Margo Yuwono
Gambar 1. Arus Dokumen Susenas MKP 2022 dari BPS Pusat sampai
Petugas Pencacah/Pengawas dan Sebaliknya ................................. 6
Gambar 2. Kerangka Berpikir Topik Kesehatan.................................................... 8
Gambar 3. Kerangka Berpikir Topik Perumahan .................................................. 9
Gambar 4. Kerangka Berpikir Topik Perlindungan Sosial ................................. 10
Gambar 5. Struktur Organisasi Susenas MKP 2022 di Tingkat Pusat ............ 18
Gambar 6. Struktur Organisasi Susenas MKP 2022 di Tingkat Daerah ......... 19
Gambar 7. Alur Pengolahan Susenas MKP 2022............................................... 30
A. Umum
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satu sumber data
sosial ekonomi rumah tangga di Indonesia. Data yang dihasilkan Susenas
digunakan pemerintah dalam perencanaan, pengawasan, dan evaluasi
pembangunan. Selain itu, data Susenas juga secara luas dimanfaatkan oleh
peneliti, akademisi, dan masyarakat umum untuk berbagai kebutuhan.
Meskipun mampu menyediakan beragam data sosial ekonomi rumah tangga
secara rutin, tidak semua data dapat disediakan secara detail, misalnya data
lengkap terkait pendidikan, sosial budaya, kesehatan, dan perumahan. Oleh
karena itu, di samping Susenas Kor yang dilaksanakan secara rutin pada bulan
Maret, Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, Badan Pusat Statistik (BPS)
juga menyelenggarakan Susenas Modul pada bulan September setiap
tahunnya. Saat ini terdapat 3 (tiga) jenis modul yang pengumpulan datanya
dilakukan bergantian setiap tahun, yaitu Susenas Modul Sosial, Budaya, dan
Pendidikan (MSBP); Susenas Modul Ketahanan Sosial (Hansos); dan Susenas
Modul Kesehatan dan Perumahan (MKP).
Setelah terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2019, tahun 2022
diselenggarakan kembali pengumpulan data Susenas MKP. Susenas MKP 2022
mencakup 3 (tiga) topik besar, yaitu kesehatan, perumahan, dan perlindungan
sosial. Susenas MKP 2022 dirancang agar mampu memenuhi kebutuhan data
yang lebih mendalam serta menangkap berbagai perubahan yang terjadi,
termasuk akibat pandemi COVID-19.
Indikator kesehatan yang dikumpulkan melalui Susenas MKP 2022 ditujukan
untuk menjawab kebutuhan akan data Agenda 3 Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Tujuan Pembangunan yang
Berkelanjutan (TPB) Tujuan 3, serta Visi 3 dari Presiden Jokowi, dengan
berfokus pada peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat melalui
peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan; percepatan penurunan
stunting; serta pembahasan isu kesehatan terkini.
Terkait dengan topik perumahan, Susenas MKP 2022 disusun berdasarkan
Agenda 5 RPJMN 2020-2024 serta TPB Tujuan 6 dan 11. Akses universal air
minum dan sanitasi layak dan aman serta penyelenggaraan pembangunan
B. Tujuan
Buku 2 Manajemen Pelaksanaan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Modul Kesehatan dan Perumahan 2022 disusun untuk dijadikan panduan
pelaksanaan kegiatan Susenas MKP 2022 baik bagi BPS Pusat, BPS Provinsi
maupun BPS Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab dan pelaksana
kegiatan Susenas MKP 2022 di daerah. Buku ini berisi informasi mengenai
jadwal, metodologi pengumpulan data, organisasi lapangan, pelatihan dan
pengolahan Susenas MKP 2022. Informasi dalam buku ini merupakan Standard
Operational Procedure (SOP) pengumpulan data Susenas MKP 2022.
C. Ruang Lingkup
Pelaksanaan Susenas MKP 2022 mencakup 75.000 rumah tangga sampel yang
tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia.
E. Jadwal
Pelaksanaan Susenas MKP 2022 mencakup berbagai kegiatan yang
dilaksanakan di pusat dan daerah. Kegiatan dan jadwal pelaksanaan Susenas
MKP 2022 adalah sebagai berikut:
G. Arus Dokumen
Arus dokumen pelaksanaan Susenas MKP 2022 dapat dilihat pada Gambar 1.
Tulisan dicetak tebal menandakan daftar sudah ada isiannya, sementara tulisan
miring menandakan bahwa semua file dokumen akan dikirimkan dalam bentuk
softcopy.
• VSEN22-P
• VSEN22.DSBS
• VSEN22.MKP • Softfile VSEN22-P
• VSEN22.KP • Softfile hasil entri
• Program entri data DSRT data VSEN22.MKP
• Buku Pedoman 1-5 dan VSEN22.KP
• Program entri data MKP • VSEN22.MHU
dan KP
• VSEN22.MHU
BPS PROVINSI
• VSEN22-P
• VSEN22.DSBS
• VSEN22.MKP • Softfile VSEN22-P
• VSEN22.KP • Softfile hasil entri data
• Program entri data DSRT VSEN22.MKP dan
• VSEN22-DSRT VSEN22.KP
• Buku Pedoman 1-5 • VSEN22.MHU
• Program entri data MKP
dan KP
• VSEN22.MHU
BPS KAB/KOTA
Petugas Pencacah/Pengawas
Susenas MKP 2022 dirancang untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik
terkait bidang kesehatan, perumahan, dan perlindungan sosial yang belum bisa
diakomodir melalui Susenas Maret maupun survei rutin lainnya. Pertanyaan-
pertanyaan dalam Susenas MKP 2022 disusun berdasarkan kerangka berpikir
untuk dapat menghasilkan berbagai indikator di bidang kesehatan, perumahan,
dan perlindungan sosial yang sesuai dengan kebutuhan pengguna data. Melalui
kerangka berpikir yang disusun, dapat dipetakan berbagai indikator yang
dihasilkan melalui Susenas MKP 2022 sesuai dengan target RPJMN 2020-2024,
Nawacita, dan TPB.
A. Pendahuluan
Susenas dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu di bulan Maret untuk
estimasi hingga level kabupaten/kota dan di bulan September untuk estimasi
hingga level provinsi. Unit observasi Susenas adalah rumah tangga, sedangkan
yang menjadi unit analisis adalah rumah tangga dan individu. Selain
mengumpulkan karakteristik rumah tangga, Susenas juga mengumpulkan
karakteristik individu.
B. Jumlah Sampel
Jumlah sampel blok sensus (BS) Susenas MKP 2022 sebesar 7.500 BS yang
merupakan subsampel dari blok sensus sampel Susenas Maret 2022. Pada
setiap blok sensus terpilih dilakukan pemilihan sampel sebanyak 10 rumah
tangga sehingga jumlah sampel rumah tangga untuk Susenas MKP 2022
sebanyak 75.000 rumah tangga.
C. Stratifikasi
Stratifikasi dilakukan di seluruh populasi blok sensus dan pada rumah tangga di
blok sensus terpilih untuk menghasilkan representative sample. Stratifikasi blok
sensus dilakukan secara eksplisit (explicit stratification), sedangkan implicit
stratification diterapkan pada level rumah tangga.
1. Seluruh populasi blok sensus biasa 2020 dikelompokkan menurut
klasifikasi perkotaan/perdesaan.
2. Implicit stratification rumah tangga di blok sensus terpilih dilakukan
berdasarkan tingkat pendidikan kepala rumah tangga untuk meningkatkan
keterwakilan dari keragaman karakteristik sosial ekonomi rumah tangga.
D. Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas MKP 2022 adalah sebagai
berikut:
F. Sampling Design
Desain sampling yang diterapkan pada Susenas MKP 2022 adalah penarikan
sampel dua tahap berstrata (Stratified Two Stage Sampling) dengan skema
penarikan sampel dijelaskan pada Tabel 3.
Keterangan:
N gh = jumlah populasi blok sensus di strata ke-h kabupaten/kota ke-g
ngh = jumlah blok sensus yang digunakan sebagai Master Sampling Frame di
strata ke-h kabupaten/kota ke-g (ℎ = 1 untuk daerah perkotaan, ℎ = 2
untuk daerah perdesaan)
ngh = jumlah sampel blok sensus Susenas Maret di strata ke-h
kabupaten/kota ke-g
𝑛′′𝑔ℎ = jumlah sampel blok sensus Susenas September di strata ke-h
kabupaten/kota ke-g
G. Sampling Weight
Sampling scheme yang telah dijelaskan sebelumnya berguna untuk membentuk
design weight. Weight digunakan karena adanya perbedaan peluang dalam
pengambilan sampel sehingga diperoleh estimasi populasi yang valid. Adapun
tahapan yang dilakukan dalam menyusun penimbang kegiatan Susenas MKP
2022 adalah sebagai berikut:
1. Membangun design weight berdasarkan sampling scheme
Design weight menggambarkan peluang pengambilan sampel, weight ini
merupakan invers dari samping fraction. Design weight dibentuk dari
jumlah rumah tangga hasil updating dan target awal sampel rumah tangga.
Untuk menghasilkan design weight yang baik, perlu kontrol lapangan saat
kegiatan pemutakhiran rumah tangga.
Dalam pendataan survei dimungkinkan terjadinya nonresponse dan
noncoverage. Jika estimasi dilakukan dengan menggunakan data yang
terdapat nonresponse maupun noncoverage, hasil estimasi akan bias
terhadap populasi. Untuk meminimalkan efek nonresponse maupun
noncoverage terhadap bias estimasi dilakukan adjustment terhadap
design weight.
2. Nonresponse adjustment weight
Nonresponse adjusment weight digunakan untuk melakukan koreksi nilai
design weight berdasarkan realisasi pencacahan pada tingkat blok sensus
dan rumah tangga dengan tetap menjaga total nilai probability pada
sampling frame.
3. Adjustment for household noncoverage
Adjustment ini bertujuan untuk melakukan kontrol estimasi jumlah rumah
tangga.
4. Secondary data control
Secondary data control merupakan tahapan dari adjusment noncoverage
rumah tangga dengan menggunakan jumlah penduduk berdasarkan
H. Estimator
Angka estimasi yang dihasilkan dari data Susenas MKP 2022 dihitung dengan
menggunakan penimbang sampling (sampling weight) final yang sudah
dilakukan berbagai adjustment seperti dijelaskan pada subbab sebelumnya.
Misal 𝑦𝑔ℎ𝑖𝑗 dan 𝑥𝑔ℎ𝑖𝑗 menyatakan nilai karakteristik Y dan X rumah tangga ke-j,
blok sensus ke-i, strata ke-h, kabupaten/kota ke-g, maka estimasi total nilai
karekteristik Y dan X, serta estimasi rasio sebagai berikut:
(𝑎𝑑𝑗)
𝑌̂ = ∑ 𝑊𝑔ℎ𝑖𝑗 𝑦𝑔ℎ𝑖𝑗
𝑔ℎ𝑖𝑗
(𝑎𝑑𝑗)
𝑋̂ = ∑ 𝑊𝑔ℎ𝑖𝑗 𝑥𝑔ℎ𝑖𝑗
𝑔ℎ𝑖𝑗
𝑌̂
𝑅̂ =
𝑋̂
Karena Susenas MKP 2022 menerapkan complex sampling design, estimasi
standard error dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan seperti Taylor
Linearization, Bootstrap, Jackknife Replication Technique, Balanced Repeated
Replication, dsb. Penghitungan estimasi dan analisis lebih lanjut harus
memperhatikan desain sampling yang diterapkan pada Susenas MKP 2022.
Estimasi dan analisis yang tidak memperhatikan desain sampling akan
memberikan hasil dan kesimpulan yang kurang valid.
A. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu susunan unit-unit kerja dalam sebuah
organisasi yang menunjukan adanya pembagian kerja dan koordinasi dari
berbagai fungsi yang berbeda. Dalam pelaksanaan Susenas MKP 2022 disusun
suatu struktur organisasi untuk mengatur seluruh rangkaian kegiatan sehingga
terlaksana dengan baik. Struktur organisasi pelaksanaan Susenas MKP 2022
dikelompokkan menjadi organisasi di tingkat pusat dan di tingkat daerah.
Di tingkat pusat, struktur organisasi pelaksanaan Susenas MKP 2022 melibatkan
Kedeputian Bidang Statistik Sosial dan Kedeputian Bidang Metodologi dan
Informasi Statistik. Sementara di tingkat daerah, struktur organisasi Susenas
MKP 2022 mencakup BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota. Struktur
organisasi di tingkat pusat maupun di tingkat daerah terdiri dari pengarah dan
penanggung jawab. Secara lebih rinci, struktur organisasi pelaksanaan Susenas
MKP 2022 dijelaskan sebagai berikut:
Tingkat Pusat
1. Pengarah adalah Kepala BPS, Deputi Bidang Statistik Sosial, dan Deputi
Bidang Metodologi dan Informasi Statistik;
2. Penanggung jawab survei adalah Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat;
3. Penanggung jawab metodologi survei adalah Direktur Pengembangan
Metodologi Sensus dan Survei;
4. Penanggung jawab pengolahan data adalah Direktur Sistem Informasi
Statistik;
5. Penanggung jawab teknis adalah Fungsi Statistik Kesehatan dan
Perumahan, Fungsi Statistik Rumah Tangga, Fungsi Statistik Pendidikan
dan Kesejahteraan Sosial, dibantu anggota lainnya yang mencakup fungsi-
fungsi dari direktorat terkait.
Fungsi Fungsi
Integrasi Fungsi
Statistik Pengola-
Rumah Pengemba-
han ngan
Tangga Data Desain
Sensus
dan Survei
Fungsi
Statistik
Pendidikan
dan
Kesejahte-
raan Sosial
Tingkat Daerah
1. Pengarah di daerah adalah Kepala BPS Provinsi;
2. Penanggung jawab survei di kabupaten/kota adalah Kepala BPS
Kabupaten/Kota;
3. Penanggung jawab teknis di provinsi adalah Fungsi Statistik Sosial dan
Fungsi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS);
Pencacah
Tingkat Daerah
1. Kepala BPS Provinsi
Bertanggung jawab untuk mengoordinasikan Bagian Umum, Fungsi Statistik
Sosial, Fungsi Integrasi dan Pengolahan Data Statistik (IPDS) dan Kepala
BPS Kabupaten/Kota untuk membagi tugas dan memonitor seluruh
kegiatan Susenas mulai dari persiapan, pelatihan petugas, updating,
pencacahan lapangan dan pengolahan, serta menginventarisir dan
Salah satu kegiatan penting dalam pelaksanaan Susenas MKP 2022 adalah
pelatihan. Pelatihan bertujuan untuk menyamakan persepsi petugas terhadap
pemahaman konsep dan definisi operasional dari variabel-variabel yang
ditanyakan dalam survei. Pelatihan Susenas MKP 2022 dimulai dengan
pertemuan Instruktur Utama (Intama), dilanjutkan dengan pelatihan Instruktur
Nasional (Innas), dan pelatihan petugas. Kegiatan pertemuan Intama dan
pelatihan Innas dilakukan oleh BPS Pusat melalui Direktorat Statistik
Kesejahteraan Rakyat. Selanjutnya, Innas yang telah dilatih akan melatih
petugas lapangan di masing-masing kabupaten/kota. Dalam setiap proses
pelatihan ada 3 (tiga) hal yang harus dicapai, yaitu:
1. Setiap peserta pelatihan harus sudah membaca dan memahami isi
kuesioner yang akan digunakan;
2. Setiap peserta pelatihan harus membaca dan memahami konsep definisi
yang terdapat dalam buku pedoman;
3. Setiap peserta pelatihan harus memahami cara wawancara dan cara
mengisikan hasil wawancara ke dalam kuesioner.
B. Pelatihan Petugas
Pelatihan petugas lapangan (pencacah dan pengawas) diselenggarakan secara
luring di masing-masing kabupaten/kota. Pelatihan petugas dilaksanakan pada
Minggu IV-V Agustus 2022 selama 2 (hari) hari efektif. Pada pelatihan petugas
Salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan kualitas data adalah
mengoptimalkan pengawasan atau supervisi pada saat pelaksanaan survei.
Pengawasan tidak hanya dilakukan pada saat pencacahan, tetapi juga pada
saat pra pencacahan dan pasca pencacahan. Selain pengawasan yang akan
dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota, pengawasan Susenas MKP 2022 juga
harus dilakukan oleh BPS Provinsi dan BPS Pusat.
A. Pra Pencacahan
1. Rencana jadwal pelaksanaan pencacahan masing-masing petugas harus
rasional dan memperhitungkan kemampuan petugas untuk menyelesaikan
tugasnya tepat waktu dan berkualitas;
2. Alokasi petugas di masing-masing kabupaten/kota harus
mempertimbangkan sebaran sampel dan tingkat kesulitan di lapangan.
Beban PCL rata-rata 2 blok sensus dan beban PML rata-rata mengawasi
2 PCL. Petugas secara bersama-sama harus dapat menyelesaikan
pencacahan dalam kurun waktu sekitar 20 hari;
3. Rekrutmen petugas harus sesuai dengan persyaratan dan kompetensi;
4. Dokumen pelaksanaan harus lengkap dan sesuai dengan kebutuhan;
5. Distribusi dokumen dari BPS Kabupaten/Kota ke petugas harus tepat,
tidak ada kekeliruan dalam pengalokasian jumlah maupun tujuannya.
B. Pencacahan
1. Kesiapan petugas dalam menerapkan strategi lapangan harus maksimal.
2. DSBS dikirim ke BPS Kabupaten/Kota lebih awal karena DSBS digunakan
sebagai daftar alokasi tugas dan pengaturan strategi pencacahan
lapangan;
3. Pelaksanaan pencacahan lapangan harus sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang telah ditetapkan;
4. Penanganan hasil lapangan harus berjalan efektif, seperti pengiriman
dokumen yang dilakukan secara bertahap atau penjemputan dokumen
secara bertahap dari lapangan;
C. Pasca Pencacahan
1. Hasil pencacahan harus berkualitas dan benar-benar menggambarkan
kondisi sosial ekonomi penduduk pada wilayah pencacahan. Hal ini
dilakukan dengan pemeriksaan dokumen;
2. Monitor kualitas pemutakhiran perlu dilakukan oleh BPS Provinsi dan BPS
Pusat, sebagai bahan evaluasi hasil pemutakhiran.
3. Kegiatan receiving-batching, dan editing-coding harus sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan;
4. Seluruh kegiatan editing-coding menjadi tanggung jawab Fungsi IPDS
BPS Kabupaten/Kota sebelum dilakukan entri data;
5. Pengecekan kualitas hasil pengolahan dilakukan dengan menggunakan
tabel pengecekan data seperti yang disediakan dalam program entri data.
Receiving- Editing-
Entri Data
batching coding
1. Receiving-batching
Merupakan kegiatan penerimaan dan pengelompokkan dokumen hasil
pencacahan.
2. Editing-coding
Dokumen yang telah melalui proses receiving-batching selanjutnya
dilakukan proses edit dan pemeriksaan isian kode. Kegiatan receiving-
batching dan editing-coding merupakan tanggung jawab Fungsi IPDS
BPS Kabupaten/Kota.
3. Entri
Seluruh dokumen hasil pencacahan di-entri di BPS Kabupaten/Kota.
Penanggung jawab kegiatan ini adalah Fungsi IPDS BPS Kabupaten/Kota.
4. Pengiriman hasil entri ke BPS Provinsi
Hasil entri data di BPS Kabupaten/Kota dikirimkan secara bertahap ke
BPS Provinsi.
5. Kompilasi dan validasi data di BPS Provinsi
Hasil entri data dari seluruh BPS Kabupaten/Kota yang ada di setiap provinsi
dikompilasi oleh Fungsi IPDS BPS Provinsi, dicek dan divalidasi oleh Fungsi
Statistik Sosial BPS Provinsi, kemudian dikirimkan secara bertahap ke BPS
Pusat.
6. Data yang telah clean dikirim ke BPS Pusat oleh Fungsi IPDS BPS Provinsi.
Jumlah Jumlah
Kode Innas dari Innas Jumlah
Provinsi
Provinsi BPS dari BPS Innas
Kab/Kota Provinsi
(1) (2) (3) (4) (5)
11 ACEH 23 2 25
12 SUMATERA UTARA 33 2 35
13 SUMATERA BARAT 19 2 21
14 RIAU 12 2 14
15 JAMBI 11 2 13
16 SUMATERA SELATAN 17 2 19
17 BENGKULU 10 2 12
18 LAMPUNG 15 2 17
19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 7 2 9
21 KEPULAUAN RIAU 7 2 9
31 DKI JAKARTA 6 2 8
32 JAWA BARAT 27 2 29
33 JAWA TENGAH 35 2 37
34 DI YOGYAKARTA 5 2 7
35 JAWA TIMUR 38 2 40
36 BANTEN 8 2 10
51 BALI 9 2 11
52 NUSA TENGGARA BARAT 10 2 12
53 NUSA TENGGARA TIMUR 22 2 24
61 KALIMANTAN BARAT 14 2 16
62 KALIMANTAN TENGAH 14 2 16
63 KALIMANTAN SELATAN 13 2 15
64 KALIMANTAN TIMUR 10 2 12
65 KALIMANTAN UTARA 5 2 7
71 SULAWESI UTARA 15 2 17
72 SULAWESI TENGAH 13 2 15
73 SULAWESI SELATAN 24 2 26
74 SULAWESI TENGGARA 17 2 19
75 GORONTALO 6 2 8
76 SULAWESI BARAT 6 2 8
81 MALUKU 11 2 13
82 MALUKU UTARA 10 2 12
91 PAPUA BARAT 13 2 15
94 PAPUA 29 2 31
TOTAL INDONESIA 514 68 582
Jumlah
Kode
Kode Sampel Jumlah Jumlah Jumlah
Kab/ Kabupaten/Kota
Provinsi Blok PCL PML Petugas
Kota
Sensus
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
11 01 KABUPATEN SIMEULUE 11 6 3 9
11 02 KABUPATEN ACEH SINGKIL 11 6 3 9
11 03 KABUPATEN ACEH 13 7 4 11
SELATAN
11 04 KABUPATEN ACEH 13 7 4 11
TENGGARA
11 05 KABUPATEN ACEH TIMUR 15 8 4 12
11 06 KABUPATEN ACEH TENGAH 13 7 4 11
11 07 KABUPATEN ACEH BARAT 13 7 4 11
11 08 KABUPATEN ACEH BESAR 15 8 4 12
11 09 KABUPATEN PIDIE 16 8 4 12
11 10 KABUPATEN BIREUEN 15 8 4 12
11 11 KABUPATEN ACEH UTARA 16 8 4 12
11 12 KABUPATEN ACEH BARAT 12 6 3 9
DAYA
11 13 KABUPATEN GAYO LUES 11 6 3 9
11 14 KABUPATEN ACEH 14 7 4 11
TAMIANG
11 15 KABUPATEN NAGAN RAYA 12 6 3 9
11 16 KABUPATEN ACEH JAYA 11 6 3 9
11 17 KABUPATEN BENER 12 6 3 9
MERIAH
11 18 KABUPATEN PIDIE JAYA 12 6 3 9
11 71 KOTA BANDA ACEH 14 7 4 11
11 72 KOTA SABANG 7 4 2 6
11 73 KOTA LANGSA 13 7 4 11
11 74 KOTA LHOKSEUMAWE 13 7 4 11
11 75 KOTA SUBULUSSALAM 10 5 3 8
11 TOTAL PROVINSI ACEH 292 153 81 234
12 01 KABUPATEN NIAS 11 6 3 9
12 02 KABUPATEN MANDAILING 16 8 4 12
NATAL
12 03 KABUPATEN TAPANULI 14 7 4 11
SELATAN
12 04 KABUPATEN TAPANULI 14 7 4 11
TENGAH