
dengan kapasitas 50 Tempat Tidur untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan
rujukan. Pada regional Papua akan didirikan 13 Rumah Sakit Pratama. Sementara
pada Regional Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi akan
didirikan 55 Rumah Sakit Pratama.

Menkes menjelaskan, Kementerian Kesehatan telah melakukan implementasi e-


catalogue pada pengadaan obat dan alat kesehatan di lingkup Satuan Kerja
Pemerintah. Hal ini telah dimulai sejak tahun 2013 untuk obat, dan awal tahun 2014
untuk alkes. Ini merupakan wujud nyata tindak lanjut arahan Presiden RI agar
pengadaan barang/jasa di lingkup Pemerintah dilakukan secara elektronik.

Kartu Indonesia Sehat (KIS)

KIS yang diluncurkan tanggal 3 November 2014 merupakan wujud program


Indonesia Sehat di bawah Pemerintahan Presiden Jokowi. Program ini 1) menjamin
dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan
kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan; 2) perluasan cakupan PBI termasuk
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Bayi Baru Lahir dari peserta
Penerima PBI; serta 3) Memberikan tambahan Manfaat berupa layanan preventif,
promotif dan deteksi dini dilaksanakan lebih intensif dan terintegrasi.

Pertemuan Antar Menteri

Dalam mensinergikan program kesehatan dengan program pembangunan di


kementerian lain, Menteri Kesehatan telah melakukan beberapa pertemuan dengan
Menteri Kebinet Kerja. Pertemuan dilakukan sejak akhir tahun 2014 dan masih
berlangsung hingga saat ini.

Tanggal 23 Desember 2014 Menkes bertemu dengan Mendagri. Ini merupakan


pertemuan pertama antar Menteri Kabinet Kerja. Hasil pertemuan kedua Menteri
adalah Mensosialisasikan JKN melalui asosiasi kepala daerah; Memperkuat
pembekalan teamwork Nakes yang akan ditempatkan di daerah untuk
menyeimbangkan pelayanan promotif-preventif dan kuratif-rehabilitatif;

6
Memperbanyak Puskesmas Bergerak untuk pelayanan kesehatan di daerah terpencil;
Prioritas pembangunan Puskesmas di 50 wilayah; Membuat surat edaran kepada
kepala daerah untuk mendukung peraturan pemerintah terkait Standar Pelayanan
Mutu (SPM) bidang kesehatan; dan Integrasi data administrasi kependudukan.

Tanggal 31 Desember 2014 Menkes bertemu dengan Menkominfo. Hasil pertemuan


menyepakati Penguatan SPGDT dengan layanan satu nomor panggil 119 serta
Pelaksanaan assessment oleh Kemenkominfo terhadap berbagai aplikasi yang ada di
Kemenkes.

Pada tanggal 2 Januari 2015 Menkes melakukan rapat koordinasi dengan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Hasil pertemuan adalah
Menyiapkan infrastruktur pendukung (bangunan fisik, jalan, air bersih, sarana
komunikasi); Sistem keamanan secara khusus untuk wilayah perbatasan terkait
dengan pergerakan manusia, hewan, barang, penyakit; dan Khusus untuk wilayah
transmigrasi baru mempertimbangkan juga bidang usaha kecil yang terjamin dan
sehat.

Tanggal 5 Januari 2015, Menkes bertemu dengan Menteri Perdagangan. Hasil


pertemuan adalah Mempromosikan jamu sebagai warisan budaya Indonesia baik di
dalam negeri maupun luar negeri; Mendukung perlindungan masyarakat untuk produk
makanan import; Mendukung pengaturan bahan berbahaya untuk makanan dan
minuman; Meningkatkan koordinasi perdagangan barang dan jasa dalam rangka
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pada tanggal 8 Januari 2015 Menkes melakukan Rapat Koordinasi dengan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan hasil yaitu Membangun akses
masyarakat ke fasilitas pelayanan Kesehatan Primer; Meningkatkan pembangunan
saranan air bersih dan sanitasi untuk masyarakat; Membangun perumahan untuk
tenaga kesehatan; Mengintegrasikan pembangunan kawasan kumuh dengan program
Kesehatan (Air bersih, STBM dan PHBS); dan Target kolaborasi dilaksanakan dalam
5 tahun ke depan,

Tanggal 27 Januari 2015 Menkes bertemu dengan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan. Adapun hasil pertemuan adalah Menyusun materi PHBS untuk guru
sebagai agent of change; Merevitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
Menghidupkan kembali program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
(PMT-AS) melalui gerakan sarapan pagi; Membangun paket kegiatan rutin anak
sekolah berupa Membaca, Olah raga, menyanyi lagu daerah dan piket membersihkan
lingkungan sekolah; serta Kegiatan akan dimulai dengan tahun ajaran baru
2015/2016: Menyusun peraturan tentang pendirian SMK dan bidang penjurusannya.

Nusantara Sehat (NS)

Sebagai bagian dari penguatan pelayanan kesehatan primer untuk mewujudkan


Indonesia Sehat Kemenkes membentuk program Nusantara Sehat (NS). Di dalam
program ini dilakukan peningkatan jumlah, sebaran, komposisi dan mutu Nakes
berbasis pada tim yang memiliki latar belakang berbeda mulai dari dokter, perawat
dan Nakes lainnya (pendekatan Team Based). Program NS tidak hanya berfokus pada

7
kegiatan kuratif tetapi juga pada promitif dan prefentif untuk mengamankan kesehatan
masyarakatdan daerah yang paling membutuhkan sesuai dengan Nawa Cita
membangun dari pinggiran.

Jampersal (Jaminan Persalinan)

Menteri Kesehat an akhirnya mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) mengenai


jaminan persalinan (jampersal). Juknis ini tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 631/Menkes/per/ iii/2011 Tentang Petunjuk
Teknis Jaminan Persalinan.Diterbitkannya Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan ini
untuk digunakan sebagai acuanpenyelenggaraan program Jaminan Persalinan.
Petunjuk Teknis ini merupakan bagian takterpisahkan dari Pedoman Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).Petunjuk Teknis ini telah disusun
bersama-sama secara lintas sektor dan lintas program serta masukan dari ikatan
profesi dan pelaksana program di daerah. “Kepada semua pihak yang memberikan
kontribusinya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga petunjuk
teknis ini bermanfaat dalam mendukung upaya kita untuk mewujudkan masyarakat
sehat yang mandiri dan berkeadilan. Sebagaimana diketahui, dalam rangka
mempercepat pencapaian tujuan pembangunankesehatan nasional serta Millennium
Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan meluncurkan
kebijakan jampersal. Dari beberapa pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
nasional serta MDGs, pihaknya menghadapi berbagai hal yang multi kompleks seperti
masalah budaya, pendidikan masyarakat, pengetahuan, lingkungan, kecukupan
fasilitas kesehatan, sumberdaya manusia dan lainnya. Penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tantangan yang lebih sulit
dicapai dibandingkan target MDGs lainnya Oleh karena itu, upaya penurunan AKI
tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, diperlukan upaya-upaya terobosan
serta peningkatan kerjasama lintas sektor untuk mengejar ketertinggalan penurunan
AKI agar dapat mencapai target MDGs. Salah satu faktor yang penting adalah
perlunya meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dengan cara
memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki
jaminan persalinan.

C. KEBIJAKAN INTERNASIONAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan Kami

Tim Pelayanan Kesehatan Internasional (International Medical Services–IMS)


SingHealth menyediakan serangkaian luas pelayanan kepada pasien yang berasal dari
luar negeri dan anggota keluarga mereka, dengan mengutamakan kenyamanan anda
selama masa tinggal anda bersama kami. Pelayanan yang kami berikan termasuk:

Janji Dokter dan Surat Rekomendasi

Kami dapat membantu anda untuk membuat janji dokter dan surat
rekomendasi untuk berkonsultasi di Klinik Rawat Jalan Spesialis (Specialist
Outpatient Clinics) kami. Berdasarkan keterangan kesehatan yang diberikan, kami

8
akan memberikan rekomendasi kepada anda dan mengatur jadwal untuk bertemu
dengan seorang dokter spesialis.

Pelayanan Masuk Rumah Sakit

Tim IMS kami juga akan membantu anda dalam melakukan persiapan bagi
pasien rawat inap sewaktu akan masuk rumah sakit, termasuk memberitahukan
tentang perkiraan jangka waktu yang akan anda habiskan di rumah sakit serta
perkiraan jumlah biaya yang dibutuhkan. Sewaktu anda tiba di rumah sakit, tim kami
akan menerima anda dan menemani anda selama proses pendaftaran dan masuk
rumah sakit.

Akomodasi

Kami dapat membantu anda untuk mencarikan hotel ataupun apartemen


sewaan yang paling cocok untuk kebutuhan anda, dengan harga khusus.

Transportasi

Perjalanan menuju rumah sakit dari bandara ataupun hotel, dengan


munggunakan mobil limosin, ambulan, ataupun taksi dapat diatur demi kenyamanan
perjalanan anda.

Informasi bagi Pendatang

Apabila anda memerlukan informasi lebih lanjut mengenai pelayanan yang


tersedia di salah satu rumah sakit ataupun institusi SingHealth dan informasi tentang
Singapura seperti sarana hiburan dan rekreasi, silahkan menghubungi kami.

Pelayanan Asistensi

Selama masa tinggal anda di SGH, kami juga menawarkan pelayanan berikut
ini:Penerjemah untuk pasien yang tidak dapat berbahasa InggrisPenukaran
uangPelayanan cuci bajuMengantarkan suratPerawatan suster pribadiPelayanan
angkat barangPelayanan Pusat Bisnis (Business Centre Services) termasuk fax,
fotokopi, dan membantu dalam memperpanjang surat izin berkunjung (social visit
passes)

Evakuasi/Kembali ke Negara Asal

Kami berkoordinasi dengan berbagai agen bantuan kesehatan untuk


mengevakuasi pasien ke Singapura untuk perawatan. Kami juga membantu proses
kembalinya pasien ke negara asalnya.

9
D. JEJARING PELAYANAN KESEHATAN

Undang-undang rumah sakit telah menentukan bahwa pemerintah dan sosiasi


rumah sakit membentuk jejaring dalam rangka pengingkatan pelayanan kesehatan.
Jejaring tersebut meliputi informasi, sarana, prasarana, pelayanan, rujukan,
penyediaan alat dan pendidikan tenaga.
Terbentuknya jejaring tersebut sangat penting untuk menjalin sinergi antar
regulator dengan pelaksana pelayanan dan antar sesama pelaksana pelayanan
kesehatan yang muaranya ialahn untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat.
Selanjutnya ditentukan bahwa sistem rujukan merupakan penyelenggaraan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik
secara vertikal maupun horizontal, struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit
atau permasalahan kesehatan. Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban untuk
merujuk pasien yang memerlukan pelayanan di luar kemampuan pelayanan rumah
sakit. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem rujukan di atur dalam peraturan mentri
kesehatan.

E. JEJARING PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL

Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur


Penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi
dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang
paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi.
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal pada bulan pertama
kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama
kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan
persalinan seperti asfiksia, sepsis dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih
98% kematian ini terjadi di negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat
dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat. (WHO, 2003.)
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), setiap tahunnya kirakira 3% (3,6
juta) dari 120 juta bayi baru lahir di dunia mengalami asfiksia, hampir
satu juta bayi ini meninggal. Survei WHO tahun 2002 dan 2004 menyebutkan bahwa
sekitar 23% seluruh kematian neonatal disebabkan oleh asfiksia dengan proporsi

1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis


• Pelayanan Kehamilan
• Pelayanan Persalinan
• Pelayanan Nifas
• Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 1)
• Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

10
1. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi
Masa antenatal
 Perdarahan pada kehamilan muda
 Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
 Gerak janin tidak dirasakan
 Demam dalam kehamilan dan persalinan
 Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
 Kehamilan dengan Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan/koma,
tekanan darah tinggi
Masa intranatal
 Persalinan dengan parut uterus
 Persalinan dengan distensi uterus
 Gawat janin dalam persalinan
 Pelayanan terhadap syok
 Ketuban pecah dini
 Persalinan lama
 Induksi dan akselerasi persalinan
 Aspirasi vakum manual
 Ekstraksi Cunam
 Seksio sesarea
 Epiosotomi
 Kraniotomi dan kraniosentesis
 Malpresentasi dan malposisi
 Distosia bahu
 Prolapsus tali pusat
 Plasenta manual
 Perbaikan robekan serviks
 Perbaikan robekan vagina dan perineum
 Perbaikan robekan dinding uterus
 Reposisi Inersio Uteri
 Histerektomi
 Sukar bernapas

11
 Kompresi bimanual dan aorta
 Dilatasi dan kuretase
 Ligase arteri uterina
 Bayi baru lahir dengan asfiksia
 BBLR
 Resusitasi bayi baru lahir
 Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
 Anestesia spinal, ketamin
 Blok paraservikal
 Blok pudendal (bila memerlukan pemeriksaan spesialistik, dirujuk ke RSIA/
RSU)
Masa Post Natal
 Masa nifas
 Demam pasca persalinan
 Perdarahan pasca persalinan
 Nyeri perut pasca persalinan
 Keluarga Berencana
 Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)

2. Pelayanan Kesehatan Neonatal


 hiperbilirubinemi,
 asfiksia,
 trauma kelahiran,
 hipoglikemi
 kejang,
 sepsis neonatal
 gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,
 gangguan pernapasan,
 kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA),
 gangguan pendarahan,
 renjatan (shock),
 aspirasi mekonium,

12
 koma,
 Inisiasi dini ASI (Breast Feeding),
 Kangaroo Mother Care,
 Resusitasi Neonatus,
 Penyakit Membran Hyalin,
 Pemberian minum pada bayi risiko tinggi,

F. JEJARING PELAYANAN KESEHATAN POEK DAN PONED

PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial


Dasar. PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas
kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED
Puskesmas beserta penanggung jawab terlatih.
PelayananObstetri Neonatal Esensial Dasar dapat dilayani oleh puskesmas yang
mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penangan kegawat daruratan obstetri dan
neonatal dasar. Puskesmas PONED merupakan puskesmas yang siap 24 jam, sebagai
rujukan antara kasus-kasus rujukan dari polin des dan puskesmas. Polindes dan
puskesmas non perawatan disipakan untuk melakukan pertolongan pertama gawat darurat
obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak disiapkan untuk melakukan PONED.

INDIKATOR KELANGSUNGAN DARI PUSKESMAS PONED :


a. Kebijakantingkat PUSKESMAS
b. SOP (SaranaObatPeralatan)
c. Kerjasama RS PONED
d. DukunganDiskes
e. KerjasamaSpOG
f. Kerjasamabidandesa
g. KerjasamaPuskesmas Non PONED
h. Pembinaan AMP
i. JarakPuskesmas PONED dengan RS

TUJUAN PONED :
PONED diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 untuk
memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri. Jam dan untuk memutuskan mata rantai
rujukan itu sendiri.

HAMBATAN DAN KENDALA DALAM PENYELENGGARAAN PONED


Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED danyaitu :

13
a. Mutu SDM yang rendah
b. Saranaprasarana yang kurang
c. Ketrampilan yang kurang
d. KoordinasiantaraPuskesmas PONED dan RS PONEK denganPuskesmas Non PONED
belummaksimal
e. Kebijakan yang kontradiktif (UU PraktekKedokteran)
f. Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai

TUGAS PUSKESMAS PONED


a. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan Pondok
bersalin Desa
b. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang
c. Melakukan rujukan kasus secara aman kerumah sakitdengan penanganan pra hospital.

SYARAT PUSKESMAS PONED


a. Pelayanan buka 24 jam
b. Mempunyai Dokter, bidan, perawat terlatih PONED dan siap melayani 24 jam
c. Tersedia alat transportasi siap 24 jam
d.Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter Spesialis
Obgyn dan spesialis anak.

PETUGAS PELAKSANA PONED


a. Dokterumum 2 orang
b. Bidan 8 orang
c. Perawat
d. Petugas yang telah mendapat pelatihan PONED

PELAYANAN YANG DILAKSANAKAN


Pelayanan PONED
a. Pelayanan KIA/KB
b. Pelayanan ANC & PNC
c. PertolonganPersalinan normal
d. PendeteksianResikotinggiBumil
e. PenatalaksanaanBumilResti
f. PerawatanBumilsakit

14
g. PersalinanSungsang
h. Partus Lama
i. KPD
j. Gemeli
k. Pre Eklamsia
l. PerdarahanPost Partum
m. Ab. Incomplitus
n. DistosiaBahu
o. Asfiksia
p. BBLR
q. Hypotermia
r. Komponenpelayanan maternal
1) Pre eklamsia/eklamsia
2) Tindakanobstetripadapertolonganpersalinan
3) Perdarahan postpartum
4) Infeksinifas

STRATEGI PELAKSANAAN
Melaksanakan Perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu dan paripurna melalui 10
(sepuluh) langkah sebagai berikut :
1. Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan
bayi termasuk pemberian ASI eksklusif dan Perawatan Metode Kangguru (PMK) untuk
bayi Berat Badan Lahir Rendah.
2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan maternal dan
neonatal
3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi baru lahir
dengan Inisiasi menyusu dini dan kontak kulit ibu-bayi.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk membantu ibu
menyusui yang benar, dan pelayanan neonatus sakit
6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring rujukan pelayanan
ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.
7. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang
8. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
lainnya
9. Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal Rumah Sakit secara periodik dan tindak
lanjut
10. Memberdayakan Kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti pemberian ASI
eksklusif dan PMK.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu yang sangat penting di dalam
dunia kesehatan melalui sistem ini diharapkan kualitas kesehatan khususnya di
Indonesia semakin meningkat. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan
dapat tercapai dengan cara efektif dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan
kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan
kesehatan diantaranya perawat, dokter, atau tim kesehatan lain yang saling
menunjang. Kebijakan nasional dalam pelayanan kesehatan contohnya seperti Ragam
Indonesia Sehat sebagai upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berperilaku
sehat, hidup dalam lingkungan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

B. Saran
Pelayanan kesehatan di Indonesia perlu ditingkatkan kembali, supaya
masyarakat Indonesia lebih sejahtera, dan terjamin kesehatannya. Perlunya
ditingkatkan kualitas pendidikan kesehatan untuk masyarakat dan tenaga kesehatan,
supaya lebih memahami dan mengerti kebutuhan dan pelayanan kesehatan.

16
17

Anda mungkin juga menyukai